PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PENGOPERASIAN SISTEM SARANA PENUNJANG TAHUN Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SOLAR UNTUK OPERASI BOILER, GENERATOR SET DAN FORKLIFT SELAMA TAHUN Atam Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

PERANCANGAN KETEL UAP PIPA API JENIS SCOTCH KAPASITAS. 10 TON UAP Jenuh/jam TEKANAN 15 Kg/cm 2 TUGAS AKHIR

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

No. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP

PENGOPERASIAN SISTEM AIR ElEBAS MINERAL SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF. Sri Maryanto Pusat Teknologi Limbah RAdioaktif, BATAN

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN SERVICE & DOMESTIC WATER SYSTEM SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN PENAMBAHAN AIR PADA SISTEM PENYEDIA MEDIA DAN ENERGI

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

1. Bagian Utama Boiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PERAWATAN SISTEM ELEKTRIK BURNER UNIT INSENERASI. Sayogo Supriantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

MENAIKKAN EFISIENSI BOILER DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG UNTUK PEMANAS EKONOMISER

PERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

MAKALAH UTILITAS FIRE TUBE BOILER. Disusun oleh : Irfan Arfian Maulana ( ) Sintani Nursabila ( )

ANALISA EFISIENSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON/JAM TEKANAN KERJA 20 BAR DI PABRIK KELAPA SAWIT

OPTIMALISASI PENGOPERASIAN SISTEM PENYEDIA MEDIA & ENERGI. Maryudi Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

RINGKASAN BAKING AND ROASTING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN DASAR TEORI

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEBUTUHAN BAHAN BAKAR TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN UAP

BOILER MINI TEKANAN RENDAH BERBAHAN BAKAR SAMPAH PERKEBUNAN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PEMBEBANAN GENERATOR PADA PERFORMA SISTEM ORGANIC RANKINE CYCLE (ORC)

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan

UNJUK KERJA POMPA SIRKULASI SEBAGAI PENUNJANG OPERASI CHILLED WATER SYSTEM TAHUN Maryudi, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

PERFORMANSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 18 TON/JAM DI PKS MERBAUJAYA INDAHRAYA

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

BAB II STUDI LITERATUR

BAB III LANDASAN TEORI

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

SKRIPSI PERANCANGAN BURNER KETEL UAP PIPA API BERBAHAN BAKAR OLI BEKAS. Oleh : Maramad Saputra Nara

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (Analisa Sistem Termal Boiler Furnace dan Kinerja Turbin Uap)

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Sri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

ANALISA PERFORMANSI KETEL UAP DENGAN KAPASITAS 260 TON/JAM DAN TEKANAN 86 BAR DI UNIT 3 PADA PLTU SEKTOR PEMBANGKIT BELAWAN

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER

Rancang Bangun Alat Pengering Pakan Ikan Dengan Sistem Pemanas Konveksi Paksa

BAB III PROSES PEMBAKARAN

ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN ABSTRAK PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN - PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR. Telah dilakukan pengoperasian boiler untuk menunjang proses evaporasi limbah radioaktif cair di Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif ( IPLR ). Uap jenuh ( saturated steam ) dari boiler digunakan sebagai pemanas pada proses evaporasi limbah radioaktif cair. Untuk menghasilkan uap panas lanjut (superheated steam) digunakan ketel uap yang dioperasikan pada tekanan 8,3 Kg/cm 2 dan suhu 60 o.c. Boiler dioperasikan dengan cara menghidupkan pompa bahan bakar, burner dan blower udara. Pada operasi boiler, uap panas yang dihasilkan 8.950.000 BTU/jam dengan kapasitas 2348 kg/jam dan digunakan evaporator untuk mengkonsentrasikan limbah radioaktif cair dari volume 50 m 3 menjadi m 3 selama 72 jam operasi. Pada kondisi uap dengan spesifikasi di atas masih mampu digunakan untuk proses evaporasi limbah radioaktif cair. Kata Kunci : Pengoperasian boiler, Uap, Evaporasi limbah cair ABSTRACT OPERATION OF BOILER AS PROVIDER OF EVAPORATION ENERGY FOR LIQUID RADIOACTIVE WASTE TREATMENT IN EVAPORATOR. Boiler operation as steam generator has been performed to support the treatment of liquid radioactive waste using evaporator at the Radioactive Waste Management Instalation ( RWI ). Saturated steam from the boiler is used as heating medium in evaporation of liquid waste. To produce saturated steam, the boiler was operated at pressure of 8.3 kg/ cm 2 and temperature of 60 0. C. Boiler was operated by turning on fuel pump, burner, and blower. The boiler,produces 8,950,000 BTU/h steam at capacities of 2348 kg/h and it can be used by evaporator concentrate 50 m 3 radioactive waste to be m 3 during 72 hours operation. The condition of steam with that specification can be used for the evaporation process of liquid radioactive waste. Keywords : boiler, steam, liquid waste, evaporation PENDAHULUAN Pada Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif, Boiler digunakan sebagai alat pembangkit uap, selanjutnya energi uap dipergunakan untuk memanaskan 50 m 3 limbah radioaktif cair menjadi m 3 konsentrat. Energi panas boiler diserap oleh kisi kisi evaporator untuk menguapkan limbah. Kondensat uap dikembalikan ke system boiler sebagai air umpan boiler agar kerja boiler menjadi lebih effisien. Dengan perawatan dan pemanasan yang rutin maka kondisi boiler saat ini masih layak dan aman untuk dioperasikan, sebagai dasar keamanan operasi maka secara berkala boiler diperiksa dan diberi sertifikat layak opersai oleh Disnaker. DASAR TEORI Boiler yang digunakan di Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif ( IPLR ) adalah jenis pipa api sistem 4 aliran. Api ditimbulkan dari pembakaran semprotan 749

