PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ORIFLAME DI QUENENO GROUP SINGARAJA TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang bersaing, 3) Fasilitas yang disediakan, dan 4) Promosi yang. melirik bisnis ini sebagai sarana berinvestasinya, mengakibatkan

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBELIAN ULANG LAPTOP PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG. Fanny Liliana Wati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH

PENGARUH POTONGAN HARGA, PENJUALAN PRIBADI, DAN PENATAAN PRODUK TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PADA GIANT HYPERMARKET MASPION SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

Noer Rafikah Zulyanti *) Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI

THE 2 nd FORUM ILMIAH PENDIDIKAN AKUNTANSI IKIP PGRI MADIUN, 6 Oktober 2013, ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. rumah yang ditawarkan (kenaikan penjualan 15% per-tahun). Selain

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN INOVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BATIK BUNGO PADA RUMAH BATIK VINTO MUARA BUNGO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA

PENGARUH STRATEGI MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PT. FRISIAN FLAG INDONESIA DI SURABAYA

PENGARUH PELAYANAN KOPERASI TERHADAP MINAT PEMBELIAN ANGGOTA KP-RI MENTAS KECAMATAN PURWOREJO

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEPERCAYAAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI CAFE HARMONY WARUJAYENG

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN DI SWALAYAN SINAR BARU WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH ELECTRONIC COMMERCE TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK PAKAIAN DI BUNDA CINTA SHOP SANGATTA

Oleh : Nur Baety Isnaeny Manajemen ABSTRAK

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) BANDUNG BARAT BRANCH OFFICE)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT. Gaya Makmur Mobil yang bergerak dalam penjualan alat berat heavy

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Survei kepada Konsumen Kendaraan Merek Toyota di Univeritas Brawijaya Malang)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, FASILITAS DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP DI HOTEL BISMO KEDIRI TAHUN 2016 ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL MEREK AQUA (Studi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA ATAU YAMAHA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Keragaman Produk dan Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Indomaret Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2012) ARTIKEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH SIKAP DAN MINAT TERHADAP KEPUTUSAN BERWISATA DI PANTAI RANDUSANGA INDAH KABUPATEN BREBES. Iskandar 1. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Personal selling merupakan salah satu komponen promotion mix

PENGARUH WORD OF MOUTH COMMUNICATION TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN KARTU SELULER PRABAYAR IM3 (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 PENGARUH KEBIJAKAN PROMOSI TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA CV SOLID BANGUN PERSADA DI PONTIANAK

PENGARUH PRODUCT BUNDLING TERHADAP PEMBELIAN HANDPHONE MEREK NEXIAN DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

Diajukan Oleh: ILZA AJRIN ADZANIA B

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ( Studi Kasus Alfamart Pasir Putih Sawangan Depok ) SITI AMINAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran mencakup aktivitas-aktivitas yang sangat luas seperti

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN BELI MASYARAKAT DI SFA TOSERBA KAMPUNG SEWU SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tentu saja. menimbulkan persaingan ketat antar perusahaan, terutama pada

PENGARUH HARGA DAN STRATEGI PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PENGARUH STRATEGI PROMOSI GUNA MENINGKATKAN VOLUME NASABAH

DWI RAHMAWATI PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI SEPEDA MOTOR HONDA BEAT DI PANGKALAN BUN. Winarti Setyorini

ANALISIS PENGARUH PRODUK, PROMOSI, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT HERBAL UD. TAZAKKA SUKOHARJO

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Identifikasi dan Definisi Konseptual Variabel. menampilkan dua variabel terperinci sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

PENGARUH ADVERTISING DAN PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT. MANDALA CAHAYA SENTOSA SIDOARJO

PENGARUH SALES PROMOTION GIRL SMARTPHONE SAMSUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Konsumen Smartphone Samsung Indonesia Tahun 2015)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisa personal selling dan keputusan konsumen

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL KEMASAN (Studi Kasus Desa Tohudan, Colomadu Karanganyar)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN KOPI LUWAK BERMEREK DI KOTA MEDAN ABSTRAK

Bisma, Vol 1. No. 10, Februari 2017 PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BISNIS PADA PT BANK PANIN, Tbk. CABANG UTAMA PONTIANAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SURAKARTA. Juni Trisnowati Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN ECERAN (RETAILING MIX) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET INDOMARET DEWI SARTIKA UTARA

PENGARUH STORE ATMOSPHERE, LOKASI, DAN KERAGAMAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKAIAN PADA PASAR UMUM PASIRIAN LUMAJANG

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA, DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA HOTEL SYARIAH SOLO

Pengaruh Harga, Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Toko Buku Gramedia Pandanaran Semarang

PENGARUH MODAL USAHA DAN PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI UD. SARI TANI TENGGEREJO KEDUNGPRING LAMONGAN

