PENENTUAN BATAS DETEKSI (LOD) DAN BATAS KUANTITASI (LOQ) PADA PENGUKURAN FOSFAT (PO 4 -P) DALAM AIR TAWAR DENGAN METODE ASAM ASKORBAT

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

) DI PERAIRAN SUNGAI CITARUM DAN ANAK SUNGAINYA DENGAN METODE ASAM ASKORBAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KANDUNGAN N-NITRAT DAN ORTHOFOSFAT DI BIBILO DAN DAERAH BEBAS DANAU LIMBOTO, PROVINSI GORONTALO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

ANALISIS KADAR NITRAT DAN KLASIFIKASI TINGKAT KESUBURAN DI PERAIRAN WADUK IR. H. DJUANDA, JATILUHUR, PURWAKARTA

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KONSENTRASI ORTOFOSFAT DI DANAU TONDANO

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB IV METODE PENELITIAN

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Lampung Bandar Lampung, Mahasiswa Jurusan Kimia, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 35145

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

3 Metodologi Penelitian

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Pupuk SP-36 SNI

IV. METODOLOGI PE ELITIA

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Metodologi Penelitian

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

3 Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2. Daun Tempuyung

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

Transkripsi:

PENENTUAN BATAS DETEKSI (LOD) DAN BATAS KUANTITASI (LOQ) PADA PENGUKURAN FOSFAT (PO 4 -P) DALAM AIR TAWAR DENGAN METODE ASAM ASKORBAT Puji Purnama 1 dan Dyah Ika Kusumaningtyas 1 Calon Teknisi Litkayasa pada pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan-Jatiluhur Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan-Jatiluhur Teregistrasi I tanggal: 9 Januari 014; Diterima setelah perbaikan tanggal: 30 April 014; Disetujui terbit tanggal: 17 Juni 014 PENDAHULUAN Fosfat atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen (PO 4 3- ) yang sangat penting bagi mahluk hidup (Anonim, 013). Sumber fosfor di perairan berasal dari limbah industri, limbah domestik, aktivitas pertanian dan pertambangan batuan fosfat serta penggundulan hutan (Ruttenberg, 004 dalam Rumhayati, 010). Fosfor diperairan berada dalam bentuk senyawa fosfat, yang terdiri atas fosfat terlarut. Kelebihan fosfat di perairan menyebabkan peristiwa blooming alga yang merupakan indikator eutrofikasi perairan dengan akibatnya akan menurunkan konsentrasi oksigen di bawah permukaan perairan sehingga menyebabkan kematian biota air. Penentuan fosfat dapat ditentukan dengan berbagai macam metode diantaranya metode vanadomolibdofosforik, stannous chloride (SnCl) dan asam askorbat. Metode asam askorbat ini digunakan dalam rangka kegiatan untuk memenuhi persyaratan akreditasi laboratorium pengujian pada Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan (BPPKSI). Metode tersebut mempunyai batas deteksi terkecil/ Limit of detection (LOD). Batas deteksi (LOD) adalah jumlah terkecil analit (zat aktif) dalam sampel yang dapat dideteksi dan masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Fungsi dari LOD merupakan parameter uji batas suatu metode dalam jumlah terkecil dalam analisis. Batas kuantitasi/ Limit of Quantification (LOQ) adalah kuantitas terkecil analit (zat aktif) dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama atau ditentukan dengan tingkat presisinya. Fungsi dari LOQ merupakan parameter pada analisis renik (kecil) (Riyadi, 009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan batas deteksi dan batas kuantitasi metode pengukuran fosfat dalam air tawar secara asam askorbat. POKOK DAN BAHASAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April 014 di Laboratorium Kimia Air, Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan (BPPKSI), Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Metode pengukuran yang digunakan adalah SNI 06-6989.31-005 (Air dan Air Limbah-Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat). Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran batas deteksi dan batas kuantitasi secara asam askorbat dapat dilihat pada Tabel 1. Metode Analisa Prinsip metode penentuan fosfat secara asam askorbat adalah ammonium molibdat dan kalium antimonil tartrat bereaksi dengan fosfat membentuk kompleks antimonil fosfomolibdat dalam medium asam yang akan direduksi oleh asam askorbat menjadi kompleks biru-molibdenum (molybdenum blue) (Anonim, 005) Penentuan batas deteksi suatu metode berbedabeda tergantung pada metode analisis itu menggunakan instrumen atau tidak. Dalam metode asam askorbat, digunakan instrument spektrofotometer. Penentuan batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blanko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blanko tersebut. Prosedur Kerja 1) Langkah-langkah pembuatan larutan induk, larutan baku, dan larutan kerja fosfat a. Pembuatan Larutan Induk Fosfat, 500 mg/l PO 4 - P - Menimbang serbuk KH PO 4 (jika kemurnian 100%) sebanyak,195 gram 71

