BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang sedang dilaksanakan, baik sejak masa pemerintahan Orde Baru maupun masa reformasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Meskipun hakim dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh serta rekomendasi pihak manapun juga, tetapi dalam melaksanakan tugas pekerjaanya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah termasuk perbankan/building society (sejenis koperasi di Inggris),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum acara pidana dan hukum pidana merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Hukum acara pidana adalah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta telah melaksankan ketentuan-ketentuan aturan hukum jaminan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam melakukan kehidupan sehari-hari, seringkali tidak pernah lepas dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mendapatkan suatu putusan akhir dalam persidangan diperlukan adanya bahan-bahan mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Retno Arifingtyas NIM. E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis, Sifat Penelitian, dan Pendekatan. normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

III. METODE PENELITIAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi semuanya. Padahal kebutuhan ini beraneka ragam, ada yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

merupakan masalah klasik yang telah menjadi isu internasional sejak lama. Sudah berabad-abad negara menerima dan menyediakan perlindungan bagi warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. 2 Jadi

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Negara Indonesia yang telah dirumuskan para pendiri negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. menggunakan dua macam pendekatan yaitu : 1. Pendekatan secara yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang sedang dilaksanakan, baik sejak masa pemerintahan Orde Baru maupun masa reformasi sasaran utamanya adalah terciptanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri menuju masyarakat adil dan makmur. Titik berat pembangunan setelah krisis ekonomi melanda Indonesia adalah pembangunan di bidang ekonomi. Recovery pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah menimbulkan efek negatif bahwa pelaku ekonomi kadang-kadang tidak mengindahkan peraturan hukum (Edi Setiadi dan Rena Yulia, 2010: 22). Pada dasarnya, hukum berfungsi sebagai pedoman bagi setiap orang untuk bertingkah laku. Dapat dikatakan pula hukum menghilangkan ketidakpastian, hukum memberikan jaminan bagi terjadinya perubahan sosial yang tertib (Edi Setiadi dan Rena Yulia, 2010: 1). Akibatnya hukum digunakan sebagai instrumen untuk melakukan perubahan di bidang ekonomi sesuai dengan tuntutan pergaulan masyarakat dunia yang terwujud dalam hukum nasional. Hukum berperan melaksanakan fungsinya sebagai a tool of social-engineering atau untuk melakukan rekayasa sosial, khususnya dalam bidang kehidupan perekonomian (Supanto, 2010: 4). Salah produk hukum dibidang ekonomi adalah Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Dengan lahir dan diberlakukannya Undang- Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia diharapkan lembaga jaminan fidusia yang sudah berkembang dan hidup semenjak lama itu lebih memainkan perannya sebagai lembaga jaminan dan tentunya juga dalam rangka pembaharuan hukum. Dimana yang harus menjadi perhatian dalam pembaharuan hukum adalah sarana yang dapat mempelancar jalannya perekonomian (Aermadepa, 2012: 726). 1

2 Jaminan fidusia merupakan salah satu jenis jaminan kebendaan yang dikenal dalam hukum positif di Indonesia. Sebagai lembaga jaminan atas benda bergerak, jaminan fidusia banyak dipergunakan oleh masyarakat bisnis. Pada awalnya fidusia didasarkan kepada yurisprudensi, sekarang jaminan fidusia sudah diatur dalam undang-undang tersendiri. Menurut Mahadi, fidusia berasal dari bahasa latin yang artinya kepercayaan tehadap seseorang atau sesuatu, pengharapan yang besar. Juga ada kata fido yang merupakan kata kerja yang berarti mempercayai seseorang atau sesuatu (Mahadi, 1981: 61). Fidusia sebagai salah satu jaminan adalah unsur pengaman kredit bank, yang dilahirkan dengan diawali oleh perjanjian kredit bank. Hal ini melihat bahwa perjanjian jaminan fidusia merupakan perjanjian yang bersifat assessor (Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2001: 125). Melalui perjanjian terciptalah perikatan atau hubungan hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak yang membuat perjanjian yang telah mereka buat tersebut. Dalam hal ini fungsi perjanjian sama dengan perundang-undangan, tetapi hanya berlaku khusus terhadap para pembuatnya saja. Secara hukum, perjanjian dapat di paksakan berlaku melalui pengadilan. Hukum memberikan sanksi terhadap pelaku pelanggaran perjanjian atau ingkar janji (wanprestasi). Suatu asas hukum penting berkaitan dengan berlakunya perjanjian adalah asas kebebasan berkontrak. Artinya, pihak-pihak bebas untuk membuat perjanjian apa saja, baik yang sudah ada pengaturnya maupun yang belum ada pengaturannya maupun yang belum ada pengaturannya dan bebas menentukan sendiri isi perjanjian. Namun, kebebasan tersebut tidak mutlak karena terdapat pembatasannya, yaitu tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan. Dalam perjanjian, biasanya diperjanjikan bahwa dalam perjanjian kredit (pemilik asal) boleh mempergunakan benda fidusia sesuai dengan maksud dan tujuannya, dengan kewajiban untuk memelihara dan memperbaiki semua kerusakan benda fidusia atas biaya da tanggungan debitur atau peminjam sendiri. Seorang

