BAB I PENDAHULUAN. Adanya persaingan dunia global yang semakin pesat akan mendorong

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. ada, penulis menggunkan desain penelitian kausal karena penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan semakin tingginya tuntutan peningkatan Pelayanan kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya yang mencakup. penyedia tenaga kerja yang bermutu, mempertahankan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan munculnya situasi kompetitif dalam rangka mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Kepuasan itu terjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik mengenai kepuasan kerja pada karyawan operasional tempat billiard

Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengoptimalkan fungsi manajemennya melalui sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menyukai segala sesuatu yang praktis, tetapi sekarang telah mengalami persaingan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mengendalikan biaya ketenagakerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. sukarela atau tidak dari suatu organisasi atau perusahaan (Robbins dan Judge. atas kerja sama antara Hay Group dan Centre for

BAB I PENDAHULUAN. yang dikehendaki, serta mempertahankan guru yang berkualitas.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat di dalam diri mereka. Sumber daya manusia juga harus

BAB I PENDAHULUAN. perilaku karyawan yang dimaksud adalah keinginan untuk keluar (intention to quit) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di era global saat ini terutama dalam memasuki tahun Masyarakat. Ekonomi ASEAN, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing ditengah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat pada masa sekarang. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pelanggan baru serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi, yaitu kumpulan dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu memegang peranan penting dalam suatu organisasi karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB II TINJAUAN TEORI. karyawan yang handal. Proses ini tidak hanya membutuhkan biaya dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi barang maupun jasa. Cascio (1998) menegaskan bahwa manusia

1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 7. Bonus (Departemen Khusus) 2. Tunjangan transportasi. 8. Service charge 3. Tunjangan kesehatan(bpjs) 9. Kantin 4.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. Chitose Internasional Tbk

BAB I PENDAHULUAN. PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company, Tbk merupakan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Arthur, 1994). Menurut Samad (2006) bahwa karakteristik pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya tergantung dari permodalan secara

BAB I PENDAHULUAN. penelitian & pengembangan (research & development) di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

I. PENDAHULUAN. Perusahaan pada era globalisasi, saat ini memiliki persaingan yang cukup ketat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi berusaha meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aktivitas penting dalam sebuah organisasi. Organisasi perlu me-manage sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Awalia Zulfi Rosadi, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya yang keberadaannya jauh lebih utama dan lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pencapaian tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap perusahaan yang merupakan sebuah organisasi bisnis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah human capital yang memandang sumber daya manusia atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

BAB I PENDAHULUAN. luas, menuntut suatu persaingan yang cukup ketat didalam dunia usaha. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Sumber daya manusia, dalam hal ini karyawan yang handal, mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Era Globalisasi membawa dampak pada perubahan-perubahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh. pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susan Setialestari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan kegiatan operasinya, manajemen perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umumnya mempunyai harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM yang ada (Ambarwati, 2002), karena itu Sumber daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

BAB1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusabaan yang penting, karena

I. PENDAHULUAN. Dunia bisnis dituntut untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu badan usaha tidak lepas dari faktor sumber daya manusia yang juga

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aset penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. sesuatu. Sebagaimana penjelasan Ajzen (2006) yang mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. PT X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya persaingan dunia global yang semakin pesat akan mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk bersaing dengan negara-negara lain, khususnya di negara-negara kawasan ASEAN. Melihat begitu pesatnya perkembangan dalam dunia kerja khususnya bidang sosial ekonomi serta semakin kerasnya persaingan di dunia global menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia, misalnya tuntutan akan perlunya karyawan yang terlatih dan konflik antara serikat kerja dengan manajemen, dibutuhkan pengelolaan manajemen sumber daya manusia yang baik. Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting dalam setiap proses produksi barang maupun jasa. Cascio (Novliadi, 2007) menegaskan bahwa manusia adalah sumber daya yang sangat penting dalam bidang industri dan organisasi. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya mencakup penyediaan tenaga kerja yang bermutu, memerhatikan kualitas sumber daya manusia, dan mengendalikan biaya ketenagakerjaan. Perkembangan manajemen perusahaan dewasa ini khususnya dalam manajemen sumber daya manusia dipacu dengan adanya tuntutan untuk lebih memerhatikan kebijaksanaan yang diterapkan perusahaan terhadap pekerjaannya. Kebijakan perusahaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan pekerja

