BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Teknik pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di kantor pemerintah kota (pemkot)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah aparat pemerintah daerah provinsi Lampung,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada

III. METODE PENELITIAN. pada rumah sakit se-bandar Lampung. Penulis tertarik mengambil Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah anggota kepolisian. Alasan studi ini dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survey atas perusahaan jasa yaitu perbankan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Universitas Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III. Metode Penelitian. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. daerah sebagai variabel independen dan kinerja pemerintah daerah sebagai

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yang terlibat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke pengurus koperasi yang ada di Bandar lampung.kuesioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu untuk dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. mengontrol dari pengumpulan data di dalam penelitian yang sedemikian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang terlibat pada proses

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Kepanjen, yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai dari variabel variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro, 199: 115). Populasi dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sampel dan Populasi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang hasil pengukuran sampelnya akan mengeneralisasikan populasi dari obyek

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan nilai variabel-variabel penelitian namun juga mendefinisikan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian. Kampar, tepatnya di badan-badan yang ada di Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu cara

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh pejabat pengelola keuangan daerah pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan bahwa Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung dan merupakan kota besar yang masyarakatnya jauh lebih kompleks dibandingkan dengan kota lain. Sebatas pengetahuan penulis penelitian tentang hubungan antara partisipasi anggaran, trust, self-efficacy dan kinerja manajerial belum banyak dilakukan di wilayah Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, terutama pada instansi-instansi pemerintahan. Teknik dalam pemilihan SKPD dan responden di Pemerintah Kota Bandar Lampung dilakukan secara bertahap atau multistage sampling. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999), multistage sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap lebih dari satu kali untuk mendapatkan calon responden yang diinginkan dengan probabilitas yang sama. Biaya yang tinggi dan ketidakmungkinan untuk menjangkau setiap elemen sampel menjadi alasan digunakannya multistage sampling dalam penelitian ini.

30 3.1.2 Sampel Penelitian Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode random sampling, yaitu sampel dipilih secara acak dengan probabilitas yang sama. Adapun tahapan pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada SKPD karena kegiatan dinas atau badan berhubungan secara langsung dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dibandingkan SKPKD dan Sekretariat Daerah. 2. SKPD yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dua puluh Dinas atau Badan Pemerintah Kota Bandar Lampung yang mewakili pusat belanja, pusat pendapatan, pusat pelayanan publik dan pusat administrasi, yaitu: I. SKPD sebagai pusat belanja antara lain: a. Dinas Pekerjaan Umum b. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata c. Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan d. Dinas Pemuda dan Olahraga e. Dinas Tata Kota II. SKPD sebagai pusat pendapatan antara lain: a. Dinas Pendapatan Daerah b. Dinas Perhubungan c. Dinas Kelautan dan Perikanan III. SKPD sebagai pusat pelayanan publik antara lain: a. Dinas Pendidikan b. Dinas Kesehatan

31 c. Dinas Komunikasi dan Informatika d. Badan Koordinasi Keluarga Bencana dan Pemberdayaan Perempuan e. Badan Penanggulangan Bencana f. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Kelurahan IV. SKPD sebagai pusat administrasi antara lain: a. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah b. Badan Kepegawaian Daerah c. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah d. Badan Penanaman Modal dan Perizinan e. Dinas Tenaga Kerja f. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Pemilihan SKPD tersebut karena dianggap dapat mewakili seluruh SKPD yang ada pada Pemerintah Kota Bandar Lampung yang digolongkan berdasarkan pusat pertanggungjawabannya. 3. Aparat pemerintah yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pejabat atau staf yang terlibat secara langsung dalam proses penyusunan dan pengusulan anggaran pemerintah daerah. Fokus responden penelitian ini adalah pejabat struktural SKPD yaitu kepala SKPD selaku pengguna anggaran dan pejabat eselon tiga dan empat (satu tingkat di bawah kepala SKPD) yang bertindak selaku kuasa pengguna anggaran pada Pemerintah Kota Bandar Lampung yang menjadi objek penelitian.

