Bab 1. Pendahuluan. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani kata Pedagogia yang terdiri dari kata paedos

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. Jepang telah dianggap sebagai bahasa yang patut diperhitungkan, mengingat negara

Bab 1. Pendahuluan. seseorang perlu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Selain sebagai bahasa negara,

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

Bab 1. Pendahuluan. kemampuan memori, kognisi, konsentrasi, dan kreativitas. lebih aman di kepala kita adalah dengan cara memakai musik.

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai penelitian banyak dilakukan guna meningkatkan kemampuan belajar

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. satu objek kesalahan dalam mempelajari bahasa Jepang yaitu dalam membuat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah orang asing yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. satu pihak dengan yang lain. Komunikasi adalah proses di mana seseorang, kelompok,

Bab 1. Latar Belakang. Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa (Degeng:1989). Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan penerjemahan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu

Bab 5. Ringkasan. alat untuk berkomunikasi, bahasa juga digunakan sebagai sarana dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah satu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini perkembangan teknologi informasi sudah. berkembang secara pesat, begitu juga dengan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

Bab 1. Pendahuluan. Kalau kita tidak memiliki pengetahuan yang cukup, kita akan kalah dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan peneliti

Bab 1. Pendahuluan. tersebut dituangkan melalui bahasa. (Sutedi, 2003: 2). pada masyarakat untuk belajar bahasa Jepang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB 1 PENDAHULUAN. keahlian dalam bidang tertentu. Kesesuaian bidang pekerjaan dengan pekerjanya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar kadang kala membosankan apabila materi yang

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data hasil penelitian serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo pada semester

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dara Pricelly Rais,2013

EFEKTIVITAS STIMULUS BERUPA STRATEGI MENJAWAB RAGAM SOAL EVALUASI OBJEKTIF PEMBELAJARAN VERBA -TE

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

Bab 5. Ringkasan. Terjemahan merupakan penghubung antar bangsa-bangsa di dunia yang berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana pada awal perkembangannya. Hasan (2008 : 207)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pendidikan berasal dari bahasa Yunani kata Pedagogia yang terdiri dari kata paedos yang berarti anak dan agoge yang berarti saya membimbing, hal ini menunjuk kepada seorang pelayan pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak ke dan dari sekolah. Berawal dari pengertian tersebut, maka pengertian pendidikan berkembang menjadi usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensipotensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Supriyatno, 2001). Salah satu negara yang juga memiliki potensi pendidikan yang tinggi di dunia adalah Jepang. Pendidikan formal di Jepang dimulai dari hasil adaptasi budaya Cina pada abad keenam. Setelah Restorasi Meiji pada tahun 1868, metode dan struktur dari pengajaran Barat pun mulai masuk ke Jepang dengan maksud untuk membuat Jepang menjadi negara modern dan lebih kuat (Kelly, 1999:522). Pada masa sekarang, Jepang memiliki struktur pendidikan yang mirip dengan Indonesia. Mulai dari Taman Kanak-kanak dari usia 3 sampai dengan 6 tahun, Sekolah Dasar dari usia 6 tahun sampai dengan 12 tahun, Sekolah Menengah Pertama dari usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun, Sekolah Menengah Atas dari usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun, dan dilanjutkan dengan がくしゅうしどうようりょう tingkat perkuliahan. Hal ini dapat dilihat dalam Curriculum guidelines ( 学習指導要領 ). Gakushuushidouyouryou adalah sebuah standar yang dicanangkan oleh Menteri 1

Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi yang menentukan bahan diajarkan di seluruh Sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan Tinggi di Jepang, baik pemerintah atau swasta (Japanese Government, 2007). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Jepang adalah salah satu dari banyak negara yang mempunyai perhatian mendalam dalam hal pendidikan. Berkaitan dengan pendidikan bukan hanya satu bidang saja yang harus dikuasai untuk menilai pendidikan seseorang. Dalam bukunya, Arikunto yang mengutip pendapat seorang ahli Ilmu Jiwa Pendidikan bernama Carl Witherington, yang mengemukakan pendapatnya sehubungan dengan tanda-tanda anak yang pandai atau yang memiliki intelijen tinggi adalah anak yang mempunyai kemampuan untuk bekerja dengan bilangan, kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik, kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru (cepat mengikuti pembicaraan orang lain), kemampuan untuk mengingat-ingat, kemampuan untuk memahami hubungan (termasuk menangkap kelucuan), dan kemampuan untuk berfantasi. (Arikunto, 2008:11-12). Dengan kata lain, bukan teori semata yang diperlukan dalam mengukur tingkat keberhasilan sasaran pengajaran dan tingkat kepintaran seseorang, melainkan juga harus ditinjau dari segi praktik yang pada akhirnya berupa hasil evaluasi. Hasil evaluasi tersebut juga sangat berkaitan dengan banyak hal di antaranya, media pemelajaran. Proses Kegiatan Belajar Mengajar (selanjutnya penulis singkat menjadi KBM) memuat hal yang berkaitan dengan buku-buku pelajaran, tenaga pengajar (mediator), alat-alat atau fasilitas pemelajaran, dan sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk menganalisa hubungan antara media pemelajaran dengan daya ingat seseorang. Pada umumnya, 2

