Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

MATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN

HASIL MONITORING DAN EVALUASI SEMESTER I TAHUN Bandung, 25 Agustus 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

Perluasan Cakupan Peserta & Peningkatan Kolektabilitas Iuran Jaminan Sosial Bidang Kesehatan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. IV.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah Administrasi. 1. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta Dan Kabupaten Sleman

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Buku Saku FAQ. (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

RENCANA PELAKSANAAN SJSN MELALUI BPJS KESEHATAN DI KOTA BANDUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.

ISU STRATEGIS, TANTANGAN DAN KENDALA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN. Dewan Jaminan Sosial Nasional

Tanya-Jawab Lengkap. BPJS Kesehatan. e-book gratis KOMPILASI OLEH: MAJALAHKESEHATAN.COM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dr.. Chazali H. Situmorang, Apt, Msc.PH Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta, 7 Nopember 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Buku Saku FAQ. (Frequently Asked Questions) BPJS Kesehatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peran DJSN Dalam Tata Kelola Jaminan Kesehatan Nasional. Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional

PERANAN DJSN DALAM KAJIAN DAN USULAN PEMBIAYAAN JKN YANG TEPAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia. Pengetahuan merupakan hasil

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Dewan Jaminan Sosial Nasional

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

IMPLEMENTASI PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM SISTEM PEMBAYARAN E KLAIM BPJS KESEHATAN DR BIMANTORO R, AAK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

Implementasi Program Jaminan Sosial untuk Pekerja Indonesia

SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) - BPJS KESEHATAN KOMUNITAS 2015

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

DR.Dr.Sutoto,M.Kes** *Disampaikan Pada Konggres ke XXI dan Hospital Expo ke XXV,Jakarta. Oktober 2012 **Ketua Umum PERSI Pusat

Presentasi Rapat Kerja RUU BPJS. 7 September 2011

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) )

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 15 TAHUN 2014

PENGELOLAAN, MONITORING DAN EVALUASI ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA BPJS KESEHATAN. bpjs-kesehatan.go.id

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

PERAN IDI DALAM MELAKSANAKAN KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA TERKAIT PROSES VERIFIKASI BPJS

SEKILAS MENGENAI BPJS KESEHATAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

MEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung

7. Apa yang dimaksud dengan PBI (Penerima Bantuan Iuran) Jaminan Kesehatan?... 6

SEPUTAR BPJS KESEHATAN

Peta Jalan Menuju JAMINAN KESEHATAN NASIONAL didukung oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

KESIAPAN PT. JAMSOSTEK (Persero) MENUJU BPJS KETENAGAKERJAAN

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

Kebijakan Pemerintah Daerah dalam Perluasan cakupan peserta dan peningkatan kolektabilitas Iuran Jamsos Bid. Ketenagakerjaan

Isu Faktual Pelaksanaan Jaminan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

URGENSI PENGUATAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DENGAN STANDARISASI UPAH NASIONAL OLEH SUBIYANTO,SH ANGGOTA DJSN RI UNSUR PEKERJA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL:

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

Transformasi BPJS 2. September 2011

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Transkripsi:

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia AHMAD ANSYORI Dewan Jaminan Sosial Nasional Padang, 26 Juni 2015 1

SJSN SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial untuk kepastian perlindungan dan kesejahteraan bagi seluruh penduduk TUJUAN SJSN bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya apabila terjadi hal-hal yg mengakibatkan kehilangan/ berkurangnya pendapatan karena sakit, kecelakaan keja, kehilangan pekerjaan, memaski usia lanjutatau pensiun ASURANSI SOSIAL Suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggotakeluarganya. 2

Sinkronisasi penyelenggaraan program jaminan sosial yang ada, dengan 3 asas, 9 prinsip, dan 5 program SJSN diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagai Badan Hukum Publik Untuk penyelenggaraan SJSN dibentuk Dewan Jaminan Sosial Nasional 3

4

5

6

7

1. JAMINAN KESEHATAN 2. JAMINAN KECELAKAAN KERJA 3. JAMINAN KEMATIAN 4. JAMINAN HARI TUA 5. JAMINAN PEN SIUN 8

PAKET MANFAAT JKN*) YANKES DIJAMIN 1. Yankes Tk Pertama TIDAK DIJAMIN a. b. 2. Yankes Rujukan Tk Lanjutan a. Rawat Jalan b. Rawat Inap c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. *) Perpres No. 12 Pasal 22 & 25 PENYELENGGARAAN JKN SESUAI UU SJSN & BPJS pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku; pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat; pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja; pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas; pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri; pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik; pelayanan untuk mengatasi infertilitas; pelayanan meratakan gigi (ortodonsi); gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol; gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment); pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen); alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; perbekalan kesehatan rumah tangga; pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah; biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah (preventable adverse events); dan biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan. 9

