FAKTOR RISIKO PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PRAKTIK/KEBIASAAN KELUARGA TERKAIT DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI UPT PUSKESMAS SIGALUH 2 BANJARNEGARA

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: ISPA, Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Merokok, Jenis Bahan Bakar Memasak

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

Castanea Cintya Dewi. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitan ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Penta Hidayatussidiqah Ardin

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA DI KELURAHAN CILEMBANG KECAMATAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

Lingkungan Fisik Kamar Tidur dan Pneumonia pada Anak Balita di Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK ORANG TUA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA 2012

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

Ernawati 1 dan Achmad Farich 2 ABSTRAK

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN SIKUMANA ABSTRAK

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

HUBUNGAN FAKTOR KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU DENGAN INSIDEN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS YOSOMULYO KOTA METRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Barat). Luas wilayah Kecamatan Kabila sebesar 193,45 km 2 atau sebesar. desa Dutohe Barat dan Desa Poowo.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) HARAPAN BUNDATAHUN 2015

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

BAB I PENDAHULUAN. selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, salah satunya seperti kematian

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang sering menyerang anak-anak. Salah satu penyakit saluran

PENDAHULUAN. hidung sampai alveoli. ISPA terdiri dari bukan pneumonia, pneumonia, dan

POLA SEBARAN KEJADIAN PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG

KUESIONER PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Wongkaditi

HUBUNGAN KONDISI RUMAH DENGAN KELUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNTUNGAN KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2008

HUBUNGAN ANTARA KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PNEUMONIA ANAK UMUR 6-59 BULAN DI RSUD SALEWANGAN MAROS TAHUN 2012

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Kebiasaan Merokok, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Anak umur 1-4 tahun

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Merokok, Kepadatan Hunian, Ventilai, TB Paru

Faktor-faktor kejadian malaria

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

FAKTOR RISIKO PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA Laurencia Agustaviane*, Woodford B.S Joseph*, Dina V. Rombot* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Setiap tahun diperkirakan lebih dari juta balita di dunia meninggal karena pneumonia (Kemenkes RI, 0). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara tahun 0 kasus pneumonia pada balita di Provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak. penderita. Kabupaten Halmahera Utara mencapai urutan ke 4 penderita pneumonia sebanyak. penderita.tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko pneumonia pada balita. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan studi kasus kontrol. Populasi adalah seluruh balita yang berkunjung ke Puskesmas Tobelo pada bulan januari 0 sampai maret 04, dimana terdapat 7 balita menderita pneumonia. Sampel kasus berjumlah balita yang diambil secara random dari balita yang menderita pneumonia. Sampel kontrol berjumlah balita diambil dari balita yang tidak menderita pneumonia melalui pencocokan (matching) umur, jenis kelamin dan status imunisasi. Variabel penelitian dalam penelitian ini yaitu tingkat kelembaban, kebiasaan merokok, bahan bakar untuk memasak dan penggunaan obat nyamuk bakar. Instrumen penelitian ini yaitu Hygrometer dan Kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi-square dengan α=0,05 dan CI:5%. Hasil Uji statistik menunjukkan bahwa probabilitas hubungan dari variabel diatas dengan kejadian pneumonia, sebagai berikut:tingkat kelembaban p=0,8, kebiasaan merokok p=0,00 (p<0,05) dan OR=7, (CI5%;,0-5,5), bahan bakar memasak p=0,0 (p<0,05) dan OR=5,7 (CI5%;,-8,748), dan penggunaan obat anti nyamuk bakar p=0,008 (p<0,05) dan OR=,8 (CI5%;,40-0,50). Disimpulkan bahwa kamar tidur dengan kelembaban yang tidak memenuhi syarat tidak menjadi faktor risiko pneumonia pada balita, kebiasaan merokok, bahan bakar untuk memasak (kayu minyak atau api) dan penggunaan obat anti nyamuk merupakan faktor risiko untuk pneumonia pada balita. Kata Kunci: Faktor Risiko, Pneumonia, Anak Balita ABSTRACT Every year, an estimated more than million children in the world dead because of pneumonia (Kemenkes RI, 0). Based on the Health Profile of North Maluku Provincial 0 cases of pneumonia for children under five in province of North Maluku total is patients. District of North Halmahera achieving 4 sequences of pneumonia total is, patients. The purpose of this study was to analyze the risk factors of pneumonia in children under five. This study uses an analytical survey of the case control study. The population is all children under five who visited the Tobelo health centers in January 0 to March 04, where there are 7 children under five suffering from pneumonia. Samples cases of toddlers taken at random from a toddler suffering from pneumonia. Control samples of toddlers taken from a toddler is not suffering from pneumonia by matching age, sex and immunization status. The variables in this research is level humidity, smoking habits, cooking fuels and the use of mosquito fuels. The instrument is Hygrometer and Qusioner. The data analysis use tests Chisquare test with α=0.05 and CI:5%. The result showed that the probability of the correlation from the variables above with the incidence of pneumonia, is as follows: level humidity p=0.8, smoking habits p=0.00 (p<0.05) and OR=7. (CI5%;.0-5.5), cooking fuel (kerosene/fuel wood) p=0.0 (p<0.05) and OR=5.7 (CI5%;.-8.748), and the use of anti mosquito grilled p=0.008 (p<0.05) and OR=.8 (CI5%;.40-0.50). It was concluded that the bedroom with the humidity that are not eligible are not to become risk factor for pneumonia in toddlers, smoking habit, cooking fuel (kerosene/fuel wood) and the use of anti-mosquito drugs is a risk factor pneumonia in children under five. Keywords: Risk Factors, Pneumonia, Children under five

