EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN Teori Harrod-Domar (menurut Sumitro Djojohadikusumo)

dokumen-dokumen yang mirip
Paradigma Pertumbuhan

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR

Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth), diantaranya

VI. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

A. Kapasitas Produksi Nasional 1. Pengertian Kapasitas Produksi Nasional Besar kecilnya jumlah barang dan jasa jasa yang dapat dihasilkan oleh suatu

BAB 2. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor (Tertutup Sederhana)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FLUKTUASI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KOTA PADANGSIDIMPUAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

menguasai tehnologi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian. Unutk

Model Keseimbangan Pengeluaran Dua Sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghambat usaha untuk memobilisasi tabungan.

3/26/2010 Created by Navik istikomah, SE, MSi

2014 PENGARUH KONTROL PERILAKU DAN NIAT TERHADAP PERILAKU MENABUNG MAHASISWA

Oleh: Disusun ( ) ( ) Misbahul Munir

Pengeluaran Agregat yang direncanakan (AE) dan Ekuilibrium Output

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik

Pengantar Ekonomi Makro

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang

Model Keseimbangan Pengeluaran dengan Campur Tangan Pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti sedikit berbeda dengan. diikuti oleh perubahan dalam aspek lain dalam perekonomian seperti

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Schumpeter dalam Sukirno (2006:251) pembangunan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 Pendapatan Nasional : Dari Mana Berasal dan Ke Mana Perginya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. terhadap pertumbuhan ekonomi, baik di negara berkembang atau di negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

TEORI EKONOMI 2 JUMLAH SKS TAHUN AJARAN KETENTUAN

INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RATIO (ICOR) KABUPATEN BANYUWANGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESEIMBANGAN EKONOMI Melihat lebih mendalam keseimbangan Pendapatan Nasional yang ditentukan oleh Pengeluaran Agregat ( Pendekatan Keynesian )

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

SKEDUL KONSUMSI ATAU DAFTAR. KONSUMSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.100% (2.2)

6 ANALISIS PEMODELAN PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertanyaan: Isi semua kolom tersebut (sertakan perhitungannya di bawah tabel)

Skedul Konsumsi Atau Daftar. Konsumsi

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas. Sumber daya tersedia secara terbatas. Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

Consumption - Saving - Investment

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN ANGKATAN KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN (Studi Kasus di Kota Semarang)

Teori Konsumsi & Investasi

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

teori distribusi neoklasik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan jasa meliputi barang-barang tidak kasat mata, seperti potong. rambut, layanan kesehatan, dan pendidikan (Mankiw, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambaran yang jelas mengenai variabel yang dimaksud. Bab ini akan dibagi

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pendapatan riil perkapita (Suparmoko, 1997).

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara

Tri Wahyu R *) Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP).

IV. FUNGSI PENDAPATAN (Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Makro)

ANALISA PENDAPATAN NASIONAL

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

Model IS-LM. Lanjutan... Pasar Barang & Kurva IS 5/1/2017. PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PRODUKTIVITAS INVESTASI DAERAH PROPINSI DI INDOENSIA (METODE REGIONAL INVESTMENT PERFORMANCE INDEX ATAU RIPI)

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 9, NO. 2, AGST 2010 ISSN ANALISIS INCREMENTAL CAPITAL OUTPUT RASIO DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adam Smith (1776) terdapat dua aspek utama pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Penawaran Agregat

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR RETNO BUDI L, SE,M.SI

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

TEORI INVESTASI A. Definisi Dan Arti Investasi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. STUDI PUSTAKA. Sedangkan Todaro mengartikan pembangunan sebagai suatu proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan

IV. MODEL ANALISIS IS-LM

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. dan tidak memusnahkan sumberdaya asli, manakala teori dan model

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DAN FUNGSI STOK UANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI EKONOMI 2 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