PROGRAM MANFAAT Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Peserta yang mengalami kecelakaan kerja berhak mendapatkan manfaat berupa pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan mendapatkan manfaat berupa uang tunai apabila terjadi cacat total tetap atau meninggal dunia. Jaminan Hari Tua (JHT) Manfaat JHT berupa uang tunai dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap. Besarnya manfaat JHT ditentukan berdasarkan seluruh akumulasi iuran yang telah disetorkan ditambah hasil pengembangannya. Jaminan Pensiun (JP) Manfaat JP berwujud uang tunai yang diterima setiap bulan sebagai : pensiun hari tua; pensiun cacat; pensiun janda/duda; pensiun anak; dan pensiun orang tua. Jaminan Kematian (JKm) Manfaat JKm berupa uang tunai dibayarkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah klaim diterima dan disetujui BPJS Ketenagakerjaan *) Sumber : UU SJSN Ps. 18 s/d 46 Diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah

DJSN berfungsi merumuskan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan SJSN DJSN bertugas : Melakukan penelitian & kajian Mungusulkan kebijakan investasi Mengusulkan anggaran PBI DJSN berwewenang melakukan Monev UU BPJS UU SJSN Untuk penyelenggaraan SJSN dibentuk DJSN, dan bertanggung jawab kepada Presiden DJSN menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi SJSN setiap 6 bulan Mengusulkan PAW anggota Dewan Pengawas dan Direksi Menerima tembusan Laporan Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Memberikan konsultasi kepada BPJS tentang Bentuk dan Isi Laporan Pengelolaan Program DJSN sebagai pengawas eksternal 11

DJSN mempunyai kewenangan untuk melakukan monitoring dan evaluasi K/L DJSN melakukan pengawasan eksternal terhadap BPJS DJSN DJSN PROGRAM BPJS MASY OJK BPK

Badan hukum publik Bertanggung jawab ke Presiden Berkedudukan dan berkantor pusat di ibukota negara RI, dan dapat mempunyai Kantor perwakilan di Provinsi dan kantor cabang di Kabupaten/Kota 15

Tugas Fungsi Menyelenggarakan program JK, JKK, JKm, JHT, JP Melakukan dan/atau menerima pendaftaran Peserta Memungut dan mengumpulkan iuran dari Peserta dan Pemberi Kerja Menerima Bantuan Iuran dari Pemerintah Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan Peserta Mengumpulkan dan mengelola data Peserta program jaminan sosial Membayar manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial ; dan Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial kepada Peserta dan masyarakat 14

15

16

17

1. Peserta tidak boleh dirugikan. Manfaat tidak boleh berkurang. 2. Pelayanan bagi Peserta lama tidak terhenti 3. Satu peserta membayar untuk setiap program 4. Ada kepastian dalam investasi 4 BUMN yg sedang berjalan sesuai dengan peraturan perundangundangan 5. Proses pengalihan aset dan dana jaminan sosial dilakukan dengan prinsip kehati-hatian 6. Tidak boleh ada Pemutusan Hubungan Kerja 18

19

20

21

PT (Persero) BPJS Badan Hukum Privat (PT) ; UU No. 19/2003 : BUMN UU No. 40/2007 : PT Badan Hukum Publik ; UU No. 40/2004 : SJSN UU No. 24/2011 : BPJS Profit oriented Nirlaba Deviden disetor ke negara Tidak ada deviden Komisaris dan Direksi Dewan Pengawas dan Direksi RUPS Non RUPS Keuntungan untuk pengembangan program dan manajemen Hasil pengembangan dana jamsos untuk pengembangan program dan sebesar-besarnya kepentingan peserta Pengawasan eksternal oleh BPK Pengawasan eksternal oleh BPK, DJSN dan OJK 22

1. DJSN melakukan Monev di 6 Lokasi (Aceh, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua) 2. Cakupan kepesertaan JKN s/d April 2015 mencapai 143.090.641 jiwa atau 56% penduduk. 3. Fasilitas kesehatan yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sejumlah 19.110 FKTP dan 1.754 FKRTL (diantaranya 712 RS Swasta). Rasio peserta terhadap FKTP mencapai 7.387,7 peserta per FKTP (kendalanya pada persebaran FKTP tersebut yang tidak merata) 25