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 bahan bakar ( solar ) oleh burner ke ruang bakar, kemudian mengalir pada lorong pipa api utama, ke pipa-pipa api fase kedua dan ketiga selanjutnya menuju ke cerobong. Proses perpindahan panas terjadi sepanjang pipa api ke air secara radiasi, konduksi dan konveksi. Proses pembentukan uap terjadi akibat adanya perpindahan panas dari api secara radiasi ke dinding pipa, kemudian diteruskan secara konduksi pada pipa menuju dinding yang bersentuhan dengan air, selanjutnya dari diding pipa ke air yang paling dekat dengan pipa api. Akibatnya air yang paling dekat dengan pipa mengalami perubahan panas sehingga berat jenisnya akan turun akibatnya naik ke permukaan dan digantikan oleh air yang suhunya lebih dingin. Proses seterusnya terjadi secara berulang-ulang sehingga terjadi pembentukan uap. Effisiensi Boiler : η= x 00 % [ 3 ] Efisiensi Boiler sangat tergantung pada:. Kondisi pipa, terbentuk kerak dan jelaga akan membuat panas yang dibutuhkan menjadi lebih banyak karena pipa menjadi lebih tebal dengan koefisien perpindahan panas berbeda antara jelaga, pipa karbon steel dan kerak. 2. Kwalitas bahan bakar yang digunakan hubungan antara index diesel dan angka cethane sangat mempengaruhi kalor yang dihasilkan disamping juga kesempunaan perbandingan antara udara dan bahan bakar. TATA KERJA Bahan :. Solar 2. Air umpan yang telah dilunakkan 3. Garam untuk regenerasi water softener. Metode. Sebelum dilakukan pengoperasian sistem boiler perlu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut:. Start up - Pemeriksaan konfigurasi sistem pemipaan uap termasuk kedudukan katubkatub. - Pemeriksaan peralatan utama. Gelas penduga, 2. Katub pelepas tekanan 3. Bel atau sirine tanda bahaya - Pemeriksaan peralatan bantu.. Water softener, ph air harus 7 9 2. Pompa bahan bakar 3. Pompa air umpan 750

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 4. Surge Tank 5. Lifting Condensate Pump 6. Pompa penambahan bahan kimia 7. Deaerator Tank 2. Menghidupkan Boiler Boiler diisi air sampai pada level yang telah ditentukan dengan memutar switch power pada posisi on Boiler dihidupkan atau dioperasikan dengan memutar switch on pada panel boiler Setelah 0 menit operasi switch burner ditekan pada posisii main flame. Setelah tekanan telah mencapai 8,3 kg/cm 2 katub utama uap dibuka untuk distribusi uap ke evaporator. 3. Mematikan Boiler Switch boiler diputar pada posisi off Seluruh uap yang tersisa dikeluarkan dari dalam boiler Semua switch boiler dan pompa-pompa diputar pada posisi off. Diagram alir proses operasi sistem uap di IPLR ditunjukkan Gambar Keterangan :. Air baku dilunakkan dengan menggunakan resin kation di dalam Water Softener untuk menghilangkan mineral mineral dalam air. 2. Dalam Surge Tank air lunak dicampur dengan kondensat balik agar temperatur air isian menjadi lebih tinggi. 3. Kemudian air dimasukkan kedalam Deaerator Tank agar bebas dari kandungan oksigen yang berlebihan selanjutnya dipompa masuk boiler. 75

