JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Vihara Buddha Theravada di Surabaya

Perancangan Fasilitas Pelatihan Taekwondo di Surabaya

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK DI LUWUK

PASAR MODERN DAN TERMINAL (TIPE C) BRATANG

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

Pusat Modifikasi Mobil di Surabaya

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB I PENDAHULUAN. yang baru di mulai dalam sebuah kehidupan. Dan seseorang yang telah meninggal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Perpustakaan Nasional di Surabaya

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

Fasilitas Pelatihan dan Pergelaran Seni Tari Hip Hop di Surabaya

FASILITAS PECINTA SEPEDA DI SURABAYA

Fasilitas Wisata Kuliner di Surabaya

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Museum Gula di Pasuruan

Fasilitas Edukasi Wisata Tanaman Hias Di Surabaya

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK APARTEMEN DAAN MOGOT CITY

FASILITAS REKAMAN SUARA DI KOTA MALANG

Fasilitas Industri Kreatif Media Cetak di Surabaya

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

Fasilitas Penitipan dan Pelatihan Anjing Trah di Surabaya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

Citywalk Kalimas di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN

Fasilitas Pembinaan Pemuda Remaja Gereja Kristen Indonesia di Surabaya

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN DI BANGKALAN, MADURA

Hotel Resor di Labuan Bajo

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

2.8 Kajian dan konsep figuratif rancangan (penemuan bentuk dan ruang). 59 bagian 3 hasil Rancangan dan pembuktiannya Narasi dan Ilustrasi

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Fasilitas Pendidikan Tata Busana Kebaya di Surabaya

BAB V KONSEP RANCANGAN

Stadion Bola Basket di Balikpapan

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

ABSTRACT. cemetery needs as an affection and a respect to them. For that, it s necessary for a place where

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

GRHA LANSIA DAN ANAK YATIM PIATU DI SURABAYA

BAB VI KONSEP RANCANGAN

ABSTRAK. manapun ia berada. Kematian adalah hal mutlak yang harus diterima setiap. manusia dalam menjalani kehidupan. Seseorang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCAGAN

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Graha Kecantikan Dan Kebugaran Wanita Di Surabaya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

Minggu 2 STUDI BANDING

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fasilitas Wisata Edukasi Anjing Kintamani di Kintamani, Bali

LHOKSEUMAWE COMMUTER & CENTRAL STATION ERWIN MUNTAZAR

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Museum Patung Batu di Desa Batubulan, Bali

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2007/2008. oleh: Alvin Alrachman

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

1.2 Tinjauan D.I Jogjakarta. 1.4 Kontemporer pada penampilan bangunan dan interior

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT INFORMASI DAN PELAYANAN TERPADU ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

BAB V HASIL RANCANGAN

SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR TERPADU DI SURAKARTA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab IV. Konsep Perancangan

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

YOGYAKARTA SCHOOL OF PHOTOGRAPHY 8 DAFTAR ISI

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Perancangan Tempat Persemayaman di Surabaya Penulis G. Gabriele dan Dosen Ir. J. Lukito Kartono, MA. Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: gabriele.gunady@gmail.com ; lkartono@peter.petra.ac.id Abstrak Proyek merupakan fasilitas persemayaman dan colombarium di Surabaya. Dualisme hidup dan mati yang diangkat dari petikan kalimat dari filosofis Lao Tzu menjadi dasar dari konsep perancangan, dan diimplementasikan pada penataan ruang sehingga pengguna fasilitas ini diharapkan dapat merenungi makna kematian lebih dalam. Fasilitas ini terbagi jadi dua fungsi utama yaitu tempat persemayaman dan kolombarium atau rumah abu. Kata Kunci Colombarium, Dualisme, Lao Tzu, Kematian, Tempat Persemayaman. P I. PENDAHULUAN EMUNCULAN fasilitas ini dilatarbelakangi oleh kurangnya tempat persemayaman di Surabaya dan prospek dari bisnis pemakaman terutama jasa kremasi. Oleh karena itu diusulkan perancangan sebuah fasilitas tempat persemayaman yang diharapkan menjadi jawaban akan fenomena tersebut. Fakta yang terjadi di Surabaya adalah jumlah ruang persemayaman yang disediakan lebih sedikit daripada angka kematian Surabaya. 90% dari ruang persemayaman adalah milik Yayasan Adi Jasa dan lainya adalah fasilitas dari rumah sakit. Gambar 2. Perhitungan Kekurangan Ruang Persemayaman di Surabaya Adi Jasa merupakan satu-satunya fasilitas rumah duka yang melayani wilayah Surabaya, hal ini juga menjadi pertimbangan dalam penentuan pemilihan tapak, yakni wilayah Surabaya yang paling jauh radius pencapaianya terhadap lokasi Adi Jasa. Gambar 1. Diagram Prosentase Umat Beragama di Surabaya tahun 2010 Gambar 3. Lokasi dan Radius Pencapaian Adi Jasa

