BAB I PENDAHULUAN. milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahapan dalam siklus sel. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat an Nuh :

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan integritas membran sel, sehingga kondisi sel tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kultur jaringan hewan merupakan metode untuk memelihara sel hidup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

infeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) terhadap Kerusakan Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster yang Dipapar Etanol

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berbagai macam jaringan. Sebagian besar neuron ini berlokasi dalam otak (brain

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

I. PENDAHULUAN. maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

1 Universitas Kristen Maranatha

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai nyeri berat yang dapat mengganggu aktivitas. Nyeri dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

I. PENDAHULUAN. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1 Pembuatan Medium Kultur DMEM Lampiran 2 Pembuatan Larutan PBS Lampiran 3 Prosedur Pewarnaan HE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

VITAMIN E (α - TOKOFEROL) Dr. Inge Permadhi MS

BAB I PENDAHULUAN. biji. Setiap bagian tumbuhan akar, batang, daun dan biji memiliki senyawa

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit adalah jenis minyak goreng yang paling mendominasi

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam. glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

Mengganggu transport elektron pada Mitokondria

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Variasi konsentrasi ekstrak buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Kadar trigliserida dan kolesterol VLDL pada kelompok kontrol

II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah di dunia. Salah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari seduhan tanaman teh ( Camelia sinensis ). Secara umum teh

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem saraf merupakan struktur pusat pengaturan yang tersusun oleh milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan (Carlsson dkk, 2000). Sistem saraf terbagi menjadi dua tipe sel, yaitu neuron dan neuroglia. Neuron merupakan stuktur dasar dan unit fungsional pada sistem saraf (Fox, 2004). Sel neuroglia merupakan sel penunjang tambahan neuron yang berfungsi sebagai jaringan ikat dan mampu menjalani mitosis yang mendukung proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003). Proliferasi diperlukan dalam kondisi kultur untuk mengetahui metabolisme yang terjadi dalam sel seperti siklus pertumbuhan, respon sel terhadap antioksidan dan paparan zat toksik yang menyebabkan kerusakan pada sel. Kondisi kultur pada dasarnya memerlukan media dengan komponen pertumbuhan yang lengkap untuk mendukung kelangsungan hidup sel, tetapi komponen tersebut belum mampu untuk menjaga keseimbangan metabolisme pada sel terutama dari paparan zat toksik, sehingga diperlukan penyeimbang berupa antioksidan. Vitamin E (α-tokoferol) merupakan antioksidan yang melindungi membran sel dari proses oksidasi dan mempunyai kemampuan untuk mengurangi adanya suatu senyawa yang tidak seimbang dalam sel menjadi metabolit yang seimbang dengan cara memindahkan hidrogen fenolat yang ada pada atom karbon ke-6 cincin kromanol kepada radikal peroksil dari asam lemak tak jenuh ganda (Kumala, 1996). 1

2 Shirpoor et al., (2009) melaporkan bahwa vitamin E mampu melindungi perkembangan hippocampal dan cerebellum tikus yang diinduksi etanol. Penelitian lain oleh Then (2009) menunjukkan bahwa vitamin E dengan konsentrasi 10 µm mampu meningkatkan viabilitas dan mengurangi apoptosis sebesar 40% pada sel kultur primer neuron tikus setelah dipapar H 2 O 2 (Hidrogen peroksida) dengan konsentrasi 100 µm. Berdasarkan penelitian tersebut, vitamin E diketahui mampu meningkatkan viabilitas dan mengurangi kerusakan sel saraf otak yang terjadi karena paparan zat toksik. Sel saraf otak dalam kultur membutuhkan vitamin E untuk penyeimbang dari adanya zat toksik. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt. Alqur an surat al-mulk ayat 3 yang menjelaskan bahwa Allah Swt. menciptakan segala sesuatu dengan keadaan seimbang. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang? (Qs. al-mulk : 3). Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt. menciptakan segala sesuatu dengan seimbang. Keseimbangan tersebut juga harus dipenuhi oleh sel saraf otak dalam kondisi kultur terutama dari adanya paparan zat toksik seperti etanol, sehingga sel saraf otak tersebut mampu bertahan hidup dan berproliferasi. Etanol merupakan senyawa kimia yang termasuk golongan alkohol primer (C 2 H 5 OH) yang mampu memproduksi sejumlah radikal bebas dengan kadar yang tinggi, metabolisme etanol bekerja langsung di dalam sel dan menyebabkan kondisi kultur sel menjadi tidak seimbang. Permasalahannya saat ini, etanol

3 tersebut banyak digunakan sebagai bahan campuran dalam minuman dengan kadar tertentu dan jika dikonsumsi secara berlebihan maka keberadaan senyawa kimia tersebut dapat menjadi toksik yang berpotensi menyebabkan gangguan pada sistem koordinasi. Hasil penelitian Davies dan Vernadakis (1984), menjelaskan bahwa paparan etanol dengan konsentrasi 1%-2% dapat menghambat proliferasi sel glia khususnya astrosit pada tikus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penelitian mengenai pengaruh vitamin E (α-tokoferol) perlu dilakukan untuk meningkatkan proliferasi sel saraf otak dari paparan etanol. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana pengaruh pemberian vitamin E (α-tokoferol) terhadap kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas sel saraf otak hamster kultur primer yang dipapar etanol? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E (α-tokoferol) terhadap kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas sel saraf otak hamster kultur primer yang dipapar etanol.

4 1.4 Hipotesis Pemberian vitamin E (α-tokoferol) sebagai antioksidan berpengaruh terhadap kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas sel saraf otak hamster kultur primer yang dipapar etanol. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Secara Teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh vitamin E terhadap kerusakan, viabilitas, dan abnormalitas sel saraf otak hamster kultur primer yang dipapar etanol dan menambah khasanah pengembangan ilmu di bidang kultur jaringan hewan. 2. Secara aplikatif penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penelitian dasar bagi pengembangan metode kultur primer sel saraf otak. 1.6 Batasan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hewan coba yang digunakan adalah fetus hamster yang berumur 2 hari. 2. Organ yang diambil sel saraf otak hamster yang berumur 2 hari 3. Medium kultur yang digunakan yaitu DMEM (Dulbecco s Modified Eagle Medium) (Gibco, Burlington, ON 12800-017)

5 4. Vitamin E (α-tokoferol) Sigma T-3251 dengan konsentrasi 0, 25 µm, 50 µm, 75 µm, 100 µm, dan 125 µm yang dilarutkan dengan DMSO (Dimethil sulfoxide) dengan konsentrasi 0,2 %. 5. Etanol yang digunakan adalah etanol absolut dengan konsentrasi 10 mm dengan lama paparan 24 jam. 6. Parameter yang diamati adalah kerusakan, abnormalitas, dan viabilitas sel saraf otak hamster kultur primer.