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 4. Bahan bakar dipompa dengan tekanan 7,5 bar menuju burner dan ruang bakar. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk produksi uap ( m ) dengan kapasitas 2348Kg/jam [ ] maka panas yang dibutuhkan untuk memproduksi uap : Q = m ( h uap h air umpan ).[ 4 ] Dimana : h = energy yang dibutuhkan pada suhu yang kita inginkan. Dari rumus diatas maka, temperature air masuk Boiler sangat mempengaruhi panas yang dibutuhkan untuk memproduksi uap, sehingga makin tinggi suhu air isian Boiler maka bahan bakar juga akan semakin hemat. Kegiatan pengopersian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Kegiatan operasi boiler yang telah dilaksanakan tahun 202 Kegiatan Persiapan operasi 2 Operasional alat 3 Perawatan 4 Pemanasan alat 5 Evaluasi 6 Pembuatan laporan Bulan 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 Pada tabel diatas dapat dilihat : Persiapan operasi hanya dilakukan pada awal tahun untuk menjamin dalam satu tahun operasi tidak menemui kendala. Operasional alat dilakukan tiap bulan, sesuai dengan permintaan bidang pengolahan limbah. Perawatan alat dilakukan tiap empat bulan sekali agar kondisi alat tetap terjaga. Pemanasan dilakukan agar kondisi alat tetap baik dan siap dioperasikan setiap saat. Evaluasi dan pembuatan laporan dilakukan tiap triwulan sekali sesuai jadwal. Hubungan antara tekanan dan temperatur uap dalam boiler ditunjukkan Tabel 3 dan Gambar 2 sedangkan konsumsi bahan bakar operasi boiler ditunjukkan Tabel 2 dan Gambar 3. 752

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 Tabel. 2 Hubungan antara konsumsi bahan bakar dengan lama operasi boiler No. Operasi boiler ( jam ) Konsumsi bahan bakar. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0 2 3 4 5 6 7 8 0 60 260 360 460 560 660 760 860 Tabel. 3 Hubungan antara Tekanan dan Temperatur dalam boiler [ 5 ] No. Tekanan ( bar ) Temperatur ( o C ). 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 0.. 2. 3.,5 2 3 4 6 8,3 30 40 50 60 70 90 00 0 20 30 40 50 60 0 9 8 7 6 5 4 3 2 0 Tekanan (bar) 0 20 40 60 80 00 20 40 60 Suhu (derajad celcius) Gambar 2. Hubungan antara tekanan dan temperature [ 5 ] Uap jenuh ( Saturated Steam ) dapat dicapai dengan menaikkan tekanan uap harus dinaikkan sampai 8,4 bar dan temperatur uap 60 0 C. Tekanan uap yang diijinkan pada pipa-pipa api adalah 2 bar, tekanan yang diijinkan ini akan 753

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 menurun seiring adanya penipisan pipa api akibat pembersihan kerak dan kavitasi air. Jika dengan uap jenuh ( saturated steam ) untuk memperoleh entalpi ( energi ) yang sama, maka pada keadaan ini tekanan operasi menjadi lebih tinggi, sehingga membahayakan. Penggunaan saturated steam lebih banyak menghasilkan air setelah uap keluar dari evaporator. Ketel uap menghasilkan panas 8 950 000 Btu/jam dengan kapasitas uap 2348 kg/jam,panas tersebut digunakan evaporator untuk mengkonsentrasikan limbah radioaktif cair dari 50m 3 menjadi m 3 dengan konsumsi bahan bakar 7 200 liter [ ] 60 konsumsi bahan bakar (liter) 40 20 00 80 60 40 20 0 0 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Gambar 3. Hubungan konsumsi bahan bakar dan waktu Pada Gambar 3. Terlihat bahwa konsumsi bahan bakar terbanyak pada satu jam pertama Saat operasi boiler pada tekanan bar hingga mencapai tekanan kerja yaitu 8,3 bar dibutuhkan kerja burner pada kondisi operasi penuh ( main flame ), karena air baku masih pada temperatur 30 o C. Hal tersebut mengakibatkan pemakaian bahan bakar menjadi relatif boros yaitu 60 liter tiap jam, tapi pada kondisi stady state pemakaian bahan bakar menjadi lebih ekonomis karena air isian boiler sudah dicampur dengan kondensat balik dengan temperatur campuran air isian menjadi 80 o C. KESIMPULAN Kegiatan pengoperasian sistim uap sebagai penunjang proses evaporasi limbah radioaktif cair radioaktif di IPLR dapat tercapai pada tekanan 8,3 bar. Dengan operasi dan perawatan yang teratur maka diperoleh unjuk kerja alat yang relatif baik serta pemakaian bahan bakar lebih hemat. DAFTAR PUSTAKA waktu (jam) []. WAHYATMOKO, Design and Calculation Steam Sytem, Jakarta 26 November 985 [2]. ARCHITEN, System Note Steam System, Jakarta, 985. 754

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 [3]. DJOKOSETYARDJO. M.J, Ketel Uap, PT. Pradnya Paramita, cetakan ke 3, 993 [4]. DJOJODIHARDJO HARDJONO, Dasar-dasar termodinamika Teknik, PT.Gramedia,985 [5]. WITONO HERI, Lookbook laporan harian operasi Boiler, 202 755

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 756