PROGRAM PENGEMBANGAN REMAJA MANDIRI MELALUI SEKOLAH UNGGUL

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM PENGEMBANGAN REMAJA MANDIRI MELALUI SEKOLAH UNGGUL

F. DUKUNGAN JEJARING PERGURUAN TINGGI


PETUNJUK PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA KELUARGA)

Nomor : 04521/B5/LL/ Maret 2018 Lampiran : 1 (satu) eksemplar Perihal : Permohonan ijin

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

Laporan Akhir Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

PENGUMUMAN Nomor : KP PKP.121.3/1048 Tanggal : 08 Mei 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

BAB I PENDAHULUAN. Keunggulan pendidikan bukan terletak, pada kurikulum dan proses

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

KABUPATEN / NO ORGANISASI PERANGKAT DAERAH ALAMAT KANTOR KOTA. Dinas PMD Kab. Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROPINSI JAWATIMUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

Surabaya, 11 Juni 2014

Kerangka Acuan Rapat Mitra

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

Lampiran 1 Nomor : 7569 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

Program NIHONGO Partners Pedoman Pendaftaran bagi Sekolah (2018/2019) Deadline Aplikasi 8 September 2017

BAB I PENDAHULUAN. bangsa wajib dikembangkan dan dioptimalkan melalui pendidikan dan. atas (SMA) dan menengah kejuruan (SMK), dalam upaya mencerdaskan

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN JL. Gentengkali 33 Surabaya, /Fax.(031) ,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

Univ. Andalas STIKES Mutiara Indonesia STIKES Sumatera Utara Univ. Dokter Hamka Aceh

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

BAB I PENDAHULUA N. mensejahterakan kehidupan masyarakat. Ketatnya persaingan dunia dengan

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

sebagai "gerakan Aladin " atau gerakan membantu keluarga pra sejahtera memperbaiki atap, lantai dan dinding.

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR

P E N U T U P P E N U T U P

PENGUMUMAN Penerimaan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2011

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG tersebut dapat diakses melalui laman kami

Kepada Yth : Terlampir

Peserta SNMPTN harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN JL. Gentengkali 33 Surabaya, /Fax.(031) ,

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

REKAPITULASI WILAYAH SITE VISIT PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MULTI TAHUN (IbK, IbIKK, IbPE, IbW, IbWCSR) TAHUN 2014

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional

PRA RENCANA 2016 PEMBERDAYAAN KELUARGA PRASEJAHTERA 20 TAHUN DAMANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI

/ KEPUTUSAN MENTER! PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

PENGUMUMAN Nomor : KP CK.121/PKP/148 Tanggal : 16 Mei 2017

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

EVALUASI KINERJA PENELITIAN PERGURUAN TINGGI TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN AGUSTUS 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

Lampiran Surat Nomor: 2054/E5.3/KPM/2015, 2055/E5.3/KPM/2015. SKIM IbIKK IbK IbPE IbW IbWPT. WILAYAH TUAN RUMAH nama_institusi.

MENGEMBANGKAN EKONOMI RAKYAT UNTUK ENTASKAN KEMISKINAN DAN MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

BIODATA. : Dr. SAIFUL RACHMAN, MM, M.Pd

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG tersebut dapat diakses melalui laman kami

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASlONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