sering kali pelajar merasa jenuh apabila dihadapkan dengan sebuah media yang monoton. Penulis merasa gambar juga berpengaruh untuk membantu seseorang agar lebih tertarik dalam melihat, mempelajari, dan mengingat sesuatu. Di satu sisi, waktu yang ada untuk mempelajari sesuatu hal seperti ilmu pengetahuan baru tersebut cukup terbatas. Akan tetapi, seiring dengan adanya perkembangan di dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, maka semakin banyak pula hal yang harus dipelajari. Untuk menggunakan waktu yang ada tersebut secara efektif dengan tujuan mempelajari sesuatu hal, baik yang sudah ada maupun yang baru, maka banyak peneliti yang berupaya mencari solusi yang tepat. Di antaranya penggunaan media gambar dalam belajar. Dalam penelitian pendahuluan yang telah dilakukan oleh Hesty Puspita Sari kepada siswa kelas 6 SDN Singkalanyar Aku Prambon Nganjuk, diperoleh kesimpulan sebagai berikut, bahwa menggunakan gambar lebih baik daripada terjemahan untuk mengajar kosa kata bagi siswa SD, ini berarti media gambar lebih efektif dibandingkan terjemahan mengajar kosa kata untuk siswa SD. Selain itu simpulan menunjukkan bahwa menggunakan terjemahan tidak lebih efektif daripada menggunakan gambar untuk mengajari kosa kata. Hasil penelitian tersebut menyiratkan bahwa menggunakan gambar adalah teknik yang efektif untuk mengajarkan kosa kata bagi siswa SD, karena mereka memiliki motivasi tinggi. Akan tetapi, terjemahan tidak lebih efektif untuk diterapkan kepada orang-orang yang memiliki motivasi rendah. Oleh karena itu, direkomendasikan kepada guru bahasa sebaiknya mengembangkan berbagai teknik mengajar kosa kata dengan menggunakan gambar karena hal ini berguna sebagai salah satu strategi yang berarti untuk mengatasi masalah pemelajar dalam meningkatkan kosa kata (Puspita, 2009). Selain penelitian tersebut, juga ada penelitian lain yang menyebutkan media 3

gambar mempunyai peranan dalam belajar meskipun dengan metode gambar yang berbeda. Penelitian ini dilakukan oleh Yun Lung Lin, Ming Chung Chen, Ting Fang Wu, dan Yao Ming Yeh. Mereka melakukan penelitian yang menggunakan gambar yang akan menghilang secara bertahap (gradually fading pictures), mereka mengatakan hal ini efektif untuk diaplikasikan dalam pengenalan kosa kata kepada anak-anak yang mengalami hambatan dalam hal menghafal (Lin, 2007:715-720). Berkaitan dengan penelitian pendahuluan tentang media gambar, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian media gambar yang kemudian akan penulis kaitkan dengan materi pelajaran yang berhubungan dengan bahasa Jepang, yaknijidoushi 自動詞 ( 自動詞 ) dan tadoushi ( 他動詞 ). Jidoushi dan tadoushi sendiri adalah sebuah pola kalimat intransitif yang dalam bahasa Jepang disebut sebagai jidoushi dan transitif yang dalam bahasa Jepang disebut sebagai tadoushi. Penulis memilih untuk menganalisis jidoushi dan tadoushi dikarenakan cukup banyak mahasiswa Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara yang merasa kesulitan ketika mempelajari jidoushi dan tadoushi. Oleh sebab itu, dalam Skripsi ini penulis akan mengukur serta menganalisis efektivitas media gambar dalam pengajaran bahasa Jepang di Universitas Bina Nusantara, dengan responden mahasiswa Sastra Jepang semester empat dalam menghafal bentuk jidoushi dan tadoushi. Harapan penulis agar Skripsi ini kelak dapat berguna bagi mahasiswa Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara khususnya, dan kepada seluruh pembelajar bahasa Jepang umumnya. 4

1.2 Rumusan Permasalahan Penulis ingin mengukur efektivitas penggunaan media gambar dalam mempelajari 自 動詞 (jidoushi) dan 他動詞 (tadoushi). 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam skripsi ini adalah penulis ingin mengukur efektivitas penggunaan media gambar dalam menghafal jidoushi ( 自動詞 ) dan tadoushi ( 他動詞 ) kepada sepuluh responden mahasiswa Sastra Jepang Semester empat tahun 2009/2010 Universitas Bina Nusantara. Sedangkan materi jidoushi dan tadoushi akan penulis batasi hanya jidoushi dan tadoushi yang terdapat pada buku Minna no Nihon Go I dan II. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengukur efektivitas penggunaan media gambar dalam menghafal jidoushi ( 自動詞 ) dan tadoushi ( 他動詞 ) dengan cara random sampling (responden yang dipilih secara acak), yakni dua puluh mahasiswa Sastra Jepang. Manfaat Penelitian ini adalah agar mahasiswa Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara diharapkan dapat belajar dengan menggunakan media yang tepat sehingga waktu belajar dapat digunakan dengan lebih efektif di kemudian hari. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis agar penulis dan para pemelajar bahasa 5

Jepang dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menggunakan strategi belajar yang baik. Sedangkan secara manfaat praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas, yakni dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan. 1.5 Metode Penelitian Menurut Crawford (1928) dalam Nazir (2005:45) pengelompokkan metode penelitian ada empat belas jenis, yaitu sebagai berikut, eksperimen, psikologis, survey, sejarah, case study, membuat kurikulum, interview, analisis pekerjaan, observasi, questioneair, pengukuran, tabel dan grafik, statistik, dan teknik perpustakaan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan metode eksperimen. Penulis akan meminta kepada dua puluh mahasiswa semester empat Universitas Bina Nusantara tahun ajaran 2009/2010 sebagai responden. Kelas akan dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas non-eksperimen. Pada kelas eksperimen, penulis akan memberikan kosa kata yang berhubungan dengan jidoushi ( 自動詞 ) dan tadoushi ( 他動詞 ) kepada sepuluh responden acak (random sampling) dan diberi perlakuan khusus. Penulis akan memberikan gambar sebagai media belajar. Sementara di kelas noneksperimen, akan penulis berikan kosa kata yang berhubungan dengan jidoushi ( 自動詞 ) dan tadoushi ( 他動詞 ) kepada sepuluh responden tanpa disertai gambar. Dalam waktu yang ditentukan, responden diminta untuk menghafalkan beberapa kosa kata yang berhubungan dengan jidoushi ( 自動詞 ) dan tadoushi ( 他動詞 ). Selanjutnya, responden tersebut akan penulis minta untuk mengerjakan tes tertulis dengan tujuan untuk 6

mengevaluasi hasil belajar responden, baik responden eksperimen maupun noneksperimen. Penulis akan menganalisis hasil evaluasi tersebut secara berkala sebanyak empat kali tatap muka. Untuk instrumen penelitian, terdiri dari soal-soal seperti multiple choice (pilihan ganda), mengisi, menjodohkan, melengkapi percakapan, betul-salah, menulis kembali kata-kata yang sudah dihafal, dan membuat kalimat berdasarkan gambar yang diberikan. Untuk skor dan pemberian nilai, penulis mengambil kriteria skor dan penilaian berdasarkan standar kriteria yang berlaku. Selain menggunakan metode eksperimen, penulis juga menggunakan angket dengan metode Likert untuk memperkuat data sebagai bahan analisis. Hariwijaya dan Triton (2005:61) mendefinisikan kuesioner atau angket merupakan alat pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan yang diberikan untuk dijawab oleh responden. Selain itu, kuesioner juga dapat disebut interview tertulis, di mana responden dihubungi melalui daftar pertanyaan. Ada pun langkah-langkah penelitian mingguan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Minggu I, eksperimen dan pembagian soal pre-test 2. Minggu II, eksperimen dan pembagian soal pertemuan 2. 3. Minggu III, eksperimen dan pembagian soal pertemuan 3. 4. Minggu IV, eksperimen, pembagian soal post-test, dan pengisian angket. Kemudian, langkah-langkah penelitian selanjutnya adalah penulis menggunakan studi kepustakaan untuk mengumpulkan literatur yang berhubungan dengan pengajaran, belajar dengan mengunakan media gambar, dan jidoushi ( 自動詞 ) tadoushi ( 他動詞 ). 7

Untuk menyimpulkan hasil tes eksperimen dan kuisioner, penulis melakukan analisis dengan cara deskriptif analitis. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam Bab 1 memuat latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Dalam Bab 2 Landasan Teori, penulis akan menggunakan teori-teori mengenai jidoushi dan tadoushi, multimedia, dan hambatan dalam belajar. Dalam Bab 3 Analisa Data, memuat uraian analisis tentang evaluasi media gambar, perbandingan data responden eksperimen dengan non-eksperimen, dan analisis angket. Dalam Bab 4 memuat simpulan dan saran dari keseluruhan isi skripsi. Dalam Bab 5 memuat ringkasan dari seluruh pembahasan tema. 8