Kerangka Belajar Ekonomi Makro Pandangan Klasik, Keyness dan Sesudahnya

Transkripsi:

Teori Harrod-Domar (menurut Sumitro Djojohadikusumo) Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan Pertanian Disusun Oleh : A la Fahmi 0810440001 Arif Lukman Hakim 0810440024 Suhendar Widyantoro 0810440281 Agung Christianto W. 0810443027 Noviyanto C. 0810443043 FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGRIBISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

PENDAHULUAN Untuk mengelompokkan teori-teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi secara tepat dan sederhana bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan misalnya periode waktu lahirnya teori tersebut atau ide dari teori tesebut. Namun demikian, setelah memperhatikan beberapa kepustakaan yang membahas tentang teori pembangunan, penulis membuat klasifikasi seperti yang dibahas ini. Teori yang ada akan dibahas disini yaitu teori Harrod-domar. Teori pertumbuhan harrod-domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah keynes yaitu R.F. Harrod dan Evsey D Domar. Gagasan Domar mengemukakan teorinya tersebut pertama kali tahun 1947 dalam jurnal American Economic Review, tujuh tahun setelah teori Harrrod disajikan sebagai makalah dalam majalah Economic Journal. Teori ini sebenarnya dikembangkan oleh kedua ekonom secara sendiri-sendiri, tetapi karena inti teori tersebut sama, maka sekarang ini dikenal sebagai teori Harrod- Domar. 2

ISI Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar merupakan teori pertumbuhan yang berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju, teori itu merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang kemudian menjadi teori jangka panjang. Pada model Harrod-Domar peranan investasi sangat penting. Dalam jangka panjang investasi mempunyai pengaruh ganda. Di satu sisi investasi mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi juga mempengaruhi kapasitas produksi nasional dengan menambahkan stok modal yang tersedia. Roy F. Harrod Pola pendekatan Harrod terhadap proses pertumbuhan jelas menunjukkan ciriciri pokok pada kerangka analisis keynes, baik dalam konseptualisasinya maupun dalam perincian modelnya. Perhatian keynes berkisar pada tingkat pendapatan yang stabil, berdasarkan kesempatan kerja secara penuh., termasuk penggunaan kapasitas produksi yang terpasang. Kini oleh Harrod dipersoalkan: dalam kondisi yang bagaimana dapat dicapai kestabilan pada pendapatan dan kesempatan kerja secara penuh dan dapat dipertahankan seterusnya dalam dinamika perkembangan ekonomi (perekonomian dalam perkembangan yang dinamis). Dengan kata lain, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan persyaratan apa terdapat suatu prose pertumbuhan yang berlangsung dalam ekuilibrium yang stabil (equilibrium of a steady advance). Perhatian Harrod dipusatkan pada persyaratan yang harus dipenuhi untuk memelihara ekuilibrium antara tabungan investasi pendapatan dalam dinamika pertumbuhan ekonomi. Analisis Harrod dalam bentuk formalnya disusun dalam suatu kerangka agregatif. Dalam teori dinamikanya, dipaparkan asas fundamental yang menyangkut faktor dinamika (fundamental dynamic principle). Kesimpulan yang diungkapkan oleh Harrod ialah bahwa dalam proses pertumbuhan melekat suatu faktor ketidakstabilan yang menjadi ganguan 3