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 2 Rumusan masalah yang mendasari perancangan ini adalah bagaimana merancang tempat untuk melakukan pernghormatan terakhir dengan layak dan sakral. II. URAIAN PENELITIAN A. Pendekatan Perancangan Pendekatan filosofis yakni konsep design didasari pada suatu sudut pandang filosofis digunakan dalam perancangan ini. Konsep dikembangkan dari quote Lao Tzu : Life and Death are One Thread, Same Line Viewed from Different Side. Dualisme pada tempat persemayaman muncul pada saat manusia bersinggungan langsung dengan kematian, bahwa terjadi perpindahan dari kehidupan ke kematian pada satu orang yang sama. Ada dua sudut pandang berbeda untuk manusia melihat peristiwa ini, yang pertama adalah dari kehidupan melihat kematian, manusia melakukan penghormatan terakhir untuk orang yang pernah bersinggungan pada masa hidup untuk terakhir kalinya, yang sesuai dengan fungsi tempat persemayaman itu sendiri; sedangkan dari sudut pandang kematian melihat kehidupan dapat kita dapatkan pada saat kita mengunjungi kuburan orang yang telah meninggal, kita mengenali kehidupan dari orang yang telah tiada dapat kita dapatkan dalam kolombarium. Dari penjaraban di atas, maka rumusan konsep pada perancangan ini adalah Hakikat yang sama apabila dilihat dari dua sisi yang berbeda. Konsep diterapkan pada pembedaan massa antara dua fungsi utama, tempat persemayaman dan kolombarium, dan pengalaman ruang yang kontras antara keduanya. Gambar 5. Analisis Tapak Gambar 6. Penataan Massa B. Proses Desain Gambar 4. Dua alur ruang yang kontras Proses desain dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu analisis tapak dan pengembangan konsep dalam bangunan. Dalam proses desain terdapat beberapa pertimbangan antara lain pembedaan sirkulasi untuk jenazah dan pelayat, penataan 20 ruang tempat persemayaman dan modulnya, letak tapak yang berada di hook, dan lokasi sekitar yang merupakan area komersial.

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 3 Secara garis besar, desain tempat persemayaman berpola semi linierdan tercermin pada penataan denah dan gubahan massa, sedangkan pada kolombarium ingin ditampilkan citra yang statis, maka penataan denahnya bukan linier, namun mempunyai 7 lantai. Pembedaan sirkulasi untuk pelayat pada lantai dasar dan untuk jenazah pada lantai 2. Pada lantai 2 tersebut dapat pula diakses oleh mobil jenazah dan juga terletak salon jenazah. Pelayat yang datang dari lantai dasar akan melakukan penghormatan terakhir setelah ia naik ke lantai 2, tempat ruang peti. Hal ini didapatkan dari studi banding dari kapasitas Parkir di Adi Jasa maka didapatkan kebutuhan parkir untuk 1 ruang persemayaman dengan kapasitas 100 orang adalah 15 mobil dan 5 motor. D. Tatanan Massa dan Zoning Gambar 9. Zoning Zoning massa dibedakan menjadi salon jenazah berwarna merah, ruang persemayaman berwarna biru, kolumbarium dan hall upacara berwarna ungu, kantor dan area komersil berwarna hijau, servis berwarna kuning, dan are asirkulasi jenazah untuk abu abu tua dan abu abu muda untuk area sirkulasi manusia / pelayat. Gambar 7. Penataan Sirkulasi Massa C. Akses dan Parkir Akses dan parker merupakan permasalahan desain yang turut membentuk desain. Didasari kebutuhan akan lahan parkir mobil, motor, mobil jenazah dan bus yang relative berjumlah besar, yakni 300 buah mobil, 167 motor, 3 lot untuk mobil jenazah dan disediakan tempat pemberhentian bus diluar site. Gambar 8. Penataan Sirkulasi Kendaraan Gambar 10. Perspektif Kolombarium

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 4 Gambar 11. Perspektif Foyer Jenazah E. Struktur dan Utilitas Secara umum, perancangan menggunakan system kolom balok konvensional menggunakan struktur baja komposit. Tempat persemayaman membutuhkan ruang yang bebas kolom sehingga dapat di expand Gambar 13. Utilitas Kebarakan F. Pendalaman Gambar 12. Struktur Tempat Persemayaman Potensi kebakaran dari incinerator yang digunakan sebagai alat pembakaran untuk keperluan ritual dan lainya digunakan sprinkle dan hydrant, dan tangga kebakaran untuk massa kolombarium. Gambar 14. Potongan Perspektif Konsep Tempat Persemayaman

JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 5 Pendalaman karakter ruang digunakan untuk mempertegas konsep dengan focus pada tempat persemayaman. Tempat persemayaman dibedakan menjadi 2 bagian yang dipisahkan oleh level bangunan, untuk mengenang kehidupan almarhum pada lantai dasar dan pada lantai 2 fokus pada penghormatan terakhir. Terdapat 4 tahapan ruang yang berbeda, yaitu ruang memorabilia, ruang pelayat, ruang peti, dan berakhir pada foyer jenazah. Gambar 15. Ruang Memorabilia Ruang memorabilia dapat didekorasi berbeda beda dan disediakan media audio visual, meja untuk barang pamer dan area untuk meletakan krans bunga. Gambar 16. Ruang Pelayat Ruang pelayat berada di lantai 2 dan dibedakan ketinggian level lantai dengan ruang peti, penataan furnitur disesuaikan dengan konsep supporting untuk keluarga yang berduka dan menghormati jenazah pada tradisi penghormatan terakhir. Pada ruang peti, daylight pada pagi dan siang hari dimanfaatkan sebagai artificial light. Foyer jenazah diapit dua sisi ruang peti dan berujung pada area drop off mobil jenazah dan salon jenazah. III. KESIMPULAN Perancangan Tempat Persemayaman di Surabaya ini merupakan jawaban dari tingginya kebutuhan akan ruang persemayaman yang disuperimposisikan dengan pendalaman makna kematian dan dituangkan pada ruang. Adapun permasalahan proyek yang telah disebutkan di awal telah dijawab dengan pemecahan masalah baik dari luar maupun dari dalam serta pemilihan pendalaman karakter ruang sesuai dengan konsep perancangan, maka masalah tempat persemayaman yang layak dan sakral untuk melaksanakan penghormatan terakhir telah terjawab. Semoga dengan adanya laporan ini wawasan dan pandangan masyarakat terhadap tipologi desain tempat persemayaman maupun pandangan terhadap kematian itu sendiri dapat lebih terbuka dan berkembang. DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. Surabaya Dalam Angka 2011. Surabaya : CV. Anindita Pratama, 2011. [2] IPerspective (2011). Lao Tzu Quotes Retrieved October 15,2012,from http://www.iperceptive.com/authors/lao_tzu_quotes. html [3] Isabella, Brigitta. (2009) Upacara Kematian dan Kematian Masyarakat Modern. Retrieved September 9, 2012, from http://www.ultramicroscopic.wordpress.com/2009/03 /09/upacara-kematian-dan-kematian-masyarakatmodern/ [4] Kamus Besar Bahasa Indonesia.(2008). Retrieved 5 Juli 2012, from http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php [5] Neufert, Ernst. Data Arsitek. Edisi 33 jilid 1, diterjemahkan oleh Sunarto Tjahjadi, 1996. [6] Neufert, Ernst. Data Arsitek. Edisi 33 jilid 2, diterjemahkan oleh Sunarto Tjahjadi, 1996. [7] Niven, Neil. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional kesehatan Lain, edisi 2, Jakarta : ECG, 2003. [8] Pemerintah Kota Badan Perencanaan Pembangunan. Rencana Detail Tata Ruang Kota Unit Pelayanan Kertajaya. Surabaya: Author, 2008. Gambar 16. Potongan Ruang Peti