3 kreditur dilarang untuk menyewakan benda fidusia pada orang lain, tanpa izin dari penerima fidusia (Gunawan Widjaya dan Ahmad Yani, 2001: 28). Walaupun dalam perjanjian telah diatur berbagai aturan yang mengikat kedua belah pihak, tetapi dalam rangka pencegahan dilaksanakannya segala ketentuan yang berhubungan dengan jaminan fidusia. Maka dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia terutama pada Pasal 35 dan Pasal 36 diatur mengenai sanksi pidana. Sanksi dalam suatu undang-undang merupakan bentuk dari penegakan hukum dan merupakan hal yang sangat penting, malahan bisa dikatakan sebagai salah satu usaha penanggulangan, pencegahan, dan pengendalian kejahatan (Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1986: 148). Pengertian dari hukuman (sanksi) itu sendiri menurut Black s Law Dictionary adalah : Sanction is penalty or other mechanism of enforcement used to provide incentives for obedience with the law or ith rules and regulations. That part of a law which is designed to secure enforcement by imposing a penalty for its violation or offering a reward for its observance (Henry Camphell Black, 1990: 30). (Hukuman diartikan sebagai suatu mekanisme dari penegakan, menggunakan insentif yang mencukupi untuk dapat dipatuhinya hukum atau peraturan perundang-undangan. Merupakan bagian dari Undang-undang yang dibuat untuk mengamankan penegakan hukum melalui hukuman atas pelanggarnya.) Penetapan sanksi dalam suatu perundang-undangan pidana bukanlah sekedar masalah teknis perundang-undangan semata, melainkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari substansi atau materi perundang-undangan itu sendiri. Hal ini mendapat perhatian yang serius mengingat berbagai keterbatasan dan kemampuan hukum pidana dalam menanggulangi kejahatan (E.Z Leasa, 2010: 51). Walaupun pemerintah telah melakukan pencegahan terjadinya pelanggaran mengenai jaminan fidusia dengan melakukan pengaturan yang disertai dengan ancaman pidana pada Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan

4 Fidusia tersebut. Tetapi dalam masyarakat masih terdapat tindak pidana terhadap jaminan fidusia. Salah satu kasus tindak pidana terhadap jaminan fidusia tersebut dilakukan oleh Heri Kristanto. Pada kasus tersebut, Heri Kristanto telah dengan sengaja mengalihkan objek jaminan fidusia tanpa persetujuan tertulis dari penerima fidusia yakni PT. Olympindo Multi Finance Cabang Yogyakarta kepada pihak ketiga yakni Sunarti. Oleh karena itu, Heri Kristanto diancam dengan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan kajian mengenai tindak pidana terhadap jaminan fidusia dalam putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor: 109/Pid.Sus/2014/PN. Wates tersebut melalui penulisan hukum (skripsi) yang berjudul TINJAUAN YURIDIS TINDAK PIDANA TERHADAP JAMINAN FIDUSIA (Studi Putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor: 109/Pid. Sus/2014/PN.Wat). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah peraturan mengenai tindak pidana terhadap jaminan fidusia dalam hukum positif di Indonesia? 2. Bagaimana pertimbangan Hakim dalam Tindak Pidana terhadap jaminan fidusia dalam putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor: 109/Pid.Sus/2014/PN.Wat? C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas sehingga dapat memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

5 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui apa saja peraturan yang mengatur mengenai tindak pidana terhadap jaminan fidusia dalam hukum positif di Indonesia. b. Untuk mengetahui pertimbangan Hakim dalam Tindak Pidana terhadap jaminan fidusia dalam putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor 109/Pid.Sus/2014/PN.Wat. 2. Tujuan Subjektif a. Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan jelas sebagai bahan untuk menyusun skripsi penulisan hukum, sebagai persyaratan untuk mencapai gelar kesarjanaan dalam ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam penelitian hukum dan pengembangan kerangka berfikir ilmiah. c. Untuk menerapkan teori yang telah penulis dapatkan di bangku kuliah, khususnya dalam bidang Hukum Pidana. D. Manfaat Penelitian Nilai dari suatu penelitian dapat dilihat dari manfaat yang didapat dan diberikan. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengharapkan manfaat dan kegunaan yang akan diperoleh sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini akan bermanfaat pada pengembangan penerapan Hukum Pidana, khususnya yang berkaitan dengan tindak pidana terhadap jaminan fidusia. b. Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian yang sejenis berikutnya.

