BAB II AMFIBI, REPTIL & PENGETAHUAN ANAK-ANAK TENTANG AMFIBI DAN REPTIL

dokumen-dokumen yang mirip
Amfibi mempunyai ciri ciri sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. (perairan) lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari

II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Bio Ekologi Herpetofauna 2.1. Taksonomi Taksonomi Reptil Taksonomi Amfibi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II REPTIL PADANG PASIR ASIA. 2.1 Padang Pasir

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Amphibia: Evolusi Karakteristik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

Penggolongan Hewan. Jenis makanan Tempat hidup Cara berkembang tubuh. Beranak. Bertelur. Bagan penggolongan hewan.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLATIHAN SOAL BAB 12

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA

biologi SET 24 ANIMALIA 4 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM VERTEBRATA a. Kelas Cyclostomata (Agnatha) b.

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma

BIOLOGI VERTEBRATA. Rizka Apriani Putri, M.Sc JURDIK BIOLOGI, FMIPA UNY Rizka Apriani Putri, M.Sc

Teknik Identifikas Reptil

TAHAP. Kehidupan Reptilia. Meneroka Orbit Membongkar. Buku Sneak Peak! Menaakul

II. TINJAUAN PUSTAKA. Spesies ini terdiri dari tanaman dan hewan yang dianggap menjadi salah satu agen

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

Identifikasi Jenis Amphibi Di Kawasan Sungai, Persawahan, dan Kubangan Galian Di Kota Mataram. Mei Indra Jayanti, Budiono Basuki, Susilawati

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup

DAUR HIDUP HEWAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD. Disusun oleh: Taufik Ariyanto /

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS EVOLUSI. Evolusi Vertebrata. Disusun oleh: Ayu Lestari ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 12.1

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1

KINDOM ANIMALIA. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013

I. PENDAHULUAN. buaya, Caiman, buaya, kura-kura, penyu dan tuatara. Ada sekitar 7900 spesies

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

Ayo Kita Belajar IPA DAUR HIDUP HEWAN

FISIOLOGI HEWAN SISTEM GERAK PADA KATAK (Rana sp) OLEH :

II. TINJAUAN PUSTAKA

JMSC Tingkat SD/MI2017

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Setiap hewan pasti mengalami tahap pertumbuhanan dan perkembangan. Daur

IKAN HARUAN DI PERAIRAN RAWA KALIMANTAN SELATAN. Untung Bijaksana C / AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIK HEWAN. Kelas Pisces (Ikan)

II. TINJAUAN PUSTAKA. (perairan) lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kompetensi. created by darmadi ahmad REPTILIA. Memahami perbedaan dan persamaan pencirian serta pengelompokan pada reptilia CIRI-CIRI UMUM PENYEBARAN

Sistem Respirasi Pada Hewan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

BAB I PENDAHULUAN. binatang atau fauna) adalah makhluk hidup yang paling beragam di planet.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB 4 KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME (MATERI IPA TERPADU KELAS IX) Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

UN SD 2012 IPA. Kode Soal

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN

LEMBAR KERJA SISWA TIPE A

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

TAMAN REPTIL KULON PROGO Pusat Konservasi Dengan Penekanan Desain Arsitektur Berdasarkan Perilaku Reptil BAB I PENDAHULUAN

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.1. Adaptasi.

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

SOAL ULANGAN HARIAN IPA BAB 1, 2 dan 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ADAPTASI DAN EVOLUSI. Oleh : Aisyah Wardani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udang adalah hewan kecil tak bertulang belakang (invertebrata) yang

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DARI UKSW

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

O 2 + Zat Makanan CO 2 + H 2 O + Energi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II AMFIBI, REPTIL & PENGETAHUAN ANAK-ANAK TENTANG AMFIBI DAN REPTIL II.1 Klasifikasi Makhluk Hidup Klasifikasi makhluk hidup merupakan cara pengelompokan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu. Carolus Linnaeus yang merupakan seorang ahli biologi dari Swedia memperkenalkan klasifikasi berdasarkan persamaan struktur pada abad 18. Pengelompokan berdasarkan struktur tubuh. Bila dalam satu kelompok ditemukan perbedaan perbedaan, maka kelompok tersebut dipisahkan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil sehingga menghasilkan setiap kelompok kecil mempunyai persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada dipermukaan bumi ini dibedakan menjadi dua kelompok dunia kehidupan besar yaitu hewan dan tumbuhan. Pengklasifikasian makhluk hidup standar Internasional yaitu berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature. Urutan pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai berikut: Kingdom (Kerajaan) Divisio (Filum) Clasis (Kelas) Order (Ordo) Familia (Suku) Genus (Marga) Spesies (Jenis) Hewan amfibi dan reptil tentunya sudah diklasifikasikan pada kelompok yang berbeda. Walaupun amfibi dan reptil berada sama-sama berada pada Kingdom Animalia dan Filum Chordata namun berada di kelas yang berbeda. 4