2 akan membawa dampak buruk pada sikap kerja pekerjanya. Pekerja yang memiliki sikap kerja positif akan menampakkan produktivitas yang lebih tinggi daripada pekerja yang mempunyai sikap kerja yang negatif. Pekerja yang memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya akan rendah tingkat absensi dan pengunduran dirinya dan begitu juga sebaliknya, pekerja yang memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya maka akan tinggi tingkat absensi dan pengunduran dirinya (Novliadi, 2007). Keunggulan bersaing suatu perusahaan sangat bergantung pada perusahaan tersebut dalam mencapai kinerja yang optimal. Salah satu yang bisa mempengaruhi kinerja karyawan di sebuah perusahaan adalah kepuasan kerja karyawan terhadap pekerjaan yang sedang ia tekuni (Spector, 2000: 196). Kepuasan kerja bagi karyawan sangat diperlukan karena dapat meningkatkan produktivitas. Adanya ketidakpuasan para karyawan dalam bekerja akan membawa dampak yang kurang menguntungkan baik bagi perusahaan (misalnya kinerja karyawan menjadi turun) maupun bagi karyawan itu sendiri (misalnya karyawan tidak bisa mengembangkan ide kreatif yang dimilikinya). Berbagai upaya dilakukan oleh kalangan dunia industri untuk menciptakan produk yang berkualitas dan mampu bersaing di pasaran. Daya saing suatu perusahaan erat kaitannya dengan kualitas sumber daya. Sumber daya yang dimaksud bukan hanya berupa materi namun juga manusia sebagai tenaga kerja yang mendorong terjadinya produktivitas dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, kesadaran perusahaan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia pun akhir-akhir ini semakin tinggi. Berbagai upaya dilakukan perusahaan misalnya

3 dengan melakukan diklat (pendidikan dan pelatihan) kepada karyawan agar lebih terampil dalam bekerja dan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman agar para karyawan dapat menunjukkan kinerja optimal dan perusahaan dapat menciptakan produk yang mampu bersaing di pasaran. PT Ultrajaya adalah salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia untuk produk-produk susu dan jus buah yang berawal dari sebuah perusahaan susu di tahun 1950-an. Pertumbuhan pesat PT Ultrajaya berhasil diraih karena adanya sebuah filosofi sederhana yaitu Sebuah tekad untuk memproduksi produk dalam kemasan berkualitas tinggi memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia yang terus meningkat. Adanya filosofi tersebut telah membuat PT Ultrajaya sukses di masa lampau dan akan terus diterapkan di masa mendatang. PT Ultrajaya termasuk salah satu perusahaan di Indonesia yang memiliki jaringan distribusi yang paling luas, mencakup seluruh daerah di Indonesia mulai dari Sumatera di ujung barat hingga Papua ujung timur. Hal ini dapat dicapai oleh adanya sistem distribusi yang terdiri dari 2500 grosir yang bersama-sama melayani lebih dari 25000 toko ritel (toko modern dan tradisional), hotel, dan pelanggan distribusi. Jaringan distribusi ini juga didukung oleh jaringan penjualan PT Ultrajaya yang terdiri dari lebih 300 tenaga penjual, lebih dari 100 kendaraan, 9 depo dan kantor cabang di kota-kota besar serta ditambah lagi oleh beberapa distributor lokal. Pasar utama PT Ultrajaya adalah Indonesia dengan populasi 200 juta orang yang memiliki tingkat daya beli yang meningkat. Pasar domestik mencapai 90% dari total produksi perusahaan ini dan sejak tahun 1988