PROGRAM PENGEMBANGAN REMAJA MANDIRI MELALUI SEKOLAH UNGGUL

Sambutan Menteri Pendidikan Nasional Untuk Program Pengembangan Remaja Mandiri Melalui Sekolah Unggul Kita menyadari bahwa mutu proses pengajaran di sekolah-sekolah di Indonesia masih belum seimbang dan belum bervariasi. Karena itu anak didik di daerah tertinggal, lebihlebih di kawasan timur Indonesia, yang umumnya belum memadai, selalu kalah bersaing dengan teman-teman yang berasal dari sekolah yang lebih maju. Padahal masa depan anak-anak tersebut sebagian tergantung pada kemampuan yang diperoleh selama sekolah. Kualitas siswa lulusan suatu sekolah antara lain ditentukan dari mutu proses pengajaran maupun pengelolaan sekolah secara keseluruhan. Peranan dan kemampuan Kepala Sekolah sebagai pimpinan dan penanggung jawab pengelolaan sekolah akan sangat menentukan dalam menghasilkan kualitas sekolah. Tidak kalah penting, peran Guru, baik sebagai pengajar sekaligus sebagai pembimbing anak didik akan sangat berpengaruh dalam menghasilkan mutu lulusan yang akan menentukan kemampuan dalam kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu kemampuan Kepala Sekolah maupun Guru dari sekolahsekolah yang relatif belum maju atau dari daerah yang tertinggal, terutama dari kawasan timur Indonesia, sangat perlu kita tingkatkan. Kewajiban mencerdaskan bangsa, khususnya dalam pendidikan dan pengajaran bagi seluruh anak bangsa menjadi tanggung jawab kita bersama. Untuk itu, selain Pemerintah telah menyusun dan melaksanakan berbagai program, masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, swasta dan semua pihak diundang untuk berperan serta secara luas, Tidak saja masyarakat diundang dalam memberikan masukan konsep dan kebijakan pendidikan, juga dalam peran dan kegiatan nyata dalam upaya meningkatkan cakupan maupun kualitas pengajaran dan pendidikan. Karena itu setelah Program Wajib Belajar Sembilan Tahun dicanangkan, salah satu upaya yang perlu kita kembangkan adalah pemerataan mutu pendidikan serta peningkatan cakupan pendidikan, dan kalau sudah siap dilanjutkan dengan wajib belajar duabelas tahun, sampai ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sejalan dengan upaya Pemerintah seperti saya uraikan diatas, saya sangat menghargai dan menyambut baik prakarsa dan program yang akan dilakukan oleh Lembaga Indonesia untuk Pengembangan Manusia bersama Yayasan Dana Sejahtera Mandiri dan PT Bank Jawa Timur. Program dan kegiatan "magang" Kepala Sekolah/Guru yang diprakarsai ini, selain sebagai upaya pembinaan Kepala Sekolah dan Guru, saya harapkan menghasilkan peningkatan pemerataan dan mutu pengelolaan sekolah dan proses pendidikan. Terlebih lagi "Sekolah Unggul" yang Ingin diciptakan kiranya dapat menghasilkan siswa hasil didikan yang mempunyai kemampuan dan keteramplian yang dapat dipakai dalam menciptakan lapangan kerja mandiri. Semoga upaya ini dapat mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, terutama generasi muda yang tangguh dan mandiri. Jakarta, 3 Januari 2005 Menteri Pendidikan Nasional Prof.Dr. Bambang Sudibyo, MBA.

PROGRAM PENGEMBANGAN REMAJA MANDIRI MELALUI SEKOLAH UNGGUL A. LATAR BELAKANG 1. Pemberdayaan remaja, khususnya usia SMA, pada pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA), umumnya difokuskan pada upaya mempersiapkan remaja untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun kenyataannya, remaja lulusan SMA yang dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi, kurang dari 50 persen. Sisanya sekitar 50 persen lag! tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi. Ketidak mampuan itu karena dua alasan pokok. Pertama, karena nilai akademis yang rendah sehingga tidak mampu bersaing memenuhi syaratyang ditentukan perguruan tinggi yang bersangkutan. Kedua, orang tua kurang mampu, sehingga andaikan memenuhi persyaratan akademis, terpaksa secara ekonomis tidak mampu melanjutkan ke pendidikan tinggi. 2. Tingkat kemampuan akademis lulusan antara lain sangat tergantung dari proses belajar mengajar di setiap Sekolah. Sekolah yang proses belajar mengajarnya kurang baik akan menghasilkan lulusan sekolah yang kualitasnya kurang sehingga lulusan tidak mampu bersaing untuk mengikuti pendidikan lebih tinggi. 3. Selama beberapa tahun terakhir ini Yayasan Damandiri telah ikut membantu siswasiswa SD, SMP, dan SMA serta sederajat dalam mengikuti pendidikan pada sekolah masing-masing. Pada tahun-tahun terakhir Yayasan Damandiri juga membantu siswa SMA, MA dan SMK mengikuti ujian masuk perguruan tinggi atau membantu mereka untuk belajar mandiri dengan dana secara langsung. Bantuan itu antara lain berupa kesempatan menyiapkan diri untuk mengikuti ujian, bantuan pembayaran SPP selama menjadi mahasiswa, serta bantuan untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah. Bantuan lain diberikan juga kepada siswa SMA, MA, dan SMK, terutama siswa perempuan kelas tiga, untuk mendapatkan dukungan dalam menyiapkan hidup mandiri dengan tabungan belajar mandiri. 4. Namun pengalaman mengajarkan bahwa siswa yang lulus, dan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, kurang "laku jual" di kalangan masyarakat karena kurang atau tidak memiliki ketrampilan yang dibutuhkan pasar kerja yang