4. Berbagai catatan temuan pelaksanaan JKN, yakni: a. Puskesmas belum sepenuhnya mampu menegakkan 155 diagnosa karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana b. Masih terdapat Puskesmas belum menggunakan aplikasi P-Care untuk program JKN (verifikasi kepesertaan dan kendali mutu pelayanan kesehatan) c. Ketersediaan obat terbatas dikarenakan hambatan dalam distribusi dan proses pengadaan d. Belum optimalnya mekanisme program rujuk balik, sehingga pasien menumpuk di RS e. Dana Kapitasi belum dapat digunakan dengan optimal untuk pengadaan obat 26

f. Pembagian jasa medis tenaga kesehatan di Puskesmas belum terlaksana karena masih menunggu regulasi daerah g. Pembagian jasa medis untuk tenaga kesehatan di rumah sakit belum terlaksana karena masih menunggu regulasi daerah h. Perlunya meningkatkan kerjasama dengan fasilitas kesehatan swasta i. Jamkesda perlu segera didorong untuk berintegrasi dengan BPJS Kesehatan j. Adanya diskriminasi kepesertaan bagi PBPU k. Penerapan Sanksi bagi PBPU dan BU l. Indikasi Fraud dalam pelayanan kesehatan m. Masih banyak peserta yang belum memahami prosedur pelayanan JKN 27

1. Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan merupakan program negara untuk melindungi para pekerja dan keluarganya 2. BPJS Ketenagakerjaan belum dikenal oleh masyarakat luas, diperlukan strategi dan upaya yang lebih keras dari BPJS Ketenagakerjaan dan dukungan dari pemerintah daerah untuk perluasan kepesertaan 3. Hasil sementara survey yang dilakukan DJSN pada semester I tahun 2015 terhadap 1000 responden di 4 lokasi, sebanyak 56,81% responden mengetahui transformasi PT Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan. Sementara itu hanya 28,56% responden mengetahui bahwa 1 Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan beroperasi penuh. 28

1. Prinsip SJSN menekankan pada kehati-hatian dalam penyelenggaraan Jaminan Sosial. Kajian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengindikasikan beberapa titik potensi terjadinya korupsi, diantaranya adalah Fraud pada pembayaran klaim BPJS ke fasilitas kesehatan dan Fraud dalam kepesertaan. Untuk itu BPJS Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan harus memperhatikan prinsip kehati-hatian ini; 2. Perlunya penguatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, klinik, dokter perorangan) dari pemerintah daerah, pihak FKTP, BPJS Kesehatan, dan pemangku kepentingan terkait untuk mengoptimalkan peran sebagai gate keeper; 3. Perlunya penyempurnaan sejumlah regulasi untuk kelancaran pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional; 4. BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan harus proaktif dalam melakukan sosialisasi jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan kepada masyarakat; 29

5. BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan perlu menerapkan strategi rekruitmen kepesertaan yang tepat agar target universal health coverage (UHC) Jaminan Kesehatan Nasional dan perluasan kepesertaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dapat tercapai;dan 6. BPJS Kesehatan perlu terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk peningkatan pelayanan kepada peserta dan fasilitas kesehatan. 30

1. Penerima Bantuan Iuran 86,4 juta 2. Bukan Penerima Bantuan Iuran a. Eks Askes/TNI/POLRI : Total 19.417.763 1) PNS 11.734.423 2) TNI/POLRI/PNS Kemhan/POLRI 2.661.424 3) Pejabat Negara 9.065 4) Pegawai Pemerintah Non PNS 202.531 5) Penerima Pensiun 4.378.533 6) Veteran 429.082 7) Perintis Kemerdekaan 2.705 31

b. PPU BU : Total 15.389.720 c. Individu : Total 11.884.389 d. Integrasi Jamkesda : Total 9.998.769 Total Keseluruhan Peserta JKN 143.090.641 32

33

1. Tenaga Kerja a. JKK b. JHT c. JKm 2. Perusahaan a. JKK b. JHT c. JKm 13.658.107 12.911.467 13.658.107 263.457 260.587 263.457 34

Untuk informasi lebih lanjut dan pelayanan pengaduan implementasi SJSN dapat menghubungi Sekretariat DJSN : 0822-21-500500 contact@djsn.go.id sekretariatdjsn@gmail.com Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Lantai IV Jalan Medan Merdeka Barat No.3 Jakarta Pusat - 10110 DJSN500500 Jakarta 10000 35

Terima Kasih 36