terhadap kondisi ekuilibrium. Hal itu lazim disebut instability theorem sebagai sebagai ciri pokok gagasan Harrod. Konsekuensi dari instability theorem ini ialah bahwa diperlukan langkah-langkah kebijaksanaan tertentu untuk mananggulangi ketidakstabilan guna menjaga pertumbuhan yang berdasarkan ekuilibrium yang stabil. Pokok perhatian Harrod berkisar pada pertumbuhan ekonomi yang dapat berlangsung secara terus-menerus dalam pola keadaan ekuilibrium yang stabil. Dalam konstelasi ekonomi yang mana dapat dicapai dan dipertahankan ekuilibrium serupa itu dalam proses pertumbuhan? Persyaratan apa yang harus dipenuhi ataupun diciptakan agar konstelasi ekonomi yang dimaksud itu dapat berkembang? Dalam hubungan ini oleh Harrod dipaparkan dua konsep pengertian perihal laju pertumbuhan yang menjadi kunci dalam gagasannya,yaitu: 1) Laju pertumbuhan produksi dan pendapatan pada tingkat yang dianggap memadai dari sudut pandangan para pengusaha/calon investor. Hal itu disebut oleh Harrod sebagai the warranted rate of growth. Pada laju yang dianggap memadai itu, para pengusaha akan meneruskan usahanya dengan melakukan investasi secara kontinu. 2) The natural rate of growth, yang sifatnya berbeda dari warranted rate yang dimaksud diatas tadi. Dengan natural rate (of growth) dimaksud laju pertumbuhan produksi dan pendapatan sebagaimana itu ditentukan oleh kondisi pasar (fundamental conditions) yang menyangkut (a) bertambahnya angkatan kerja karena penduduk bertambah, dan (b) meningkatnya produktivitas kerja karena kemajuan teknologi. Kondisi pasar itu yang berkisar pada pertambahan angkatan kerja dan peningkatan produktivitas kerja, sekaligus menjadi batas maksimal bagi laju pertumbuhan produksi (dan pendapatan riel). 4

Gagasan Harrod : 1) Tabungan (S) sebagai fungsi dan bagian proporsional (persentase) yang konstan dari pendapatan nasional Y. S = f (Y) dan S = sy, di mana huruf s mencerminkan hasrat menabung (propensity to save) baik dalam arti ratarata maupun dalam arti tambahan (incremental, marginal propensity to save). Hal ini berarti bahwa hasrat menabung itu berlangsung dengan dengan laju yang konstan, sepadan dengan laju pertumbuhan pendapatan. Bagian proporsional yang dimaksud dapat dinyatakan sebagai nisbah tabungan terhadap pendapatan nasional (ratio of savings to national income, savings-ratio) yang bersifat konstan : s = S/Y. 2) Dalam periode tertentu t, maka tabungan yang pada awalnya direncanakan (tabungan ex-ante) memang seluruhnya akan terlaksana. Dengan kata lain, tabungan ex-ante (Sa) semuanya dijelmakan menjadi tabungan ex-post (Sp) pada akhir periode t: (Sa = Sp). Dalam pada itu, kita mengetahui bahwa tabungan ex-post, yang keduanya terwujud dalam periode t, tabungan ex-ante sama dengan tabungan ex-post dan sama dengan investasi ex-post. Sa = Sp = Ip. 3) Dalam model Harrod untuk sementara stok modal, factor K, dianggap tidak mengalami depresiasi. 4) Tenaga kerja, factor L bertambah dengan laju yang juga konstan dan dianggap sebagai faktor eksogen. Sifat eksogen mengandung arti bahwa laju pertumbuhan tenaga kerja tidak di pengaruhi oleh variabel-variabel yang lainnya dalam tata susunan ekonomi. Pertambahan tenaga kerja dengan laju konstan itu biasanya dinyatakan dengan huruf n. Jadi n = L/ L. 5) Dalam model Harrod jumlah K dan jumlah L yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat produksi tertentu (O = Y) dianggap dalam perimbangan-perimbangan yang konstan. Dengan kata lain, fungsi produksi dalam model Harrod didasarkan atas pola produksi dengan 5