32 Pengguna dan kuasa pengguna anggaran dipegang oleh pejabat struktural tertinggi di SKPD sehingga bertanggung jawab dalam mengambil kebijakan-kebijakan pada unit kerjanya masing-masing. Pemilihan dinas atau badan dilakukan dengan alasan bahwa instansi tersebut merupakan satuan kerja pemerintah yang memiliki kepentingan dalam menyusun, menggunakan, mengawasi dan melaporkan keuangan atau sebagai pelaksana pengelolaan keuangan pemerintah daerah. 3.2 Data Penelitian 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (objek penelitian). Sumber data primer didapat dari jawaban kuesioner yang dibagikan kepada responden, dimana dalam penelitian ini penulis menggunakan serangkaian pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada para pejabat dan staf yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. 3.2.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survey dengan membagikan kuesioner kepada objek penelitian. Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang tersusun secara sistematis dan standar sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan kepada setiap responden. Kemudian jawaban dari kuesioner yang dibagikan kepada responden ini akan diolah dan dianalisis. Kuesioner partisipasi anggaran, trust, self-efficacy dan kinerja manajerial diperoleh dari penelitian terdahulu dan merupakan kuesioner yang paling sering

33 digunakan dalam penelitian sebelumnya. Kuesioner penelitian ini diadopsi dari kuesioner dalam bahasa inggris sehingga diperlukan keserasian bahasa dan tata padan yang sesuai agar terhindar dari kesalahpahaman arah dan tujuan dalam penelitian ini. Penyebaran kuesioner penelitian ini diserahkan langsung kepada responden atau meminta bantuan salah satu staf untuk mengkoordinir penyebaran dan pengumpulan kuesioner. Sebelum menyerahkan kuesioner kepada responden, penulis menanyakan mengenai ada atau tidaknya partisipasi anggaran dalam SKPD tersebut sehingga penyebaran kuesioner akan lebih tepat sasaran dan efisien serta bermanfaat bagi penelitian. 3.2.3 Analisis Deskriptif Data Data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner sebanyak 140 ke 20 dinas atau badan pemerintah daerah di Kota Bandar Lampung yang termasuk dalam pusat biaya, pusat pendapatan, pusat pelayanan umum dan pusat administrasi memiliki tingkat pengembalian kuesioner sebagai berikut: Tabel 3.1 Hasil Analisis Pengembalian Kuesioner No Keterangan Jumlah % 1 Kuesioner yang dikirim kepada responden 140 100 2 Kuesioner yang tidak kembali (17) (12,14) 3 Kuesioner yang kembali tetapi tidak lengkap atau tidak memenuhi kriteria (9) (6,43) 4 Kuesioner yang kembali dan memenuhi kriteria untuk analisis akhir 114 81,43 Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

34 Responden dalam penelitian ini adalah pejabat eselon dua, tiga dan empat selaku pengguna dan kuasa pengguna anggaran/barang pada setiap SKPD yang menjadi objek penelitian. Pengiriman kuesioner dimulai tanggal 25 Februari 2014. Berikut ini adalah tingkat pengembalian kuesioner berdasarkan pusat pertanggungjawabannya: Tabel 3.2 Hasil Analisis Kuesioner SKPD Kuesioner % Pusat Belanja: Dinas Pekerjaan Umum 5 4,39 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 6 5,26 Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan 7 6,14 Dinas Pemuda dan Olahraga 6 5,26 Dinas Tata Kota 7 6,14 Pusat Pendapatan: Dinas Pendapatan Daerah 5 4,39 Dinas Perhubungan 6 5,26 Dinas Kelautan dan Perikanan 5 4,39 Pusat Pelayanan Publik: Dinas Pendidikan 7 6,14 Dinas Kesehatan 7 6,14 Dinas Komunikasi dan Informatika 6 5,26 Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan 7 6,14 Pemberdayaan Perempuan Badan Penanggulangan Bencana 7 6,14 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah 7 6,14 Kelurahan Pusat Administrasi: Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 3 2,63 Badan Kepegawaian Daerah 7 6,14 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 5 4,39 Badan Penanaman Modal dan Perizinan 0 0 Dinas Tenaga Kerja 6 5,26 Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan 6 5,26 Total kuesioner kembali yang dapat diolah 114 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2014. Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa penyebaran kuesioner ke masingmasing SKPD telah dilakukan secara merata dengan probabilitas yang sama dan