tersedia. Hal ini karena sistem pengajaran di SMA tidak atau belum berorientasi pada upaya mempersiapkan lulusannya untuk memenuhi lapangan kerja yang tersedia. Akibatnya, lulusan SMA yang tidak dapat melanjutkan dan tidak dapat bekerja, menjadi sebab timbulnya masalah sosial kemasyarakatan yang rawan seperti pengangguran, gangguan ketertiban, keamanan dan masalah sosial lainnya. 5. Kita mengetahui bahwa kemampuan akademis lulusan SMA dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain mutu lembaga sekolah, terutama kemampuan Guru, peralatan, buku dan sarana pendukung maupun proses pengajaran dari setiap Sekolah. Walupun ada standarisasi namun tingkat kualitas antar Sekolah masih belum seimbang dan sangat bervariasi. Terlebih lagi Sekolah di kawasan Tlmur Indonesia dan di daerah tertinggal, mutu Sekolahnya belum memadai, sehingga lulusannya kurang memperoleh kesempatan maju karena kalah bersaing. 6. Untuk mengatasi masalah kesenjangan mutu sekolah dan terutama meningkatkan kemampuan lulusan Sekolah SMA, khususnya yang berasal dari daerah tertinggal, lebih khusus lagi dari kawasan timur Indonesia, sekaligus meningkatkan partisipasi sekolah, perlu dilakukan upaya pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan. Melalui upaya ini, Sekolah yang belum maju diajak bekerjasama meningkatkan kemampuan managerial Kepala Sekolah, dan atau meningkatkan kemampuan dan mutu Guru-gurunya. Peningkatan mutu atau pengembangan guru dilakukan dengan "sistem magang" pada Sekolah yang lebih maju. Sedangkan untuk mempersiapkan lulusan yang tidak melanjutkan karena alasan ekonomi orang tuanya, kepada siswa SMA yang keluarganya kurang mampu diupayakan pemberdayaan ketrampilan (life skills) untuk siap bekerja atau menciptakan lapangan kerja secara mandiri. Program ini disebut sebagai Program Pengembangan Remaja Mandiri Melalui Sekolah Unggul. B. TUJUAN UMUM 1. Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia usia SMA, baik yang sedang sekolah maupun yang sedang tidak sekolah atau drop out. 2. Meningkatkan kemampuan proses belajar, mengajardan pengelolaan Sekolah yang belum maju. 3. Meningkatkan mutu lulusan Sekolah melalui program magang, kerjasama antar sekolah, dan kerjasama antara sekolah dan masyarakat sekitarnya. 4. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara Sekolah kurang maju dengan Sekolah yang maju dari daerah yang sama, atau dari daerah yang berbeda. 5. Selama sekolah di tingkat SMA diupayakan pemberian pelajaran pilihan berupa ketrampilan sebagai bekal untuk hidup mandiri.

C. TUJUAN KHUSUS 1. Menempatkan atau menugaskan Kepala Sekolah atau Guru untuk "magang" sebagai upaya pembelajaran langsung di Sekolah yang lebih maju. 2. Mengadaptasi proses pengajaran yang bermutu, pengelolaan Sekolah dan Guru yang maju serta mengembangkan penyediaan buku referensi yang baik. 3. Mempelajari standar dan persyaratan akademis sebagai syarat masuk pada Perguruan Tinggi terpilih. 4. Menumbuhkan dan membina Lembaga Kursus Ketrampilan mandiri di sekitar Sekolah dengan tingkat mutu dan kompetensi yang baik dan memenuhi syarat. 5. Mendorong Siswa SMA, terutama yang tidak dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi, untuk mengikuti kursus ketrampilan yang lulusannya banyak dibutuhkan masyarakat. 6. Mengakreditasi Siswa SMA atau anak usia SMA yang telah mengikuti kursus yang terakreditasi dan atau memiliki ketrampilan khusus sebagai bagian dari mata pelajaran yang telah diambilnya. D. HASIL YANG HENDAK DICAPAI Tujuan program bersifat ganda. Pertama, meningkatkan mutu siswa SMA, mutu guru dan pemerataan kualitas antar sekolah SMA dan sederajat. Kedua, merangsang masyarakat untuk meningkatkan angka partisipasi dari anak-anak usia SMA, baik yang drop out atau sekarang dalam keadaan tidak sekolah. Hasil yang hendak dicapai adalah pertama, membantu siswa SMA agar memiliki mutu akademis tinggi, sehingga apabila lulus ujian akhir dapat masuk dan mampu mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi dengan baik.

