Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

VERMIKOMPOS (Kompos Cacing Tanah) PUPUK ORGANIK BERKUALITAS DAN RAMAH LINGKUNGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

I. PENDAHULUAN. Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

PENGARUH PENGGUNAAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus) SEBAGAI AKTIVATOR TERHADAP BENTUK FISIK DAN HARA VERMIKOMPOS DARI FESES SAPI BALI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

II. TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan-kelemahan

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut: Kingdom : Plantae; Divisi : Spermatophyta; Subdivisi :

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pengolahan yang dapat dilakukan adalah pengolahan sampah organik

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia adalah

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mutiara Dewi P. Pertemuan 7

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. HASIL 4.1. Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi Tabel 2 No Analisis Metode Hasil Status Hara

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisol merupakan tanah awal yang berada di wilayah humida yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

BAB I. PENDAHULUAN A.

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat. Untuk meningkatkan produksi pangan diperlukan tanah yang subur. Pemupukan merupakan salah satu komponen penting dalam usaha meningkatkan kesuburan tanah. Petani biasanya melakukan pemupukan dangan menggunakan pupuk kimia seperti Urea, SP36, KCl dan sebagainya. Di samping menggunakan pupuk kimia, petani juga sering menggunakan pupuk organik yang memiliki potensi tinggi untuk meningkatkan kesuburan tanah, salah satu pupuk organik yang dapat digunakan tersebut adalah vermikompos. Pemupukan dimaksudkan untuk menambahkan unsur hara tanah yang semakin lama semakin berkurang karena terserap oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Sutedjo dkk., 1991). Jika kekurangan ini berlangsung secara terus menerus, akan mengakibatkan terjadinya degradasi kesuburan tanah, sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman akan terganggu (Syekhfani, 2003). Untuk mengatasi keadaan tersebut perlu dilakukan penambahan hara dari luar yaitu dengan pemupukan. Pemupukan ditujukan untuk menyediakan unsur hara, yang secara langsung atau tidak langsung dapat memperbaiki struktur dan produktivitas tanah (Sanusi dan Riyanto, 2003).

2 Pada tanah pertanian sering digunakan pupuk buatan atau kimia. Penggunaaan pupuk kimia secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan menyebabkan produktivitas tanah menurun. Untuk itu diperlukan penggunaan bahan organik agar dapat menstabilkan proses fisika, kimia, dan biologo tanah. Penggunaan bahan organik dimaksudkan untuk mengurangi pupuk kimia yang cendrung mahal, karena kebanyakan petani memiliki modal yang sedikit. Untuk menghemat biaya dan mencegah kerusakan lahan lebih lanjut, diperlukan penggunaan pupuk organik sebagai alternatif pilihan atau substitusi sebagian dari pupuk kimia. Pemberian pupuk organik ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan hara, baik yang tergolong unsur makro maupun mikro. Pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, melalui perannya sebagai sumber energi mikrobia di dalam tanah (Sugito dkk., 1995). Residu nitrogen dan hara lain dari pupuk organik diperkirakan dapat bertahan 5-10 tahun karena proses dekomposisi bahan organik yang berjalan tahap demi tahap (Sosrosoedirdjo dkk., 1970). Salah satu pupuk organik yang saat ini sedang populer adalah vermikompos. Vermikompos merupakan pupuk organik dari perombakan bahan-bahan organik dengan bantuan mikroorganisme dan cacing tanah. Dalam proses dekomposisi bahan kompos oleh cacing tanah, hasil dekomposisi tersebut mengandung berbagai unsur hara dan kaya akan zat pengatur tumbuh yang mendukung pertumbuhan tanaman. Menurut Zahid (1994) vermikompos mengandung zat pengatur tumbuh seperti giberellin, sitokinin dan auxin, serta

3 unsur hara N, P, K, Mg dan Ca dan Azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N nonsimbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman. Vermikompos juga mengandung berbagai unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman seperti Fe, Mn, Cu, Zn, Bo dan Mo (Mashur, 2001). Akhir-akhir ini tanah subur untuk tanaman sayuran semakin berkurang. Oleh karena itu produksi tanaman sayuran akan berekspansi ke tanah yang relatif kurang subur seperti tanah Ultisol. Permasalahannya adalah apakah vermikompos dapat meningkatkan kesuburan tanah ultisol dan berapa dosis yang yang baik bagi tanaman sayuran, khususnya pakcoy. 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian vermikompos dalam berbagai dosis terhadap pertumbuhan dan perubahan beberapa sifat kimia tanah pada tanah yang ditanami pakcoy. 1.3 Kerangka Pemikiran Beberapa spesies cacing tanah yang berperan dalam proses pengomposan yaitu Eisenia fetida dan Lumbricus rubellus. Vermikompos dari cacing tanah Lumbricus rubellus mengandung C 20,20%. N 1,58%, C/N 13, P 70,30 mg kg -1, K 21,80 mg kg -1, Ca 34,99 mg kg -1, Mg 21,43 mg kg -1, S 153,70 mg kg -1, Fe 13,50 mg kg -1, Mn 661,50 mg kg -1, AI 5,00 mg kg -1, Na 15,40 mg kg -1, Cu 1,7 mg kg -1, Zn 33,55 mg kg -1, Bo 34,37 mg kg -1, dan ph 6,6-7,5. Sedangkan vermikompos yang dihasilkan dengan menggunakan cacing tanah E. fetida mengandung unsur-