PENDAHULUAN Pneumonia merupakan pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding dengan gabungan penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), malaria dan campak. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari juta balita meninggal karena Pneumonia ( balita/0 detik) dari juta total kematian Balita (Kemenkes RI, 0). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara tahun 0 penemuan kasus pneumonia pada balita di Provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak. penderita, Kabupaten Halmahera Utara mencapai urutan ke 4 penderita pneumonia dengan kasus sebanyak. penderita (Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara, 0). Berdasarkan data bulanan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Tobelo dari bulan Januari 0 sampai dengan bulan Maret 04 kejadian pneumonia pada balita cukup tinggi yaitu terdapat 7 kasus balita sakit pneumonia (Profil Puskesmas Tobelo, 04). Berdasarkan hasil observasi awal sebagian rumah di wilayah kerja Puskesmas Tobelo dapat dikatakan belum memenuhi syarat rumah sehat. Masyarakat juga masih mengunakan kayu api dan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis apakah tingkat kelembaban kamar tidur, kebiasaan merokok, bahan bakar untuk memasak dan penggunaan obat nyamuk bakar menjadi faktor risiko pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan desain Kasus Kontrol (Case Control). Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara.Pada bulan Juni sampai September 04. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berobat di Wilayah Kerja Puskesmas Tobelo dari bulan Januari 0 sampai bulan Maret 04. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu untuk kelompok kasus ditetapkan berjumlah penderita dengan cara pengambilan sampel secara Simple Random Sampling dan untuk memenuhi sampel besar dan untuk kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah balita yang tidak menderita pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Tobelo yang berjumlah balita yang dipilih dengan cara pencocokkan (matching) umur, Jenis kelamin dan status imunisasi. Responden yang diwawancarai adalah ibu dari balita. Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa hygrometer dan Kuesioner. Data primer yaitu hasil wawancara dan observasi terhadap variabel-variabel bebas dalam penelitian ini. Dan data sekunder yaitu data kejadian pneumonia pada balita yang diperoleh dari Puskesmas Tobelo khususnya dari bagian Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Analisis univariat untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Dan Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk mengetahui apakah variabel bebas menjadi faktor risiko variabel terikat maka dilakukan uji hubungan terlebih dahulu menggunakan uji Chi-square dengan α=0,05 dan CI:5%, bila nilai p<α berarti ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel didapatkan bahwa kelompok umur pada kelompok kasus dan kelompok kontrol berjumlah sama yaitu kelompok umur - bulan ada 4%, umur - 4 bulan ada %, umur 5- bulan ada 7%, umur 7-48 bulan ada % dan umur 4-5 bulan ada %. Berdasarkan jenis kelamin pada kelompok kasus dan kelamin laki-laki 57% dan perempuan 4%. Untuk status imunisasi kelompok kasus dan kontrol berjumalah sama yaitu status imunisasi lengkap 8% dan status imunsasi tidak lengkap %. Tingkat pendidikan terakhir ibu pada kelompok kasus yang terbanyak yaitu berpendidikan SMA (54%) dan pada kelompok kontrol juga paling banyak berpendidikan SMA (40%). Berdasarkan pengasuh utama untuk kelompok kasus dan kontrol yang terbanyak diasuh oleh ibu kandung (7%). Ibu-ibu pada kedua kelompok sampel yang terbanyak tidak bekerja untuk kelompok kasus (88%) dan kelompok kontrol (4%). Tabel. Karakteristik Subjek Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara Karakteristik Subjek Penelitian Usia Balita (Bulaan) Jenis Kelamin Status Imunisasi Pendidikan Terakhir Ibu Pengasuh Utama Pekerjaan Ibu Kategori - -4 5-7-48 4-5 Laki-laki Perempuan Lengkap Tidak Lengkap SD SMP SMA D S Ibu Kandung Nenek Tidak Bekerja PNS Pegawai Kasus Kontrol n % n % 5 4 5 4 8 8 7 7 0 5 4 57 4 8 54 7 88 0 5 4 4-57 4 8 40 5 7 4 0

