No.07/02/94/Th.X,01 Februari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN Pada Bulan Januari 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua mengalami kenaikan 0,61 persen dengan indeks NTP 95,53 dibandingkan indeks NTP bulan sebelumnya 94,95. Kenaikan yang terjadi karena indeks harga diterima petani ( ) lebih besar dari indeks harga dibayar petani ( ) dimana mengalami kenaikan 1,06 persen dan mengalami kenaikan 0,45 persen. NTP Nasional Januari 2017 sebesar 101,49 atau mengalami penurunan sebesar -0,56 persen dibandingkan NTP Desember 2017. Hal ini terjadi karena indeks harga diterima petani lebih rendah dari indeks harga dibayar petani dimana indeks harga diterima petani mengalami kenaikan 0,15 persen dan indeks harga dibayar petani mengalami kenaikan 0,71 persen. NTP Provinsi Papua bulan Januari 2017 menurut subsektor tercatat 3 (tiga) subsektor memiliki nilai NTP dibawah 100 yaitu NTP Subsektor Tanaman Pangan 87,91; NTP Hortikultura 99,13 dan NTP Subsektor Peternakan 99,44. Sedangkan 2 (dua) subsektor lainnya memiliki nilai NTP diatas 100 yaitu NTP Tanaman Perkebunan Rakyat 100,29 dan NTP subsektor Perikanan tercatat 101,59. Lebih lanjut, NTP subsektor Perikanan dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap 107,72 dan NTP Perikanan Budidaya 84,73. Secara umum, kenaikan indeks NTP terjadi pada semua subsektor yaitu Tanaman Pangan, Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan dan subsektor Perikanan. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP nya, tercatat 10 Provinsi mengalami kenaikan NTP dan 23 provinsi mengalami penurunan NTP dimana Riau tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 0,69 persen sedangkan Sumatera Barat tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,05 persen. Sulawesi Selatan tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu -1,70 persen dan Nusa Tenggara Timur dengan penurunan terkecil -0,12 persen Provinsi. Inflasi Pedesaan dapat diketahui melalui Indeks Konsumsi Rumah Tangga. Inflasi Pedesaan Papua Januari 2017 tercatat mengalami inflasi 0,51 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena adanya kenaikan indeks pada semua sub kelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subkelompok Bahan Makanan 0,56 persen. Secara nasional, semua provinsi mengalami inflasi perdesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Kalimantan Barat 1,45 persen dan terendah di Sumatera Barat 0,27 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Papua pada Januari 2017 mengalami kenaikan 0,57 persen atau terjadi kenaikan angka indeks dari 110,61 pada Desember 2017 menjadi 111,24 pada Januari 2017. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani ( NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani ( ) terhadap harga dibayar petani ( ) (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. 31
NTP Papua Januari 2016 mengalami kenaikan 0,61 persen menjadi 95,53 dibandingkan NTP Desember 2016. Berdasarkan pemantauan harga pedesaan di beberapa daerah di Papua, kenaikan indeks NTP disebabkan oleh perubahan indeks harga diterima petani ( ) sebesar 1,06 persen lebih tinggi dari perubahan indeks harga dibayar petani ( ) yang mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen. Grafik 1 menunjukkan perkembangan NTP Papua bulan Januari 2017 dengan bulan sebelumnya dimana semua subsektor mengalami kenaikan indeks yaitu subsektor Tanaman Pangan naik 1,01 persen. subsektor Hortikultura naik 0,48 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 0,76 persen; subsektor peternakan naik 0,30 persen; dan subsektor Perikanan turun 0,06 persen.. 1. Indeks Harga Diterima Petani (It) Perubahan harga komoditas yang dihasilkan petani ditunjukkan oleh indeks harga yang diterima petani ( ). Pada Januari 2016, Papua sebesar 119,48 atau naik 1,06 persen dibandingkan Desember 2016. Kenaikan terjadi karena di subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan cukup besar yaitu 1,47 persen; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 1,26 persen; subsector hortikultura mengalami 0,93 persen; subsektor Peternakan 0,63 persen dan subsector Perikanan 0,78 persen. 2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib) Fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk keperluan produksi hasil pertanian dapat diketahui melalui indeks harga dibayar petani ( ). Pada Januari 2017, Papua sebesar 125,07 atau naik 0,45 persen lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 124,51. Peningkatan gabungan tersebut didorong oleh meningkatnya pada seluruh subsektor pertanian dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subsektor Perikanan sebesar 0,72 persen dan subsektor Peternakan merupakan subsektor dengan kenaikan indeks terendah sebesar 0,33 persen. 23
