BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN SISWA MEMBACA MEMINDAI UNTUK MENEMUKAN INFORMASI SECARA CEPAT DI KELAS SDN 5 TELAGA KABUPATEN GORONTALO. Oleh.

PEMBELAJARAN MENEMUKAN MAKNA DAN INFORMASI SECARA TEPAT DALAM KAMUS DENGAN MEMBACA MEMINDAI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, peneliti membuat beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd

Pezi Awram

Sumber Informasi. Sugeng Priyanto LOGO

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI

Berikut ini sekilas ilustrasi proses penelusuran sebuah informasi oleh pemakai unit informasi / perpustakaan.

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

LAYANAN REFERENSI DAN PROMOSI KOLEKSI REFERENSI

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perbandingan. Adapun kajian-kajian yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut.

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

BAB I PENDAHULUAN. tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Agar dapat

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE SCANNING PADA SISWA KELAS V SD LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. saja tanpa memerlukan penelitian lapangan (Field Research). 1 Penelitian ini

Transkrip Video Modul 2.2. Kursus Membaca Cepat Online

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

Peraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK PENYUSUNAN PROPOSAL PROYEK SISTEM INFORMASI. Oleh : PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN INFORMATIKA. Comment [L1]: Logo disesuaikan dengan yang baru

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PENERAPAN METODE MEMBACA CEPAT DENGAN METODE MEMBACA INTENSIF DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN BACAAN

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

MEMBACA INTENSIF. Menentukan

Menulis Artikel Ilmiah

LATIHAN SEMESTER Sumber berikut merupakan tempat mendapatkan informasi berita, kecuali... a. radio c. surat kabar b. internet d.

Modul ke: BAHASA INDONESIA MENULIS. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI

BAB 1. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh. pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

RESENSI SARANA JITU PROMOSI KOLEKSI PERPUSTAKAAN Eni Kustanti,S.Pi, Staff Bidang Akuisisi, Perpustakaan Nasional RI

Bahasa Indonesia UMB MENULIS. KUNDARI, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi.

BAB I PENDAHULUAN. dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana

BAB II LANDASAN TEORI. ilmu pengetahuan), cara menyelidiki (mengajar). 19. mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR. Nanik Arkiyah, M. IP

PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER INFORMASI

PANDUAN PENELITIAN LAPANGAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya bermunculan berbagai media, baik itu media elektronik

[1]Poin yang Berkaitan dengan Profil Orang Asing dan sebagainya. 1 Profil orang asing dan sebagainya. 1 Laki-laki. 2 Perempuan.

MENYIAPKAN TULISAN ILMIAH UNTUK PUBLIKASI. Oleh: Prof. Dr. Slamet Ibrahim S, DEA. Apt. KK Farmakokimia SF- ITB 2009

PENERAPAN METODE CIRC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN WACANA NON FIKSI DI KELAS X SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

Bahasa Indonesia UMB MEMBACA UNTUK MENULIS. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. membantu dan mempermudahkan mengetahui segala sesuatu, salah satu cara. Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran membaca.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

BABII LANDASAN TEORI. memudahkan pengguna/pemakai dalam mencari koleksi yang dibutuhkan salah

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

Berikut adalah pengertian dokumen dari beberapa sumber, antara lain : 1. Kamus Umum Bahasa Indonesia, menyebutkan :

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Transkrip Video Modul 2.4. Kursus Membaca Cepat Online

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada

KUESIONER UNTUK SISWA. PETUNJUK UMUM: 1) Jawaban kamu pada kuesioner ini tidak dimaksudkan untuk menentukan nilai atau kemampuan kamu dalam belajar.

Oleh Tim Perpustakaan UNY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

PROPOSAL PENELITIAN. Diajukan untuk penyusunan skripsi di Jurusan Pedagogik pada Program Studi PGSD. oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. Koleksi referensi disebut juga koleksi rujukan atau bahan acuan. Koleksi

PROPOSAL TUGAS AKHIR

TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH

Biografi. Jadwal Penilaian

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SCANNING DI KELAS V SDN CIKANDANG 1 KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

PROPOSAL SKRIPSI. JUDUL PROPOSAL SKRIPSI DALAM BAHASA INDONESIA DITULIS SECARA SIMETRIS (Studi Kasus: Tempat Penelitian Tesis-jika ada, optional)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan membaca erat kaitannya dengan proses belajar, seperti kita