II.2. Amfibi Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang hidup di 2 habitat, yaitu perairan dan daratan. Amfibi memiliki kelembaban kulit yang tinggi sehingga kulitnya relatif licin. Kata amfibi berasal dari kata amphi yang berarti ganda dan bios yang berarti hidup. Amfibi didefinisikan sebagai hewan-hewan yang dapat hidup di dua habitat. Menurut Mattison seperti yang pernah dikutip oleh Mistar (2008), terdapat 5.359 jenis amfibi yang terbagi atas bangsa yaitu Caudata, Anura dan Gymnophiona. Umumnya ordo anura memiliki siklus kehidupan yang mengalami metamorfosis. Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang tidak bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri. Amfibi bertelur di tembat lembab atau berair. Habitat amfibi diantaranya yaitu hutan, kolam, sawah dan danau. Rata-rata amfibi mempunyai kulit basah dan lembut agar oksigen dapat dengan mudah masuk menembus kulit. Sebagian besar amfibi dewasa bernafas menggunakan kulit dan juga melalui paruparu. Kelembaban kulit amfibi dijaga oleh kelenjar khusus dibawah kulitnya. Banyak amfibi menjaga kelembaban kulitnya dengan selalu berada di dekat air. Sebagian besar amfibi lahir dan tumbuh di air tawar kemudian setelah dewasa berpindah ke daratan kering dan kembali ke air untuk berkembang biak. Sebagian besar amfibi menelurkan telur yang lembut. Telur tersebut bisa berbentuk untaian atau gumpalan yang sangat kecil menyerupai jeli. Berikut ini adalah tingkatan dari kerajaan hingga kelas dari amfibi dalam pengklasifikasian makhluk hidup: Kingdom (Kerajaan) Animalia Divisio (Filum) Chordata Clasis (Kelas) Amphibia 5

Amfibi Ordo Caudata Menurut Suprianto seperti yang dikutip oleh Polansky (2011), caudata merupakan ordo amfibi yang memiliki ekor. Jenis ini memiliki tubuh yang panjang, memiliki anggota gerak. Spesies Caudata ada yang bernafas dengan insang dan ada juga yang bernafas dengan menggunakan paru-paru. Salamander yang tidak mempunyai paru-paru maka bernafas menggunakan kulit dan lapisan mulut. Tubuhnya terbagi antara kepala, tubuh dan ekor. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil. Ada jenis salamander yang tidak pernah dewasa yaitu aksolot. Jadi salamander ini tidak pernah berkembang melebihi tahap larva. Habitat dari salamander adalah di dekat sungai, sungai ataupun kolam. Umumnya salamander memakan serangga. Gambar II.1 Salamander merupakan hewan amfibi ordo Caudata Sumber: http://animals.nationalgeographic.com (18/12/2012) Amfibi ordo Anura Menurut Suprianto seperti yang dikutip oleh Polansky (2011) pada website Uni Konservasi Fauna, anura merupakan amfibi yang tidak berekor pada saat dewasa. Namun pada siklus hidupnya, ordo Anura atau yang lebih dikenal dengan katak ini memiliki ekor saat pada fase berudu. Ordo ini sering dijumpai 6

dengan tubuhnya seperti sedang jongkok. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, badan, dan anggota gerak (tetrapoda). Kulitnya cenderung basah karena memiliki kelenjar lendir dibawah kulitnya. Ciri yang paling mencolok adalah tekstur kulitnya, dimana kulit katak lebih halus dari kodok juga bentuk tubuh katak yang lebih ramping daripada kodok. Kodok dan katak menggunakan kaki belakangnya untuk melompat. Pada pertengahan lompatan, kaki belakang kodok teregang sepenuhnya, kaki depannya ditahan kebelakang, dan kedua matanya tertutup untuk perlindungan.ketika mendarat, tubuhnya melengkung dan kaki depannya bertindak sebagai rem. Gambar II.2. Kodok merupakan hewan amfibi ordo Anura Sumber: http://animals.nationalgeographic.com (18/12/2012) Kodok termasuk ordo anura yang memiliki perbedaan dengan katak dari bentuk tubuhnya yang lebih ramping dan kakinya yang lebih panjang. Kodok dan katak telah mempunyai indra organ Jacobson di langit-langit mulut sebagai indra pengecap dan pembau dunia luar. Kodok dan katak menggunakan kaki belakang untuk melompat. Katak ataupun kodok mengalami fase metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya. Habitat 7