Tabel 1 Nilai Tukar Petani menurut Subsektor Provinsi Papua Bulan Desember 2016 - Januari 2017 serta Persentase Perubahannya (2012 = 100) Perubahan Desember Januari (%) (2) (3) (4) a. Indeks diterima petani (It) 117.71 118.98 1.08 b. Indeks dibayar petani (Ib) 124.59 125.12 0.43 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 94.48 95.09 0.65 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 110.82 111.78 0.87 a. Indeks diterima petani (It) 118.23 119.48 1.06 b. Indeks dibayar petani (Ib) 124.51 125.07 0.45 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 94.95 95.53 0.61 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 111.24 112.20 0.86 1. Tanaman Pangan a. Indeks diterima petani (It) 110.09 111.71 1.47 b. Indeks dibayar petani (Ib) 126.50 127.08 0.45 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 87.03 87.91 1.01 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102.99 104.26 1.23 2. Hortikultura a. Indeks diterima petani (It) 125.50 126.66 0.93 b. Indeks dibayar petani (Ib) 127.20 127.77 0.45 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 98.66 99.13 0.48 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 118.37 119.41 0.88 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks diterima petani (It) 123.40 124.95 1.26 b. Indeks dibayar petani (Ib) 123.98 124.60 0.50 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 99.53 100.29 0.76 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 116.16 117.08 0.79 4. Peternakan a. Indeks diterima petani (It) 118.33 119.07 0.63 b. Indeks dibayar petani (Ib) 119.34 119.73 0.33 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 99.15 99.44 0.30 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 112.23 112.70 0.42 5 Perikanan Subsektor (1) NTP Gabungan tanpa Perikanan NTP Gabungan dengan Perikanan a. Indeks diterima petani (It) 125.32 126.30 0.78 b. Indeks dibayar petani (Ib) 123.43 124.32 0.72 c. Nilai Tukar Petani (NTPN) 101.54 101.59 0.06 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 117.00 117.88 0.75 5.1 Perikanan Tangkap a. Indeks diterima petani (It) 132.20 133.61 1.06 b. Indeks dibayar petani (Ib) 123.18 124.03 0.69 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 107.33 107.72 0.37 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 121.81 123.06 1.03 5.2 Perikanan Budidaya Bulan a. Indeks diterima petani (It) 106.23 106.00-0.21 b. Indeks dibayar petani (Ib) 124.12 125.11 0.79 c. Nilai Tukar Petani (NTPi) 85.58 84.73-0.99 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102.97 102.76-0.21 3
3. NTP Menurut Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan Januari 2017, NTPP sebesar 87,91 atau mengalami kenaikan indeks sebesar 1,01 persen dibandingkan NTPP Desember 2016. Hal ini disebabkan oleh mengalami kenaikan sebesar 1,47 persen lebih tinggi dari yang mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen. Kelompok palawija pada kelompok mengalami kenaikan sebesar 1,70 persen dan kelompok padi tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) sedangkan kenaikan disebabkan oleh meningkatnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,49 persen dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,23 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Januari 2017, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen menjadi 99,13 disebabkan oleh kenaikan sebesar 0,93 persen sedangkan mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen. kenaikan didorong oleh naiknya indeks kelompok sayur-sayuran sebesar 1,21 persen, dan kelompok buah-buahan tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) serta kelompok tanaman obat yang mengalami penurunan angka indeks sebesar -1,98 persen. Peningkatan Subsektor Hortikultura disebabkan oleh meningkatnya IKRT sebesar 0,50 persen dan BPPM naik sebesar 0,05 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Januari 2016, NTPR mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen menjadi 100,29 disebabkan oleh kenaikan sebesar 1,26 persen sedangkan mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen. kenaikan didorong oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,26 persen. Kenaikan dipicu oleh naiknya IKRT sebesar 0,51 persen dan indeks BPPM naik sebesar 0,46 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTPT tercatat sebesar 