6 2. Manfaat Praktis a. Untuk dapat mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis sekaligus mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu hukum yang diperoleh. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang dapat digunakan dan memberikan sumbangan pemikiran bagi para pihak yang terkait dan bermanfaat bagi pihak yang mengkaji ilmu hukum. E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau dikenal sebagai penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011: 13-14). Dimana penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 55-56). 2. Sifat Penelitian Dalam penelitian hukum ini, sifat penelitian yang digunakan adalah preskriptif. Dengan menggunakan sifat penelitian yang preskriptif, penulis bermaksud untuk memberikan argumentasi atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Argumentasi disini dilakukan untuk memberikan preskripsi atau penilaian mengenai benar atau salah atau apa yang seyogyanya menurut hukum terhadap fakta atau peristiwa hukum dari hasil penelitian (Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010: 184).

7 3. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang-undangan (statue approach) dan pendekatan kasus (case approach). Pendekatan perundangan-undangan dilakukan dengan menelaah peraturan perundang-undangan dan regulasi yang cukup mampu menampung permasalahan hukum yang ada. Suatu penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undangan, akan lebih akurat bila dibantu oleh satu atau lebih pendekatan yang cocok, guna memperkaya pertimbangan-pertimbangan hukum yang tepat untuk menghadapi permasalahan hukum. Maka dalam hal ini, penulis juga menggunakan pendekatan kasus untuk mengetahui bagaimanakah ratio decidendi hakim terhadap suatu kasus yang telah diputus. Dalam hal ini adalah kasus di Pengadilan Negeri Wates Nomor: 109/Pid.Sus/2014/PN.Wat. 4. Jenis dan Sumber Data Penelitian Hukum a. Jenis Data Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis data sekunder berupa keterangan-keterangan yang secara tidak langsung diperoleh melalui studi kepustakaan, bahan-bahan dokumenter, tulisan-tulisan ilmiah dan sumbersumber tertulis lainnya yang berhubungan erat dengan masalah yang diteliti (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2011: 24). Dalam hal ini masalah tersebut adalah yang berkaitan dengan tindak pidana tehadap jaminan fidusia. b. Sumber Data Penelitian Menurut Peter Mahmud Marzuki, sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 181). 1) Bahan hukum primer Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi, atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim. Sumber hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

8 Jaminan Fidusia dan Putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor: 109/Pid.Sus/PN.Wat. 2) Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder terutama pada buku teks, karena berisi prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan klasik para ahli sarjana yang mempunyai klasifikasi tinggi (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 182-183). Disamping buku teks, bahan hukum sekunder dapat berupa tulisantulisan tentang hukum baik dalam bentuk buku ataupun jurnal-jurnal (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 183). Dalam penelitian ini meliputi: a) Buku-buku teks yang ditulis oleh para ahli hukum; b) Jurnal-jurnal hukum; dan c) Artikel, internet, dan sumber lainnya yang memiliki korelasi untuk mendukung penelitian ini. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dipakai dalam pengumpulan bahan hukum dalam penulisan hukum ini adalah studi dokumen. Studi dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahan pustaka/dokumen/arsip berupa buku-buku, jurnal, dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 6. Teknik Analisis Data Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode silogisme yang menggunakan pola berpikir deduktif. Penggunaan metode deduksi ini berpangkal dari pengajuan premis mayor, kemudian diajukan premis minor. Kemudian dari kedua premis tersebut ditarik suatu kesimpulan (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 89). Premis mayor berupa penarikan terhadap suatu aturan hukum atau teori hukum, dalam hal ini adalah aturan mengenai tindak pidana terhadap jaminan fidusia yang diatur dalam Pasal 35 dan Pasal 36 Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Sedangkan

9 remis minor adalah fakta yang terjadi, dalam hal ini pada Putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor: 109/Pid.Sus/2014/PN.Wat. F. Sistematika Penulisan Hukum Sistematika penulisan memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai isi penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penelitian hukum serta dapat mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini. Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai kerangka teori dan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam kerangka teori penulis menguraikan mengenai tinjauan tentang tindak pidana, tinjauan tentang jaminan fidusia, dan tinjauan tentang pertimbangan hakim. Sedangkan dalam kerangka pemikiran, penulis akan menampilkan bagan untuk mempermudah pemahaman. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai pokok permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu: Pengaturan Mengenai Tindak Pidana Terhadap Jaminan Fidusia dalam Hukum Positif di Indonesia dan Analisis Putusan Hakim dalam Perkara Tindak Pidana terhadap Jaminan Fidusia pada Putusan Pengadilan Negeri Wates Nomor: 109/Pid.Sus/2014/PN.Wat.

10 BAB IV : PENUTUP Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan hukum yang berisi tentang simpulan akhir dari pembahasan dan jawaban atas rumusan masalah serta diakhiri dengan saran yang didasarkan atas hasil keseluruhan penulisan