I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. adalah dengan mengurangi pengkonsumsian zat-zat yang bersifat toxic seperti

I. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature)

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

I. PENDAHULUAN. Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh. masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Di tahun yang akan datang diperkirakan Kebutuhan obat obatan

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. eksternal. Keputusan pendanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap kondisi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia saat ini dan masa depan penuh perubahan, namun sedikit

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

Latar Belakang. Tabel 1 PDB tekstil, barang kulit dan alas kaki atas dasar harga berlaku,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PEDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkembangan era globalisasi saat ini, kondisi perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk rnewujudkan kesehatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Perusahaan yang mampu bersaing akan bertahan hidup,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu perusahaan umumnya adalah untuk. memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

PENDAHULUAN. diputuskan maka langsung timbul resiko yaitu kemungkinan kredit tidak dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ( BURSA EFEK INDONESIA )

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Isu globalisasi yang sedang hangat dan terus bergerak nampaknya telah

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

Unlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari usaha yang dilakukannya. Dengan berkembangnya dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan memperoleh laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan bertujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya keadaan ekonomi yang tak menentu ini membuat pemerintah perlu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

BAB MANAJEMEN KAS A. Kas dan Aliran Kas

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) pada akhir tahun MEA atau AEC (ASEAN Economic

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya akan jenis tanaman termasuk tanaman obat. Tanaman obat yang telah diketahui memiliki khasiat adalah sekitar 940 jenis sedangkan dari jumlah tersebut yang sudah dimanfaatkan oleh industri jamu atau herbal baru sekitar 250 jenis (Suharmiati, 2007). Bahan baku tanaman obat yang melimpah ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh industri farmasi di Indonesia. Apabila tanaman obat ini dimanfaatkan secara maksimal oleh industri farmasi dan jamu nasional, maka Indonesia dapat mengurangi ketergantungan akan bahan baku impor sehingga akan menambah devisa negara. Industri farmasi di Indonesia lebih banyak melakukan impor (sekitar 90%) untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Harga bahan baku impor ini dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan bahan baku obat di dunia. Hal ini menyebabkan peningkatan biaya pengobatan, sedangkan di sisi lain pendapatan masyarakat menurun akibat rasionalisasi upah yang dilakukan sebagian besar perusahaan yang mengalami penurunan penjualan baik ekspor maupun domestik. Biaya pengobatan yang semakin mahal saat ini telah mendorong masyarakat untuk lebih menghargai kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat. Salah satu pola hidup sehat ini adalah dengan mengurangi mengkonsumsi zat-zat yang bersifat toxic seperti halnya bahan kimia sintetik dan menggantinya dengan penggunaan bahan alami yang berasal dari tanaman herbal (tanaman yang mengandung khasiat) atau lebih dikenal dengan istilah back to nature. Peningkatan konsumsi bahan alami yang berasal dari tanaman herbal ini 1

menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan terhadap tanaman obat sebagai bahan dasar produk obat herbal. Peningkatan ini terkait dengan beragamnya khasiat yang terkandung di dalam tanaman obat yang bermanfaat sebagai penyembuh beragam penyakit. Menurut Hambali (2005), produk herbal adalah produk yang berasal dari tanaman herbal dengan kandungan khasiat tertentu dalam membantu pengobatan suatu penyakit sekaligus penyegar tubuh. Penggunaan tanaman herbal sebagai obat alternatif semakin meningkat karena dirasakan sebagai produk yang aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping karena sifatnya alami. Berdasarkan BPPT (2006), terdapat beberapa hal yang menyebabkan produk herbal lebih disukai, diantaranya adalah karena produk ini diyakini lebih aman, dapat dipergunakan untuk seluruh keluarga, sejalan dengan kebiasaan dan kepercayaan masyarakat seperti halnya jamu-jamuan serta khasiatnya yang dikenal cukup manjur dengan harga terjangkau. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang mendorong minat industri farmasi Indonesia untuk mengembangkan produk obat herbal selain dikarenakan melimpahnya bahan baku yang didukung oleh kompetensi sumber daya manusianya. Perkembangan gaya hidup sehat semakin menambah potensi pengembangan industri obat herbal sebagai produk alternatif dari penggunaan obat farmasi sintetik. Hal ini berarti segmen pasar yang bisa dilayani untuk produk obat herbal semakin bertambah besar dan menjadikan pasar produk obat herbal sebagai pasar yang semakin menjanjikan. Menurut BPPT (2006), persaingan dalam industri obat herbal cenderung semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi obat herbal pada tahun 2005 mencapai 12% yaitu sekitar Rp 2,9 triliun. Sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing mencapai Rp 3 triliun dan Rp 7,2 triliun (Kompas, 2009). Pada tahun 2010 KADIN menargetkan potensi volume pasar herbal mengalami pertumbuhan dengan pesat mencapai Rp10 triliun. Menurut Sumaryono (2005), 2