BAB I PENDAHULUAN. dihuni oleh 220 juta jiwa yang similar dengan kira-kira 1,1 milyar liter stok darah

DRAF PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI S1 KIMIA (2011/2012)

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

PENGOLAHAN TERBITAN BERSERI DI PERPUSTAKAAN UIN SUNAN AMPEL Oleh: Aries Hamidah

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

KUESIONER UNTUK SISWA KAJIAN KETERBACAAN BUKU TEKS PELAJARAN MATA PELAJARAN: MATEMATIKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Membaca Memindai Kecepatan membaca dapat ditingkatkan dengan cara mengetahui dan terlatih dengan teknik membaca yang tepat yaitu membaca sekilas (skimming) dan membaca memindai (scanning). Membaca scanning umumnya digunakan untuk daftar isi buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal, advertensi dalam surat kabar buku petunjuk telepon dan kamus. Menurut Haryadi (2007:170) membaca memindai atau scanning adalah teknik membaca cepat dan langsung pada sasarannya. Dalam penggunaannya, pembaca langsung mencari informasi tertentu atau fakta khusus yang diinginkan tanpa memperhatikan atau membaca bagian lain dalam bacaan yang tidak dicari. Setelah menemukan informasi yang dicari pembaca membaca dengan teliti untuk memperoleh informasi tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, teknik membaca memindai digunakan dengan tujuan, antara lain menemukan topik tertentu, memilih acara tertentu, menemukan kata dalam kamus, mencari nomor telepon dari buku petunjuk telepon, dan mencari entri pada indeks (Soedarso,2010:81). Selanjutnya, Farida Rahim (2005:52) mengemukakan membaca memindai (scanning) ialah membaca sangat cepat, membaca cepat artinya membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan pembaca, keperluan, dan bahan bacaan artinya, seseorang pembaca cepat yang baik tidak menerapkan kecepatan 7

membacanya secara konstan diberbagai cuaca dan keadaan membaca, jadi siswa melakukan kegiatan membaca memindai yaitu membaca dengan cepat tetapi siswa tidak, mengabaikan informasi yang didapatkannya. Hamijaya dkk(2008:150) mengemukakan hal yang sama tentang membaca scanning yaitu teknik membaca sangat cepat untuk menemukan informasi spesifik, seperti membaca indeks, daftar isi, jadwal, iklan, direktori, brosur, rumus defenisi dan kamus. Dari keempat pendapat para ahli maka peneliti berkesimpulan bahwa membaca memindai atau membaca scanning merupakan suatu teknik membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lainya yang dapat dilakukan dengan pada buku petunjuk telepon, kamus, daftar isi, jadwal iklan, diktori, brosur, dan rumus defenisi, jadi siswa yang melakukan membaca memindai langsung kemasalah yang ditemui yaitu berupa fakta khusus dan informasi tertentu yang dilakukan pada sumber informasi lainnya yang biasa diperoleh siswa di perpustakaan sekolah dan di rumah. Penerapan kemampuan membaca memindai disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digali (keperluan) dan berat ringannya bahan bacaan. Ketika siswa membaca memindai dia akan melampaui banyak kata. Membaca memindai sangat penting untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa yang melakukan membaca memindai akan mendapatkan beberapa informasi secepat munkin. Banyak siswa mencoba membaca setiap kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih membaca memindai, siswa bisa belajar membaca 8

untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat serta mendapatkan informasi secara cepat. 2.2 Karakteristik Membaca Memindai (scanning) Menurut Soedarso(2010:84 ) membaca memindai (scanning) mempunyai karakteristik sebagai berikut ; 1. Membaca memindai mencakup pencarian secara cepat dengan gerakan mata dari atas ke bawah menyapu seluruh teks untuk mencari fakta khusus, informasi khusus, atau kata-kata kunci tertentu 2. Manfaat membaca memindai adalah dapat mencari informasi dalam buku secara cepat 3. Membaca memindai merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang telah ditentukan pembaca 4. Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum kegiatan scanning dilakukan 5. Pembaca tidak membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang dicari 2.3 Tujuan Membaca Memindai Banyak yang mengatakan membaca memindai (scanning) sebagai sekedar menyapu halaman, sedangkan pengertian yang sebenarnya adalah suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mrndapatkan hasil yang efisien untuk berbagai tujuan. Menurut Soedarso(2010:88) tujuan membaca memindai (scanning) adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengenali topik bacaan 9