99,44 atau mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,30 persen dibandingkan NTPT bulan sebelumnya. Perubahan NTPT di bulan Januari 2017 disebabkan oleh kenaikan sebesar 0,63 persen dan mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen. Dari keempat kelompok penyusun Peternakan, tiga kelompok mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok ternak kecil mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,82 persen; kelompok ungags mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen dan kelompok hasil ternak mengalami kenaikan 1,35 persen serta kelompok ternak besar tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum). Sedangkan pada, IKRT mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen dan indeks BPPBM juga mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Nilai Tukar Nelayan di bulan Januari 2017 adalah 101,59 atau mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen dibandingkan NTPN bulan sebelumnya. Kenaikan NTPN disebabkan oleh perubahan lebih besar dibandingkan perubahan atau mengalami kenaikan 0,72 persen sedangkan mengalami kenaikan angka 34
indeks sebesar 0,78 persen. kenaikan tercatat karena naiknya kelompok Perikanan Tangkap sebesar 1,06 persen dan kelompok Budidaya mengalami penurunan angka indeks yaitu sebesar -0,21 persen. Sedangkan kenaikan adalah kenaikan pada IKRT sebesar 1,02 persen dan BPPM mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen. 1) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) NTN Januari 2017 mengalami kenaikan indeks sebesar 0,37 persen dibandingkan NTN Desember 2016 menjadi 107,72. mengalami kenaikan sebesar 1,06 persen dipicu oleh indeks penangkapan laut yang mengalami kenaikan sebesar 1,10 persen sedangkan indeks penangkapan perairan umum mengalami penurunan sebesar -0,65 persen. Sedangkan mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen disebabkan oleh kenaikan IKRT sebesar 1,02 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,03 persen. 2) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Januari 2017, NTPi Papua adalah 84,73 atau mengalami penurunan sebesar -0,99 persen dibandingkan NTPi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh mengalami penurunan sebesar -0,21 persen dipicu oleh indeks budidaya air tawar yang mengalami penurunan sebesar -0,24 persen sedangkan indeks budidaya air laut dan budidaya air payau tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum) sedangkan mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen. Perubahan disebabkan oleh kenaikan indeks IKRT sebesar 1,03 persen dan penurunan indeks BPPM tidak mengalami perubahan angka indeks (perubahan relatif kecil terhadap perubahan angka indeks secara umum). 35
3. PERBANDINGAN NTP ANTAR PROVINSI Dari 33 provinsi yang dilakukan penghitungan NTP pada Januari 2017 menunjukkan bahwa 10 provinsi mengalami peningkatan NTP sementara 23 (empat) provinsi lainnya mengalami penurunan NTP dimana Riau tercatat mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu 0,69 persen sedangkan Sumatera Barat tercatat mengalami kenaikan NTP terendah 0,05 persen. Sulawesi Selatan tercatat provinsi dengan penurunan indeks terbesar yaitu -1,70 persen dan Nusa Tenggara Timur dengan penurunan terkecil -0,12 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya, Januari 2017 (2012 = 100) Propinsi Indeks Harga Diterima Indeks Harga Dibayar NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Rasio % Perubahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) NAD 121.01 0.75 125.94 0.56 96.09 0.20 SUMATERA UTARA 128.74-0.70 128.32 0.52 100.33-1.21 SUMATERA BARAT 123.04 0.38 125.65 0.32 97.92 0.05 RIAU 131.01 1.05 127.28 0.36 102.94 0.69 JAMBI 127.60 0.97 125.78 0.61 101.45 0.35 SUMSEL 119.40 0.49 125.30 0.65 95.29-0.16 BENGKULU 121.01 0.88 127.39 0.48 94.99 0.39 LAMPUNG 130.84 0.40 124.66 0.56 104.96-0.16 BANGKA BELITUNG 119.98-0.46 121.50 0.64 98.75-1.09 KEPULAUAN RIAU 118.97 0.02 121.20 0.50 98.16-0.48 DKI 119.38 0.28 120.38 0.21 99.17 0.07 JAWA BARAT 133.37-0.20 129.17 0.82 103.25-1.01 JAWA TENGAH 125.90 0.36 127.20 0.74 98.98-0.37 YOGYAKARTA 128.89-0.29 126.09 0.86 102.22-1.14 JAWA TIMUR 133.17-0.10 129.14 0.71 103.12-0.80 BANTEN 123.50-0.81 124.79 0.71 98.97-1.51 BALI 131.16 0.34 123.45 0.80 106.25-0.46 NUSA TENGGARA BARAT 131.70 0.30 124.59 1.12 105.70-0.81 NUSA TENGGARA TIMUR 125.71 0.94 124.23 1.06 101.19-0.12 KALIMANTAN BARAT 122.82 1.86 125.74 1.32 97.68 0.54 KALIMANTAN TENGAH 123.90 1.31 124.70 0.76 99.35 0.55 KALIMANTAN SELATAN 119.27 0.84 121.41 0.43 98.24 0.40 KALIMANTAN TIMUR 122.43 0.67 124.43 0.84 98.40-0.17 SULAWESI UTARA 116.27-0.30 125.22 0.86 92.86-1.15 SULAWESI TENGAH 121.70-0.36 125.42 0.50 97.03-0.86 SULAWESI SELATAN 128.88-1.03 126.16 0.69 102.16-1.70 SULAWESI TENGGARA 121.17-0.15 124.00 0.50 97.72-0.65 GORONTALO 132.19 0.22 125.19 0.57 105.59-0.34 SULAWESI BARAT 129.42-0.45 121.43 0.58 106.58-1.03 MALUKU 126.55-0.42 127.09 0.68 99.57-1.09 MALUKU UTARA 125.83 126.40 124.42 0.90 101.59-0.44 PAPUA BARAT 125.82 0.67 125.82 0.83 100.01-0.16 PAPUA 119.48 1.06 125.07 0.45 95.53 0.61 NASIONAL 128.00 0.15 126.84 0.71 100.91-0.56 63
4. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga mencerminkan angka inflasi/deflasi pedesaan. Pada Januari 2017, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Papua sebesar 0,51 persen yang dipicu oleh kenaikan indeks harga pada semua subkelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok Bahan Makanan sebesar 0,68 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,56 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,21 persen, kelompok Sandang sebesar 0,29 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,37 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,07 dan persen kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,25 persen. Tabel 3 Perkembangan Indeks Konsumsi Rumah Tangga Menurut Subkelompok Provinsi Papua Bulan Desember 2016 - Januari 2017 (2012 = 100) Kelompok Pengeluaran Indeks Konsumsi Rumah Tangga Desember Januari Perubahan Indeks (1) (2) (3) (4) Konsumsi Rumah Tangga 130.81 131.48 0.51 Bahan Makanan 140.18 141.13 0.68 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 133.95 134.71 0.56 Perumahan 119.27 119.53 0.21 Sandang 114.28 114.61 0.29 Kesehatan 114.64 115.07 0.37 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 111.72 111.80 0.07 Transportasi dan Komunikasi 117.76 118.05 0.25 Inflasi Pedesaan di Provinsi Papua pada Januari 2017 tercatat 0,51 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi perdesaan nasional sebesar 0,79 persen. Dari 33 provinsi tercatat semua provinsi mengalami inflasi perdesaan dengan Inflasi pedesaan tertinggi terjadi di Kalimantan Barat 1,45 persen dan terendah di Sumatera Barat 0,27 persen. di Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) dengan Nasional (2012 = 100) No Provinsi Tabel 4 Urutan Tingkat Sulampua Urutan Tingkat Nasional (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 SULUT 129.89 1.03 2 6 2 SULTENG 130.77 0.60 9 24 3 SULSEL 132.20 0.84 4 12 4 SULTRA 127.90 0.62 7 22 5 GORONTALO 131.72 0.77 6 15 6 SULBAR 124.75 0.61 8 23 7 MALUKU 132.37 0.82 5 13 8 MALUKU UTARA 128.32 1.11 1 4 9 PAPUA BARAT 131.54 1.00 3 9 10 PAPUA 131.48 0.51 10 28 NASIONAL Perbandingan Inflasi Perdesaan Januari 2017 Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) Inflasi Perdesaan 132.20 0.79 37
Untuk wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) yang terdiri atas 10 provinsi. Papua menempati peringkat terakhir untuk wilayah Sulampua dengan inflasi pedesaan sebesar 0,51 persen. Inflasi pedesaan Tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 1,11 persen. 5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor NTUP Papua pada Januari 2017 adalah 112,20 atau naik 0,86 persen. Berdasarkan Subsektor, semua subsektor mengalami kenaikan indeks seperti subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,23 persen, subsektor Hortikutura sebesar 0,88 persen subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,79 persen, subsektor Peternakan sebesar 0,42 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,42 persen. Kelompok Perikanan Tangkap mengalami kenaikan NTUP sebesar 1,03 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunan NTUP sebesar -0,21 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian menurut Subsektor Provinsi Papua dan Persentase Perubahannya Tahun 2017 (2012 = 100) Subsektor Desember Januari Perubahan(%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 102.99 104.26 1.23 2. Hortikultura 118.37 119.41 0.88 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 116.16 117.08 0.79 4. Peternakan 112.23 112.70 0.42 5. Perikanan 117.00 117.88 0.75 5.1 Perikanan Tangkap 121.81 123.06 1.03 5.2 Perikanan Budidaya 102.97 102.76-0.21 NTUP Gabungan 111.24 112.20 0.86 Badan Pusat Statistik Provinsi Papua Jl.Dr. Sam Ratulangi Dok II Jayapura Papua Berita Resmi Statistik Provinsi Telp. (0967) Papua534519, No. No. 533028 07 / 02 (Hunting), / 94 / Th. X, Fax. 01 (0967) Februari 536490 2017 E-mail: bps9400@bps.go.id Homepage: http://papua.bps.go.id 3