Selain itu, untuk lulusan, yang karena kondisi ekonomi kurang mampu dan tidak dapat melanjutkan ke pendididkan tinggi, memiliki ketrampilan khususyang siap dan laku bekerja di masyarakat dan atau dapat menciptakan lapangan usaha sendiri (wirausaha). Kedua, mengusahakan fasilitas untuk guru dan atau Kepala Sekolah untuk mengenal dan mengikuti sistem pendidikan, pengajaran dan manajemen dari sekolah lain yang dianggap unggul. Ketiga, mengajak sekolah mencari terobosan untuk meningkatkan angka partisipasi dengan mengundang anak-anak usia SMA, terutama yang drop out atau belum sekolah, untuk kembali atau bersekolah dengan beberapa kemudahan yang tidak merusak standar sekolah yang ada. Perguruan Tinggi atau Universitas anggota Jaringan LIPM bisa bertindak sebagai pembina atau pendamping sekolah-sekolah unggulan yang dimaksud. Sifat pembinaan ini sebagai sarana untuk memperat hubungan antara Perguruan Tinggi dengan sekolah lanjutan atas yang bersangkutan. E. WILAYAH SASARAN Sasaran pertama adalah beberapa siswa, khususnya kelas III terutama perempuan, Kepala Sekolah atau Guru yang ditunjuk dari suatu wilayah kabupaten atau kota terpilih. Dari suatu kebupaten/ kota dipilih beberapa Sekolah SMA yang Kepala Sekolah/Guru dari sekolah tersebutyang kurang maju untuk kemudian ditugaskan "magang" pada SMA lain yang lebih maju. Tempat magang bisa di wilayah Kota/Kabupaten yang sama. Atau, apabila di kabupaten atau kota yang bersangkutan dianggap kurang memadai, guru atau kepala sekolah yang dipilih, bisa magang pada sekolah di kabupaten atau kota di wilayah lainnya. Pilihan ini diarahkan untuk pemerataan pengembangan mutu sekolah dalam suatu wilayah. Sasaran kedua adalah Kepala Sekolah atau Guru dari Kawasan Timur Indonesia. Guru dan atau Kepala Sekolah tersebut ditugaskan untuk magang pada sekolah yang dianggap unggul di Kabupaten / Kota yang menjadi bagian dari 25 kabupaten dalam pengembangan sumber daya manusia oleh Lembaga Indonesia untuk Pengembangan Manusia (LIPM). Program ini diarahkan sebagai upaya pemerataan dalam wilayah kabupaten tertinggal, khususnya Kawasan Timur Indonesia.

Untuk sementara Program Pengembangan dilakukan di 25 Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali, antara lain pada Kabupaten/Kota sebagai berikut: Bali: 1.Kabupaten Jembrana 2.Kabupaten Karangasem Jawa Timur: 1. Kota Surabaya 2. Kabupaten Sidoarjo 3. Kabupaten Bangkalan 4. Kabupaten Nganjuk 5. Kabupaten Tuban 6. Kabupaten Tulungagung 7. Kota Malang 8. Kabupaten Malang 9. Kabupaten Jember 10. Kabupaten Banyuwangi 11. Kabupaten Pacitan 12. Kabupaten Madiun Jawa Tengah : 1. Kota Semarang 2. Kabupaten Solo 3. Kabupaten Sragen 4. Kabupaten Karanganyar 5. Kabupaten Banyumas 6. Kabupaten Purbalingga 7. Kabupaten Grobogan D.I. Yogyakarta : 1. Kota Yogyakarta 2. Kabupaten Bantul

