I. PENDAHULUAN. meruntuhkan tirani yang terjadi bertahun-tahun di negeri ini. Salah satu hal

dokumen-dokumen yang mirip
KLASIFIKASI SISTEM PEMERINTAHAN Perspektif Pemerintahan Modern Kekinian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem dalam Webster s New Collegiate Dictionary terdiri dari kata syn dan

DESAIN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL YANG EFEKTIF

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

SISTEM PRESIDENSIIL. Oleh: Muchamad Ali Safa at 1

Sistem Pemerintahan. Fitra Arsil

SUSUNAN PEMERINTAHAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL MATERI PERKULIAHAN HUKUM TATA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

SISTEM POLITIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. dirumuskan kesimpulan sebagaimana berikut: eksekutif dan legislatif hingga ancaman impeachment, maka dari itu

I.PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun 1945) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

Faridah T, S.Pd., M.Pd. NIP Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

BADAN EKSEKUTIF OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-6 (IK-1,3,4,5)

Sistem Pemerintahan Presidensial vs Parlementer. Teguh Kurniawan

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

PEMBANGUNAN YES GBHN No!

DESAIN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum ( rechtsstaat), dengan

IMPLIKASI HUKUM KOALISI PARTAI POLITIK DALAM MEMBENTUK PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

BAB I PENDAHULUAN. adanya amandemen besar menuju penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan,

KLASIFIKASI SISTEM KETATANEGARAAN. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga. kesimpulan, yakni:

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

MAKALAH PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

DAMPAK PERUBAHAN UUD 1945 TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN NASIONAL

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu ujung tombak dalam mewujudkan demokrasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1

CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA. Montisa Mariana

MEKANISME CHECKS AND BALANCES ANTARA PRESIDEN DAN DPR DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA 1 Oleh : Hezky Fernando Pitoy 2,

PENGARUH SISTEM MULTI PARTAI DALAM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengaturan Mengenai Pengisian Jabatan Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia

MENAKAR MASA DEPAN PRESIDENSIALISME DI INDONESIA

Badan Eksekutif, Legeslatif, Yudikatif

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

MENCARI SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA

EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF

KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA MENURUT UUD NRI 1945 PERKEMBANGAN DAN DINAMIKANYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

SISTEM MULTI PARTAI DALAM PEMILIHAN UMUM DI INDONESIA

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan hukum secara konstitusional yang mengatur pertama kalinya

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

D. Semua jawaban salah 7. Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya A. Terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah B. Tidak bertanggung

MAKALAH SISTEM POLITIK INDONESIA PENGUATAN SISTEM PRESIDENSIAL MELALUI PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

Budiarjo, Miriam Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

BAB II MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI BAGIAN DARI KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA. A. Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman Sebelum Perubahan UUD 1945

BAB II KEDUDUKAN PRESIDEN DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA. Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan Indonesia, bentuk republik telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi

CEK DAN BALANCE SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PERAN KELEMBAGAAN NEGARA DI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

MENELAAH RELASI EKSEKUTIF-LEGISLATIF DALAM SISTEM PRESIDENSIAL MULTIPARTAI DI INDONESIA

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

PERTANGGUNGJAWABAN WAKIL PRESIDEN MENURUT SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB I PENDAHULUAN. Menjamurnya lembaga negara, termasuk keberadaan komisi negara

Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Herlambang P. Wiratraman 2017

BAB I PENDAHULUAN. kehakiman diatur sangat terbatas dalam UUD Buku dalam pasal-pasal yang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Demokrasi di Indonesia

Reformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945

BAB III DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DAN OTORITASNYA DALAM PEMAKZULAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. hukum dikenal adanya kewenangan uji materiil (judicial review atau

PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN SISTEM PRESIDENSIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai

Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

Keserentakan Pemilu Nasional Menjawab Efektivitas Pemerintahan Presidensialisme Multipartai 1. August Mellaz 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

FUNGSI LEGISLASI DPR PASCA AMANDEMEN UUD Sunarto 1

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah negara yang menganut paham demokrasi paling tidak terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan reformasi yang digalakkan oleh mahasiswa dan masyarakat

PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi bagian dari proses peralihan Indonesia menuju cita demokrasi