4 PT Ultrajaya mulai aktif memasuki pasar ekspor ke negara-negara tertentu (Ultrajaya, 2008). Sejak awal sampai berdirinya sekarang, PT Ultrajaya telah berkembang dengan pesat. Perkembangan yang pesat ini dapat dilihat dari perubahan perusahaan yang telah menjadi terbuka pada tahun 1990. Perusahaan terbuka atau dikenal dengan go public adalah suatu bentuk perusahaan di mana masyarakat memiliki kesempatan untuk membeli saham dari perusahaan dan memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut. Adanya bentuk perusahaan terbuka ini menuntut PT Ultrajaya untuk dapat berkembang lebih profesional. Perkembangan perusahaan ini juga turut menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Saat ini PT Ultrajaya memiliki 1612 orang karyawan yang terbagi ke dalam 9 divisi yaitu sales and distribution, marketing, manufacturing, personnel and general affairs, finance and accounting, information and technology, engineering, internal audit, dan management (Ultrajaya, 2009). Adapun jumlah karyawan dari tiap divisi adalah sebagai berikut. Tabel 1.1 Sumber Daya Manusia Per-30 November 2008 No Division No.of Personnel 1. Sales and Distribution 816 2. Marketing 16 3. Manufacturing 576 4. Personnel and General Affairs 91 5. Finance and Accounting 23 6. Information and Technology 16 7. Engineering 32 8. Internal Audit 13 9. Management 29 TOTAL 1612 Sumber: Ultrajaya, 2009

5 PT Ultrajaya mempekerjakan karyawan untuk tetap mendukung berjalannya perusahaan tersebut. Seperti yang diketahui bahwa tenaga kerja atau karyawan adalah sebagai satu kesatuan terkecil dari suatu perusahaan yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Setiap perusahaan, termasuk PT Ultrajaya pasti mengharapkan karyawannya dapat memberikan sumbangan semaksimal mungkin bagi perusahaan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Akan tetapi, di saat perusahaan berupaya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya biasanya tidak sedikit perusahaan yang tidak peduli akan kepuasan kerja dari karyawannya. Sampai saat ini PT Ultrajaya masih mengalami berbagai kendala dalam perkembangannya (Karmeliana, 2007). Salah satunya adalah penerapan Human Resource Management yang masih belum sempurna. Menurut Noe et al (2008: 4) Human Resource Management mengacu pada kebijakan, praktek, dan sistem yang mempengaruhi perilaku, sikap, dan performa karyawan. Adapun masalah lain yang dihadapi oleh PT Ultrajaya adalah masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Salah satu masalah sumber daya manusia yang dihadapi adalah angka turnover di perusahaan ini yang cukup tinggi yaitu 15% setiap tahunnya. Turnover juga terjadi di semua divisi yang ada di PT Ultrajaya. Divisi yang memiliki tingkat turnover yang paling tinggi adalah divisi manufacture, khususnya karyawan staf dari divisi ini. Pada divisi manufacture (produksi) PT Ultrajaya, para karyawannya mempunyai tugas menyiapkan bahan baku material dan processing sampai dengan penggudangan. Jumlah karyawan pada divisi manufacture (produksi) adalah 576 orang yang