kodok dan katak adalah di sungai, kolam, sawah ataupun hutan tropis. Makanan katak dan kodok adalah serangga. Gambar II.3. Katak merupakan hewan amfibi ordo Anura http://3.bp.blogspot.com (10/04/2013) Amfibi ordo Gymnophiona Menurut Suprianto seperti yang dikutip oleh Polansky (2011) pada website Uni Konservasi Fauna, gymnophiona merupakan amfibi yang tidak memiliki anggota gerak dan beberapa jenis alat geraknya tereduksi secara fungsional. Tubuh menyerupai cacing, bersegmen, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai mata tertutup oleh kulit. Gambar II.4 Gymnophiona dari India yang merupakan hewan amfibi Sumber: http://novataxa.blogspot.com (18/12/2012) 8

Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Habitat gymnophiona (saesilia) yaitu tepi-tepi sungai atau parit atau di bawah tumpukan batu. Makanan dari adalah serangga dan cacing. II.3. Reptil Reptil berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptil merupakan hewan melata yang tubuhnya dilapisi kulit kering atau sisik dan bernafas menggunakan paru-paru. Sebagian besar kelas ini merupakan hewan tetrapoda kecuali bangsa ular-ularan. Kelas ini memiliki ciri khas yaitu tubuh anggota kelas reptil di tutupi oleh sisik atau memiliki sisik dan memiliki jari kaki bercakar kecuali ular. Menurut Mattison seperti yang dikutip oleh Mistar (2008), terdapat lebih dari 8.000 jenis di dunia, terbagi atas 4 ordo yaitu: ordo Testudinates, ordo Rhynchocephalia, ordo Squamata, ordo Crocodylia Sebagian besar reptil hidup di habitat panas atau hangat seperti gurun dan padang rumput kering. Namun ada juga reptil yang hidup di dalam rumah seperti cicak. Reptilia hanya membutuhkan sedikit makanan dan air dan tidak menjadikan makanan untuk menghasilkan panas tubuh. Sebagian besar reptil menghabiskan seluruh hidupnya jauh dari air namun masih ada sebagian kecil reptil menghabiskan waktunya di perairan. Walaupun demikian, sebagian besar reptil bertelur di darat. Bayi Reptil menetas dari telur mirip induknya namun berukuran kecil.dan tidak ada proses metamorfosis Berikut ini adalah tingkatan dari kerajaan hingga kelas dari amfibi dalam pengklasifikasian makhluk hidup: Kingdom (Kerajaan) Animalia Divisio (Filum) Chordata Clasis (Kelas) Reptilia 9

Reptil Ordo Testudinates Testudinates merupakan ordo reptil yang memiliki cangkang sebagai tempat berlindung maupun menjadi bagian tubuhnya. Cangkang tersebut terbagi menjadi 2 yaitu karapaks pada bagian atas dan plastron sebagai perisai dada. Cangkang ini menjadi tameng yang melindungi hewan ini dari pemangsa dan juga dari sengatan matahari. Yang termasuk ke dalam ordo ini adalah segala jenis kura-kura dan penyu. Gambar II.5 Penyu merupakan hewan reptil dari ordo Testudinates Sumber: http://animals.nationalgeographic.com (18/12/2012) Penyu merupakan hewan reptil yang termasuk ordo testudinates. Pada fase berkembang biak, Penyu menuju tepi pantai untuk bertelur. Penyu laut mempunyai cangkang yang ringan dan datar sehingga dapat bergerk dengan lebih mudah di dalam air. Penyu dan kura-kura adalah anggota kuno dari dunia reptil dan mampu bertahan hidup hingga 150 tahun. Habitat kura-kura adalah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sedangkan habitat penyu yaitu di laut dan tepi laut. Makanannya adalah tumbuhan yang hidup di dalam air. 10