koefisien tetap (fixed coefficients). Sehubungan dengan gagasan Harrod berdasarkan atas capital-output ratio (K/Y) yang konstan maupun labouroutput ratio (L/Y) yang konstan pula. 6) Dalam analisis Harrod nampaknya average capital-output ratio (K/Y) dianggap sama dengan incremental capital-output ratio, ICOR. Yaitu K/ Y, walaupun hal itu tidak dinyatakan secara eksplisit. Namun, dalam pola pemikiran yang dikembangkannyan, ternyata Harrod mengutamakan peranan ICOR ( K/ Y). Dalam hubungan ini, ICOR dapat ditafsirkan dalam dua pengertian : (a) sebagai nisbah tambahan modal ( Kt) yang benar terlaksana dalam periode t (Ipt = investasi ex-post) terhadap tambhan pendapatan yang diperoleh dalam periode t itu ( Yt). Dengan kata lain Kt = Ipt dibagi oleh Yt atau Ipt/ Yt. (b) tambahan pada stok modal ( K) atau investasi neto dalam arti ex-ante (Ia) karena dikaitkan dengan tambahan pendapatan yang diharapkan dan dianggap memadai oleh pihak para usahawan/calon investor. Artinya K = Iat dan ICOR adalah Iat/Yat. Pada akhir periode t itu, hal yang penting bagi para investor ialah agar mereka puas dan dapat mempertanggungjawabkan tambahan investasi yang dilakukannya selama periode t itu, karena hal itu telah membawa tambahan pendapatan pada tingkat yang memang diperkirakan (diharapkan) semula. Dalam hal itu, Kat = Iat dan ICOR adalah Kat/ Yat atau Iat / Yat. Perbedaan antara dua pengertian mengenai ICOR tadi penting untuk diperhatikan karena menjadi pertimbangan dalam hal tingkat investasi (exante) dalam kaitannya dengan warranted rate of growth. 7) Labour-output ratio yang bersifat konstan dinyatakan dengan huruf u dan mencerminkan nisbah penggunaan jumlah tenaga kerja terhadap hasil produksi total. Oleh karena nisbah tersebut bersifat konstan, maka pada 6

tiap tingkat produksi senantiasa digunakan tenaga kerja dengan jumlah L/u. Artinya, jika semua tenaga kerja digunakan secara penuh, maka hasil produksi secara maksimal adalah L/u. Hal itu terlepas sama sekali dari besar-kecilnya stok modal. Di kala jumlah tenaga kerja bertaambah dengan laju n (lihat dalil (4 diatas), memang tingkat produksi maksimal bisa saja masih meningkat, akan tetapi hanya untuk sementara dan tidak permanen. Sebab, dengan berpangkal pada dalil labour-output ratio yang konstan, maka laju produksi dan pendapatan Y/Y tidak mungkin melebihi laju pertambahan tenaga kerja n tadi yang sifatnya konstan. Jika pada awal suatu periode semua tenaga kerja telah digunakan secara penuh, hal itu berarti bahwa laju maksimal dari pertumbuhan produksi dan pendapatan ditentukan oleh laju pertambahan tenaga kerja (yang bersifat eksogen). Laju pertumbuhan, Tabungan dan Capital-Output Ratio - Laju pertumbuhan ditandai oleh g dan g = Y/Y. - Savings ratio s = S/Y ; seluruh tabungan tersalur sebagai investasi neto S = K = I, sehingga s = S/Y = I/Y - ICOR (incremental capital output ratio) diberi tanda k, maka k = K/Y ataupun k = I/ Y (karena K = I). Evsey D. Domar Gagasan Domar berpangkal tolak pada berlakunya asas investment multiplier. Laju pertumbuhan pada permintaan efektif langsung dihadapkan pada kapasitas produksi. Dalam modelnya diungkapkan bahwa pertumbuhan pada permintaan adalah sama dengan pertambahan investasi (I) dikalikan oleh multiplier (I/s). Sedangkan, pertumbuhan pada kapasitas produksi adalah sama dengan pertambahan investasi (I) dibagi oleh capital-output ratio (k). Alhasil pertumbuhan pada permintaan adalah sama dengan pertumbuhan pada kapasitas produksi : I/I = s/k. Pendekatan Domar berkisar pada sifat ganda perihal investasi dalam prose ekonomi,yaitu : 7