4 unsur hara seperti N-total 1,4-2,2%, P 0,6-0,7%, K 1,6-2,1%, C/N rasio 12,5-19,2, Ca 1,3-1,6%, Mg 0,4-0,95, ph 6,5-6,8. Vermikompos yang berkualitas baik ditandai dengan warna hitam kecoklatan hingga hitam, tidak berbau, bertekstur remah dan matang (C/N < 20) (Mashur, 2001). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa vermikompos dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman hortikultura, seperti jagung manis, mentimun, melon, dan padi. Hasil analisis menunjukkan bahwa vermikompos mempunyai sifat-sifat kimia yang lebih unggul. Hal ini dapat dilihat dari sifat-sifat kimia tanah dalam vermikompos seperti kandungan unsur hara N dan P didalam vemikompos lebih tinggi, begitu pula dengan C-organik dan bahan organik tanah (BPPP, 2008). Selain kelebihan dari pupuk organik seperti vermikompos itu sendiri, terdapat beberapa kekurangannya yaitu nutrisi yang terkandung dalam pupuk organik dirilis lebih lambat dan disimpan untuk waktu yang lama di dalam tanah sehingga efeknya beresidu panjang serta nutrisi/unsur hara yang terkandung lebih sedikit daripada anorganik (Sharma dan Mittra, 1991). Pemberian vermikompos selain meningkatkan kesuburan tanah dengan penambahan unsur hara juga meningkatkan sifat fisik tanah, dan sifat biologi tanah sehingga tanah tetap lembah dan gembur. Kondisi tersebut sangat menunjang pertumbuhan tanaman sayuran khususnya pakcoy. Menurut Hadiwiyono dan Dewi (2000) pemberian vermikompos dengan dosis 20 t ha -1 dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy dari 26,2 t ha -1 (tanpa vermikompos) menjadi 29,6 t ha -1. Dalam penelitian tersebut belum diketahui tingkat serapan hara khususnya nitrogen.

5 Hasil penelitian Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) Denpasar menunjukkan caisim/pakcoy yang ditanam menggunakan media bekas kascing sebanyak 5 t ha -1 meningkatkan panen caisin sebanyak 28,088 t ha -1. Selain itu, penampilan caisim lebih segar, lembut, warna lebih hijau, cerah dan mengkilap. Panen dapat dilakukan secara bertahap. Di sisi lain, penanaman kedua dan ketiga tidak perlu menambahkan kascing lagi (Trubus, 2007). Pengaplikasian vermikompos (dari kotoran sapi, ayam, kuda dan domba) dengan dosis 10 t ha -1 pada tanaman caisim, menunjukkan bahwa semua jenis vermikompos dapat meningkatkan kandungan N dan menurunkan C/N tanah latosol, meningkatkan serapan N, kandungan klorofil, dan biomassa tanaman. Diantara keempat jenis vermikompos, vermikompos asal kotoran sapi yang memberikan pengaruh terbaik, baik terhadap tanah maupun terhadap tanaman (Wahyudin, 2001). Vermikompos mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penambahan vermikompos pada media tanam akan mempercepat pertumbuhan, meningkatkan tinggi, dan bobot tumbuhan. Jumlah optimal kascing yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20% dari volume media tanaman ( Mashur, 2001 ). Tanah Ultisol umumnya mempunyai nilai kejenuhan basa < 35%, karena batas ini

6 merupakan salah satu syarat untuk klasifikasi tanah Ultisol menurut Soil Taxonomy. Beberapa jenis tanah Ultisol mempunyai kapasitas tukar kation < 16 cmol/kg liat, yaitu Ultisol yang mempunyai horizon kandik. Reaksi tanah Ultisol pada umumnya masam hingga sangat masam (ph 5 3,10), kecuali tanah Ultisol dari batu gamping yang mempunyai reaksi netral hingga agak masam (ph 6,80 6,50). Kapasitas tukar kation pada tanah Ultisol dari granit, sedimen, dan tufa tergolong rendah masing-masing berkisar antara 2,90 7,50 cmol/kg, 6,11 13,68 cmol/kg, dan 6,10 6,80 cmol/kg, sedangkan yang dari bahan volkan andesitik dan batu gamping tergolong tinggi (>17 cmol/kg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa tanah Ultisol dari bahan volkan, tufa berkapur, dan batu gamping mempunyai kapasitas tukar kation yang tinggi (Prasetyo dkk., 2000). Dengan penggunaan vermikompos pada tanah Ultisol, diharapkan memberikan pengaruh perubahan produksi pakcoy yang lebih baik. 1.4 Hipotesis 1. Tanaman pakcoy yang medianya diberi vermikompos, pertumbuhannya lebih baik dibandingkan dengan media tanpa diberi vermikompos. 2. Pertumbuhan tanaman pakcoy yang terbaik adalah yang diberi dosis 20% vermikompos dari volume media tanaman.