Gambar II.6 Kura-kura merupakan hewan reptil dari ordo Testudinates Reptil Ordo Rhynchocephalia Rhynchocephalia merupakan ordo reptil yang anggotanya merupakan kadalkadal purba. Salah satu contohnya adalah tuatara. Hewan ini hanya tersisa dua jenis di dunia dan merupakan spesies endemik di Selandia Baru. Selain itu, kadal ini merupakan bukti peninggalan zaman dinosaurus yang hidup pada 200 juta tahun yang lalu. Gambar II.7 Tuatara adalah hewan reptil dari ordo Rhynchocephalia Sumber: http://reptiln-orders.wikispaces.com (18/12/2012) 11

Tuatara nampak mirip dengan kadal biasa, namun terdapat perbedaan yang menyebabkan tuatara tidak digolongkan pada ordo Squamata seperti kadal. Tulang dada tuatara memiliki engsel yang berbeda dengan kadal, tuatara memiliki paruh pada rahang atasnya dan tuatara berumur panjang. Habitat tuatara adalah di hutan. Makanan tuatara adalah serangga. Reptil Ordo Squamata Squamata merupakan ordo reptil yang mengalami pergantian kulit atau sisik secara periodik. Tubuhnya ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan tanduk. Squamata sendiri diklasifikasikan menjadi tiga sub-ordo, yaitu Sauria(contohnya kadal, iguana, dsb), Ophidia(bangsa ular-ularan), dan Amphisbaenia (Squamata tak bertungkai, sisik tersusun seperti cincin-cincin. Ordo Squamata seperti ular masih bisa sering ditemukan di pemukiman warga. Gambar II.8 Ular merupakan hewan reptil dari ordo Squamata Ular memiliki pendengaran dan penglihatan yang lemah namun kelemahan tersebut dapat ditutupi oleh kelebihan ular yang dapat menemukan mangsa dengan menangkap getaran yang merambat di tanah. Sebagian ular mempunyai lubang-lubang di wajah untuk mendeteksi panas dari mangsanya. Kulit ular tidak tumbuh bersama tubuhnya sehingga ular harus mengganti kulitnya pada saat pertumbuhan. 12

Gambar II.9 Kadal Panama dari Irian merupakan hewan reptil dari ordo Squamata Kadal biasa ditemukan di pesawahan. Hewan ini berkaki empat dan bersisik seperti hewan reptil lainnya. Jenis kadal yang terkenal di Indonesia adalah Komodo. Komodo merupakan hewan langka dan dilindungi di Indonesia yang berada di Pulau Komodo. Komodo dan biawak berada pada genus yang sama namun berbeda spesies. Habitat ular dan kadal-kadalan yaitu di sawah, hutan tropis ataupun gurun. Ular merupakan hewan pemakan daging seperti kodok, rusa dan ikan. Sedangkan kadal pemakan serangga. Gambar II.10 Komodo merupakan hewan reptil dari ordo Squamata 13

Reptil Ordo Crocodila Crocodila merupakan ordo yang mencakup reptil yang berukuran paling besar diantara yang lain. Kulitnya ditutupi oleh sisik sisik dari bahan tanduk yang termodifikasi bentuknya menjadi seperti perisai. Buaya memiliki jantung yang terbagi menjadi 4 ruang. Pola perilakunya yang paling mencolok adalah ordo ini sangat suka berjemur di siang hari untuk menaikkan suhu tubuhnya. Crocodilian termasuk hewan nokturnal, tapi tidak menutup kemungkinan bangsa ini berburu di siang hari. Di habitatnya, buaya dewasa memiliki daerah kekuasaan untuk dirinya sendiri maupun untuk kelompoknya. Ordo ini dibagi menjadi tiga famili, antara lain famili alligatoridae, famili crocodylidae, famili gavialidae. Gambar II.11 Buaya merupakan hewan reptil dari ordo Crocodila Aligator termasuk keluarga buaya. Buaya dan aligator memiliki perbedaan dari moncongnya. Buaya memiliki moncong yang lebih memanjang menyerupai huruf V. Sedangkan Aligator memiliki moncong yang relatif pendek dan menyerupai huruf U. II.4 Persamaan dan perbedaan hewan Amfibi dan Reptil Hewan Amfibi dan reptil mempunyai beberapa persamaan diantaranya adalah sebagai berikut: Amfibi dan reptil merupakan hewan berdarah dingin. 14

