MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

MAKALAH. Oleh ETI SUHARTINI

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

L I S N I A W A T I NPM

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KABUPATEN GARUT MAKALAH OLEH: DIDA LINDA NPM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

MAKALAH. Oleh KARYATI

M A K A L A H. Disusun oleh : WIWI WIYATI NIM

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING

Kata Kunci: Pengaruh STAD Wacana-Menulis Karangan Argumentasi PENDAHULUAN

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRAMATISASI PADA SISWA KELAS X SMA YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MALAKAH

RANI HANDAYANI NIM

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS WACANA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

MAKALAH Oleh. Idin Jaenudin

UJI COBA PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH PIDATO BERDASARKAN MODEL PENUGASAN DI KELAS VI SDN SUKARAJA 2 KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP GILANG KENCANA GARUT TAHUN PELAJARAN

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS SURAT DINAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

UJI COBA PENGGUNAAN PENDEKATAN INTEGRATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS 5 SDN KADUNGORA 1 GARUT MAKALAH.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRI DI KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

MAKALAH. Oleh IWAN HERAWAN

DANI KURNIA NIM

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA KELAS IV SDN 4 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH. Oleh. Dede Anisa 1021.

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

Nama : Aris Jatnika Sujana NIM :

Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi dengan Menggunakan Metode Quantum Writing

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

Kata kunci: menulis, paragraf argumentasi, student teams achievement division

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Oleh: Laili Nurul Fathimah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Disusun Oleh : Nama : SITI FATIMAH ANWARI NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

Menggunakan Teknik Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V di SDN 1 Sindanglaya.

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

Oleh : ATENG SUDRAJAT NIM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE INQUIRY DI KELAS V MI ISLAMIYAH PAMOYANAN

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

TIKA LESTARI SIMANJUNTAK ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS XI SMK PASUNDAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH

M. MAULUDIN RAHMAT NPM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VII SMP YPI SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh DEDE KOMALA 10.21.0423 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VII SMP YPI SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh DEDE KOMALA 10.21.0423 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Metode yang tepat sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar sebab metode dapat memberikan hasil terhadap perubahan tingkah laku siswa baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Tanpa metode belajar yang efektif, pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar tidak akan menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku siswa. Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang terkumpul dalam penelitian mi penulis menarik beberapa kesimpulan seperti berikut ini. 1). Hasil belajar siswa dalam bentuk kemampuan menulis pada kelas yang menggunakan teknik Kooperatif menunjukkan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian rata-rala sebesar 78,2. Rata-rata tersebut diperoleh sesuai dengan kriteria penilaian. 2). Hasil belajar siswa dalam bentuk kemampuan menulis pada kelas yang menggunakan teknik Konvensional menunjukkan hasil yang cukup. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian rata-rata sebesar 64,45.3). Berdasarkan pencapaian rata-rata pada masing-masing kelas jelas menunjukkan bahwa pada kelas yang menggunakan teknik Kooperatif lebih baik jika dibandingkan dengan kelas yang menggunakan teknik Konvensional. Rata-rata yang dicapai pada kelas yang menggunakan teknik Kooperatif sebesar 78,2 dan pada kelas yang menggunakan teknik Konvensional dicapai rata-rata 64,45 dengan selisih 13,75. Perbedaan pencapaian rata-rata tersebut menunjukkan perbedaan yang signiflkan yang didasarkan pada hasil perhitungan uji statistik yaitu uji t, hitung lebih besar dari ttabel( (11,52 > 1,994). Dengan demikian terdapat perbed an yang signiflkan kemampuan siswa dalam menulis antara yang menggunakan teknik Kooperatif dan teknik Konvensional. Hal ini juga menunjukkan bahwa hipotesis yang dikemukakan dapat diterima. Kata Kunci : Menulis Karangan Narasi/Pendekatan Kooperatif PENDAHULUAN Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa mempunyai tingkatan teratas untuk melatih daya pikir seseorang dalam mencurahkan ide atau gagasan secara tulisan. Seringkali keterampilan ini dianggap sebagai keterampilan yang tidak mudah untuk dilakukan. Paul T. Rankin mengadakan penelitian tentang penggunaan waktu untuk berkomunikasi, yaitu; 9% untuk menulis. 16% untuk membaca, 30% untuk berbicara, dan 45% untuk menyimak (Tarigan, 1983: 111). Penggunaan berbagai metode dan media pendidikan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa, khususnya siswa sekolah menengah sudah banyak dilakukan. Penggunaan media pendidikan sebagai alat bantu pembelajaran sudah banyak disadari manfaatnya. Metode yang tepat sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar sebab metode dapat memberikan hasil terhadap perubahan tingkah laku siswa baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Tanpa metode belajar yang efektif, pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar tidak akan menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku siswa. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan gambar-gambar grafik yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapit membaca lambang-lambang grafik tersebut, atau mereka memahami bahasa dari grafik tersebut (Tarigan, 1983:21). Narasi merupakan suatu bentuk karangan yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak pembaca seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu, unsur yang penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. (Slavin, dalam Anita Lie, 2000: 24). Pembelajaran ini hadir ketika siswa belajar bersama-sama 2000: 25. Kemudian setiap siswa dapat mencapai tujuan belajarnya jika anggota kelompok lainnya mencapai tujuan bersama pula (Deutsch dalam Johnson & Johnson dalam Anita Lie, 2000 :25). KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran Bahasa Indonesia Seperti telah diketahui, pembelajaran bahasa menekankan kepada empat aspek keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Atar Semi (1990: 101) menyatakan bahwa : Kemampuan komunikasi yang kita tekankan dalam pembelajaran mempunyai empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca. dan menulis. Urutan keempat berbahasa itu berdasarkan tingkat kemampuan yang diperoleh seseorang belajar berbahasa didahului oleh menyimak, kemudian berangsur-angsur mencoba menirukan atau mengucapkannya. Kemudian memahami bahasa tersebut dalam bentuk tulisan, yakni dengan belajar membacanya. Pada tingkat belajar yang lebih tinggi dan lebih rumit adalah kemampuan mengungkapkan bahasa itu dalam bentuk tulisan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi, meningkatkan kemampuan penalaran, serta kematangan emosional dan sosial. Oleh sebab itu, arah pembelajaran Bahasa Indonesia harus berlangsung dalam suasana kebahasaan yang wajar sesuai dengan peristiwa komunikasi. Namun penyajian latihan-latihan pelajaran tetap ditekankan pada latihan kemampuan berbahasa. Pembelajaran Menulis Keterampilan menulis merupakan sebuah keterampilan yang kompleks, dan memiliki kekhususan sifat dan tugas. Samsudin A.R (1994:5) mengemukakan beberapa kekhususan sifat dan tugas mengarang (menulis) antara lain: 1. Menciptakan hubungan tidak langsung dengan pihak lain (Communicative Indirect Inveract). 2. Sebagai penulisnya menghadapi pihak lain. 3. Sebagai bahasa tertulis tanpa pembantupembantu lain yang dimiliki bahasa lisan. 4. Mimik (isyarat gerak/roman muka). 5. Gerakan-gerakan anggota tubuh lainnya. 6. Benda-benda konkret lainnya, kecuali kertas dan tinta. Landasan Pembelajaran Menulis Berkaitan dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dan lujuan pembelajaran menulis, maka diperlukan landasan-landasan untuk pelaksanaan pembelajaran menulis. Sedikitnya ada tiga landasan pembelajaran menulis yang dikemukakan oleh Yus Rusyana (1998) yaitu pengaiaman menulis, pengetahuan menulis, dan ekspresi serta kreativitas. Pengetahuan Menulis Pada saat menulis. penggunaan perangkat kaidah menulis dan kaidah bahasa dengan sendirinya harus terjadi. Oleh karena itu, pengetahuan tentang menulis adalah sesuatu yang sangat penting dan harus dipunyai oleh siswa. Dengan demikian. pengalaman menulis juga ditunjang pula oleh pengetahuan atau teori menulis. Menurut Yus Rusyana (1988). memberikan pengetahuan menulis kepada siswa bukanlah dengan jalan teoritis, akan telapi harus bertolak dari pengalaman menulis siswa. Pengertian Karangan Menurut asal katanya, mengarang berasal dari pengertian tindakan menyusun, mengatur, mengikat yang disusun, diatur, dan diikat berupa bunga, permata, dan sebagainya (Rusyana, 1986: 4). Saat ini, masih sering orang mengatakan karangan bunga, yaitu bunga-bunga yang dipilih, kemudian disusun bentuknya dan warnanya agar kelihatan pantas dan indah, seteiah itu dirangkai menjadi satu ikatan, yang disebut karangan bunga. Mengarang yang dimaksudkan di sini adalah karangan bahasa atau sudah lazim disebut dengan karangan saja. Kita mengarang dengan jalan memilih kata, disusun menjadi sebuah kalimat, kemudian menjadi sebuah paragraf. Kemudian hasil dari paragraf-paragraf yang tersusun itulah menjadi sebuah karangan yang utuh yang mengandung makna dan dapat dibaca orang lain. Jenis-jenis Karangan Jenis-jenis karangan, yang disesuaikan dengan penyampaian gagasan (tujuan), mempunyai empat tipe dasar. Jenis karangan yang biasa dipergunakan penulis adalah (1) Narasi; (2) Deskripsi; (3) Eksposisi; (4) Argumentasi. 1. Narasi Karangan narasi adalah karangan yang berusaha mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara

kronologis (Gorys Keraf, 1989: 109). Sedangkan menurut Suhendar M.E. (1992: 102) karangan narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami peristiwa tersebut. 2. Deskripsi Karangan deskripsi adalah karangan yang selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan satu tempat atau sesuatu lainnya (A. Ha di Nafiah, 1981: 70) Karangan jenis ini berusaha untuk menggambarkan sesuatu hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 3. Eksposisi Eksposisi dapat dikatakan sebagai karangan jawaban atas pertanyaan : apa. siapa, berapa, mengapa, bagaimana dimana dan seterusnya. Untuk member! pengertian atau menjawab pertanyaanpertanyaan itu sejelas-jelasnya, penulis mempergunakan berbagai metode yaitu dengan memakai : identifikasi, ilustrasi, komparasi, dan kontras, klasiflkasi dan penggolongan, defmisi, dan analisis (Sujarto, 1988:72). 4. Argumentasi Karangan argumentasi adalah karangan yang paling sulit bita dibandingkan dengan jenis karangan lain. Karangan argumentasi bisa disebut karangan alasan atau karangan hujjah (Rusyana. 1986: 30) adalah karangan yang mengutarakan alasan untuk membuktikan sesuatu. dengan maksud untuk meyakinkan pembaca akan sesuatu dan mendorongnya untuk berbuat sesuai keyakinan itu. Pengertian Kalimats Efektif a) Daniel Parera, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. (1988: 42). b) Gorys Keraf dalam bukunya komposisi memberikan batasan kalimat efektif itu, kalimat yang secara tepat dapat mevvakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca atau pendengar seperti yang dipikirkan oleh pembaca atau penulis (1980:36). c) F. X. Harsana dalam bukunya perkembangan Bahasa Indonesia mengatakan, Efektif berarti hemat dan singkat, tetapi kena dalam hal maksud yang diungkapkannya (1983: 41). Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan ide lama. Semenjak abad pertama setelah masehi, para filosof sudah mengemukakan bahwa agar seseorang belajar, dia harus memiliki teman belajar. Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalahmasalah tersebut dengan temannya. (Slavin, dalam Anita Lie, 2000: 24). Pembelajaran ini hadir ketika siswa belajar bersama-sama 2000: 25. Kemudian setiap siswa dapat mencapai tujuan belajarnya jika anggota kelompok lainnya mencapai tujuan bersama pula (Deutsch dalam Johnson & Johnson dalam Anita Lie, 2000 :25). Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Pretest-Postest Design. Sekelompok subjek dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (Tl) dan pengukuran akhir (T2). Teknik Penelitian 1) Tes, penulis menggunakan prates dan postes untuk memperoleh nilai dan gambaran kemampuan siswa dalam keterampilan menulis narasi 2) Observasi dilakukan oleh guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia SMP YPI Sukawening Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2011/2012 untuk mengetahui kemampuan penulis dalam proses Model Whole Language Approach. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabulasi data, terungkap bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam menulis karangan dengan menggunakan Kooperatif dicapai sebesar 78,18 dari skor ideal 100. Dengan demikian apabila mengacu pada kriteria pengelornpokan hasil belajar yang dikemukakan Arikunto (1999:245), yaitu: - 80-100 = Baiksekali - 66-79 = Baik - 56-65 = Cukup - 40-55 = Kurang - <39 = Gagal Maka kemampuan siswa menulis karangan pada kelompok ini tergolong pada kemampuan menulis yang baik. Di samping itu dengan pencapaian rata-rata tersebut menujukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam menulis telah menunjukkan hasil belajar yang tuntas. Berdasarkan kemampuan siswa dalam menulis dengan menggunakan teknik konvensional dicapai sebesar 64,45 dari skor ideal 100. Dengan demikian apabila mengacu pada kriteria pengelompokan hasil belajar yang dikermkakan Arikunto (1999:245) sebagaimana dikemukakan sebelumnya maka kemampuan siswa menulis pada kelompok ini tergolong pada kemampuan menulis yang cukup dan belum menunjukkan hasil belajar