BAB IV ANALISIS DATA. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PERUSAHAAN DAN DAMPAKNYA PADA LABA OPERASI (Studi Kasus Pada PT. Cakra Putra Parahyangan)

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN WARUNK UPNORMAL BANDUNG

ANALISIS PENGARUH HARGA, PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BATIK DI GULUREJO LENDAH KULON PROGO. Anindya Dwi Septiana

: Komunikasi Pemasaran Terintegrasi, Citra Merek

PENGARUH PERLUASAN MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMPO DOVE DI SEMARANG

Lucky Satriawan Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Pengaruh Kualitas Jasa, Lokasi dan Word Of Mouth

David Yulianus Pribadi Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

PENGARUH PROMOSI DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BIORE MEN DI KOTA SEMARANG

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

ANALISIS PENGARUH HARGA, KERAGAMAN PRODUK DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS MEREK PRODUK KRIM PEMUTIH POND S PADA MAHASISWI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN BATIK PUSPA DI PASAR KLEWER SURAKARTA

Fevri Setya Nugroho D2D ABSTRACT

PENGARUH SIKAP, FAKTOR PRIBADI, DAN FAKTOR SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survey pada Konsumen Kartu Perdana SimPATI di GraPARI Malang)

PENGARUH KUALITAS INFORMASI, KEMUDAHAN DAN KERAGAMAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SECARA ONLINE PENGGUNA LAZADA.CO.

Oleh : Dwi Astuti 1. Universitas PGRI Yogyakarta Kata Kunci: Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga, Kepuasan Konsumen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan di bab ini menjelaskan tentang penelitian-penelitian terdahulu

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

PENGARUH KULAITAS PELAYANAN SALESMAN TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN PADA PT. KALBE FARMA TRADING DAN DISTRIBUTION DI KOTA PALOPO

PENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP CITRA MEREK (BRAND IMAGE) PRODUK KARTU AS PADA PT. TELKOMSEL MAKASSAR

JURNAL OLEH : NURMAN ADRI SATRIYO NPM : FAKULTAS EKONOMI (FE) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Kepada Konsumen Charles & Keith di Tunjungan Plaza Surabaya)

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

Transkripsi:

PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ORIFLAME DI QUENENO GROUP SINGARAJA TAHUN 2014 Desak Ketut Yunita Kusmayani1, Anjuman Zukhri1, Luh Indrayani2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {thayunita88@yahoo.co.id1, anjumanzukhri09@gmail.com1, luhindrayani25@yahoo.com2}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh pendekatan secara parsial, (2) pengaruh presentasi secara parsial, (3) pengaruh penanganan keberatan secara parsial, (4) pengaruh menutup penjualan secara parsial, dan (5) pengaruh personal selling secara simultan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame. Subyek penelitian ini adalah konsumen dari Queneno Group Singaraja, sedangkan objek penelitian adalah personal selling (pendekatan, presentasi, penanganan keberatan, menutup penjualan) dan keputusan pembelian di Queneno Group Singaraja. Data dikumpulkan dengan metode kuisioner, dianalisis dengan regresi linier berganda dengan SPSS 16.0 for windows yang meliputi uji t dan uji F. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sebesar 4,945, presentasi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sebesar 2,837, penanganan keberatan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sebesar 4,168, menutup penjualan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian sebesar 4,098 dan personal selling mempunyai pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian sebesar 77,7%. Kata Kunci: Keputusan pembelian, Perilaku Konsumen, Personal selling Abstract The objective of this research aimed to know (1) the influence of approach by partial, (2) the influence of presentation by partial, (3) the influence of handling objection by partial, (4) the influence of closing the sale by partial, (5) the influence of personal selling by simultaneously upon the purchasing decision product Oriflame. The subjects of this study were consumers of Queneno Group Singaraja, while the study object is the personal selling (approach, presentation, handling objections, closing the sale) and purchase decisions in Queneno Group Singaraja. Data were collected by questionnaire method, are analyzed with multiple linier regression with SPSS 16.0 for Windows which includes t test and F test of this study are included in quantitative descriptive research with 100 respondents. The result of this research showed that (1) the influence of approach by partial upon the purchasing decision as amount 4,945, (2) the influence of presentation by partial upon the purchasing decision as amount 2,837, (3) the influence of handling objection by partial upon the purchasing decision as amount 4,168, (4) the influence of closing the sale by partial upon the purchasing decision as amount 4,098, (5) the influence of personal selling by simultaneously upon the purchasing decision product Oriflame as amount 77,7%. Key Word: purchasing decision, consumer behavior, personal selling