Apabila anda ke perpustakaan atau yang lainnya dan ingin mengetahui pembahasan apa dalam buku yang dipilih itu, dan melakukan membaca memindai (scanning) beberapa menit. Membaca memindai untuk melihat beberapa bahan tersebut juga banyak dilakukan orang untuk memilih artikel dimajalah dan surat kabar (Koran) 2. Untuk mengetahui pendapat orang (opini) Di sini anda sudah mengetahui topik yang dibahas, yang anda butuhkan adalah pendapat penulis itu terhadap masalah tersebut 3. Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya 4. Untuk penyegaran apa yang pernah dibaca, misalnya dalam mempersiapkan ujian atau sebelum menyampaikan ceramah 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Membaca Memindai Membaca memindai dalam pelaksanaannya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Soedarso(2010:89) kelebihan membaca memindai adalah : 1. Lebih cepat menyelesaikan suatu bacaan sehingga kita merasa antusias untuk membaca bacaan yang lain 2. Memudahkan kita untuk cepat menguasai informasi 3. Bisa diterapkan pada bacaan apapun (buku, surat kabar, buku pelajaran, majalah, dan lain-lainnya) 4. Dapat membantu seseorang untuk membuat pertimbangan untuk memutuskan sesuatu, misalnya yang berhubungan dengan membuat 10

laporan suatu kegiatan. 5. Sangat membantu siswa untuk mengetahui informasi dan fakta tertentu dari suatu bacaan. Sedangkan Kekurangan dari membaca memindai menurut Soedarso (2010:89) adalah adanya rasa kebingungan atau kehilangan pemahaman dari apa yang telah dibaca karena mereka belum atau kurang begitu menguasai keterampilan membaca dengan membaca memindai. Maka dari itu perlu diadakan latihan agar mereka menguasai keterampilan membaca memindai. 2.5 Langkah-Langkah Membaca Memindai Menurut Sobirin Nur(2011:2) langkah-langkah membaca memindai atau scanning dapat dilakukan dengan cara : 1. Anda harus tahu apa yang anda cari, tetapkan dulu satu kata atau penggalan kata yang menjadi kata kunci 2. Cari dihalaman mana dapat yang anda menemukan kata kunci tersebut, pergunakan indeks yang ada dihalaman lampiran belakang buku 3. Persempit wilayah pencarian jika tidak ada indeks, maupun ada indeks dibuku, dengan cara membaca daftar isi. Jika anda menemukan nomor halaman didaftar indeks, periksa ulang nomor halaman tersebut dihalaman daftar isi, ketahui pada judul bab dan sub judul apa nomor halaman itu berada. Perkirakan apakah sesuai kata kunci dan pemikiran yang kita cari dibawah judul atau sub judul tersebut. 4. Baca pindai halaman yang ditemukan dan apabila ditemukan kata kunci yang bermaksud, baca satu kalimat tempat kata kunci tersebut berada 11

Membaca memindai dapat dilakukan diberbagai teks khusus seperti buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, surat kabar, dan lain-lain. Berikut langkahlangkah membaca memindai pada buku petunjuk telepon menurut H. Suyatno(2008:113). 1. Temukan nama kota yang kamu cari pada bagian tepi buku petunjuk telepon 2. Temukan huruf pertama nama orang yang akan kamu cari, Misalnya yang kamu cari adalah nomor telepon Paiman Hartoyo. Langsung bukalah halaman yang memuat huruf pertama P 3. Temukan nama yang berawal Paiman kamu akan menemukan beberapa nama Paiman. 4. Selanjutnya, kamu tinggal mencari nama Paiman Hartoyo. Di situ kamu akan menemukan nama, alamat, dan nomor teleponnya. Selanjutnya, Edi Warsidi dan Farinka (2008:81) membaca memindai dapat dilakukan pada jadwal perjalanan kereta api. Langkah-langkahnya sebagai berikut 1. Tentukan daerah yang akan dituju 2. Tentukan waktu keberangkatan ke tempat tujuan 3. Lihatlah jadwal perjalanan kereta api yang menuju tempat tujuan dan sesuai dengan waktu keberangkatan kamu. 4. Dengan begitu kamu akan sampai ke tempat tujuan sesuai dengan waktu. 12

Dari ketiga pendapat para ahli, maka peneliti berkesimpulan bahwa langkah-langkah dalam membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat adalah ; 1. Tentukanlah apa yang dicari 2. Langsung pada halaman yang memuat pembahasan yang di cari tersebut 3. Kamu akan menemukan hal yang kamu cari. 2.6 Hal-Hal yang dapat Memperlambat Membaca Memindai Menurut Sobirin Nur (2011:3) ada beberapa hal yang memperlambat dalam membaca memindai : 1. Pandangan mata yang mestinya mengikuti kata perkata, dari kiri ke kanan 2. Membaca dengan mengeluarkan suara. Membaca memindai tidak mengeluarkan suara, dalam membaca cukup mempergunakan pandangan perbaris dan menggunakan pikiran atau otak untuk menangkap kata 3. Membaca dengan menggunakan mulut yang komat-kamit dapat mengganggu dan memperlambat bacaan memindai 4. Membaca dengan menggunakan petunjuk, baik jari telunjuk, maupun alat seperti pensil dan sebagainya. Membaca memakai alat petunjuk ini sangat mengganggu dalam membaca cepat, tidak boleh pakai telunjuk 5. Tergoda membaca keseluruhan secara pelan. Walaupun maksud mencari dalam membaca memindai orang sering tergoda untuk memca secar normal kata-kata yang ada di buku, apalagi bahasannya cukup menarik. Kalau tergoda seperti ini jika sadar catat halaman yang menarik tersebut dan bahasan yang menariknya. Sehingga kemudian dilain waktu anda 13

dapat membaca lebih mendalam bab yang membuat tertarik tersebut. Catat judul buku, halaman dan tentang bahasan yang menarik dan baca dilain waktu. Dengan demikian anda tidak kehilangan waktu dengan dalam mencari kata kunci, dan anda pun tidak kehilangan informasi penting yang telah anda temukan dibuku, karena anda dapat mengulangnya dilain waktu. 2.7 Pengertian Informasi Banyak para ahli yang telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang informasi, kata informasi berasal dari kata Prancis kuno informacion yang diambil dari Bahasa Latin informationem yang berarti garis besar, konsep, dan ide. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan. Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Tetapi seringkali perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain, dalam uraian ini penulis akan mengulas beberapa perumusan saja, guna melengkapi dan memperluas pandangan tentang pengetahuan siswa. Biasanya, siswa mendapatkan informasi melalui kegiatan membaca. Kegiatan membaca merupakan proses yang dilakukan oleh siswa secara sadar dan sistematis. Menurut Hartono(2005:8) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi penerimanya, dan menurut Krismiaji(2005:15) Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dengan memiliki manfaat. Sedangkan menurut Raymond 14

Mc.leod (2005:15) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Dari ketiga pendapat para ahli, peneliti berkesimpulan bahwa informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerima informasi untuk membuat suatu keputusan saat ini atau mendatang. 2.8 Sumber Informasi Informasi dapat diperoleh siswa dari kegiatan membaca, seperti halnya membaca majalah, makalah artikel dan daftar buku pada waktu tertentu. Berdasarkan jenis bacaan, waktu membaca dan penyajian informasinya, sumber informasi dibedakan menjadi beberapa sumber informasi. Menurut Komarudin (2002:12) sumber-sumber informasi dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu; Berdasarkan jenis bacaannya, sumber informasi dibagi menjadi dua, yaitu sumber informasi primer dan sumber sekunder a. Sumber informasi primer Sumber informasi primer adalah sumber informasi yang melaporkan adanya informasi tersebut misalnya penemuan baru. Contoh sumber informasi primer ini adalah : 1. Makalah pertemuan dan laporan 2. Tesis dan dsertasi 3. Karangan asli atau artikel ilmiah 4. Majalah atau jurnal ilmiah dan surat kabar 15

b. Sumber informasi sekunder Sumber informasi sekunder merupakan sumber informasi yang berupa daftar atau pencatatan informasi. Contoh informasi sekunder adalah : (1) Daftar buku, (2) katalog, (3) bibliografi, dan (4) majalah indeks dan majalah abstrak. Pada sumber informasi berdasarkan jenis bacaannya siswa menemukan informasi secara cepat melalui membaca cepat dilakukan pada sumber informasi primer yaitu surat kabar atau biasa dikenal oleh siswa dengan koran. Sedangkan pada sumber informasi sekunder siswa melakukan membaca memindai pada daftar buku yang ada di perpustakaan sekolah. Sedangkan jenis sumber informasi lainnya berupa makalah, laporan, tesis dan disertasi serta majalah abstrak kurang tersedia di perpustakaan sekolah. menjdi : Berdasarkan waktu terbitnya, sumber informasi dapat dikelompokan 1. Monograf yang informasinya berasal dari buku, brosur, selebaran dan pamflet 2. Berkala atau majalah/jurnal Majalah ini ada yang terbitnya secara teratur misalnya seperti terbit tiap mingguan, bulanan, tiga bulanan, tahunan, dan ada pula yang terbitnya tidak teratur tetapi terbit secara terus menerus dengan judul yang sama dan mempunyai nomor urut yang teratur atau lebuh dikenal per edisi. Pada sumber informasi berdasarkan waktu terbitnya siswa dapat membaca memindai dalam menemukan informasi secara cepat yang biasanya dilakukan 16

pada sumber informasi berupa buku, brosur dan selebaran lainnya yang berada di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Berdasarkan penyajian informasinya, sumber informasi dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Koleksi rujukan atau koleksi referensi (reference material) yang sumber informasinya dari kamus ensiklopedi, buku petunjuk atau direktori, buku panduan atau manual, sumber biografi, sumber geografi, abstrak, indeks, dan paten. 2. Buku buku biasa atau yang dikenal dengan koleksi umum seperti buku teks, buku ajar dan sebagainya. Sumber informasi yang berdasarkan bentuk penyajiannya siswa dapat melakukan membaca memindai dalam menemukan informasi secara cepat melalui buku bahan ajar dan buku-buku yang ada diperpustakaan sekolah. Selain dari sumber informasi yang telah dikemukakan, siswa mendapatkan informasi melalui radio, televisi dan juga melalui jaringan internet. 2.9 Kajian yang Relevan Untuk mendukung penelitian ini, berikut dikemukakan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan peelitian ini : Caswadi (2011) dalam penelitiannya berjudul Penggunaan media Koran untuk meningkatkan kemampuan membaca memindai siswa kelas V SD Negri 2 Gunung Sari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ; terjadi peningkatan penggunaan media Koran untuk meningkatkan kemampuan membaca memindai mulai dari siklus I ke siklus II, 17

hal ini berdasarkan data siswa yang 43 % menjadi 71 % pada siklus II, terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan. Sehingga terjadi peningkatan penggunaan media Koran untuk meningkatkan kemampuan membaca memindai. Untuk itu disarankan kepada guru SD untuk proses pelaksanaan pembelajaran tidak hanya terpaku hanya menggunakan buku sumber yang disediakan di sekolah saja, tetapi harus senantiasa menggunakan media-media yang ada di sekitar siswa. Pemanfaatan media pembelajaran yang ada di sekitar siswa dapat menumbuhkan motivasi dan gairah belajar siswa karena media pembelajaran memiliki banyak fungsi, sehingga proses belajar-mengajar lebih efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, hal yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah kemampuan membaca memindai pada siswa kelas V. Tetapi penelitian ini merupakan penilitian tindakan kelas sedangkan penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan penggambaran dari suatu objek yang diteliti dan penggunaan medianya pun berbeda,pada penelitian ini medianya menggunakan teks khusus berupa koran sedangkan peneliti menggunakan media teks khusus apa saja seperti jadwal perjalanan bus antar daerah, daftar buku, petunjuk telepon, koran dan lain-lain. Kemampuan membaca memindai siswa kelas V yang dilaksanakan selama dua siklus perbaikan pembelajaran meningkat dengan baik. Pada siklus 1 presentase ketercapaian KKM 71 % pada siklus 2 meningkat menjadi 93 %. Sehingga target ketercapaian KKM 80 % dapat terpenuhi, sedangkan pada 18

penelitian yang dilakukan oleh peneliti persentase kemampuan 95 % atau dari 33 orang siswa, 30 orang siswa yang sudah mampu membaca memindai untuk menemukan informasi secara cepat. 19