6 terbagi kedalam tiga shift yaitu shift pagi (mulai pukul 07.00 sampai dengan 15.00), shift sore (mulai pukul 15.00 sampai dengan 23.00), dan shift malam (mulai pukul 23.00 sampai dengan 07.00). Bagi setiap perusahaan termasuk PT Ultrajaya, karyawan bagian manufacture (produksi) merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan sumber daya perusahaan yang lainnya. Karyawan bagian produksi memegang kendali dalam proses produksi. Dengan kata lain, lancar atau tidaknya sebuah proses produksi akan sangat bergantung pada karyawan pelaksana produksi tersebut. Di bawah ini adalah resume karyawan masuk dan keluar pada divisi manufacture PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. Tabel 2.2 Resume Karyawan Masuk dan Keluar pada Divisi Manufacture PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk Tahun Karyawan Masuk Total Tahun Karyawan Keluar Total 2005 2006 2007 Employee Subgroup a. UJ Associate b. UJ Manager c. UJ Officer d. UJ Operative e. UJ Supervisor 11 1 0 16 1 2005 Employee Subgroup a. UJ Associate b. UJ Manager c. UJ Officer d. UJ Operative e. UJ Supervisor 10 2 1 5 3 Total 29 Total 21 a. UJ Associate b. UJ Officer c. UJ Operative d. UJ Supervisor 5 0 21 4 2006 a. UJ Associate b. UJ Officer c. UJ Operative d. UJ Supervisor 7 1 5 4 Total 30 Total 17 a. UJ Associate b. UJ Officer c. UJ Supervisor 3 11 0 2007 a. UJ Associate b. UJ Officer c. UJ Supervisor Total 14 Total 8 Grand Total 73 Grand Total 46 Sumber: Karmeliana, 2007 4 2 2

7 Angka turnover yang tinggi akan merugikan perusahaan karena perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk mencari karyawan pengganti dan mengadakan pelatihan bagi karyawan tersebut. Terjadinya turnover merupakan suatu hal yang tidak dikehendaki oleh perusahaan. Turnover karyawan merupakan masalah klasik yang sudah dihadapi para pengusaha sejak era rovolusi industri. Kondisi lingkungan kerja yang buruk, upah yang terlalu rendah, jam kerja yang melampaui batas, dan tidak adanya jaminan sosial merupakan penyebab timbulnya turnover pada waktu itu. Perusahaan yang memiliki angka turnover yang tinggi mengindikasikan bahwa karyawan tidak betah atau tidak puas bekerja di perusahaan. Ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaannya akan menyebabkan karyawan tersebut menunjukkan perilaku kecewa yang pada akhirnya akan berdampak pada perilaku kerja mereka seperti datang terlambat ke kantor, tidak masuk kerja, mencuri barang milik perusahaan, menghindari sebagian dari tanggung jawab kerja mereka, bahkan keluar dari perusahaan. Namun, jika karyawan merasa puas dengan pekerjaannya, karyawan akan tetap bekerja (stay) di perusahaan tersebut dan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya sehingga pada akhirnya akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Hal itu juga dapat terjadi pada karyawan PT Ultrajaya. Bila karyawan merasa puas dengan pekerjaannya, akan menyebabkan karyawan merasa senang sehingga mereka akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya. Begitu pun sebaliknya, jika karyawan tidak puas dengan pekerjaannya,

8 karyawan tersebut akan menampilkan perilaku kecewa sebagai manifestasi dari rasa ketidakpuasannya. Pada tingkat individual, kepuasan kerja merupakan variabel yang paling sering diteliti dalam suatu model turnover (Kurniasari, 2004). Aspek kepuasan yang ditemukan berhubungan dengan keinginan individu untuk meninggalkan organisasi yang meliputi kepuasan akan upah dan promosi, kepuasan atas supervisi yang diterima, kepuasan dengan rekan kerja, dan kepuasan akan pekerjaan serta isi pekerjaan. Menurut Smith, Kendall, dan Hullin (Luthans, 1995) terdapat lima dimensi kepuasan kerja yang dapat mengungkapkan karakteristik penting mengenai pekerjaan yaitu pekerjaan itu sendiri (the work itself), gaji (pay), kesempatan untuk promosi (promotion opportunities), pengawasan (supervision), dan rekan kerja (coworkers). Dimensi-dimensi inilah yang nantinya akan mempengaruhi kepuasan dan ketidakpuasan karyawan dalam pekerjaannya. Adapun alasan sebagian besar karyawan PT Ultrajaya pindah kerja adalah karena mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di tempat lain dan mereka merasa gaji yang diterimanya saat ini belum mencukupi (Karmeliana, 2007). Selain itu, berdasarkan hasil interview yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2009, diketahui alasan yang menyebabkan karyawan dikeluarkan dari pekerjaannya adalah lebih disebabkan karena masalah intern yang berasal dari dalam diri karyawan, misalnya karyawan meminum barang produksi (susu) pada saat bekerja, absensi (di perusahaan terdapat aturan bahwa izin sakit hanya 1 hari akan tetapi ada saja karyawan yang memalsukan surat izin sakit dari dokter misalnya menjadi 3 hari), dan membawa barang produksi (susu) pulang.