PENDAHULUAN Kebutuhan akan suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen sudah sangat banyak dan beragam. Para penyedia produk dan jasa seakan-akan berlomba-lomba untuk berusaha menjadi yang terbaik dalam pemenuhan keutuhan konsumen. Dinamika persaingan bisnis yang semakin ketat antara berbagai perusahaan dalam menghasilkan dan menjual produknya memberikan pengaruh terhadap pandangan bahwa perusahaan harus memberitahukan dan memperkenalkan produknya kepada masyarakat agar terdorong untuk membeli produk suatu perusahaan melalui kegiatan promosi. Misalnya dalam industri perdagangan yang begitu ketatnya dalam persaingan menuntut perusahaan untuk lebih aktif mempromosikan produknya. Adanya strategi dan pemasaran yang tepat akan membantu para pelaku bisnis dalam menghadapi era globlalisasi saat ini. Adapun strategi pemasaran modern yang cukup populer saat ini yaitu strategi personal selling. Pada era globalisasi ini akan muncul suatu fenomena baru yakni global consumer (konsumen global). Hal ini ditandai dengan konsumen yang kritis, canggih sehingga muncul permintaan yang beragam dari konsumen sebab, konsumen tidak hanya memperhatikan pada kegunaan produk saja melainkan juga dengan kualitas, biaya, pengiriman, serta kepuasan pelanggan itu sendiri sehingga, perusahaan harus meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas suatu produk. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melalui berbagai perbaikan baik dalam hal harga, promosi, kualitas produk, distribusi, strategi penjualan maupun pelayanan. Adanya persaingan yang begitu ketat akan mendorong suatu perusahaan dalam memperbaiki strategi-strategi yang digunakan untuk mempromosikan produknya. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:112) bahwa personal selling adalah presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Dalam hal promosi tersebut personal selling merupakan metode atau strategi promosi yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi ini. Berdasarkan definisi tersebut personal selling berbeda dengan kegiatan promosi lainnya. Adanya personal selling konsumen akan merasa diperhatikan dan lebih mudah untuk memahami produk yang ditawarkan. Penerapan personal selling yang tepat dalam suatu perusahaan akan memberikan manfaat yang besar dalam memasarkan suatu produknya sehingga peran personal selling sangat penting untuk perusahaan karena pesan yang disampaikan bersifat individual dan dua arah sehingga, penjual dapat memberikan informasi mengenai produk yang ditawarkan dan juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian dan meningkatkan penjualan. Tanpa personal selling perusahaan akan sulit memperoleh informasi yang terjadi di pasar. Adanya personal selling diharapkan calon pembeli dapat mengenal lebih produk yang dihasilkan perusahaan dan pada akhirnya dapat menimbulkan ketertarikan akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi kunjungan yang dilakukan penjual pada konsumen, maka semakin tinggi kemungkinan produk yang terjual. Dalam hal ini kemampuan tenaga penjual juga sangat menentukan terjadinya transaksi penjualan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa personal selling mempunyai peranan yang besar untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Dalam personal selling, tenaga penjual harus dapat melakukan teknik penjualan sebagai berikut: memilih calon pelanggan (prospecting), mempelajari calon pelanggan (preapproach), pendekatan (approach), menceritakan produk (presentation), penanganan keberataan (handling objection), menutup penjualan (closing), dan tindak lanjut setelah penjualan (follow up), (Kotler dan Amstrong, 2001). Menurut Assauri (2011:124) bahwa proses penjualan dapat dikaji melalui pengidentifikasian tingkat yang harus dilalui tenaga penjual dalam presentasi