F. DUKUNGAN JEJARING PERGURUAN TINGGI Dalam pelaksanaan program ini Lembaga Indonesia untuk Pengem-bangan Manusia Universitas Airlangga (LIPM) akan bertindak sebagai pusat administrasi dan managemen dari pengembangan program terpadu. Selain itu sejumlah Perguruan Tinggi dan Universitas akan mendukung dalam pengembangan dan pembinaan SMA. Sementara ini Perguruan Tinggi dan Universitas yang telah menyatakan bergabung dalam jejaring program ini adalah: Perguruan Tinggi di Bali: 1. Universitas Udayana, Denpasar 2. Sekolah Tinggi Tehnik Jembrana, Jembrana Perguruan Tinggi di Jawa Timur: 1. Universitas Airlangga, Surabaya 2. Universitas Muhammadiyah Surabaya, Surabaya 3. Universitas Negeri Malang 4. Universitas Brawijaya, Malang 5. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang 6. Universitas Merdeka Malang 7. Universitas Widya Gama, Malang 8. Universitas Trunojoyo, Bangkalan 9. Universitas Islam Majapahit, Mojokerto 10. Universitas Jember, Jember 11. Universitas Tujuh BelasAgustus Banyuwangi, Banyuwangi 12. Sekolah Tinggi Agama Islam, Banyuwangi

Perguruan Tinggi di Jawa Tengah dan Dl Yogyakarta: 1. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto 2. Universitas Sebelas Maret, Solo 3. Universitas Diponegoro, Semarang 4. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 5. Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta 6. Universitas Achmad Dahlan, Yogyakarta G. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBERDAYAAN YANG DITAWARKAN 1. "Magang" Kepala Sekolah/Guru. a. Dengan bantuan dan pendampingan Lembaga Perguruan Tinggi pembina, setiap Kota/ Kabupaten melakukan inventarisasi dan klasifikasi menurut tingkatan mutu Sekolah SMA. b. Setiap Kota/Kabupaten memilih/menunjuk 2-3 Sekolah SMA yang dianggap memerlukan peningkatan. c. Setiap Sekolah SMA yang dipilih mengusulkan Kepala Sekolah/Guru yang ditunjuk untukditugasi "magang" pada Sekolah SMA yang dinilai maju di Kota/kabupaten yang sama atau wilayah Kota/Kabupaten lain yang dipandang maju. Guru yang ditugaskan untuk "magang" diutamakan Guru Matematika, Guru Bahasa Inggris atau Guru Humaniora, atau guru lain yang dipandang perlu untuk kemajuan sekolah yang bersangkutan. d. Lamanya "magang" pada satu wilayah atau pada suatu Sekolah SMA yang maju serta kegiatan-kegiatan lain yang dipandang perlu adalah 1 (satu) bulan/30 hari. e. Tugas Guru dan Kepala Sekolah "magang" antara lain: - Mempelajari dan mengadaptasi proses belajar, mengajar dan manajemen pengelolaan Sekolah di tempat magang. - Menghimpun buku dan bahan referensi yang dianggap relevan dan belum tersedia di tempatnya sendiri. - Mempelajari kesempatan penerimaan mahasiswa, persyaratan penerimaan mahasiswa pada perguruan tinggi terdekat, mengikuti orientasi mahasiswa dan kualifikasi mutu Lembaga Pendidikan Tinggi terdekat. - Membuat program kerja untuk pengetrapan peningkatan mutu pada sekolah masingmasing.

f. Dukungan yang dapat diberikan kepada Kepsek/Guru "magang". Kepada peserta "magang" Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Yayasan Damandiri) berkerja sama dengan LIPM membantu sebagian biaya magang antara lain berupa biaya transport pulang pergi dari Sekolah asal ke kota atau kabupaten tempat "magang", biaya hidup atau biaya pondokan selama berada di daerah magang, dengan anjuran apabila memungkinkan yang bersangkutan tinggal bersama Kepala Sekolah/Guru dari Sekolah tempat magang, bantuan biaya pembelian buku referensi, bantuan biaya transport peninjauan perguruan tinggi pembina, dan biaya tidak terduga lainnya. Apabila peserta tidak dapat tinggal pada Kepala Sekolah, atau guru, dianjurkan untuk tinggal pada tetangga dari Kepala Sekolah atau Guru yang bersangkutan agar bisa memperoleh akses komunikasi secara berlanjut dan efektif. g. Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatkan mutu dan pengelolaan Sekolah sehingga jumlah lulusan dengan nilai yang baik dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi meningkat. 2. Membantu siswa SMA memiliki ketrampilan mandiri (life skills). a. Sekolah SMA yang ditunjuk di setiap Kota / Kabupaten diharapkan melakukan inventarisasi Lembaga Kursus ketrampilan yang ada disekitar Sekolah.