9 Kepuasan kerja yang rendah dari individu mengarahkan individu tersebut untuk mempertimbangkan pekerjaan alternatif untuk mendapatkan kepuasan kerja yang tinggi. Setelah dilakukan berbagai macam pertimbangan terhadap pekerjaan alternatif, akan timbul kemungkinan pada individu untuk meninggalkan pekerjaannya atau mungkin saja tidak (Santoso, 2006). Keputusan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya ternyata tidak terjadi begitu saja. Keluar masuknya karyawan adalah pengukuran yang paling objektif dari kepuasan atau ketidakpuasan karyawan di sebuah organisasi atau perusahaan (Wardani, 2003). Mobley dkk (Adenis, 2005) menjelaskan konsep perilaku penarikan diri (withdrawal) melalui suatu model turnover yang diajukan pada tahun 1978. Mobley membuat suatu model yang menggambarkan tahapantahapan kognitif seseorang ketika ia hendak memutuskan apakah ia akan meninggalkan perusahaan tempatnya bekerja atau tetap bertahan di perusahaan tersebut. Adapun tahapan-tahapan kognitif yang dialami sebelum individu berhenti dari pekerjaannya adalah pikiran-pikiran untuk berhenti dari pekerjaannya (thinking of quitting), intensi untuk mencari alternatif pekerjaan lain (intention to search for another job), dan intensi untuk meninggalkan pekerjaan (intention to quit). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di 1.1 di bawah ini.

10 Job Satisfaction Age/tenure Thinking of quitting Intention to search Probability to find an acceptable alternative Intention to quit/ stay Sumber: Munandar, 2001 Gambar 1.1 Model Pengambilan Keputusan Turnover Mobley, Horner, dan Hollingsworth Quit/stay Model ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja berperan secara tidak langsung terhadap keluarnya tenaga kerja. Kepuasan kerja hanya berperan di tahap-tahap awal pengambilan keputusan. Oleh karena itu, dapat dikatakan puas atau tidak puasnya seorang pekerja terhadap pekerjaannyalah yang akan mempengaruhi seseorang berpikir untuk meninggalkan pekerjaan (thinking of quitting) atau tetap pada pekerjaannya. Hal inilah yang disebut withdrawal cognitions. Jika diteruskan ke tahap berikutnya, withdrawal cognitions inilah yang akan berkembang menjadi intensi untuk meninggalkan pekerjaannya atau bertahan di pekerjaannya tersebut (intent to quit or stay). Intensi untuk berhenti atau meninggalkan pekerjaan inilah yang akan membuat seorang karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya (turnover). Intensi merupakan suatu prediktor tunggal terbaik bagi perilaku yang akan dilakukan oleh seseorang. Oleh karena itu, intensi turnover merupakan prediktor terbaik terhadap gejala atau perilaku turnover. Intensi turnover adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara

11 sukarela menurut pilihannya sendiri (Kurniasari, 2004). Intensi turnover ada di bawah kontrol individu sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih cepat dan relatif mudah diprediksi dibandingkan dengan perilaku turnover-nya. Keinginan berpindah kerja mengacu pada hasil evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungannya dengan organisasi dan belum diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan organisasi. Adanya intensi turnover merupakan ciri yang menunjukkan adanya ketidakpuasan kerja dalam diri karyawan. Karyawan yang puas terhadap pekerjaannya, mereka akan merasa senang dan bahagia dalam melakukan pekerjaannya dan tidak berusaha mengevaluasi alternatif pekerjaan lain. Sebaliknya, bila karyawan merasa tidak puas dalam pekerjaannya maka mereka cenderung mempunyai pikiran untuk keluar, mengevaluasi alternatif pekerjaan lain, dan berkeinginan untuk keluar karena berharap menemukan pekerjaan yang lebih memuaskan. Adanya ketidakpuasan kerja akan mengakibatkan kinerja karyawan menjadi kurang optimal. Hal ini tentu akan merugikan perusahaan karena dengan adanya ketidakpuasan karyawan maka perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Intensi Turnover.

12 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan menjadi pusat dari penelitian adalah: 1. Seperti apa gambaran umum tingkat kepuasan kerja karyawan divisi manufacture PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk? 2. Seperti apa gambaran umum tingkat intensi turnover pada karyawan divisi manufacture PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk? 3. Apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui gambaran umum tingkat kepuasan kerja pada karyawan divisi manufacture PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk Di Bandung 2. Mengetahui gambaran umum tingkat intensi turnover pada karyawan divisi manufacture PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 3. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif sehingga berguna : 1. Bagi Bidang Ilmu Psikologi Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahasan atau referensi di bidang psikologi khususnya Psikologi Industri dan Organisasi.

13 2. Bagi Karyawan Adapun manfaat penelitian ini bagi karyawan adalah: a. Dapat digunakan untuk memperbaiki kepuasan kerja karyawan PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk sehingga pekerja akan merasa puas dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan b. Dengan adanya kepuasan kerja, diharapkan akan membantu mengurangi intensi turnover karyawan 3. Bagi Perusahaan Adapun manfaat penelitian ini bagi perusahaan adalah: a. Hasil penelitian kepuasan kerja dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi apa yang diinginkan oleh karyawan sehingga mampu menjembatani perbedaan persepsi dan pendapat antara perusahaan dan karyawan mengenai kepuasan kerja sehingga perusahaan akan lebih peduli terhadap kesejahteraan pekerjanya b. Pihak manajemen dapat mengetahui dan memonitor reaksi pekerja terhadap perubahan-perubahan dalam program dan kebijakan perusahaan c. Dengan mengetahui intensi turnover karyawan maka bisa dijadikan prediktor tunggal untuk mengetahui perilaku turnover karyawan sehingga para manager dapat menekan atau mengurangi perilaku turnover karyawan pada divisi manufacture PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

14 1.5 Hipotesis Dari rumusan masalah Apakah Ada Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Intensi Turnover maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut. H 0 : Tidak terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover H 0 : ρ 0 H a : Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover H a : ρ < 0 Kedua hipotesis diatas yaitu Hipotesis Nol (H 0 ) dan Hipotesis Alternatif (H a ) diuji pada taraf α 0.05. 1.6 Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sementara itu, metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik studi korelasional (correlation study). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik kuesioner adalah cara pengumpulan data yang berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya (Soemantri, 2006: 32). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua kuesioner yaitu kuesioner kepuasan kerja dan kuesioner withdrawal cognitions. Untuk kuesioner kepuasan kerja, dikonstruksikan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan lima dimensi kepuasan

15 kerja yang diungkapkan oleh Smith, Kendall, dan Hulin (Luthans, 1995). Sedangkan untuk intensi turnover peneliti menggunakan kuesioner mengenai withdrawal cognitions yang disusun oleh Tang, Kim, dan Tang pada tahun 2000 (Wardani, 2003). 1.7 Lokasi Dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Padalarang Bandung yaitu di Jalan Raya Cimareme 131. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang karyawan divisi manufacture PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.