penjualannya. Adapun empat teknik yang harus dilalui tenaga penjual tersebut, yaitu: pendekatan (approach) terhadap si pembeli, penyajian atau presentasi tentang produk yang dijual kepada calon si pembeli, penanganan pertanyaan atau keberatan (handling objection) dari calon pembeli, dan penutupan transaksi penjualan (closing the sale). Kotler dan Amstrong (2001) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis. Keempat faktor tersebut faktor psikologis berkaitan erat dengan personal selling. Adanya personal selling terdapat pengaruh secara langsung yang timbul dalam pertemuan tatap muka antara penjual dan pembeli, dimana terdapat pengkomunikasian faktor yang diperlukan untuk mempengaruhi keputusan pembelian atau menggunakan faktor psikologis dalam rangka membujuk dan memberikan keberanian pada waktu pembutan keputusan pembelian dengan tujuan agar terjadi transaksi penjualan, (Assauri, 2004). Prasetijo dan Ihalauw (2005) menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah keputusan dalam memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan. Hal ini berarti sebelum terjadi keputusan pembelian, konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan produk. Proses pengambilan keputusan dapat mempengaruhi hasil keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau organisasi terdiri dari lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan perilaku pasca pembelian (Kotler dan Amstrong, 2001). Tahap pertama yang dialami oleh konsumen adalah pengenalan kebutuhan, tahap kedua adalah pencarian informasi, tahap selanjutnya yakni evaluasi alternatif, setelah itu konsumen sampai pada tahap keempat yaitu keputusan pembelian. Setelah memutuskan untuk membeli, konsumen akan berada pada tahap perilaku pasca pembelian. Hal ini tidak terjadi pada semua kasus. Konsumen mungkin saja melewatkan, membalik atau mengulangi tahap-tahap tertentu terutama pada pembelian yang bersifat rutin. Personal selling yang terdiri dari pendekatan, presentasi, penanganan keberatan dan menutup penjualan merupakan hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh tenaga penjual dalam menghadapi menawarkan produknya. Personal selling atau penjualan pribadi adalah suatu kegiatan promosi secara langsung antara kedua belah pihak (penjual dan pembeli) yang pada akhinya terjadi pertukaran produk ataupun jasa. Oriflame menawarkan produk kosmetik dan perawatan kulit alami berkualitas tinggi melalui jaringan personal selling, yang berbeda dengan sistem retail pada umumnya. Dalam segi pemasarannya Oriflame dalam memasarkan produknya menggunakan sistem pemasaran personal selling. Model pemasaran personal selling membantu para tenaga penjual lebih mudah menjelaskan tentang keunggulankeunggulan produknya dengan begitu secara langsung dapat mempengaruhi calon pelanggan untuk melakukan pembelian. Di setiap group pemasaran produk Oriflame memiliki tenaga-tenaga penjual untuk memasarkan produknya dengan cara mengunjungi pembeli. Pada dasarnya tenaga-tenaga penjual tersebut sebelumnya memperoleh pelatihan terlebih dahulu agar dapat melakukan penjualan secara efektif dan efisien. Adanya pelatihan yang sudah didapat sebelumnya berguna agar tenaga penjual dapat mempengaruhi calon konsumen untuk mengambil keputusan membeli produk. Inilah yang menjadi alasan peneliti memilih perusahaan Oriflame khususnya di Queneno Groups Singaraja karena lebih menekankan personal selling dalam memasarkan produknya dibandingkan promosi lainnya dan peneliti menjadi terfokus dalam melakukan penelitian ini. (1) Pendekatan (approach) Kotler dan Amstrong (2001) menyatakan bahwa dalam langkah pendekatan (approach), wiraniaga harus mengetahui bagaimana cara menemui dan menyapa pembeli serta menjalin hubungan untuk merintis awalan yang baik. Langkah ini melibatkan penampilan wiraniaga, kata-kata pembukaan, dan penjelasan lanjut. Boone