BTL. Vol.11 No. 1 Juni 013 : 71-75 Tabel 1. Alat dan bahan No Alat dan bahan Kegunaan Alat : 1 Spektrofotometri Menganalisa absorbansi larutan Buret (5ml) Mengukur volume larutan baku yang akan dijadikan larutan deret standar 3 Labu ukur (100ml) Mengencerkan larutan 4 Pipet Volumetri Memipet larutan/sampel air 5 Erlemeyer (100ml) Tempat untuk mencampurkan sampel dan pereaksi 6 Water steril Sebagai blanko atau pelarut 7 Ball pipet Menghisap larutan menggunakan pipet 8 Kuvet kaca Wadah larutan yang akan diukur dengan spektrofotometer Bahan : 9 Hablur kalium dihidrogen fosfat (KH PO 4 ) Bahan standar 10 Asam sulfat (H ) 5N Pereaksi 11 Ammonium Molibdate Pereaksi 1 Kalium antimonil tatrat Pereaksi 13 Asam askorbat Pereaksi 14 Penolphtaelin Pereaksi - Memasukkannya kedalam labu ukur 1000 ml - Melarutkannya dengan air bebas fosfat sampai tanda kemudian dikocok b. Pembuatan Larutan Baku Fosfat, 10 mg/l PO 4 -P - Memipet larutan induk fosfat sebanyak ml - Memasukkannya kedalam labu ukur 100 ml - Melarutkannya dengan air bebas fospat sampai tanda batas kemudian dikocok c. Pembuatan Larutan Kerja Fosfat (0; 0,; 0,4; 0,8; 1,0 mg/l PO 4 -P) - Memipet larutan fosfat sebanyak 0,0 ml; 5 ml; 10 ml; 0 ml; dan 5 ml larutan baku fosfat 10 mg/l PO 4 -P masing-masing ke dalam labu ukur 50 ml. - Melarutkannya dengan air bebas fospat sampai tanda batas kemudian dikocok. ) Langkah-langkah pembuatan kurva kalibrasi a. Mengoptimalkan spektrofotometer * > sesuai petunjuk penggunaan alat. b. Memipet masing-masing larutan kerja fosfat sebanyak 50 ml ke dalam erlemeyer. c. Menambahkan 1 tetes indikator PP pada larutan tersebut, jika berwarna merah tambahkan tetes demi tetes H warna merah hilang d. Menambahkan 8 ml larutan campuran pereaksi ke dalam larutan tersebut dan aduk sampai homogen * > mengoptimalkan spektrofotometer : 1. menyambungkan spektrofotometer ke aliran listrik, pastikan voltase listrik harus lebih besar dari pada voltase spektrofotometer.. Menekan tombol on/off untuk menghidupkan atau mematikan spektrofotometer. 3. Menunggu selama ±30 menit spektrofotometer mengkalibrasi secara otomatis e. Mengukur absorbansinya pada panjang sampai 30 menit. f. Mencatat absorbansinya pada formulir kerja. g. Membuat kurva kalibrasinya. h. Linieritas memenuhi kriteria jika r e 0,97 3) Langkah-langkah penentuan LOD a. Memipet air bebas fosfat sebanyak 50 ml b. Menambahkan 1 tetes indikator PP ke dalam larutan tersebut, jika berwarna merah tambahkan tetes demi tetes H warna merah hilang c. Menambahkan 8 ml larutan campuran pereaksi ke dalam larutan tersebut dan aduk hingga homogen d. Mengukur absorbansinya pada panjang sampai 30 menit e. Mencatat absorbansinya pada formulir kerja f. Menentukan konsentrasi fosfat yang terukur berdasarkan kurva kalibrasi standar blanko (mg/l) = (Absorbansi-a)/b nilai a dan b diperoleh pada persamaan garis y = a+bx g. Melakukan 7 kali pengulangan 7