Tabel. Hasil Analisis Hubungan Antara Tingkat Kelembaban Kamar Tidur, Kebiasaan merokok, Bahan Bakar Untuk Memasak dan Penggunaan Obat Anti Nyamuk Bakar NO Variabel Kategori 4 Tingkat Kelembaban Kamar Tidur Kebiasaan Merokok Bahan Bakar Memasak Penggunaan Obat Nyamuk Bakar <40&>70% 40-70% Merokok Tidak Merokok Minyak Tanah/Kayu Bakar Gas Ya Tidak Hubungan Antara Tingkat Kelembaban Kamar Tidur Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Dapat dilihat dari tabel bahwa hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi tingkat kelembaban kamar tidur yang tidak memenuhi syarat sebanyak 7% dan yang memenuhi syarat sebanyak %. Dari hasil analisis bivariat atau hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa antara tingkat kelembaban kamar tidur dengan kejadian pneumonia tidak memiliki hubungan yang bermakna di dapatkan nilai p=0,8. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kelembaban kamar tidur yang tidak memenuhi syarat tidak menjadi faktor risiko terjadinya pneumonia pada balita. Hasil penelitian ini tidak berhubungan mungkin dapat disebabkan karena perbedaan luas ventilasi kamar tidur tiap responden dan juga dipengaruhi oleh tingkat kelembaban dari luar rumah. Hasil penelitian ini sejalan dengaan penelitian yang dilakukan tentang Kasus Kontrol n % n % 4 4 5 40 5 8 8 5 0 47 0 7 8 44 8 7 P 0,8 0,00 0,0 0.00 OR CI:5%,7 (0,5-5,4) 7, (,0-5,5) 5,7 (,-8,74),85 (,40-0,5) hubungan antara sanitasi rumah dan perilaku dan kejadian pneumonia pada balita dengan jumlah sampel sebanyak 7 responden mendapatkan nilai probabilitas (p=0,8; p>0,05) dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat kelembaban dengan kejadian pneumonia pada balita (Pramudiyani dan Prasmewari, 0). Dan sejalan juga dengan penelitian dengan judul kualitas udara rumah dengan kejadian pneumonia pada anak bawah lima tahun di Puskesmas Cimahi Selatan dan Leuwi Gajah Kota Cimahi menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat kelembaban dengan kejadian pneumonia pada balita dimana nilai probabilitasnya (p=0,;p>0,05) dan OR=0,774 (CI5%;0,5-,57) (Fahima dkk, 04). Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Dapat dilihat pada tabel hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi

kebiasaan merokok anggota keluarga yang merokok sebanyak 70% dan yang tidak merokok 0%. Dari hasil bivariat atau hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dari anggota keluarga dalam rumah dengan kejadian pneumonia (p=0,00). Besar risiko menderita pneumonia dapat dilihat dari nilai OR=7, yang artinya balita yang anggota keluarganya mempunyai kebiasaan merokok dalam rumah risiko terkena pneumonia 7, kali lebih besar daripada balita yang anggota keluarganya tidak merokok dalam rumah. Banyaknya jumlah perokok dalam rumah akan memperbesar risiko anggota keluarga menderita gangguan pernapasan khususnya pada balita. Paparan yang terus menerus akan menimbulkan gangguan pernapasan terutama memperberat timbulnya infeksi saluran pernapasan akut dan gangguan paru-paru pada saat dewasa (Kepmen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 00). Hasil penelitian ini relavan dengan hasil penelitian tentang faktor-faktor lingkungan fisik rumah yang berhubungan dengan kejadian pneumoia di wilayah kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis, didapatkan nilai p=0,07 (p<0,005) dan OR=, dengan CI 5%;,07-0,5 yang artinya secara statistik bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat bahaya merokok dengan kejadian pneumonia pada balita (Yulianti dkk, 0). Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan tentang faktor lingkungan rumah dan praktik hidup orang tua yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak balita di Kabupaten Kubu Raya Tahun 0 yang menunjukkan bahwa nilai p=0,000 (p<0,05) dan OR= 0,88 (CI 5%:,7-4,07) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian pneumonia pada balita (Sartika dkk, 0). Hubungan Antara Bahan Bakar Untuk Memasak Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Dari tabel dapat dilihat bahwa hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi bahan bakar untuk memasak yaitu keluarga yang menggunakan bahan bakar minyak tanah/kayu bakar sebanyak 84% dan yang menggunakan bahan bakar gas sebesar %. Hasil analisis bivariat atau hasil uji statistik diperoleh kesimpulan antara bahan bakar untuk memasak dengan kejadian pneumonia mempunyai hubungan yang bermakna (p=0,0). Besar risiko menderita pneumonia dapat dilihat dari nilai OR=5,7 yang artinya balita yang keluarganya menggunakan bahan bakar minyak tanah/kayu bakar lebih berisiko 5,7 kali lebih besar dibandingkan dengan balita yang keluarganya tidak menggunkan bahan bakar minyak tanah/kayu bakar. Bahan bakar untuk memasak yang digunakan kebanyakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tobelo adalah kayu bakar dan minyak tanah, hanya beberapa masyarakat 5

yang mulai menggunakan gas karena kemampuan ekonomi keluarga dan juga masih takut untuk menggunakan bahan bakar gas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tentang faktor faktor lingkungan fisik rumah yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak balita di wilayah kerja puskesmas kawunganten kabupaten cilacap yang disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara bahan bakar memasak yang digunakan (kayu bakar) dengan kejadian pneumonia (p=0,0; p<0,05) pada balita (Yuwono, 008). Dan sama dengan penelitian tentang faktor-faktor yang memepengaruhi kejadaian pneumonia pada anak balita di Puskesmas Donggala Sulawesi Tenggah menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara polusi asap dapur dengan kejadian pneumonia balita dengan (p=0,000; p<0,05) (Zulkipli dkk, 00). Hubungan Antara Obat Nyamuk Bakar Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Dari tabel dapat dilihat bahwa hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi dari penggunaan obat anti nyamuk bakar yaitu untuk keluarga yang menggunakan obat anti nyamuk bakar sebanyak 84% dan keluarga yang tidak menggunakan obat anti nyamuk bakar sebanyak %. Hasil analisis bivariat atau hasil uji statistik Hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan obat anti nyamuk bakar dengan kejadian pneumonia (p=0,008). Dengan besar risiko menderita pneumonia dapat dilihat dari nilai OR=,85 yang artinya balita yang sering menggunakan obat anti nyamuk berisiko terkena pneumonia,8 kali lebih besar daripada balita yang tidak menggunkan obat anti nyamuk. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas pangandaran kabupaten ciamis yang mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara praktik penggunaan obat anti nyamuk bakar dengan kejadian pneumonia pada balita, yaitu dengan probabilitas sebesar (p=0,00) dan OR=,4 dengan (CI 5%;,4-,45) (Yulianti dkk, 0). Sejalan juga dengan penelitian tentang hubungan kondisi rumah dengan keluhan ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan didapatkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan bahan pengendali serangga dengan keluhan ISPA didapatkan p=0,00 (p<0,05) (Naria dkk, 008). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. Kamar tidur dengan kelembaban <40% dan >70% atau yang tidak memenuhi syarat tidak menjadi faktor risiko pneumonia pada balita.. Balita yang anggota keluarganya mempunyai kebiasaan merokok dalam