dan Kurtz (2002:151-152) menyatakan bahwa tenaga penjual yang sukses adalah mereka yang membuat persiapan secara seksama, menganalisis semua data yang tersedia tentang lini-lini produk yang dibutuhkan konsumen dan informasiinformasi lain yang berhubungan sebelum melakukan kontak awal. Oleh karena itu, sebelum tenaga penjual mengunjungi calon konsumen, ia harus bisa memilih waktu yang tepat sehingga tidak mengganggu aktifitas calon konsumen dan calon konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan oleh tenaga penjual. (2) Presentasi (presentation) Kotler dan Amstrong (2001) menyatakan bahwa dalam langkah personal selling ini seorang wiraniaga menceritakan riwayat produk kepada pembeli, menunjukkan bagaimana produk akan menghasilkan atau menghemat uang bagi pembeli. Wiraniaga menguraikan fitur-fitur produk namun, tetap berkonsentrasi pada pengungkapan manfaat produk bagi pelanggan. Untuk itu wiraniaga harus mempunyai kemampuan mendengarkan dan memecahkan masalah dengan baik. (3) Penanganan keberatan (handling objection) Kotler dan Amstrong (2001) menyatakan bahwa dalam penanganan keberatan wiraniaga harus menyelididki keberatan calon konsumen dengan menggunakan pendekatan positif, mengklarifikasi dan menggali keberatan yang tersembunyi, meminta pembeli untuk menjelaskan keberatannya, menggunakan keberatan sebagai peluang untuk memberikan informasi lebih banyak dan mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli. Setiap wiraniaga membutuhkan pelatihan dalam hal keterampilan mengatasi keberatan Menurut Philip Kotler (1995) menyatakan bahwa untuk menangani penolakan-penolakan ini wiraniaga harus memperlakukan pembeli dengan pendekatan positif, minta pembeli menjelaskan sebab penolakannya, mengajukan pertanyaan sedemikian rupa sehingga, memaksa pembeli untuk memberi alasan penolakannya, menyangkal kebenaran alasan penolakan pembeli atau berusaha mengubah alasan penolakan menjadi alasan agar membeli. (4) Menutup penjualan (closing the sale) Kotler dan Amstrong (2001) menyatakan bahwa setelah mengatasi keberatan prospek, sekarang wiraniaga dapat mencoba menutup penjualan. Menutup penjualan yang dimaksud dalam proses personal selling dimana wiraniaga menanyakan apa yang hendak dipesan oleh konsumen. Menurut Boone dan Kurtz (2002:154) menyatakan bahwa titik penting dalam hubungan penjualan waktu saat tenaga penjualan meminta prospek untuk membeli secara aktual adalah penutupan (closing) atau terjadinya transaksi. Menurut Philip Kotler (1995) menyatakan bahwa wiraniaga perlu mengenal beberapa pertanda dari pembeli yang sudah menunjukkan sikap ingin menutup pembelian, seperti gerakan fisik, pernyataan atau komentar, dan pertanyaanpertanyaan. Personal selling salah satu alat promosi tentunya merupakan ujung tombak bagi perusahaan yang menetapkannya dalam menghadapi dunia persaingan pada pasar yang dituju. Menurut Shimp (2000:281) tujuan utama personal selling adalah mendidik para pelanggan, menyediakan produk yang berguna dan bantuan pemasaran, serta memberikan pelayanan purna jual dan dukungan kepada para pembeli. Menurut Philip Kotler (1995:336) tiga aspek penting dari penjualan tatap muka yakni kewiraniagaan (salesmanship), negosiasi, dan manajemen tata hubungan. Dari uraian di atas kriteria personal selling dapat disimpulkan bahwa kriteria personal selling harus dimiliki oleh para tenaga penjual karena, mereka yang secara langsung mengadakan kontak dengan konsumen sehingga, hubungan yang baik pun diharapkan dapat terjadi antara perusahaan dan pelanggan. Perilaku konsumen merupakan aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi atau pembelian barang dan jasa oleh individu, kelompok atau organisasi tertentu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan yang mempengaruhi konsumen dalam memilih, membeli, menggunakan ataupun membuang barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan pribadi, kelompok atau organisasi. Perilaku Konsumen adalah sejumlah tindakan nyata konsumen yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor luar (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang-barang yang diinginkannya (Amirullah, 2002:3). Pembelian terhadap barang atau jasa jarang disebabkan oleh satu motif saja. Berbagai motif pembelian bisa menjadi alasan seseorang untuk membeli suatu barang atau jasa dan bahkan motif tersebut sering bertentangan satu sama lain, sehingga konsumen perlu memutuskan dengan tepat barang atau jasa yang akan dibelinya. Adanya beragam motif tersebut menyebabkan perilaku pembeli juga dapat berubah. Perubahan perilaku pembeli bisa disebabkan karena motif pribadinya yang bertambah kuat atau lemah, perubahan tingkat pendapatan, perubahan tahap daur hidup keluarga dan faktor-faktor lainnya. Hal ini memicu timbul kesukaran dalam memahami perilaku konsumen, namun tidak seharusnya menghalangi keberhasilan pemasaran. Adanya personal selling diharapkan calon pembeli dapat mengenal lebih produk yang dihasilkan perusahaan dan pada akhirnya dapat menimbulkan ketertarikan akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Semakin tinggi kunjungan yang dilakukan penjual pada konsumen, maka semakin tinggi kemungkinan produk yang terjual. Dalam hal ini kemampuan tenaga penjual juga sangat menentukan terjadinya transaksi penjualan. METODE Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh personal selling (pendekatan, presentasi, penanganan keberatan, menutup penjualan) terhadap keputusan pembelian. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survai dengan menggunakan kuesioner sebagai sumber data. Pada umumnya, kesulitan dalam menawarkan barang-barang yang dialami oleh pihak tenaga penjual sangat mempengaruhi pencapaian target penjualan. Kesulitan yang terjadi pada pihak tenaga penjual meliputi penolakan dari pihak calon konsumen. Oriflame adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang kosmetik yang memanfaatkan penjualan personal (personal selling) didalam memasarkan produknya. Oriflame untuk memiliki sistem manajemen yang baik produk-produk yang berkualitas tinggi dan sistem perencanaan pemasaran yang matang, adil dan transparan. Investasi dalam hal-hal tersebut tentunya diharapkan berjalan secara efektif, bermanfaat atau menguntungkan bagi perusahaan. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang pemasaran personal selling sehingga, dapat memberikan informasi dan kontribusi dalam merumuskan kebijakan yang terkait personal selling dan memanfaatkannya sebagai keunggulan bersaing. Selain itu, personal selling juga diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tindakan yang seharusnya dilakukan tenaga penjual saat melakukan personal selling agar konsumen tertarik membeli produk yang ditawarkan. Dari permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti masalah yang terkait dengan pemasaran personal selling yang diterapkan oleh perusahaan Oriflame sehingga, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Personal Selling Terhadap Keputusan Pembelian Produk Oriflame di Queneno Group Singaraja Tahun 2014. Adapun variabel-variabel yang dapat dilibatkan dalam penelitian ini adalah personal selling terdiri dari pendekatan (X 1 ), presentasi (X 2 ), penanganan keberatan (X 3 ), menutup penjualan (X 4 ) sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat. Guna mendukung keabsahan data maka secara rinci tempat penelitian pada Queneno Group Singaraja yang dilakukan oleh tenaga penjual Queneno Group Singaraja. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek

dalam penelitian adalah konsumen dari Queneno Group Singaraja, sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah personal selling (pendekatan, presentasi, penanganan keberatan, menutup penjualan) dan keputusan pembelian pada Queneno Group Singaraja. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa angka-angka jawaban responden mengenai kuesioner personal selling dan keputusan pembelian pada Queneno Group Singaraja. Data primer dalam penelitian ini berupa kuesioner personal selling dan keputusan pembelian pada Queneno Group Singaraja. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan kuisioner mengenai personal selling dari segi pendekatan, presentasi, penanganan keberatan, menutup penjualan dan keputusan pembelian. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket dalam bentuk checklist. Kuisioner dibuat dengan menggunakan skala likert. Responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Populasi dalam penelitian adalah seluruh konsumen Queneno Group Singaraja. Santoso (2002:94) bila sampel penelitian tidak bisa dihitung dalam jumlah yang pasti, maka jumlah sampel yang dianjurkan antara 50-100 sampel. Berdasarkan hal tersebut dan untuk efisiensi tenaga, waktu dan biaya maka besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini mengambil sampelnya adalah 100 responden yang dirasakan sudah cukup untuk mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah insidental random sampling. Menurut Sugiyono (2012) insidental random sampling merupakan teknik penentuan sampel yang dilakukan secara kebetulan, yaitu siapa yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipandang orang yang kebetulan itu cocok dijadikan sebagai sumber data, maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel dengan insidental random sampling dalam penelitian ini digunakan pada saat mencari sampel dan memberikan kuesioner kepada konsumen yang berbelanja pada Queneno Group Singaraja. Menurut Sumarni dan Salamah (2006:65), validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan, kesesuaian, atau kecocokan suatu alat untuk mengukur apa yang akan diukur. Menurut Sumarni dan Salamah (2006:65), reliabilitas menunjukkan konsistensi atau kemantapan penggunaan alat ukur dalam penelitian, baik ditinjau dari waktu ke waktu maupun dari kondisi satu dengan kondisi yang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pengaruh parsial pendekatan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame dianalisis dengan menggunakan uji statistik t melalui program SPSS 16,0 for windows. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada Tabell 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Hasil Uji t untuk pendekatan terhadap keputusan pembelian Variabel Nilai t hitung Nilai t tabel p-value Produk 4,945 1,661 0,000 Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa pendekatan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, karena nilai t hitung > t tabel dan p-value < α = 0,05. Variabel pendekatan diperoleh nilai t hitung 4,945 pada tingkat signifikan 0,000 sedangkan nilai t tabel pada tingkat signifikan 0,05 dengan df 100 sebesar 1,661 berarti nilai t hitung > t tabel atau 4,945 > 1,661 dan p- value < α sehingga menolak H0 dan menerima Ha ini berarti pendekatan (X 1 ) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian. Pengaruh parsial presentasi terhadap keputusan pembelian produk Oriflame dianalisis dengan menggunakan uji statistik t melalui program SPSS 16,0 for windows. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Hasil Uji t untuk presentasi terhadap keputusan pembelian Variabel Nilai Nilai p-value t hitung t tabel Produk 2,837 1,661 0,006 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa presentasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, karena nilai t hitung > t tabel dan p-value < α = 0,05. Variabel presentasi diperoleh nilai t hitung 2,837 pada tingkat signifikan 0,006 sedangkan nilai t tabel pada tingkat signifikan 0,05 dengan df 100 sebesar 1,661 berarti nilai t hitung > t tabel atau 2,837 > 1,661 dan p-value < α sehingga menolak H0 dan menerima Ha ini berarti presentasi (X 2 ) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian. Pengaruh parsial penanganan keberatan terhadap keputusan pembelian Singaraja dianalisis dengan menggunakan uji statistik t melalui program SPSS 16,0 for windows. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini. Tabel 4.3 Hasil Uji t untuk penanganan keberatan terhadap keputusan pembelian Variabel Nilai Nilai p-value t hitung t tabel Produk 4,168 1,661 0,000 Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa pendekatan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, karena nilai t hitung > t tabel dan p-value < α = 0,05. Variabel penanganan keberatan diperoleh nilai t hitung 4,168 pada tingkat signifikan 0,000 sedangkan nilai t tabel pada tingkat signifikan 0,05 dengan df 100 sebesar 1,661 berarti nilai t hitung > t tabel atau 4,168 > 1,661 dan p-value < α sehingga menolak H0 dan menerima Ha ini berarti penanganan keberatan (X 3 ) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian. Pengaruh parsial menutup penjualan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja dianalisis dengan menggunakan uji statistik t melalui program SPSS 16,0 for windows. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Hasil Uji t untuk menutup penjualan terhadap keputusan pembelian Variabel Nilai t hitung Nilai t tabel p-value Produk 4,098 1,661 0,000 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.4 memperlihatkan bahwa menutup penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, karena nilai t hitung > t tabel dan p-value < α = 0,05. Variabel menutup penjualan diperoleh nilai t hitung 4,098 pada tingkat signifikan 0,000 sedangkan nilai t tabel pada tingkat signifikan 0,05 dengan df 100 sebesar 1,661 berarti nilai t hitung > t tabel atau 4,098 > 1,661 dan p-value < α sehingga menolak H0 dan menerima Ha ini berarti menutup penjualan (X 4 ) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian. Personal selling merupakan presentasi pribadi oleh para wiraniaga (tenaga penjual) perusahaan dalam rangka mensukseskan penjual dan membangun hubungan dengan pelanggan. Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil Analisis Model Summary dan Uji F R Adjusted R Square F hitung F tabel p - value 0,887 0,777 87,401 2,47 0,000 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui nilai koefisien korelasi (R) antara variabel personal selling terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 0,887. Hal ini menjelaskan bahwa personal selling berkorelasi positif terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja. Melalui hasil uji F dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 87,401 sedangkan nilai F tabel sebesar 2,47. Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel menunjukkan bahwa F hitung > F tabel sehingga personal selling yang terdiri dari pendekatan, presentasi, penanganan keberatan dan menutup penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja. Melalui koefisien Adjusted R Square diketahui besarnya pengaruh simultan personal selling yang terdiri dari pendekatan, presentasi, penanganan keberatan dan menutup penjualan terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja adalah sebesar 0,777 atau 77,7% dengan p-value = 0,000 < α = 0,05, sedangkan pengaruh faktor lain sebesar 0,223 atau 22,3%. Hal ini berarti bahwa personal selling yang terdiri dari pendekatan, presentasi, penanganan keberatan dan menutup penjualan secara serempak berperan dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja. Berdasarkan pengolahan data, untuk mengetahui persamaan garis regresi pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja digunakan analisis koefisien beta dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.6. Persamaan garis regresi yang dapat dibuat untuk menggambarkan pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja adalah sebagai berikut. Ŷ = -3,254 + 0,373X 1 + 0,166X 2 + 0,335X 3 + 0,333X 4 Keterangan: Ŷ = keputusan pembelian, X 1 = pendekatan, X 2 = presentasi, X 3 = penanganan keberatan, X 4 = menutup penjualan. Tabel 4.6 Koefiien Beta Model B (Constant) -3,254 Pendekatan 0,373 Presentasi 0,166 Penanganan keberatan Menutup penjualan Unstandardized Coefficients 0,335 0,333 Std. Error 1,081 0,076 0,059 0,080 0,081 Persamaan garis regresi tersebut mengartikan bahwa pada saat nilai X 1 (pendekatan), X 2 (presentasi), X 3 (penanganan keberatan) dan X 4 (menutup penjualan) bernilai 0 atau konstan, maka nilai Y (keputusan pembelian) sebesar - 3,254. Setiap ada kenaikan variabel bebas baik X 1 (pendekatan), X 2 (presentasi), X 3 (penanganan keberatan), dan X 4 (menutup penjualan) sebesar satu maka akan meningkatkan Y (keputusan pembelian) sebesar nilai koefisien beta masing-masing variabel bebas dikalikan dengan besarnya kenaikan yang terjadi. Setiap terjadi kenaikan X 1 (pendekatan) sebesar satu, maka akan meningkatkan Y (keputusan pembelian) sebesar 0,373 atau 37,3%. Setiap terjadi kenaikan X 2 (presentasi)

sebesar satu, maka akan meningkatkan Y (keputusan pembelian) sebesar 0,166 atau 16,6%. Setiap terjadi kenaikan X 3 (penanganan keberatan) sebesar satu, maka akan meningkatkan Y (keputusan pembelian) sebesar 0,335atau 33,5%. Setiap terjadi kenaikan X 4 (menutup penjualan) sebesar satu, maka akan meningkatkan Y (keputusan pembelian) sebesar 0,333 atau 33,3%, Hal ini berarti semakin kompetitif personal selling yang dimiliki oleh tenaga penjual produk Oriflame maka semakin mampu mempengaruhi keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja, sebaliknya semakin rendah personal selling tersebut maka semakin rendah keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja. PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diolah dengan program SPSS 16,0 for windows, mengenai pengaruh personal selling secara parsial terhadap keputusan pembelian di Queneno Group Singaraja, hasil analisis parsial menunjukan bahwa personal selling dari segi pendekatan, presentasi, penanganan keberatan, menutup penjualan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian di Queneno Group Singaraja. Variabel yang memiliki nilai paling tinggi adalah variabel pendekatan, hal ini mengindikasikan bahwa konsumen lebih mempertimbangkan kesan pertama, bertemu dan menyapa dibandingkan dengan presentasi, penanganan keberatan, dan menutup penjualan dalam memutuskan membeli produk Oriflame di Queneno Group Singaraja. Hasil penelitian mengenai pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja, menunjukan bahwa personal selling berpengaruh signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian di Queneno Group Singaraja. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Ricky (2006) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari personal selling terhadap keputusan pembelian. Hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Assauri (2004) dengan personal selling terdapat pengaruh secara langsung yang timbul dalam pertemuan tatap muka antara penjual dan pembeli, dimana terdapat pengkomunikasian fakta yang diperlukan untuk mempengaruhi keputusan pembelian atau menggunakan faktor psikologi dalam rangka membujuk dan memberikan keberanian pada waktu pembuatan keputusan pembelian dengan tujuan agar terjadi transaksi penjualan. Selain itu menurut Swastha dan Irawan (2000:352) menyatakan bahwa dalam personal selling terjadi interaksi secara langsung saling bertatap muka. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat individual dan dua arah sehingga dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang kebutuhan dan keinginan pembeli. Adanya interaksi langsung ini dapat dipakai oleh penjual untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian sehingga terjadi transaksi penjualan. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Singaraja. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel atau 4,945 > 1,661 dan p-value < 0,05. Presentasi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Singaraja. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung > t tabel atau 2,837 > 1,661 dan p-value < 0,05. Penanganan keberatan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian produk Oriflame di Queneno Group Singaraja. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel atau 4,168>1,661 dan p-value < 0,05. Menutup penjualan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian Singaraja. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel atau 4,098>1,661 dan p-value< 0,05. Personal selling berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian

Singaraja sebesar 77,7% sedangkan sebesar 22,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Hal ini berarti personal selling yang terdiri dari pendekatan, presentasi, penanganan keberatan dan menutup penjualan secara serempak berperan dalam mempengaruhi keputusan pembelian Singaraja. SARAN Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. Produk Oriflame diharapkan tetap menggunakan teknik personal selling secara tepat dalam upaya meningkatkan keputusan konsumen dalam pembelian produk Oriflame. Hal ini disebabkan karena personal selling baik dari teknik pendekatan, presentasi, penanganan keberatan, dan menutup penjualan memberikan pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh tenaga penjual untuk meningkatkan personal selling ini adalah (a) melakukan pendekatan secara baik dan tepat pada waktunya, (b) melakukan presentasi dengan baik dan sopan (c) menanyakan penanganan keberatan kepada konsumen dengan ramah dan meyakinkan (d) menutup penjualan dengan menanyakan pesanan secara tepat. Bagi peneliti lain yang bermaksud melakukan penelitian di bidang manajemen strategik dan manajemen pemasaran pada suatu perusahaan, diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam terkait dengan pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian dengan metode penelitian yang sama dan perusahaan yang berbeda guna keberlakuan temuan ini secara lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Assauri, Sofyan. 2004. Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi. Jakarta: PT Persada. Raja Grafindo -------. 2011. Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Boone dan Kurtz. 2002. Pengantar Bisnis. Jilid 2, alih Bahasa Oleh Fradinsyah Anwar dkk. Jakarta:Erlangga. Kotler & Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Terjemahan Damos Sihombing. Principles of Marketing. 1999. Jilid 1. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Terjemahan Hermawan, Ancella Anitawati. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat. Prasetijo, Ristiyanti dan John J.O.I Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: ANDI Offset. Ricky. 2006. Pengaruh Personal Selling Terhadap Keputusan Pembelian Produk Rokok Merek Sampoerna A- Mild di Beberapa Hotel di Kota Medan. Tersedia pada http:// repository.usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/ 11148/ 1/ 000502095. pdf. (diakses tanggal 11 April 2014) Santoso, Singgih. 2002. Statistik Multivariat. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi Dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid 2 Alih Bahasa Oleh Dwi Kartini. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: ANDI Offset.

Swastha, Basu dan Irawan. 2000. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty. Vol: 4 Nomor: 1 Tahun: 2014