Sebagian kecil reptil bisa hidup di dua alam sama seperti amfibi. Amfibi dan reptil termasuk herpetofauna. Herpetofauna adalah hewan yang merangkak, merayap atau melata. Semua amfibi dan sebagian besar reptil merupakan pemakan daging. Sebagian besar memiliki empat kaki dan ada juga yang tidak memiliki kaki sebagai alat gerak. Hewan Amfibi dan reptil mempunyai beberapa perbedaan diantaranya adalah sebagai berikut: Reptil dan amfibi sama-sama diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia, filum Chordata dan sub-filum Vertebrata namun berada dalam kelas yang berbeda. Sebagian besar amfibi hidup di dalam atau di sekeliling air sedangkan sebagian besar reptil menghabiskan banyak waktunya di daratan. Meskipun ada reptil yang hidup di air seperti buaya. Amfibi mempunyai kulit yang halus dan basah sedangkan reptil mempunyai kulit kering dan bersisik Mempunyai siklus hidup yang berbeda karena sebagian besar amfibi bermetamorfosis. Sebagian besar amfibi bernafas dengan kulit dan paru paru sedangkan reptil hanya bernafas dengan paru-paru. Sebagian besar telur reptil lebih keras dibanding telur amfibi. Sebagian besar amfibi bertelur di air sedangkan sebagian besar reptil bertelur di darat. II.5 Karakteristik Anak Menurut Darmodjo seperti yang dikutip oleh Widya (2010) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama. 15

Menurut Darmodjo seperti yang dikutip oleh Widya (2010) karakteristik anak antara lain: Senang bermain, Maksudnya dalam usia yang masih dini anak cenderung untuk ingin bermain dan menghabiskan waktunya hanya untuk bermain karena anak masih polos yang dia tahu hanya bermain maka dari itu agar tidak megalami masa kecil kurang bahagia anak tidak boleh dibatasi dalam bermain. Senang bergerak, Anak senang bergerak maksudnya dalam masa pertumbuhan fisik dan mentalnya anak menjadi hiperaktif lonjak kesana kesini bahkan seperti merasa tidak capek mereka tidak mau diam dan duduk saja menurut pengamatan para ahli anak duduk tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Senang bekerja dalam kelompok Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi dengannorang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelompok tertentu untuk bermain. Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Jadi dalam pemahaman anak SD semua materi atau pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep awal yang diberikan. Berdasarkan pengalaman ini, 16

siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsifungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Anak cengeng Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing. Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain. Pada pendidikan dasar yaitu SD, anak susah dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan metode yang tepat misalnya dengan cara metode ekperimen agar anak dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran yang diberikan. Senang diperhatikan Di dalam suatu interaksi sosial anak biasanya mencari perhatian teman atau gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya. Di sini peran guru untuk mengarahkan perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya, anak yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab atau bertantya dengan guru agar anak lain beserta guru memperhatikannya. Senang meniru Dalam kehidupan sehari hari anak mencari suatu figur yang sering dia lihat dan dia temui kemudian akan ditiru. 17

II.6 Pandangan Anak-anak Terhadap Hewan Amfibi dan Reptil Untuk mengetahui pandangan anak-anak terhadap hewan amfibi dan reptil dilakukan penelitian kepada 30 anak yang berusia 8-12 tahun atau kelas 2-6 SD dengan cara pengisian kuisioner. Berikut ini merupakan table hasil kuisioner yang diberikan kepada 30 anak SD. Tabel II.1 Tabel Hasil Kuisioner tentang Pandangan terhadap Hewan Amfibi dan Reptil No Pertanyaan Hasil Jawaban Responden % 1 Pengetahuan anak 27 orang menyatakan tahu 90% mengenai pengertian 3 orang menyatakan tidak 10% hewan amfibi dan reptil 2 Pengetahuan anak 1 orang menjawab benar 3% mengenai hewan yang 29 orang menjawab salah 97% termasuk amfibi dan reptil 3 Pengetahuan anak 10 orang menjawab tahu 33% mengenai ciri-ciri hewan amfibi dan reptil 20 orang menyatakan tidak tahu. 67% 4 Tingkat ketertarikan 11 orang tertarik 37% anak untuk mempelajari 19 orang tidak tertarik 63% hewan amfibi dan reptil 5 Anak yang menyukai 29 orang suka 97% buku bergambar 1 orang tidak suka 3% 6 Anak yang menyukai 29 orang suka 97% buku ilustrasi 1 orang tidak suka 3% Kesimpulan dari tabel diatas adalah bahwa banyak anak yang mengetahui amfibi dan reptil namun belum bisa mengelompokan hewan tersebut dengan benar. Anak-anak kurang tertarik untuk mempelajari hewan amfibi dan reptil. Untuk 18