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

Sistem Multipartai di Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal era reformasi, terjadi beberapa perubahan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, hal ini dilatarbelakangi oleh kehendak segenap bangsa untuk meruntuhkan tirani yang terjadi bertahun-tahun di negeri ini. Salah satu hal mendasar yang menunjukkan adanya suatu reformasi total terhadap sistem ketatanegaraan Indonesia ialah dengan dilaksanakannya amandemen Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Beberapa hal yang menjadi kesepakatan dasar fraksi-fraksi di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam proses amandemen UUD 1945 terhadap ketatanegaraan Indonesia, salah satunya ialah tetap mempertahankan sistem pemerintahan presidensial yang bertujuan untuk mempertegas dan memperkokoh sistem pemerintahan yang dianut oleh Negara Republik Indonesia. Ciri-ciri penting sistem presidensial, yaitu: Pertama, presiden adalah kepala negara sekaligus merangkap kepala pemerintahan yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari. Kedua, pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Ketiga, pemerintah dan parlemen mempunyai kedudukan yang sejajar, sehingga presiden tidak dapat membubarkan parlemen, demikian pula parlemen

2 tidak dapat menjatuhkan seorang presiden. Keempat, menteri-menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden. 1 S.L. Witman dan J.J. Wuest mengemukakan empat ciri kabinet presidensial yaitu sebagai berikut: 1. It is based upon the separation of power principles. 2. The executive has no power to disolve the legislature nor must be resign when he loses the supp of the majority of its membership. 3. There is no mutual responsibility between the president and his cabinet, the latter is, wholly responsible to the chief executive. 4. The executive is chosen by the electorate. 2 Dengan demikian ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial yaitu antara lain: 1. Hal tersebut berdasarkan atas prinsip-prinsip pemisahan kekuasaan. 2. Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk membubarkan parlemen juga tidak perlu berhenti sewaktu kehilangan dukungan dari mayoritas anggota parlemen. 3. Dalam hal ini tidak ada tanggung jawab yang beralasan antara presiden dan kabinetnya, karena pada akhirnya seluruh tanggung jawab sama sekali tertuju pada presiden (sebagai kepala pemerintahan). 4. Presiden dipilih langsung oleh para pemilih. Konstitusi Indonesia tidak pernah secara tegas menentukan sistem pemerintahan apa yang dianut oleh Indonesia, namun sebagian besar ketentuan yang terdapat dalam UUD 1945 memenuhi ciri-ciri sistem presidensial yang dikemukakan oleh S.L. Witman dan J.J. Wuest, hal ini dapat dilihat dari ketentuan sebagai berikut: 1. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ( Pasal 7C UUD 1945). 2. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara (Pasal 17 ayat (1) ), menterimenteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (Pasal 17 ayat (2)) 1 Agustin Teras Narang, Reformasi Hukum, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hlm.15. 2 Inu Kencana Syafiie dan Andi Azikin, Perbandingan Pemerintahan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlm.29.

3 sehingga menteri-menteri dalam kabinet tersebut bertanggung jawab langsung kepada presiden. 3. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (Pasal 6A ayat (1)). Kendatipun demikian, terdapat beberapa ketentuan dalam UUD 1945 dan undangundang yang menurut pendapat beberapa ahli dapat memperlemah kedudukan presiden dalam sistem presidensial yaitu Pasal 6A ayat (2) yang menyatakan bahwa Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum, kemudian Pasal 1 ayat (3) ketentuan umum Undang Undang Nomor 42 Tahun 2008 yaitu: Gabungan Partai Politik adalah gabungan 2 (dua) Partai Politik atau lebih yang bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Ketentuan ini mengisyaratkan bahwa Indonesia menganut sistem multipartai, sistem yang menurut beberapa para ahli dapat menghasilkan pemerintahan yang tidak efektif jika dikombinasikan dengan sistem presidensial. Terdapat beberapa teori yang menggambarkan ketidakefektifan kombinasi sistem presidensial dan sistem multipartai, Scott Mainwaring menyatakan bahwa kombinasi sistem presidensial dan multipartai sulit bagi demokrasi stabil, karena menciptakan immobilitas eksekutif/legislatif yang menyebabkan deadlock; multipartai cenderung menciptakan polarisasi ideologi, komplikasi masalah;