yang tuntas. Analisis dan Pembahasan Inti permasalahan ketiga dalam penelitian ini dan sekaligus merupakan pembuktian hipotesis adalah menentukan model pembelajaran mana yang lebih efektif dalam pembelajaran menulis antara yang menggunakan teknik Kooperatif dengan yang menggunakan teknik Konvensional. Pemaparan sebelumnya telah terungkap bagaimana hasil pembelajaran pada kedua kelompok, baik yang menggunakan teknik Kooperatif maupun yang menggunakan teknik Konvensional. Pada kelas yang menggunakan pembelajaran dengan teknik Kooperatif rata-rata kemampuan siswa dalam menulis dicapai sebesar 78,18 sementara pada kelas yang menggunakan teknik konvensional dicapai rata-rata sebesar 64,45. Hal ini menunjukkan bahwa kelas yang menggunakan teknik Kooperatif memiliki keberhasilan yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang menggunakan teknik Konvensional. Upaya memberikan satu kesimpulan yang dap at dipertanggungjawabkan secara statistik perlu dilakukan pengujian perbedaan rata-rata yang dicapai. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah perbedaan yang terjadi antara rata-rata kemampuan siswa menulis pada kelas yang menggunakan teknik Kooperatif dengan Konvensional tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan (berarti) atau tidak Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil perhitungan standar deviasi tersebut, maka perbedaan rata-rata kemampuan menulis pada kedua kelompok dapat ditentukan sebagai berikut : x1 x2 2 2 S1 S 2 n n 78,175 64,45 44,09 12,70 40 40 13,725 1,1024 0,317438 11,04 1,4198 13, 725 1, 19155 11,5186 Dengan demikian nilai yang didapat sebesar thitung 11,52. Dari perhitungan di atas, maka nilai ttabel untuk taraf kepercayaan 95% adalah 1,994. Dengan demikian t hitung > t tabel baik pada taraf kepercayaan 95%, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis pada kedua kelas berbeda. SIMPULAN Bagian terakhir penulisan penelitian ini, penulis mencoba menarik beberapa simpulan yang didasarkan pada rumusan masalah serta hasil analisis dan pembahasan data yang dilakukan pada bagian sebelumnya. Simpulan-simpulan tersebut seperti di bawah ini. 1. Hasil belajar siswa dalam bentuk kemampuan menulis pada kelas yang menggunakan teknik Kooperatif menunjukkan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian rata-rata sebesar 78,2. Rata-rata tersebut diperoleh sesuai dengan kriteria penilaian. 2. Hasil belajar siswa dalam bentuk kemampuan menulis pada kelas yang menggunakan teknik Konvensional menunjukkan hasil yang cukup. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian rata-rata sebesar 64,45. 3. Berdasarkan pencapaian rata-rata pada masingmasing kelas jelas menunjukkan bahwa pada kelas yang menggunakan teknik Kooperatif lebih baik jika dibandingkan dengan kelas yang menggunakan teknik Konvensional. Rata-rata yang dicapai pada kelas yang menggunakan teknik Kooperatif sebesar 78,2 dan pada kelas yang menggunakan teknik Konvensional dicapai rata-rata 64,45 dengan selisih 13,75. Perbedaan pencapaian rata-rata tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan yang. didasarkan pada hasil perhitungan uji statistik yaitu uji t, t hitung lebih besar dari t tabel (11,52 > 1,994). Dengan demikian terdapat perbedan yang signifikan kemampuan siswa dalam menulis antara yang menggunakan teknik Kooperatif dan teknik Konvensional. Hal ini juga menunjukkan bahwa hipotesis yang dikemukakan dapat diterima.

DAFTAR PUSTAKA Lie, A. (2003). Cooperative Learning. Jakarta: Grafindo. Nafiah,A- (1981). Anda Ingin Jadi Pengarang. Surabaya: Usaha Nasional. Nasution, S. (1987). Metode Reseach. Bandung : Jemmars. Rusyana, Y. (1988). Pengajaran Mengarang Perlu Semarak Kreativitas. Makalah : Bandung. Sabak (1994). Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga. Samsudin, A.R. (1994) Dari Ide Bacaan Sirnakan Menuju Menulis Efektif. Bandung: Bumi Siliwangi. Seni. A. (1990). Rancangan Pengajaran Bahasa Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa. Sujanto, J. Ch. (1988). Keterampilan Berbahasa Membaca, Menulis, Berbicara Unluk mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Sumadi. S. (2 003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tarigan, H.G. (1985) Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa