3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Untuk pembuatan buku Kuliner Cirebon ini, dilakukan pengumpulan data melalui : - Literatur Internet - Situs resmi Kota Cirebon (www.cirebonkota.go.id) - Blog blog kuliner Cirebon - Artikel wisata kuliner Cirebon - Artikel jalan sutra (www.jalansutra.or.id) - Artikel wisata Indonesia Wawancara - 23 pemilik tempat makan di Cirebon - peminat peminat kuliner Survey Lapangan - 23 tempat makan di Cirebon yang sudah direkomendasikan menurut pengamatan penulis.
4 2.1.1. Sejarah Kota Cirebon Sekilas tentang sejarah kota Cirebon menurut situs www.cirebonkota.go.id bahwa menurut Manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abad XIV di pantai Laut Jawa ada sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah Ki Gedeng Alang-Alang yang ditunjuk oleh penguasa Kerajaan Galuh (Padjadjaran). Dan di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas Islam semakin berkembang. Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan tempat pemukiman ke tempat pemukiman baru di Lemahwungkuk, 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala pemukiman baru diangkatlah Ki Gedeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon. Pada Perkembangan selanjutnya, Pangeran Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar Cakrabumi. Pangeran inilah yang mendirikan Kerajaan Cirebon, diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh. Oleh Raja Galuh dijawab dengan mengirimkan bala tentara ke Cirebon Untuk menundukkan Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon terlalu kuat bagi Raja Galuh sehingga ia keluar sebagai pemenang. Dengan demikian berdirilah kerajaan baru di Cirebon dengan Raja bergelar Cakrabuana. Berdirinya kerajaan Cirebon menandai diawalinya
5 Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan Asia Tenggara. 2.1.2. Wisata Kuliner Istilah ini diserap dari bahasa Inggris, yakni culinary. Dalam kamus dwibahasa An English-Indonesian Dictionary karangan John M. Echols dan Hassan Shadily, istilah tersebut diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan dapur atau masakan. Karena berasal dari bahasa asing, kata culinary tersebut harus diindonesiakan lebih dahulu. Bagaimana caranya? Dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah disebutkan kata asing yang bersufiks "ary" (Inggris) dan -air (Belanda) diadaptasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi sufiks-er. Sebagai contoh kata primary dan complementary akan kita adopsi menjadi primer dan komplementer. Huruf c pada kata complementary berbunyi k. Oleh sebab itu, penulisannya dalam bahasa Indonesia menjadi komplementer. Jadi sama saja seperti kata culinary yang diubah menjadi kuliner. Wisata Kuliner ini bukanlah wisata biasa pada umumnya, melainkan wisata yang memusatkan pada makanan. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku dan bangsa. Dari bermacam macam suku dan bangsa tersebut maka makanannya pun beraneka ragam macamnya.
6 2.2 Analisa Berdasarkan data data diatas maka penulis berpendapat bahwa tema Kuliner Cirebon ini cocok untuk buku yang akan dibuat. Dengan berbagai macam visual visual makanan dan lokasinya, dan juga ilustrasi - ilustrasi yang terdapat dalam buku supaya terlihat lebih menarik dibanding dengan buku lainnya. Makanan makanan yang terdapat di Kota Cirebon sangatlah beraneka ragam. Tidak semuanya mengatakan enak atau tidak enak, maka dari itu penulis hanya akan memasukkan makanan yang sudah direkomendasikan oleh masyarakat berhubung penulis sulit menemukan buku referensi yang memuat tentang kuliner di Kota Cirebon. 2.2.1. Struktur Buku Untuk menghasilkan buku yang menarik dan mudah dibaca maka bentuk buku akan dibuat persegi panjang, dan ditambah dengan halaman yang memuat peta Kota Cirebon. Hal ini juga dapat mempermudah pembaca dalam membaca. Buku ini akan menjadi buku yang dapat dibaca kapan saja dan dimana saja, terutama bagi pembaca yang ingin berburu makanan di Cirebon. Dalam buku Kuliner Cirebon ini akan memuat sekilas tentang Kota Cirebon dan selebihnya akan memuat visual visual tentang makanan di Kota Cirebon. Untuk itu berikut struktur isi buku : - Cover Depan - Cover Dalam