35 telah sesuai dengan pemilihan responden yang diinginkan. Hal tersebut terlihat pada tabel di atas bahwa tingkat pengembalian kuesioner tertinggi berada pada pusat belanja dengan 5 SKPD yaitu sebanyak 31 kuesioner (27,19%) dan tingkat pengembalian kuesioner terendah berada pada pusat pendapatan dengan 3 SKPD yaitu sebanyak 16 kuesioner (14,03%). Kemudian tingkat pengembalian kuesioner pada pusat pelayanan publik dengan 6 SKPD sebanyak 41 kuesioner (35,96%) dan tingkat pengembalian kuesioner pada pusat administrasi dengan 6 SKPD sebanyak 27 kuesioner (23,68%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden dari setiap SKPD telah mewakili sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.3.1 Partisipasi Anggaran Definisi operasional partisipasi dan instrumen partisipasi anggaran berdasar pada pernyataan yang dikemukakan oleh Milani (1975). Partisipasi anggaran merupakan alat penilaian kinerja sehingga mendorong bawahan untuk bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dan sebagai sarana untuk perencanaan agar atasan dapat memperoleh estimasi yang dapat dipercaya mengenai kondisi organisasi di masa yang akan datang. Pengukuran partisipasi anggaran menggunakan 5 poin skala likert. Instrumen yang digunakan untuk mengukur partisipasi anggaran dalam penelitian ini terdiri dari 6 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Milani (1975). Kuesioner ini telah banyak digunakan oleh peneliti terdahulu, khususnya di bidang akuntansi manajemen dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang memuaskan (Chenhall, 1988), Mia (1988, 1999), Brownell (1988), Dunk (1990, 1993, 1995), Nouri dan Parker (1998), Poon

36 (2001). Responden diminta untuk memberikan penilaian seberapa besar pendapat mereka atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan memilih salah satu dari 5 skala likert. Angka 1 untuk sangat tidak setuju sampai dengan angka 5 untuk sangat setuju. 3.3.2 Trust Definisi operasional dan instrumen trust berdasarkan pernyataan Mishra (1996) yang mendefinisikan kepercayaan sebagai keinginan satu pihak untuk bersikap terbuka terhadap pihak lain berdasarkan keyakinan bahwa pihak tersebut: kompeten, terbuka, peduli, dan bisa diandalkan (reliable). Pengukuran trust menggunakan 5 poin skala likert. Penelitian ini menggunakan 5 pertanyaan dari instrumen yang dikembangkan oleh Cook dan Wall (1980). Kuesioner ini mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai seberapa besar pendapat mereka atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menggunakan skala likert 1-5. Angka 1 untuk sangat tidak setuju sampai angka 5 untuk sangat setuju. 3.3.3 Self-Efficacy Self-efficacy yaitu keyakinan bahwa seseorang dapat berprestasi baik dalam satu situasi tertentu (Gibson et al., 1997 dalam Nugrahani, 2007). Pengukuran variabel self-efficacy menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Bandura (1997) dan disusun oleh Judge et al., (1998). Instrumen yang berkaitan dengan selfefficacy terdiri dari 8 item pertanyaan. Skala yang digunakan adalah skala likert yaitu mulai skor 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti para manajer yang mempunyai self-efficacy tinggi semakin percaya dan yakin terhadap kemampuan prestasinya.

37 3.3.4 Kinerja manajerial Definisi operasional kinerja manajerial berdasar pada pernyataan yang diungkapkan oleh Mahoney et al. (1963) bahwa kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial. Bernardin dan Russel (1993) dalam Nugrahani (2007) menekankan kinerja pada pengertian prestasi sebagai hasil keluaran (outcome), dari suatu pekerjaan dan kontribusi mereka pada organisasi (result oriented). Pengukuran kinerja manajerial menggunakan 5 poin skala likert. Pengukuran kinerja manajerial dalam penelitian ini menggunakan instrumen self-ratting yang dikembangkan oleh Mahoney et. al. (1963) yang terdiri dari 9 item pertanyaan. Instrumen diukur dengan skala likert mulai dari 1 yang menunjukkan kinerja yang paling rendah sampai 5 yang menunjukkan kinerja paling tinggi. 3.4 Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Partial Least Square (PLS). PLS adalah salah satu Metode statistika SEM berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang (missing value), dan multikolinearilitas (Hartono, 2009, 2011). Selanjutnya, Hartono (2009, 2011) menyatakan bahwa PLS adalah analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian (variance) yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model struktural. Model struktural tersebut menunjukkan hubungan antara konstruk independen dan konstruk dependen. Model pengukuran menunjukkan hubungan (nilai loading) antara indikator dengan konstruk (variabel laten).