1) Investasi menentukan tingkat pendapatan secara aktual melalui proses multiplier, 2) Investasi menambah persediaan stok modal sehingga akumulasi modal yang bersangkutan meningkatkan potensial kemampuan berproduksi di masa datang untuk mencapai tingkat pendapatan secara maksimal. Model Domar dapat diberi bentuk susunan formal dengan menggunakan rumus-rumus yang mirip dengan penggunaannya dalam model Harrod,sebagai berikut : Y = tingkat aktual (yang secara nyata ada) mengenai produksi dan pendapatan Y = potensial pada produksi dan pendapatan yang tingkatnya dapat dicapai secara maksimal (maximum potentiallevel of national income). Pengertian ini adalah analog dengan natural rate of growth dalam gagasan Harrod. s = hasrat menabung,baik dalam arti rata-rata (average propensity to save) maupun dalam arti tambahan (marginal propensity to save). Keduanya dianggap sebagai besaran yang konstan. I = arus investasi q = produktivitas potensial dari investasi. Pengertian ini sebenarnya mencerminkan produktivitas modal Y/ K, yaitu produksi atau pendapatan dibagi oleh jumlah modal karena berkenaan dengan hasil produksi yang diperoleh perunit modal. Hal ini merupakan pengertian yang sebaliknya dari capital-output ratio k. Sehingga, Y/K =1/K. dengan begitu q = 1/ kr,dimana kr mencerminkan capital-output ratio dianggap perlu. Dalam konteks model Domar hal itu ditafsirkan sebagai produktivitas potensial (dan maksimal) perihal peranan investasi ; dan q = 1/kr dianggap sebagai besaran konstan. 8

Tingkat perubahan pada kapasitas produksi yang potensial bersangkutpaut dengan tingkat investasi tertentu, yaitu: q = Y/I. Oleh karena q adalah besaran konstan, maka Y = qi. (1) Tingkat pendapatan aktual sebagaimana hal itu ditentukan melalui proses multiplier adalah Y = 1/s.I, ataupun dengan adanya perubahan pada pendapatan dalam perkembangan waktu: Y = 1/s.I (2) Domar bertitik tolak pada keadaan ekonomi yang berada dalam ekuilibrium dengan kesempatan kerja penuh, sehingga Y = Y. Maksud utama kajian Domar adalah untuk menentukan laju pertumbuhan investasi yang diperlukan agar dapat dipertahankan keadaan Y = Y itu. Jika Y =Y hendak dipertahankan, implikasinya ialah bahwa Y = Y. Dengan memperhatikan rumus-rumus persamaan (1) dan (2) di atas, di peroleh qi = 1/s.I, atau (3) I/I = sq Persamaan (3) di atas menunjuk pada laju pertumbuhan investasi yang diperluka, agar tingkat pendapatan aktuan tetap sama dengan tingkat pendapatan potensial dan maksimal. Leju pertumbuhan investasi yang dimaksud itu terletak pada tingkat sq yang proporsional dan konstan. Sebab, tadi telah diungkapkan bahwa baik s maupun q dianggap sebagai besaran konstan. Model Harrod dan Domar : Persamaan dan Perbedaan Persaamaan antara hasil pemikiran Harrod dan Domar menyebabkan bahwa dalam pertumbuhan lazim diacu pada model Harrod-Domar. Bagi Harrod, ekuilibrium dalam pertumbuhan memerlukan persyaratan agar Y/Y = gr = sr/kr (required growth = required savings ratio dibagi oleh required capital output ratio). Dalam model Domar, ekuilibrium dalam pertumbuhan memerlukan pertumbuhan investasi dalam perkembangan waktu, I/I q/s. 9