b. Apabila perlu dapat merangsang berdirinya kursus-kursus ketrampilan yang diperlukan masyarakat dan berguna untuk siswa dan anak usia sebaya di daerah yang bersangkutan. c. Siswa klas III yang pandai, terutama perempuan, tetapi orang tuanya kurang mampu dan diperkirakan tidak dapat melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi, diarahkan dan dibantu untuk mengikuti kursus ketrampilan hidup mandiri yang ada disekitar Sekolah atau di wilayah dekat sekolah. d. Setelah lulus SMA, siswa yang telah memiliki ketrampilan hidup mandiri tersebut dibantu atau dapat direkomendasikan untuk bekerja sesuai dengan ketrampilannya. Siswa yang memiliki ketrampilan untuk wirausaha dapat diarahkan atau ditugasi untuk magang kepada usaha yang ada di sekitar Sekolah. e. Kepada siswa yang magang dapat diberikan bantuan pinjaman modal dari Sekolah sebagai penyertaan modal kepada usaha tempat magang. Untuk keperluan itu, kepada sekolah-sekolah terpilih akan diberikan bantuan, sesuai kemampuan, oleh Yayasan Damandiri, untuk pinjaman modal bagi siswa magang. f. Dukungan dapat diberikan kepada siswa, terutama perempuan. Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) akan memberikan dukungan bantuan biaya secara terbatas untuk biaya kursus. Selain itu Yayasan dapat membantu menyediakan dana kepada Sekolah, yang oleh sekolah dana tersebut dapat digunakan sebagai pinjaman modal penyertaan siswa kepada usaha tempat magang. g. Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah agar remaja lulusan SMA, terutama anak perempuan dari keluarga kurang mampu, bisa mengikuti kursus ketrampilan untuk hidup mandiri sehingga mudah memperoleh pekerjaan, atau segera bisa melakukan usaha swasta secara mandiri. CARA/PROSEDUR MENGIKUTI PROGRAM a. Sekolah yang berminat dapat mengirimkan pernyataan minat untuk mengikuti Program Pemberdayaan ini kepada Lembaga Indonesia Untuk Pengembangan Manusia (LIPM) dengan alamat seperti tertera pada buku/pedoman ini. b. Kepala Sekolah/Guru "magang", yang bersangkutan harus mendapatkan ijin tertulis dari atasannya untuk mengikuti kegiatan termaksud selama satu bulan. c. Kepala Sekolah/Guru yang bersangkutan dapat secara langsung melakukan korespondensi atau melakukan komunikasi dengan Sekolah yang dipilih akan diajukan menjadi tempat magang. Alternatip lain kalau belum ada korespondensi/komunikasi yang dipilih, LIPM dapat memfasilitasi melakukan pilihan Sekolah yang akan ditawarkan sebagai tempat magang.

d. Setelah pengajuan dan penentuan tempat magang yang telah disepakati, LIPM akan menyampaikan surat persetujuan dan penetapan magang kepada Sekolah-sekolah yang bersangkutan. e. Dengan dasar persetujuan dan penetapan magang tersebut, LIPM akan mengirimkan bantuan dana pembiayaan kepada Kepala Sekolah/Guru yang bersangkutan sesuai dengan yang ditetapkan. Pemerintah Daerah diharapkan juga dapat membantu sebagain pembiayaan yang diperlukan. f. Selanjutnya komunikasi dan ko respondensi untuk pelaksaaan magang antara Kepala Sekolah/Guru yang akan magang dan Sekolah tempat magang dapat dilakukan langsung oleh kedua pihak. g.apabila diperlukan LIPM dapat memfasilitasi baik kepada Kepala Sekolah yang akan magang maupun kepada Sekolah tempat magang. h.setelah selesai melakukan magang, Kepala Sekolah/Guru yang bersangkutan menyampaikan laporan yang disampaikan kepada LIPM untuk bahan telaahan dan evaluasi. KOMUNIKASI UNTUK PROGRAM Untuk mendapatkan informasi dan keterangan lebih lanjut tentang penyelenggaraan program ini, dapat diperoleh dan dapat berhubungan dengan LIPM dengan alamat sbb.: LEMBAGA INDONESIA UNTUK PENGEMBANGAN MANUSIA Lembaga Indonesia untuk Pengembangan Manusia (LIPM) Indonesian Institute for Human Development (IIHD) Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan, Surabaya, 60286. Telp.: (031) 5023715, 5020170 Fax.: (031) 5030076 e-mail: pasca@pasca.unair.ac.id