4 kesulitan membangun koalisi antar partai berakibat pada menurunnya stabilitas demokrasi. 3 Berbeda dengan negara Amerika Serikat yang lebih memilih membangun sistem presidensial diatas sistem dua partai, sistem kepartaian yang lebih tepat diterapkan dengan sistem presidensial. Menurut Anthony Downs sebagaimana dikutip oleh Scott Mainwaring dalam papernya yang berjudul Presidentialism, Multiparty Systems, and Democracy: The Difficult Equation menyatakan bahwa Two-party systems are also more likely to be compatible with presidential democracy because ideological polarization is unlikely with only two parties. 4 Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa sistem dua partai kemungkinan besar lebih cocok dengan demokrasi presidensial karena polarisasi ideologi tidak mungkin terjadi hanya dengan dua partai. Menurut Maswadi Rauf sistem presidensial yang dipraktekan di Amerika Serikat merupakan sistem presidensial yang paling berhasil di dunia. Salah satu penyebabnya adalah adanya dua partai utama di dalam Kongres sehingga konflik yang hebat antara partai politik yang kecil dan banyak jumlahnya tidak terjadi. Disamping itu, budaya politik yang sudah berkembang dengan baik sehingga ada kepatuhan terhadap keputusan yang dibuat bersama dan kecenderungan penggunaan kakerasan fisik dalam persaingan politik dapat dikurangi secara drastis. 5 3 Nurliah Nurdin, Komparasi Sistem Presdiensial Indonesia dan Amerika Serikat Rivalitas Kekuasaan Antara Presiden dan Legislatif (2004-2009), (Jakarta: MIPI, 2012), hlm. 49. 4 Scott Mainwaring, Presidentialism, Multiparty systems, and Democracy: The Difficult Equation, http://kellogg.nd.edu/publications/workingpapers/wps/144.pdf, diakses tanggal 23 Oktober 2012, pkl. 19.00. 5 Nurliah Nurdin, Komparasi..., Op. Cit., hlm. 19.

5 Selain itu, Konstitusi Amerika Serikat nampak menghendaki adanya pemisahan kekuasaan (Separation of Power) melalui ketentuan dalam konstitusinya yang membagi kekuasaan hanya kedalam tiga cabang kekuasaan yaitu cabang legislatif, cabang eksekutif, dan cabang yudikatif. Pembagian dan kekuasaan antara presiden dan Kongres AS dibuat berimbang dan tidak saling tumpang tindih 6 sehingga semestinya sistem presidensial di Amerika Serikat dapat berjalan dengan efektif namun apabila dilihat dari pelaksanaannya, konflik antara presiden dan Kongres juga sering terjadi seperti pada pemerintahan George W. Bush dan Barack Obama mengenai kebijakan presiden dalam militer. Berdasarkan uraian diatas, baik Amerika Serikat yang dianggap sebagai negara yang paling berhasil menerapkan sistem presidensial, dan Indonesia yang menurut kesepakatan farksi-fraksi di MPR saat melakukan amandemen UUD 1945 hendak memperkuat presidensial, keduanya kerap mengalami konflik eksekutif-legislatif. Dengan membandingkan presidensialisme di Amerika Serikat dan Indonesia, diharapkan dapat memberikan gambaran secara teoritis sistem presidensial yang manakah diantara dua negara tersebut yang lebih dekat dengan konsep presidensialisme yang ideal. 6 Ibid., hlm. 4.

6 1.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan a. Bagaimanakah perbandingan sistem presidensial yang dianut oleh Indonesia dan Amerika Serikat? b. Apakah sistem dwipartai lebih ideal dalam sistem presidensial? 1.2.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup skripsi ini adalah tentang presidensialisme di Indonesia dan Amerika Serikat yang terdapat di dalam konstitusi sepanjang berkaitan dengan pelaksanaan sistem pemerintahan di Indonesia dan Amerika Serikat berdasarkan konstitusi masing-masing negara. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana sistem presidensial yang dianut oleh Indonesia dan Amerika Serikat. b. Untuk mengetahui apakah sistem dwipartai lebih ideal dalam sistem presidensialisme. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

7 a. Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat digunakan dalam pengembangan daya pikir dan nalar serta sumbangan pemikiran yang sesuai dengan disiplin ilmu Hukum Tata Negara. b. Secara praktis, penulisan ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran dalam proses ilmu pengetahuan dan pembelajaran bagi mahasiswa dalam mengetahui serta menganalisis perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dan Amerika Serikat. Kemudian tulisan ini juga diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi masyarakat untuk mengetahui sistem pemerintahaan di Indonesia yang sesungguhnya, dan pemerintah jika suatu saat hendak melakukan revisi UUD 1945 serta peraturan lain yang berkaitan dengan sistem pemerintahan di Indonesia.