PENDAHULUAN. alam yang besar. Berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang beragam

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 2. Daftar Analisis Ragam dan Uji LSR Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Diameter Zona Hambat Escherichia coli

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jika menembus permukaan kulit ke aliran darah (Otto, 2009). S. epidermidis

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. antigen (bakteri, jamur, virus, dll.) melalui jalan hidung dan mulut. Antigen yang

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

I. PENDAHULUAN. dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang

PENGARUH EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus sp

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. hari kemudian. Lama gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyerang masyarakat disebabkan oleh berbagai miroba (Sintia, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dibandingkan dengan Negara maju. Indonesia dengan kasus

minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang aman dan beberapa spesies digunakan sebagai terapi dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah demam berdarah, diare, tuberkulosis, dan lain-lain (Darmadi, 2008)

PENDAHULUAN. semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan dilakukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat-obatan tradisional khususnya tumbuh-tumbuhan untuk

pertumbuhan dengan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang tampak pada Rf = 0, 67 dengan konsentrasi mulai 3% untuk Escherichia coli dan 2%

I. PENDAHULUAN. makanan (foodborne disease) (Susanna, 2003). Foodborne disease tidak

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

BAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, namun demikian pada

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KAYU SECANG

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dentin kemudian ke pulpa (Tarigan, 2013). Penyakit karies dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB I PENDAHULUAN. Pangasidae yang memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, tidak memiliki banyak

PENDAHULUAN. Latar Belakang. kelenjar susu mamalia. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

AKTIVITAS ANTIMIKROBIA DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

mampu menghambat pertumbuhan bakteri.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Salah satu kuman penyebab infeksi saluran cerna adalah Shigella, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

I. PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari alam (Karadi dkk., 2011). dibandingkan obat modern (Hastari, 2012).

BAB I PENDAHULUAN meningkat menjadi 31,64 kg per kapita per tahun (KKP, 2012).

Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa minyak atsiri dari daun cengkeh yang diperoleh dengan destilasi alat Stahl mempunyai aktivitas terhadap

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

BAB I PENDAHULUAN. berbagai spesies flora. Dari jenis flora yang tumbuh di dunia diantaranya tumbuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

BABI PENDAHULUAN. Rawon merupakan salah satu makanan khas Jawa Timur yang mudah

I. PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang menggambarkan keseluruhan mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahan tambahan berbahaya untuk makanan. Salah satu bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minyak atsiri adalah minyak eteris (essential oils) atau minyak terbang

BAB I PENDAHULUAN. diderita oleh penduduk di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang, masyarakat banyak

PERBANDINGAN DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK LAOS PUTIH (ALPINIA GALANGAS) TERHADAP BAKTERI Escericia coli DAN Salmonella sp. Lely Adel Violin Kapitan 1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian obat tradisional untuk analgesik (mengurangi rasa nyeri)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia). Penyakit ini juga dikenal sebagai

PENDAHULUAN. tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. populasi mikrobia dengan berbagai ukuran dan kompleksitas. Bakteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

5. Media Mekanisme kerja antimikroba Pengukuran aktivitas antibiotik Ekstraksi Kromatografi Lapis Tipis

I. PENDAHULUAN. sesuatu yang serba instan, praktis, dan efisien. Diantaranya terlihat pada perubahan pola

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi alam yang besar. Berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang beragam sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat mulai mempelajari, mengolah dan mengembangkan potensi alam tersebut. Lokio merupakan salah satu jenis tanaman di daerah Sumatera Utara, yang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam masakan khas Batak, yaitu arsik. Sejak zaman dahulu berbagai jenis tumbuhan telah banyak digunakan dalam pembuatan obat tradisional yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan, mempertahankan stamina dan mengobati berbagai penyakit. Tanaman lokio atau yang biasa dikenal oleh masyarakat Sumatera Utara sebagai bawang batak telah turun-temurun digunakan sebagai penyedap masakan, terutama pada masakan ikan mas arsik sehingga dapat memunculkan aroma khas dan menyegarkan. Saat ini, lokio juga ditambahkan pada masakan lainnya, seperti masakan tumis ayam, ikan dan daging. Rasanya yang khas dan baunya yang wangi menjadikan citarasa masakan semakin sedap. Lokio sangat mudah ditemukan, banyak dijual di pasar-pasar tradisional maupun swalayan, khususnya di wilayah Sumatera Utara. Umumnya tanaman lokio tumbuh di daerah dataran tinggi. Di Sumatera Utara, penyebaran tanaman lokio terdapat di daerah Aek Popo dan daerah Tongging Situnggaling. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani yang membudidayakan tanaman lokio, di Desa Aek Popo, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menyebutkan bahwa sampai saat ini budidaya tanaman lokio belum berkembang. Salah satu penyebabnya adalah masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang khasiat dari tanaman lokio terutama terhadap kesehatan, sehingga pemanfaatan lokio masih sebatas bahan tambahan dalam masakan. Sampai saat ini di Indonesia dan di