pada tahun 2004, jumlah industri obat herbal adalah 1.166 industri yang terdiri dari 129 industri menengah dan besar serta 1.037 industri kecil dan rumah tangga. Jumlah ini tidak menutup kemungkinan untuk terus mengalami peningkatan, terutama ditambah lagi dengan adanya faktor krisis ekonomi yang membuat harga obat farmasi semakin mahal. Hal ini menciptakan daya tarik tersendiri bagi para produsen obat untuk mulai beralih pada produk obat herbal dan membuat kondisi pasar semakin menarik. Bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk masuknya investor baru ke dalam industri obat herbal karena daya tarik tersebut. Adanya prospek pasar yang besar menyebabkan bermunculan produk sejenis dengan merek berbeda yang beredar di pasar. Produk-produk tersebut menawarkan khasiat yang sama. Pada saat ini di Indonesia sedang menjamur industri pengolahan produk obat herbal dalam bentuk kapsul, bubuk atau cair dengan berbagai macam merek seperti Biofarmaka, Karyasari, Folia, Dr. Liza, Alami, PJ Menara dan Herbal No.1. Masing-masing produsen berusaha agar produknya diterima oleh pelanggan dan terjual di pasaran. Persaingan di industri ini semakin kompetitif dengan masuknya banyak pendatang baru. Agar perusahaan dapat tetap bertahan dan mampu bersaing di era global harus memiliki strategi dan kebijakan yang jelas. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengelolaan keuangan yang baik sehingga dapat meminimalisasi resiko di bagian keuangan. Analisis kinerja keuangan seperti rasio profitabilitas, rasio likuiditas dan rasio aktivitas diperlukan untuk mendukung pengelolaan keuangan. Selain itu analisis laporan keuangan juga dapat bermanfaat untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan seperti kebangkrutan dan financial distress. Kondisi financial distress pada perusahaan terjadi sebelum kebangkrutan. Dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak 3

awal diharapkan perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah kepada kebangkrutan. Sebagian besar perusahaan biasanya melakukan tindakan penyelamatan dengan menambah modal kerja dari berbagai sumber pendanaan baik internal maupun eksternal untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sumber pendanaan internal sangat baik karena tidak mengandung resiko, sedangkan sumber pendanaan eksternal dapat mengurangi pajak tetapi memiliki resiko yang cukup besar. Namun dengan kondisi krisis keuangan global saat ini dimana suku bunga acuan BI sebesar 9,25% dan telah diturunkan menjadi 7,25% pada April 2009 belum menurunkan tingkat suku bunga pinjaman di perbankan nasional yang berada di kisaran 14 18% per tahun, banyak perusahaan mengalami kesulitan untuk melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan/perbankan. Hal ini juga disebabkan oleh sistem likuiditas ketat yang diterapkan oleh lembaga keuangan/perbankan sehingga lembaga tersebut berhati-hati dalam menyalurkan kredit untuk mengurangi resiko hutang tak tertagih dalam situasi krisis saat ini. PT. Liza Herbal International adalah perusahaan skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi obat herbal dengan merek Dr. Liza dalam bentuk kapsul, green tea seduh dan green tea celup serta minuman tradisional bandrek. Pertumbuhan industri-industri produk obat herbal dan perkembangan diversifikasi produk-produk tersebut menyebabkan persaingan semakin ketat. Tingginya tingkat persaingan ini, memaksa perusahaan untuk mengubah cara pengoperasian usahanya agar dapat terus bertahan. Perubahanperubahan tersebut harus ditunjang dengan informasi kinerja keuangan perusahaan dan ketersediaan modal kerja yang mencukupi sehingga strategi perubahan yang dilaksanakan tidak terbentur oleh kesulitan likuiditas atau keterbatasan dana operasional (modal kerja). 4