7 - Kata Pengantar - Daftar isi - Content - Peta Cirebon - Cover Belakang Makanan Khas Cirebon Docang (Pasar Kanoman, depan tangga) Empal Gentong Ibu Hj. Darma (Jl. Slamet Riyadi, Krucuk sebelah BTN) Kerupuk Mlarat (Pasar Kanoman) Ketoprak - Depan Surya Toserba (Jl. Karanggetas) Mi Koclok Pak Sam (Jl. Lawanggada tenda, di depan rumah no. 41) Sate Kalong (Kerbau) - Pujamari Cirebon (Pusat Jajanan Malam Hari) - Jl. Pecinan Sega Jamblang Mang Doel (Jl. Ciptomangunkusumo 4) Sega Lengko H. Barno (Jl. Pagongan) Tahu Gejrot (depan Manisan Sinta, Jl. Kanoman) Makanan Sederhana di Cirebon Ayam Oengkeban (Jl. Karanggetas, depan STAR fitness) Bakso Urat Pak Agus (Jl. M.Toha) Batagor Pak Untung (Jl.Karanggetas no 31)
8 Bubur M. Toha (Jl. M.Toha 67) Es Oyen (Jl. Ampera Dekat tikungan Jl. Garuda) Martabak Kanada (Jl. Kesambi no 12) Martabak San Fransisco (Jl. Bahagia no 2) Roti Bakar Golden (Jl. Kalibaru no 25) Rujak Gado gado (Jl. Pekalongan no 114) Sate Ayam Mas Boy (Jl. Kartini) Sate Roni (Jl. Ampera) Soto Lamongan (Jl. Kembar no 23) Swike Chandra Jatiwangi (Jl. Petratean) Tapel Mba Lena (Jl. Pagongan, Gang Alas Demang 3 no 35) Informasi yang akan dimasukkan dari tiap tempat makanan adalah sebagai berikut : Alamat : Telepon : Kisaran Harga : Waktu : Kenyamanan : Pelayanan : Hasil Survey dari beberapa data dan literatur serta pengamatan terdapat hasil sebagai berikut :
9 Data & Literatur Bubur M. Toha (Jl. M.Toha 67) Docang - Pasar Kanoman Empal Gentong - Ibu Hj. Darma (Jl. Slamet Riyadi, Krucuk sebelah BTN) Martabak Kanada (Jl. Kesambi no 12) Mi Koclok - Pak Sam (Jl. Lawanggada tenda, di depan rumah no. 41) Sate Kalong (Kerbau) - Pujamari Cirebon (Pusat Jajanan Malam Hari) - Jl. Pecinan Sega Jamblang - Mang Doel (Jl. Ciptomangunkusumo 4) Sega Lengko - H. Barno (Jl. Pagongan) Tahu Gejrot - depan Toko Sinta (Jl. Lemahwungkuk 37 Pasar Kanoman) Pengamatan Kerupuk Mlarat - Pasar Kanoman Ketoprak - Depan Surya Toserba (Jl. Karanggetas) Ayam Oengkeban (Jl. Karanggetas, depan STAR fitness) Bakso urat Pak Agus (jl. M. Toha) Batagor Intisari Bandung (Jl.Karanggetas no 31)
10 Es Oyen (Jl. Ampera Dekat tikungan Jl. Garuda) Kue Tapel (Jl. Pagongan, Gang Alas Demang 3 no 35) Martabak San Fransisco (Jl. Bahagia no 2) Rujak Gado gado (Jl. Pekalongan no 114) Sate Ayam Mas Boy (Jl. Kartini) Sate Roni (Jl. Ampera) Soto Lamongan (Jl. Kembar no 23) Swike Chandra Jatiwangi (Jl. Petratean) Roti Bakar Golden (Jl. Kalibaru no 25) 2.2.2. Target Audience Demografi Usia Jenis Kelamin Status Ekonomi : 20 40 tahun : pria dan wanita : menengah ke bawah Geografi - Berada di pulau Jawa dan sekitarnya terutama di Jawa Barat - Mayoritas tinggal di kota besar terutama di Kota Cirebon - Berada di iklim tropis (Indonesia) Psikografi - Pecinta makanan
11 - Mempunyai hobi travel - Berani mencoba sesuatu yang baru 2.2.3. Analisa TOWS Threat - Sudah banyak beredar buku buku tentang wisata kuliner Indonesia Opportunity - Buku panduan tentang Wisata Kuliner Cirebon sulit sekali ditemukan karena sudah tidak diterbitkan lagi. Weakness - Biaya produksi buku cukup tinggi - Buku ini hanya meliputi makanan yang berada di Kota Cirebon saja dan tidak semua masyarakat menyukai makanan Cirebon. - Sebagian masyarakat lebih memilih langsung menonton di siaran TV ketimbang membeli buku. Strength - Buku Wisata Kuliner Cirebon dengan visual, layout, dan struktur buku yang informative dan menarik. - Buku wisata kuliner ini menggunakan style penulisan yang tidak resmi sehingga lebih ringan dan menghibur pembaca.
12