PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda Citrifolia L.) DALAM RANSUM TERHADAP RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR PADA PUYUH PETELUR (Coturnix Coturnix Japonica) Trisno Marojahan Aruan*, Handi Burhanuddin, dan Denny Rusmana Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 E-mail: trisnoaruan@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap retensi kalsium dan phospor pada puyuh petelur serta pada tingkat berapa persen yang memberikan retensi kalsium dan phosphor yang paling baik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Mei 2015 di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penggunaan tepung buah mengkudu sebanyak 0; 0,25; 0,50; dan 0,75%, setiap perlakuan diulang 5 (lima) kali. Peubah yang diukur retensi kalsium dan phospor. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum puyuh petelur memberikan pengaruh nyata terhadap retensi kalsium dan phospor (P<0,05). Kesimpulan penelitian adalah bahwa penggunaan 0,75% tepung buah mengkudu dalam ransum puyuh petelur menghasilkan rataan retensi kalsium (66,99%) dan rataan retensi phospor (65,31%) yang paling tinggi. Kata Kunci : Tepung buah mengkudu, Retensi, Kalsium, Phospor, Puyuh petelur THE EFFECT OF NONI FRUIT (Morinda Citrifolia L.) POWDER ADDITION IN FEED ON CALSIUM AND PHOSPOR RETENTION OF LAYING QUAIL (Coturnix coturnix Japonica) ABSTRACT The aim of this study was to find out the effect of noni fruit powder (NFP) addition in feed on calsium and phospor retention of laying quail and to find out the utilization level that produced the best calsium and phospor retention. This research was conducted from March-Mei 2015 at Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak, Faculty of Animal Husbandry Padjadjaran University. This study used completely randomized design (CRD) method. The percentage of noni fruit powder addition was 0; 0,25; 0,50 and 0,75%, each treatment was repeated 5 times. Data was analyzed by analysis of varian and Duncan s multiple range test. The result of the study showed that the adittion of noni fruit powder (NFP) in feed was significant of calcium and phosphor retention (P<0,05). The conclusion of the study was 0,75% addition of noni fruit powder (NFP) in laying quail feed produced the highest calcium retention average (66,99%) and phosphor retention average (65,31%). Keywords : Noni fruit powder, Retention, Calsium, Phosporus, Laying quail
1. PENDAHULUAN Salah satu hal yang penting dalam peningkatan produktivitas puyuh adalah pemberian pakan yang baik. Puyuh memerlukan zat-zat makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang produktivitasnya seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Dari keenam zat makanan tersebut, mineral merupakan salah satu zat yang tidak dapat disinteis oleh tubuh dan mempunyai peran penting dalam aspek fisiologis. Puyuh tidak dapat mensintesis mineral sehingga mineral harus diberikan dari pakan dengan jumlah yang cukup dan perbandingan yang tepat. Sekitar 70% - 80% jumlah abu pada hewan ternak terdiri atas kalsium dan phospor dan pada kerabang telur puyuh lebih dari 90% tersusun atas mineral tersebut. Kalsium merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif banyak dibandingkan dengan mineral lain karena mempunyai peran yang penting dalam metabolisme tubuh seperti pembentukan dan pemeliharaan tulang serta pembentukan kerabang telur. Kekurangan kalsium dan phospor pada ransum akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, penurunan produksi, tulang mudah patah, kulit telur tipis, persendian membengkak. Salah satu jenis herbal yang berpotensi sebagai sumber bahan feed additive adalah tanaman mengkudu. Mengkudu (Morinda citrifolia) mengandung senyawa saponin yang berfungsi meningkatkan permeabilitas dinding sel usus, sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat makanan serta xeronin dan proxeronin yang mampu mengatur struktur dan bentuk sel tubuh yang rusak serta sangat berperan dalam proses penyerapan zat gizi, mempercepat pertumbuhan jaringan dan menghambat penuaan (Djauhariya, E dan R. Rosman. 2005). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Tepung Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) dalam Ransum Terhadap Retensi Kalsium dan Phospor Pada Puyuh Petelur (Coturnixcoturnix Japonica). 2. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Penelitian menggunakan puyuh (Coturnix coturnix japonica) siap bertelur atau umur 5 minggu sebanyak 100 ekor yang diperoleh dari Breeding Center Puyuh, Fapet Unpad, Jatinangor, Sumedang. Puyuh dialokasikan pada 4 kali perlakuan serta dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali, setiap unit percobaan menggunakan 5 ekor puyuh. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yaitu percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) karena unit percobaan yang digunakan homogen. Kadar tepung buah mengkudu dibedakan dalam 4 macam perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, dengan masing-masing unit percobaan 5 ekor. Pengujian pengaruh perlakuan digunakan analisis ragam (Uji F) dilanjutkan dengan uji Duncan. Perlakuan terdiri dari : P0 : kontrol (puyuh dengan ransum tanpa perlakuan) P1 : konsentrasi tepung buah mengkudu 0,25 % P2 : konsentrasi tepung buah mengkudu 0,50 % P3 : konsentrasi tepung buah mengkudu 0,75 % Pengambilan sampel ekskreta dilakukan selama tiga hari dengan cara puyuh diberikan ransum penelitian sesuai kebutuhan dan dilakukan pengkolektifan ekskreta
puyuh tersebut dan diberi label. Ekskreta segar ditimbang lalu dijemur hingga beratnya tetap dan ditimbang kembali. Ekskreta yang sudah kering di analisis kadar kalsium dan phospor nya di Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia, Fakultas Peternakan, Unpad. Tabel 1. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Ransum Penelitian dan Kebutuhan Puyuh Nutrient R0 R1 R2 R3 Kebutuhan Puyuh ** PK (%) 20 20 20 20 20,00 EM (Kkal/kg) 2900 2900 2900 2900 2900 SK (%) 2,63 2,69 2,74 2,79 7 LK (%) 7,0 7,0 6,9 6,9 7 Ca (%) 2,47 * 2,47 * 2,47 * 2,47 * 2,50 Phospor (%) 0,96 * 0,96 * 0,96 * 0,96 * 0,35 Lysin (%) 1,18 1,18 1,17 1,17 1,00 Metionin (%) 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 Keterangan : *) Hasil Perhitungan dari Tabel 3 dan 4 **) Angka Kebutuhan Puyuh Periode Layer Menurut NRC, 1994. Variabel yang Diteliti Menurut Yenni, dkk., 2011 pengukuran nilai retensi kalsium dan phospor dihitung dengan menggunakan metode AOAC, 1984. Rumusnya sebagai berikut: (1) Retensi Kalsium (Ret. Ca) Ret. Ca= (2) Retensi Phospor (Ret P) Ret. P = (Kons.ransum X %Ca ransum) (massa ekskreta X %Ca ekskreta) Konsumsi ransum X % Ca ransum (Kons.ransum X %P ransum) (massa ekskreta X %P ekskreta) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi ransum X % P ransum Pengaruh Perlakuan terhadap Retensi Kalsium (Ca) X100 % X100 % Hasil penelitian pengaruh penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap retensi kalsium disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan Nilai Retensi Kalsium (Ca) Hasil Penelitian Perlakuan Ulangan P0 P1 P2 P3...(%)... 1 61,75 57,29 62,31 71,29 2 55,76 60,31 69,76 63,99 3 56,31 69,22 65,03 62,45 4 51,34 70,27 60,05 68,71 5 52,66 50,09 68,04 68,54 Rataan 55,57 61,44 65,04 66,99 Rataan nilai retensi Ca tertinggi dicapai oleh P3 yaitu sebesar 66,99%, dan nilai terendah dihasilkan oleh P0 yaitu sebesar 55,57%. Hasil analisis sidik ragam tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum memberikan pengaruh nyata terhadap nilai retensi kalsium. Guna mengetahui perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji jarak berganda Duncan yang hasilnya tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Signifikansi Pengaruh Perlakuan terhadap Retensi Kalsium (Ca) dengan uji Jarak Berganda Duncan Perlakuan Rata-rata Nilai Retensi Ca (%) Signifikansi (0,05) P0 55,57 a P1 61,44 ab P2 65,04 b P3 66,99 b Keterangan :Huruf yang berbeda pada kolom signifikansi menunjukkan perlakuan berbeda nyata. pengaruh Hasil Uji Jarak Berganda Duncan menunjukkan bahwa nilai retensi Ca pada puyuh yang diberi ransum yang mengandung 0,25% tepung buah mengkudu tidak berbeda nyata dibandingkan dengan ransum yang mengandung 0% tepung buah mengkudu. Nilai retensi Ca pada puyuh yang diberi ransum yang mengandung 0,50% dan 0,75% tepung buah mengkudu nyata lebih tinggi dibandingkan ransum yang mengandung 0% tepung buah mengkudu, sedangkan antara puyuh yang diberi ransum yang diberi ransum yang mengandung 0,25%, 0,50% dan 0,75% tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Ini artinya peningkatan nilai retensi Ca sudah ditunjukkan oleh puyuh yang diberi ransum yang mengandung 0,50% tepung buah mengkudu. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas zat aktif xeronin dan proxeronin serta terpenoid yang membantu usus halus dalam proses penyerapan karena mampu memperbaiki jaringan tubuh yang rusak termasuk villi usus sehingga proses penyerapan yang terjadi lebih maksimal (Bintang, 2008). Hal lain yang menyebabkan meningkatnya retensi Ca akibat penggunaan tepung buah mengkudu adalah kandungan vit.c yang bersifat asam sehingga tepung buah mengkudu berperan sebagai acidifier yang menyebabkan kadar keasaman dalam usus halus semakin tinggi. Hasil analisa Salomon (1998) mengemukakan bahwa di dalam 1000 g sari buah mengkudu terkandung 1200 mg vit.c. Meningkatnya kadar keasaman ransum akan menyebabkan meningkatnya nilai retensi Ca (Anggorodi, 1995). Pengaruh Perlakuan terhadap Retensi Phospor (P) Hasil penelitian pengaruh penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap retensi Phospor disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Nilai Retensi Phospor (P) Hasil Penelitian Perlakuan Ulangan P0 P1 P2 P3...(%)... 1 54,28 54,57 59,78 70,41 2 47,36 50,41 66,89 62,01 3 57,57 62,17 56,91 60,03 4 53,39 64,97 52,36 67,44 5 54,95 49,54 65,56 66,67 Rataan 53,50 56,33 60,30 65,31
Rataan nilai retensi P tertinggi dicapai oleh P3 yaitu sebesar 65,31%, dan nilai terendah dihasilkan oleh P0 yaitu sebesar 53,50%. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum memberikan pengaruh nyata terhadap nilai retensi P. Guna mengetahui perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji jarak berganda Duncan yang hasilnya tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Signifikansi Pengaruh Perlakuan terhadap Retensi Phospor (P) dengan uji Jarak Berganda Duncan Perlakuan Rata-rata Nilai Retensi P (%) Signifikansi (0,05) P0 53,50 a P1 56,33 a P2 60,30 ab P3 65,31 b Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom signifikansi menunjukkan perlakuan berbeda nyata. pengaruh Hasil Uji Jarak Berganda Duncan menunjukkan bahwa nilai retensi P pada puyuh yang diberi ransum yang mengandung 0,25% dan 0,50% tepung buah mengkudu tidak berbeda nyata dibandingkan dengan ransum yang mengandung 0% tepung buah mengkudu. Nilai retensi P pada puyuh yang diberi ransum yang mengandung 0,75% tepung buah mengkudu nyata lebih tinggi dibandingkan ransum yang mengandung 0% dan 0,25% tepung buah mengkudu, sedangkan antara puyuh yang diberi ransum yang diberi ransum yang mengandung 0,50% dan 0,75% tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Ini artinya peningkatan nilai retensi P sudah di tunjukkan oleh puyuh yang diberi ransum yang mengandung 0,75% tepung buah mengkudu. Tingkat penggunaan tepung buah mengkudu yang semakin tinggi mampu meningkatkan nilai retensi P dibandingkan tanpa penggunaan tepung buah mengkudu. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas zat aktif xeronin dan proxeronin serta terpenoid yang membantu usus halus dalam proses penyerapan karena mampu memperbaiki jaringan tubuh yang rusak termasuk villi usus sehingga proses penyerapan yang terjadi lebih maksimal (Bintang, 2008). Sama halnya dengan kalsium, absorpsi P juga dapat ditingkatkan dengan membentuk suasana asam dalam saluran usus (Anggorodi, 1995). Tepung buah mengkudu mengandung asam askorbat yang tinggi sehingga bersifat sebagai acidifier. Hasil analisa Solomon (1998) mengemukakan bahwa di dalam 1.000 g sari buah mengkudu terkandung 1.200 mg Vit. C, sehingga kadar keasaman dalam usus halus akan semakin tinggi, oleh karena itu meningkatkan absorpsi phospor. P yang dapat diserap oleh tubuh yang bersumber dari hewani lebih tinggi dibandingkan dengan nabati. P dalam ransum sebagian besar berasal dari tepung ikan sehingga mudah diserap oleh usus halus karena bentuknya lebih sederhana dan tidak berupa fitat. P yang bersumber dari tanaman biasanya berupa fitat sehingga tidak akan bisa diserap maksimal oleh usus halus (Anggorodi, 1995).
4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum memberikan pengaruh yang nyata meningkatkan nilai retensi kalsium dan phospor pada puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica) 2. Retensi kalsium sudah menunjukkan peningkatan nilai retensi pada penggunaan tepung buah mengkudu sebesar 0,50%, sedangkan peningkatan nilai retensi phospor baru berbeda nyata pada penggunaan 0,75% tepung buah mengkudu dalam ransum. 5. DAFTAR PUSTAKA Anggorodi. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia. Jakarta. Bintang, I.A.K, A.P. Sinurat dan T. Purwadaria. 2008. Penambahan Antibiotika dan Ampas Mengkudu Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif Terhadap Performans Ayam Broiler. JITV 13 (1): 7-12. Djauhariya, E dan R. Rosman. 2005. Status Perkembangan Teknologi Tanaman Mengkudu. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Yenni Yusriani, T. Toharmat, Sumiati, E. Wina, dan A. Setiyono. 2011. Kombinasi Perlakuan Penggunaan Bungkil Biji Jarak Pagar Terfermentasi dan Penambahan Enzim terhadap Energi Termetabolisme, Retensi N, P, Ca dan Serat Kasar Tercerna. JITV Vol.16 (3): 163-172.