h. Menentukan konsentrasi blanko rata-rata i. Menghitung standar deviasinya j. Menghitung nilai LOD LOD = blanko rata-rata + ( K*S ) Keterangan : K= Konstanta (3) * = kali (perkalian) S = simpangan baku/ standar deviasi dengan rumus sebagai berikut : i. Menentukan konsentrasi fosfat yang terukur berdasarkan kurva kalibrasi standar fosfat (mg/l) = (Absorbansi-a)/b nilai a dan b diperoleh pada persamaan garis y = a+bx Dihitung %RSD dan RSD horwirtz dengan rumus ( x x*) S ( n 1) X* = rata-rata X = Nilai konsentrasi n = Jumlah pengulangan S X X ( *) ( n 1) S RSD % RSDPercoba X * 1 0,5 log C RSDHorwitz / hitung ( Kantasubrata, 013 ) an S X 100 X * 4) Langkah-langkah penentuan LOQ a. Menentukan perkiraan nilai LOQ dengan rumus LOQ = blanko rata-rata + (K*S) Keterangan : K = Konstanta (5; 10 atau 15) * = kali (perkalian) S = Simpangan baku/standar deviasi (Rumus dapat dilihat pada langkahlangkah penentuan LOD) b. Membuat larutan fosfat dengan konsentrasi LOQ (mg/l) = konsentrasi blanko fosfat ratarata + 5*S Larutan tersebut dibuat dengan cara mengencerkan larutan standar fosfat 0, mg/ L. Nilai konsentrasi blanko rata-rata dan S diperoleh pada saat penentuan LOD. c. Memiper larutan tersebut sebanyak 50 ml dan memasukkannya kedalam erlenmeyer. d. Menambahkan 1 tetes indikator PP kedalam larutan tesebut, jika berwarna merah tambahkan tetes demi tetes H warna merah hilang. e. Menambahkan 8 ml larutan campuran ke dalam larutan tersebut dan aduk hingga homogennya. f. Mengukur absorbansinya pada panjang sampai 30 menit g. Melakukan 7 kali pengulangan h. Mencatat absorbansinya pada formulir kerja X* = rata-rata X = Nilai konsentrasi n = Jumlah pengulangan untuk C dalam 1% C = 0,01 untuk C dalam 1 ppm C= 10-6 LOQ dapat diterima apabila didapatkan nilai yang cermat/teliti (presisi) yang ditunjukkan dengan nilai %RSD percobaan < /3 RSD Horwitz / hitung. % RSD Percobaan yaitu % relative standar deviasi yang didapat dari hasil percobaan yang dilakukan. % RSD Horwitz / hitung yaitu % relative standar deviasi yang didapatkan dari hasil percobaan dengan perhitungan menggunakan persamaan Horwitz. (persamaan Horwitz dapat dilihat diatas pada rumus RSD Horwitz). LOQ tidak dapat diterima apabila %RSD > /3 RSD Horwitz / hitung, agar LOQ diterima maka konsentrasi dinaikkan dengan menambah nilai konstanta menjadi 10 atau 15 sampai diperoleh nilai %RSD < /3 RSD Horwitz / hitung. Hasil dan Pembahasaan Hasil analisis menunjukan bahwa konsentrasi dan absorbansi larutan standar fosfat memiliki hubungan berbanding lurus yang ditunjukkan dengan bertambahnya intensitas warna biru dari larutan standar fosfat konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi (Gambar 1). Kurva kalibrasi dengan 3 kali pengulangan memberikan hasil koefisien korelasi (r)=1dengan persamaan regeresi y = 0,633x + 0,000. Persamaan 73

