Bab 1. Pendahuluan. antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (1980:1), bahasa adalah alat komunikasi antara

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

Bab 1. Pendahuluan. tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, sehingga komunikasi yang

Bab 2 Landasan Teori

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi,

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

BAB 2. Landasan Teori

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan

Pendahuluan. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

Bab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 2. Landasan Teori

UCAPAN TERIMA KASIH. Esa, karena berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

Bab 1. Pendahuluan. Kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (1995) memberikan beberapa definisi mengenai kata :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki aturan gramatikal yang memuat kaidah-kaidah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 1. Pendahuluan. Arti dari bahasa dalam kamus bahasa Inggris Longman dictionary of contemporary

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Tomita (1992:147) fungsi dake dibagi menjadi 4

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dari hasil analisis data pada bab 3 dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Angella, 2013

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan orang lain. Bahasa bersifat dinamis yaitu berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB 2 Landasan Teori

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki aturan dalam penggunaannya. Misalnya, setiap kata

Bab1. Pendahuluan. Dalam usaha pemenuhan kebutuhannya manusia saling bergantung dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinteraksi di berbagai bidang kehidupan, manusia menggunakan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang kata disebut tango. Matsumura dalam kamus Kokugo Jisho Dejitaru

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan suatu sarana yang dipakai oleh manusia dalam berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. tukar informasi dengan manusia lainnya. Dalam hal ini, keberadaan suatu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

Bab 1. Pendahuluan. Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

Bab 2. Landasan Teori. Secara umum pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan hinshi.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

PARTIKEL GA DI DALAM NOVEL KITCHEN KARYA YOSHIMOTO BANANA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Penulis akan membagi teori yang dipakai dalam penelitian ini menjadi 5 bagian, yaitu: 2.1 Teori Pragmatik

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari karakteristik gramatikalnya, kata-kata dalam bahasa Jepang

PERBEDAAN PENGGUNAAN TORITATEJOSHI DAKE DAN BAKARI DALAM NOVEL SAKURA HOUSE KARYA SHIZUKO TOUDOU

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Objek linguistik adalah bahasa. Menurut Keraf (1994:1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan definisi bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:66) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi yang dihasilkan alat-alat ucap yang bersifat sewenangwenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Menurut Verhaar (2004:7), menguasai bahasa dalam arti dapat memakai secara lancar tidak sama dengan mampu menerangkan kaidah-kaidahnya, belajar suatu bahasa tidak sama dengan belajar tentang bahasa tersebut. Misalnya, seseorang menguasai bahasa Indonesia, tapi tanpa keahlian khusus ia tidak akan dapat menerangkan tata bahasa Indonesia. Sama dengan bahasa Indonesia, seseorang yang menguasai bahasa Jepang belum tentu dapat menerangkan tata bahasa Jepang tersebut. Banyak pemelajar bahasa Jepang yang hanya menguasai saja tanpa mengerti lebih jauh bahasa Jepang tersebut sehingga banyak kesalahan dalam pemakaian kata. Menurut Chino (1994:vii) jika seseorang hanya memiliki sedikit pengetahuan tata bahasa, ia dapat menggunakan nomina, verba, adjektiva dalam bahasa Jepang dengan sedikit lebih mudah. Namun untuk suatu alasan tertentu, hal tersebut tidak dapat dilakukan pada partikel. Partikel dalam bahasa Jepang tidak dapat ditebak, dicocok-cocokkan, atau dipadan-padankan begitu saja. Penempatan partikel dengan benar menjadi keharusan dalam 1

setiap tingkatan pembicaraan bahasa Jepang karena partikel tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki arti. Sebuah partikel mungkin dapat didefinisikan sebagai bagian yang tak dapat ditafsirkan dalam sebuah percakapan, memiliki kemutlakan arti tersendiri yang tanpa ikatan, melengkapi dirinya sendiri dalam bagian-bagian pembicaraan, yang dengan demikian, ia menempatkan dirinya dalam sebuah konteks. Oleh karena itu, suatu kata yang hanya terdiri atas partikel saja, mungkin tidak akan berarti apa-apa. Tetapi dengan menambahkan kata lain, akan membawa suatu perbedaan besar. Sebagai contoh, sebuah frasa seperti Toukyou ni ( 東京に ) sudah memenuhi fungsi komunikatif, tetapi kata ni ( に ) tersebut kalau berdiri sendiri, tidak dapat memberikan apa-apa. Satuan terkecil yang membentuk kalimat (bun) sering dikenal dengan istilah tango/kata ( 単語 ). Iwabuchi (1989:105-106) menyebut tango dengan istilah go ( 語 ). Misalnya apabila kalimat hana ga saku ( 花が咲く ) bunga berkembang dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil akan menjadi hana-ga-saku ( 花 が 咲く ), bagian-bagian kalimat ini tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Kalaupun dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil akan menjadi ha-na-ga-sa-ku ( は な が さ く ) yang hanya merupakan deretan silabel (onsetsu) yang tidak mempunyai arti apapun. Go memiliki arti tertentu, diucapkan sekaligus, dan memiliki aksen tertentu. Berdasarkan suatu kalimat, go secara langsung dapat membentuk sebuah bunsetsu. Berdasarkan cara-cara pembentukannya, go dapat dibagi menjadi jiritsugo ( 自立語 ) dan fuzokugo ( 付属語 ). Pada umumnya, masing-masing tango dapat berdiri sendiri dan memiliki arti yang pasti, tango ini biasanya disebut jiritsugo (termasuk di dalamnya doushi ( 動詞 ), i-keiyoushi ( イー形容詞 ), na-keiyoushi ( ナー形容詞 ), meishi ( 名詞 ), rentaishi ( 連体詞 ), fukushi ( 副詞 ), setsuzokushi ( 接続詞 ), dan kandoushi ( 感動詞 ), sedangkan yang tidak memiliki arti 2