Sumatera Utara khususnya, belum ada data produksi dari tanaman umbi lokio, hasil panennya masih tergolong rendah, pemanfaatan dan budidaya tanaman lokio juga belum dikembangkan. Tanaman lokio merupakan salah satu anggota dari suku Liliaceae. Menurut hipotesis Hegnauer, tumbuhan yang berasal dari suku yang sama, mempunyai pola kandungan kimia yang hampir sama. Hal ini juga sesuai dengan hipotesis fitoekivalen yang menyatakan bahwa tumbuhan dengan kandungan kimia yang sama mempunyai aktivitas yang sama, maka berdasarkan hipotesis ini, diharapkan tanaman lokio yang berasal dari suku yang sama (Liliaceae) mempunyai aktivitas yang hampir sama pula dengan jenis bawang-bawangan yang lain (Fidrianny et al., 2003). Tanaman jenis bawang keluarga Liliaceae yang sudah pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah bawang merah, bawang bombay dan bawang putih. Bawang putih merupakan salah satu tanaman bawang-bawangan yang paling sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan, mempunyai peranan penting dalam melezatkan dan menimbulkan aroma yang sedap. Selain digunakan sebagai bumbu, bawang putih juga memiliki khasiat yang luar biasa bagi kesehatan. (Fidrianny et al., 2003). Penelitian mengenai khasiat bawang putih telah banyak dilakukan. Ramadanti (2008) menyatakan bahwa ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn) dengan pelarut air, mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli, hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak bawang putih dengan kadar hambat minimum (KHM) terhadap Escherichia coli yaitu pada konsentrasi 50%, pada penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah berdasarkan hasil pengamatan kekeruhan larutan pada media MH cair (Ramadanti, 2008). Bawang putih mempunyai spektrum antimikroba yang luas sehingga dapat membunuh bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Alisin adalah zat aktif dalam

bawang putih yang efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Surono (2013) diketahui bahwa ekstrak etanol umbi bawang merah (Allium cepa L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, pada konsentrasi 40%, 50%, 60%, 70% dan 80%. Diameter zona hambat dari hasil larutan uji ekstrak etanol umbi lapis bawang merah (Allium cepa L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus, yaitu masing-masing sebesar 0,957 cm, 1,085 cm, 1,145 cm dan 1,216 cm. Berdasarkan penelitian Shinkafi (2013), diketahui bahwa bawang putih memiliki aktivitas antimikroba terhadap beberapa bakteri patogen. Aktivitas antimikroba bawang putih telah diuji pada empat bakteri yaitu : Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, dan Streptococcus pneumonia. Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh zona hambat pada masing-masing bakteri yaitu : 15 mm, 17 mm, 20 mm dan 8 mm. Bakteri patogen seperti Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab diare yang sering menginfeksi manusia. Penyakit diare merupakan penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya kehilangan banyak cairan dalam tubuh. Salah satu yang menjadi pemicu terjadinya diare adalah infeksi oleh bakteri, akibat kontaminasi pada saat pengolahan maupun penanganan bahan pangan. Hasil penelitian sebelumnya di Universitas Airlangga oleh Kusumawati et al (2005), menyimpulkan bahwa ekstraksi dari bawang merah dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri Lactobacillus casei yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Menurut Brady et al. (1998) Lactobacillus casei merupakan mikroorganisme hidup yang dapat memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan, jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa probiotik cukup efektif untuk pencegahan dan pengobatan terhadap berbagai macam kelainan gastrointestinal

misalnya diare karena pemakaian antibiotika yang berlebihan, diare nosokomial, diare karena infeksi bakteri maupun virus (Markowitz, 2003). Dewasa ini probiotik yang paling banyak digunakan adalah Lactobacillus casei Shirota strain, Bifidobacterium dan Lactobacillus acidophilus (Duggan, 2003). Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak umbi lokio terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Staphylococcus aureus dan bakteri Lactobacillus acidophilus yang merupakan salah satu bakteri yang bersifat probiotik, sehingga dari hasil penelitian ini ke depannya, berbagai potensi dan kandungan komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak umbi lokio dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk pangan, menambah variasi masakan kulinari nusantara, juga dapat dikembangkan sebagai bahan untuk pembuatan obat tradisional. Berikutnya setelah masyarakat luas mengetahui manfaat umbi lokio terhadap kesehatan, diharapkan dapat dilakukan pengembangan usaha petani khususnya untuk budidaya tanaman lokio sehingga dapat berkembang di seluruh Indonesia, tidak hanya di daerah Sumatera Utara, juga pemanfaatan umbi lokio dapat dikembangkan sebagai pangan fungsional. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan, yaitu sejauhmana kemampuan ekstrak umbi lokio dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Staphylococcus aureus, Lactobacillus acidophilus. Pada pelarut apa dan konsentrasi berapa, ekstrak umbi lokio dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji tersebut yang paling optimal.

Tujuan Penelitian Membuktikan adanya pengaruh pemberian ekstrak umbi lokio dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Staphylococcus aureus dan Lactobacillus acidophilus. Mengidentifikasi pelarut yang paling optimal pada pembuatan ekstrak umbi lokio dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Staphylococcus aureus dan Lactobacillus acidophilus dan mengidentifikasi senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak umbi lokio. Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini yaitu : Ekstrak dari umbi lokio berpotensi sebagai antimikroba. Terdapat perbedaan aktivitas antimikroba pada masing-masing konsentrasi ekstrak umbi lokio pada berbagai pelarut yang digunakan dalam penelitian. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sebagai sumber informasi bagi masyarakat dan bagi perkembangan dibidang penelitian, bahwa ekstrak umbi lokio dapat digunakan sebagai antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.