BTL. Vol.11 No. 1 Juni 013 : 71-75 regresi yang didapatkan selanjutnya digunakan untuk penentuan (LOD) dan (LOQ). Kurva kalibrasi dapat dilihat pada Gambar tersebut masih didapatkan nilai fosfat yang dapat terkuantitasi yang ditunjukkan dengan nilai %RSD percobaan lebih kecil dari /3 RSD Horwitz/hitung. Karena sudah didapatkan nilai yang terkuantisasi, maka pengukuran selanjutnya tidak perlu dilakukan pada konsentrasi fosfat yang lebih tinggi. Batas kuantisasi (LOQ) metode penentuan fosfat secara asam askorbat di BPPKSI adalah sebesar 0,005 mg/ L. Tabel 3. Hasil pengukuran LOQ No Abs C (mg/l) Keterangan 1 0,005 0,007911 Gambar 1. Larutan deret standar fosfat dari konsentrasi rendah ke tinggi (kiri ke kanan) Gambar. Kurva kalibrasi fosfat Hasil penelitian didapatkan nilai LOD metode penentuan fosfat secara asam askorbat di BPPKSI sebesar 0,0031 mg/l (Tabel ). fosfat di bawah 0,0031 mg/l tidak dapat terdeteksi. Hasil Pengukuran LOQ disajikan pada Tabel 3. Penentuan LOQ dilakukan dengan mencoba pada larutan dengan konsentrasi fosfat 0,005 mg/l (konsentrasi blanko rata-rata + 5 S). Pada konsentrasi Tabel. Hasil pengukuran LOD Absorbansi No (mg/l) 1 0,000 0,000 0,000 0,000 3 0,001 0,001 4 0,000 0,000 5 0,000 0,000 6 0,001 0,001 7 0,001 0,001 blanko rata-rata = 0,000677 S = 0,000844 LOD = 0,0031 0,005 0,007911 3 0,005 0,007911 4 0,005 0,007911 5 0,006 0,009494 6 0,005 0,007911 7 0,006 0,009494 S 0,00077 Rata-rata 0,008363 %RSD percobaan 9,31 RSD Horwitz/hitung 3,9 /3 RSD Horwitz/hitung 1,915 Tabel 4. Hasil pengukuran LOQ No fosfat yang diukur = blanko ratarata + 5 S = 0,005 mg/l 1 0.013 0.011 3 0.011 4 0.011 5 0.011 6 0.01 7 0.011 8 0.010 9 0.011 10 0.011 rata-rata 0.011 SD 0.00078881 %RSD percobaan 7.04951 RSD Horwitz/hitung 31.5 Sebagai perbandingan, telah dilakukan penentuan LOQ oleh Raharjo (011) pada organik fosfat, namun sayang tidak disebutkan metode yang digunakan. Hasil pengukuran LOQ diperoleh sebesar 0,010 mg/ L pada larutan dengan (konsentrasi blanko rata-rata + 10 S). Pada konsentrasi tersebut masih didapatkan 74

nilai organofosfat yang dapat terkuantitasi atau presisinya dapat diterima yang ditunjukkan dengan nilai %RSD percobaan < /3 RSD Horwitz/hitung. Nilai %RSD percobaan yang diapat yaitu sebesar 7,04951 sedangkan nilai RSD Horwitz/hitung sebesar 35,1 dan nilai /3 RSD Horwitz/hitungnya sebesar 0,975. Hasil pengukuran LOQ disajikan pada Tabel 4. Nilai LOD dan LOQ dari suatu lembaga laboratorium yang terakreditasi sangat penting, karena nilai tersebut menunjukkan bahwa laboratorium memiliki nilai presisi yang dapat diterima. KESIMPULAN Nilai LOD metode penentuan fosfat secara asam askorbat di BPPKSI sebesar 0,0031 mg/l. fosfat dibawah 0,0031 mg/l tidak dapat terdeteksi. Nilai LOQ metode penentuan fosfat secara asam askorbat di BPPKSI adalah sebesar 0,005 mg/l PERSANTUNAN Penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan untuk memenuhi persyaratan akreditasi laboratorium pengujian, BPPKSI yang dibiayai APBN TA 013. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Fayakun Satria, S.Pi, M.App.Sc. selaku kepala Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumber Daya Ikan yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam penulisan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 013. Ortofosfat. http://id.wikipedia.org/wiki/ Ortofosfat. Diakses pada tanggal 0 Mei 014. Anonim. 005. Standar Methods for the Examination of Water & Wastewater: American Public Health and Asociation (APHA). 1-1 s/d 10-55 Hal. Anonim. 005. Metode pengukuran yang digunakan adalah SNI 06-6989.31-005 (Air dan Air Limbah- Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat). BSN. Jakarta. 6 Hal. Kantasubrata. J. 013. Teknik Pemilihan Metode Pengujian Di Laboratorium. InhouseTraining. 15 Hal. Raharjo. T. J. 011. Pelatihan Tendik PLP Direktorat Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti Kementrian Pendidikan Nasional. http:// xa.yimg.com.../pengelolaan/metode/kerja. 48 Hal. Diakses pada tanggal 8 Juli 014. Riyadi. W. 009. Validasi Metode Analisis. http:// www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/ validasi-metode-analisis/. Diakses pada tanggal 0 Mei 014. Rumhayati.B.010. Studi Senyawa Fosfat dalam Sedimen dan Air menggunakan Teknik Diffusive Gradient in Thin Films (DGT). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya. http:// jurnal.unej.ac.id/index.php/jid/article/viewfile/9/ 64. Diakses pada tanggal 0 Mei 014. 75