menambah daya tarik anak-anak dalam mempelajari hewan amfibi dan reptil yaitu dengan membuat buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil karena anak-anak menyukai buku ilustrasi. II.7 Buku Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, buku merupakan lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku merupakan media yang dipakai oleh anak-anak sampai orang tua untuk memperoleh informasi. Kini buku sudah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Buku tersebut dikenal dengan E-book. II.7.1 Jenis Buku Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional tentang buku-buku pendidikan diungkapkan terdapat empat jenis, yaitu buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku referensi, dan buku panduan pendidik (2004: 4). Klasifikasi ini diperkuat lagi oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 2008 pasal 6 (2) yang menyatakan bahwa selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan ketentuan di atas maka terdapat empat jenis buku yang digunakan dalam bidang pendidikan, yaitu (1) Buku Teks Pelajaran; (2) Buku Pengayaan; (3) Buku Referensi; dan (4) Buku Panduan Pendidik. Buku pengayaan, buku referensi dan buku panduan pendidikan merupakan buku nonteks. Buku nonteks pelajaran adalah buku-buku berisi materi pendukung, pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca umum. Contoh dari buku pengayaan yaitu buku pengayaan pengetahuan alam dan buku pengayaan kepribadian seperti novel sedangkan contoh buku referensi berupa kamus, ensiklopedia, dan atlas. 19

II.7.2 Bagian Buku Menurut Putra seperti yang dikutip oleh Bastudin (2013) menyatakan bahwa buku yang lengkap terdiri atas empat bagian, yaitu sampul (cover), pendahulu (preliminaries), isi (text matter) dan penyudah (postliminaries). Sampul (Cover) Menurut John Cremer seperti yang dikutip oleh Bastudin (2013) menyebutkan You sell a book by its cover. Dengan demikian, peran sampul berpengaruh terhadap penjualan buku. Sampul terdiri dari sampul depan, punggung buku dan sampul belakang. Sampul Depan Sampul depan buku biasanya terdiri dari judul, nama penulis, penerbit dan edisi. Bagian yang penting dari sampul buku adalah judul buku. Judul buku memegang peranan penting karena menggambarkan sekilas isi buku. Judul berarti nama yang diberikan untuk menunjukkan sebuah buku. Judul terdiri atas tiga jenis, yaitu judul, judul bab dan sub-bab. Judul umum tampak pada halaman sampul. Judul bab umumnya dapat dilihat di dalam buku. Punggung Buku Punggung buku terdiri atas judul buku, nama penulis dan logo penerbit. Penulis tidak perlu membuatnya karena penerbitlah yang akan membuatnya. Sampul Belakang Sampul belakang buku berisi sinopsis, logo dan nama penerbit dan barcode. Bagian yang cukup penting dari sampul belakang adalah sinopsis. 20

Preliminaries Preliminaries berisi halaman judul, halaman copyright, halaman persembahan, kata pengantar, prakata (jika ada), dan daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), dan daftar istilah (jika ada). Text matter Bagian isi (text matter) berisi pendahuluan,judul bab, subbab, dan subsubbab Postliminaries Bagian penyudah berisi daftar isi, daftar istilah dan index. II.8 Kesimpulan dan Solusi Berdasarkan fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa media yang memberikan pengetahuan mengenai hewan amfibi dan reptil seperti pada buku teks pelajaran dinilai masih kurang efektif. Hal tersebut dikarenakan kurangnya ilustrasi yang dapat memudahkan anak-anak untuk memahami informasi mengenai hewan amfibi dan reptil. Oleh sebab itu masih banyak anak-anak yang belum bisa mengelompokan hewan yang termasuk amfibi atau reptil. Anak-anak kurang tertarik mempelajari hewan amfibi dan reptil. Maka dibutuhkan media penunjang buku teks pelajaran dalam bentuk buku pengayaan yang berupa buku ilustrasi tentang hewan amfibi dan reptil agar anak-anak dapat dengan mudah memahami informasi mengenai hewan amfibi dan reptil. Pembuatan buku ilustrasi tersebut idealnya sesuai dengan karakter anak-anak yang tidak kaku dan senang bermain agar anak-anak menajadi lebih tertarik untuk mempelajari hewan amfibi dan reptil. 21