rumah lebih berisiko terkena pneumonia 7, kali lebih besar dibandingkan dengan balita yang anggota keluarganya tidak merokok dalam rumah.. Balita yang keluarganya mengunakan minyak tanah/kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak lebih berisiko terkena pneumonia 5,7 kali lebih besar dibandingkan dengan balita yang tidak menggunakan minyak tanah/kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak. 4. Balita yang keluarganya menggunakan obat nyamuk bakar mempunyai risiko terkena pneumonia,8 kali lebih besar dibandingkan dengan balita yang tidak menggunakan obat nyamuk bakar. SARAN. Bagi ibu-ibu dan bapak-bapak agar lebih diperhatikan lagi kondisi fisik rumah seperti luas ventilasi rumah yang memberikan pengaruh terhadap tingkat kelembaban dalam kamar tidur agar tingkat kelembaban dalam kamar dapat memenuhi syarat rumah sehat dan tidak menimbulkan penyakit pada balita.. Bagi ibu-ibu dan bapak-bapak yang mempunyai balita agar menghindarkan anak dari keterpaparan asap rokok yang berbahaya bagi kesehatan anak dengan cara tidak merokok di dalam rumah.. Bagi ibu-ibu yang menggunakan minyak tanah/kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak agar tidak membawah anak balita ke dapur pada saat memasak. 4. Bagi ibu-ibu yang sering menggunakan obat anti nyamuk bakar didalam kamar balita agar dapat merubah kebiasaan penggunaan obat anti nyamuk bakar dengan cara menggunakan kelambu, raket nyamuk ataupun alat lainnya yang dapat membunuh nyamuk tetapi tidak menghasilkan asap yang berbahaya bagi kesehatan balita. 5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang meneliti tentang faktor-faktor risiko lainnya yang dapat menjadi penyebab pneumonia pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara misalnya faktor status gizi balita, suhu kamar balita dan kebiasaan membuka jendela di pagi dan siang hari. DAFTAR PUSTAKA Fahimah, Kusumowardania dan Susanna. 04. Kualitas Udara Rumah dengan Kejadian Pneumonia Anak Bawah Lima Tahun di Puskesmas Cimahi Selatan danleuwi Gajah Kota Cimahi. Makara Seri Kesehatan, Volume 8, No, Hal 5-. Kemenkes RI. 0. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta. 7

KepMen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 00. Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat). Naria, Chahaya dan Asmawati. 008. Hubungan Kondisis Rumah Dengan Keluhan ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 008. Jurnal Info Kesehatan Masyarakat. Volume XII, No, Hal -7. Pramudiyani, N.A dan Prameswari, G.N. 0. Hubungan Antara Sanitasi Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Pneumonia Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume, No, Hal 7-78, ISSN 858-. Puskesmas Tobelo. 04. Laporan Bulanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Tobelo Sartika, Setiani dan Endah. 0. Faktor Lingkungan Rumah dan Praktik Hidup Orang Tua Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita di Kabupaten Kubu Raya Tahun 0. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Volume, No, Hal 5-5. Yulianti, Setiani dan Hanani. 0. Faktorfaktor Lingkungan Fisik RumahYang Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Volume, No, hal 87-. Yuwono, T.A. 008. Faktor Faktor Lingkungan Fisik Rumah Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap. Tesis, Universitas Diponegoro. Zulkipli, Prayogi, Akhmadi dan Hartini. 00. Faktor-Faktor Ynag Mempengaruhi Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di Puskesmas Donggala Sulawesi Tengah. Jurnal Teknologi Kesehatan. Volume 5, No, ISSN 0-48. 8