Dalam model Harrod maupun model Domar berdasarkan pada pendapat bahwa kondisi ekuilibrium ditandai oleh laju pertumbuhan yang proporsional dan konstan dalam perkembangan ekonomi. Dimana capital-output ratio adalah besaran konstan. Menurut Harrod, hal ini berkaitan dengan tingkat bunga yang bersifat kaku dalam jangka pendak. Sedangkan Domar berpendapat bahwa teknologi tetap konstan selama masa waktu tertentu (jangka pendek) Kedua model tersebut menghadapi kesulitan dan kendala terhadap berlangsungnya pertumbuhan dalam keadaan ekuilibrium yang ditandai oleh kestabilan pendapatandan kesempatan kerja secara penuh. Kesimpulan pokok dari analisis kedua model tersebut berkaitan dengan unsur ketidakstabilan yang secara inhern melekat pada proses pertumbuhan. Faktor ketidakstabilan itu menyebabkan terjadinya penyimpangan dari jalur ekuilibrium. Penyimpangan-penyimpangan tersebut cenderung berlangsung terus menerus secara kumulatif ke arah tujuan yang sama. Kecenderungan ini menyebabkan menjadi pertimbangan dasar bagi Harrod maupun Domar agar melakukan intervensi kebijakan dalam proses ekonomi masyarakat. Perbedaan dari kedua model tersebut terletak pada pendekatan masingmasing. Harrod mengarahkan perhatiannya pada pertumbuhan produksi dan pendapatan yang lajunya dapat mendorong (melalui asas akselerasi) para investor untuk melakukan investasi yang diperlukan guna menjaga tingkat ekuilibrium. Tingkat investasi yang diperlukan tergantung dari perkiraan/ekspektasi para investor tentang laju pertumbuhan pendapatan di masa datang, yaitu sejauh mana laju pertumbuhan itu dianggap memadai investasi yang hendak dilaksanakan. Domar memandang pada pertumbuhan investasi yang lajunya (melalui asas multiplier) dapat meningkatkan pendapatan guna mencapai keadaan ekuilibrium. Perbedaan lainnya, dalam kerangka analisis Domar tidak tercangkup peranan fungsi investasi. Dalam pemikirannya, pertumbuhan ekuilibrium berhubungan dengan laju pertumbuhan investasi yang dapat membawa pendapatan aktual pada tingkat yang sama dengan pendapatan potensial. Walaupun Domar mengandalkan berlakunya asas multiplier, tidak diungkapkan tentang faktor-faktor determinan yang 10

mempengaruhi tingkat investasi. Dalam hubungan ini dapat dikatakan bahwa pendekatan Domar menekankan pada konsistensi internal mengenai peranan dinamika dan dampaknya terhadap interaksi di antara variabel-variabel yang terkandung di dalam modelnya, sedangkan di pihak lain Harrod menyatakan bahwa dalam kerangka analisisnya memasukkan secara spesifik peranan fungsi investasi yang dikaitkan dengan asas akselerasi. 11

KESIMPULAN Teori pertumbuhan harrod-domar teori yang dikembangkan dua ekonom sesudah keynes yaitu evsey domar dan R.F. Harrod. Domar. Teori ini sebenarnya dikembangkan oleh kedua ekonom secara sendiri-sendiri, tetapi karena inti teori tersebut sama. Teori ini merupakan perkembangan langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang kemudian menjadi teori jangka panjang. Teori Harorrd-Domar memiliki beberapa asumsi yaitu: 1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh. 2. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional,berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol. 3. Kecenderungan untuk menabung (marginal propenty to save = MPS) besarnya tetap,demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR). 12

DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2010. www.google.com/ Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar. Diakses pada tanggal 24 Maret 2010. Anonymous. 2010. www.google.com/ Teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Diakses pada tanggal 24 Maret 2010. Boediono.1981.Teori Pertumbuhan Ekonomi.Yogyakarta:BPFE. Djojohadikusumo, Sumitro. 1993.Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta:LP3ES 13