38 Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) sebagai alat analisis yang dianggap tepat untuk menguji variabel dalam penelitian ini. Seperti yang dikatakan oleh Henseler dan Sarstedt (2012, p. 567) PLS is a family of alternating least squares algorithms, which extend principal component and canonical correlation analysis. Kelebihan yang dimiliki PLS jika dibandingkan dengan regresi adalah PLS mampu mempertimbangkan semua arah koefisien secara bersamaan untuk memungkinkan analisis langsung, tidak langsung dan hubungan palsu (Birkinshaw et al., 1995 dalam Yuliansyah et al., 2013). 3.4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis yang dilakukan adalah deskripsi nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum dari setiap variabel. 3.4.2 Pengukuran Model (Measurement Model) Pengukuran model dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar konsistensi dan keakuratan data yang dikumpulkan. Pengukuran model dalam penelitian ini dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. 3.4.2.1 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan apakah kuesioner tetap konsisten apabila digunakan lebih dari satu kali terhadap gejala yang sama pada waktu, lokasi dan populasi yang berbeda dengan alat ukur yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan Partial Least Square (PLS) untuk menganalisis Cronbach s Alpha dan Composite Reliability. Uji statistik Cronbach s Alpha (α)

39 dan Composite Reliability digunakan untuk menguji tingkat reliabel suatu variabel. Hulland (1999) mengungkapkan suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha >0,70. Apabila alpha mendekati satu, maka reliabilitas datanya semakin terpercaya. 3.4.2.2 Uji Validitas Pengujian validitas menggunakan Partial Least Square (PLS) dapat dilihat dari pengujian validitas convergent dan dicriminant. Pengukuran validitas convergent mensyaratkan bahwa suatu alat ukur (indikator) secara tepat mengukur konstruk yang dimaksud. Uji validitas konvergen diukur dengan melihat skor Average Variance Extracted (AVE). Henseler et. al. (2009) mengatakan jika probabilitas menunjukan hasil <0,01 atau <0,05 berarti angka probabilitas tersebut signifikan dan disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut valid. Selanjutnya pengujian validitas discriminant dilakukan untuk melihat apakah suatu item itu unik dan tidak sama dengan konstruk lain dalam model (Hulland, 1999). Atau dapat dikatakan bahwa validitas discriminant menguji apakah suatu alat ukur, secara tepat hanya mengukur konstruk yang diukur, bukan konstruk yang lain. Validitas discriminant diuji dengan menggunakan dua metode, yaitu dengan metode Fornell-Larcker dan Cross-Loading. Metode Fornell-Larcker dilakukan dengan membandingkan square roots atas AVE dengan kolerasi partikel laten. Apabila square roots atas AVE sepanjang garis diagonal lebih besar dari kolerasi antara satu konstruk dengan yang lainnya, maka variabel discriminant tersebut dapat dikatakan baik. Selain itu, metode Cross-Loading

40 menyatakan bahwa semua item harus lebih besar dari konstruk lainnya (Al- Gahtani et. al., 2007). 3.5 Struktural Model (Structural Model) Dalam literatur akuntansi manajemen pengukuran struktur model dalam penelitian banyak menggunakan dua teknik pengukuran, yaitu teknik coefficient of determination dan path coefficient (Chenhall, 2004; Hall, 2008). Sama halnya dengan penelitian ini, penulis menggunakan kedua teknik tersebut. 1. Coefficient of Determination (R 2 ) Teknik pengukuran ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa konstruk endogen diuji untuk menguatkan hubungan antara konstruk eksogen dengan mengevaluasi R 2. R 2 berfungsi untuk mengukur hubungan antara variabel laten terhadap total varians. Sebagaimana yang dikatakan dalam penelitian sebelumnya, nilai R 2 dengan variabel endogen di atas 0,1 adalah yang dapat diterima (Chenhall, 2004). 2. Path Coefficient Tes Path Coefficient (β) dilakukan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar konstruk kuat. Cara ini dinilai melalui prosedur bootstrap dengan menggunakan 500 pergantian (e.g. Chenhall, 2004; Hartman dan Slapnicar, 2009; Solihin et. al., 2010). Hubungan antar konstruk dapat dikatakan kuat apabila path coefficient lebih besar dari 0,1. Hubungan antar variabel laten dikatakan signifikan apabila path coefficient berada pada level 0,050 (Urbach dan Ahlemann, 2010).

41 3.6 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis atas partisipasi anggaran, trust dan kinerja manajerial dilakukan dengan membandingkan hasil path coeficient dengan t-tabel. Apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 1%, maka hipotesis dikatakan sangat signifikan. Hipotesis dikatakan signifikan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 5%. Dan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 10%, maka hipotesis dikatakan lemah. Sedangkan hipotesis dikatakan tidak signifikan atau ditolak apabila T hitung < T tabel pada derajat kebebasan 10%. 3.7 Analisis Jalur (Path Analisys) Pengujian jalur dilakukan untuk menemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir (Sugiyono, 2008). Uji jalur dilakukan apabila seluruh hipotesis baik pengaruh langsung maupun tidak langsung menunjukan nilai yang positif. Penghitungan uji jalur dengan menggunakan kalkulator The Sobel s Test.