tertentu disebut fuzokugo (termasuk di dalamnya joshi ( 助詞 ) dan jodoushi ( 助動詞 )). Dake dan bakari termasuk dalam kelompok joshi yaitu 取り立て助詞 (toritate joshi). Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo yang digunakan setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. Kelas kata joshi tidak mengalami perubahan bentuknya. Joshi sama dengan jodoushi, kedua-duanya termasuk fuzokugo, namun kelas kata jodoushi dapat mengalami perubahan sedangkan joshi tidak dapat mengalami perubahan. Oleh karena joshi termasuk fuzokugo, maka kelas kata ini tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, satu 文節 (bunsetsu), apalagi sebagai satu kalimat. Joshi akan menunjukkan maknanya apabila telah dipakai setelah kelas kata lain dapat berdiri sendiri (jiritsugo) sehingga membentuk sebuah bunsetsu atau sebuah bun. Kelas kata yang dapat disisipi joshi antara lain meishi, doushi, i-keiyoushi, na-keiyoushi, joshi, dan sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini, saya akan menjelaskan fungsi-fungsi partikel dake dan bakari serta menganalisis perbedaan dari kedua partikel tersebut. Kedua partikel ini sama-sama memiliki arti dalam bahasa Indonesia sebagai hanya, tapi kedua partikel ini memiliki fungsi yang berbeda. Penulis akan meneliti perbedaan kedua partikel ini dengan menggunakan novel sakura house karya Shizuko Toudou sebagai sumber data. 1.2 Rumusan Permasalahan Penulis akan meneliti tentang perbedaan partikel dake dan bakari berdasarkan fungsi pemakaiannya dalam kalimat. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Penulis akan meneliti fungsi penggunaan partikel dake dan bakari yang terdapat dalam 3

novel Sakura House, karya Shizuko Toudou 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara partikel dake dengan bakari yang secara umum memiliki arti sama dan sulit untuk dibedakan. Manfaat penelitian ini secara umum memberikan sumbangsih bagi perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan. Serta agar para pemelajar bahasa Jepang dapat mengetahui perbedaan fungsi dan pemakaian partikel dake dan bakari. Selain itu juga agar memudahkan para pemelajar mempelajari kedua partikel ini. 1.5 Metode Penelitian Saya akan menggunakan metode penelitian studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan korpus data berupa novel, selain itu menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu menganalisis partikel toritatejoshi dake dan bakari pada kalimat dalam novel Sakura House karya Shizuko Toudou. 1.6 Sistematika Penulisan Bab 1, berisi tentang pendahuluan, yakni : latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Dalam latar belakang berisi tentang berbagai hal tentang linguistik dan kelas kata. Dalam rumusan permasalahan berisi tentang hal yang akan diteliti penulis secara umum. Dalam ruang lingkup permasalahan berisi tentang hal yang akan diteliti penulis secara detail. Dalam tujuan dan manfaat penelitian berisi tentang tujuan dan manfaat dari hal yang diteliti penulis. Dalam sistematika penulisan berisi tentang urutan penulisan 4

skripsi secara singkat. Bab 2, berisi tentang landasan teori. Landasan teori membahas tentang teori yang digunakan penulis untuk meneliti. Bab 3, berisi tentang analisis data, yakni menganalisis data-data yang penulis peroleh dengan teori yang digunakan penulis untuk menganalisis. Bab 4, berisi tentang ringkasan isi skripsi. Bab 5, berisi tentang kesimpulan dari isi skripsi yang menjadi jawaban dari rumusan permasalahan. 5