1.2. Perumusan Masalah PT. Liza Herbal International (LHI) merupakan salah satu perusahan yang memproduksi produk obat herbal. Sebagai pendatang baru di industri obat herbal yang baru berdiri pada bulan Maret 2005, kinerja LHI terlihat cukup baik. Ini diperlihatkan oleh tingkat penjualan produk obat herbal LHI yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2005 produk yang terjual hanya sebanyak 2.250 botol, sedangkan pada tahun 2006 penjualan mengalami kenaikan sebesar 139% menjadi 5.385 botol. Dan pada tahun 2007 penjualan mengalami kenaikan lagi sebesar 485% menjadi 31.522 botol sebagaimana terlihat pada Gambar 1. Sumber: Laporan Penjualan PT. LHI (2005 2007) Gambar 1. Data penjualan produk PT. LHI (2005 2007) Walaupun dari segi persentase penjualan terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan, namun hal tersebut belum memuaskan pihak manajemen LHI dikarenakan jumlah agen dan distributor yang tertarik dan bergabung 5

memasarkan produk obat herbal LHI baru berjumlah 142 agen/distributor yang tersebar di daerah Jabodetabek dan beberapa daerah di luar Jabodetabek. Dari sisi kinerja keuangan terjadi sesuatu yang kontras. Kinerja keuangan PT. Liza Herbal International dalam 3 tahun terakhir secara keseluruhan masih menunjukkan kecenderungan adanya kerugian. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, secara kumulatif sejak beroperasi pada tahun 2005 sampai dengan tahun buku 2007 PT. Liza Herbal International masih rugi sebesar Rp 182.697.789,-. Jika kondisi kerugian 3 tahun berturut-turut ini terus terjadi sangat membahayakan kelangsungan operasional perusahaan yang bisa berdampak pada kebangkrutan. Sumber : Laporan Keuangan PT. LHI (2005 2007) Gambar 2. Data penjualan dan kerugian PT. LHI (2005 2007) Kerugian yang dialami perusahaan sejak awal beroperasi pada tahun 2005 seperti yang terlihat pada Gambar 2. Kerugian ini terjadi disebabkan oleh jumlah pendapatan/penjualan usaha yang belum dapat menutupi biaya operasional perusahaan sekitar Rp 75.000.000,- per bulan. Biaya operasional 6

terbesar yang digunakan adalah untuk biaya produksi, promosi dan tenaga kerja. Disamping itu, kebijakan perusahaan untuk meningkatkan jumlah agen dan distributor dengan menurunkan harga jual produk sebesar 20% dari harga sebelumnya bagi agen dan distributor turut mempengaruhi kerugian yang dialami perusahaan dimana perusahaan mengalami kehilangan potensi keuntungan sebesar 20%. Kebijakan lainnya adalah perusahaan menambah dan menggunakan mesin produksi baru untuk mendukung pengembangan kualitas dan produk baru dengan menggunakan pendanaan jangka pendek dari pihak ketiga dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Hal ini tentu saja akan menambah biaya operasional berupa bunga dan biaya penyusutan. Kerugian usaha ini mengakibatkan modal kerja perusahaan berkurang sehingga perusahaan terhambat dalam melakukan kegiatan usahanya, termasuk melakukan pembayaran kepada pemasok. Hal ini ditunjukkan dengan seringnya perusahaan mendapat teguran dari pemasok untuk tagihan yang sudah jatuh tempo. Untuk mengatasi permasalahan ini perusahaan sedang melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan penjualan produk yang berdampak kepada peningkatan keuntungan perusahaan dengan melakukan promosi yang lebih gencar dan membuat diversifikasi produk (menciptakan produk baru) melalui riset dan pengembangan produk secara berkesinambungan, melakukan perluasan pabrik dan menambah mesin produksi. Perusahaan berharap strategi tersebut dapat meningkatkan Earnings Before Interest and Tax (EBIT) sehingga dapat memberikan deviden kepada pemegang saham. Untuk itu manajemen perusahaan harus mencari dan menentukan sumber pendanaan yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, baik yang bersumber dari internal maupun eksternal. Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, dapat dirumuskan 7

permasalahan yang ada sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan PT. Liza Herbal International dan kondisi financial distress perusahaan?. 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi EBIT (Earning Before Interest and Tax) PT. Liza Herbal International? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja pada PT. Liza Herbal International, dan bagaimana menguji dan menganalisis pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap modal kerja PT Liza Herbal International? 4. Sumber pendanaan apa yang tepat untuk mengatasi kebutuhan modal kerja agar kondisi perusahaan menjadi lebih baik? 1.3. Tujuan Penelitian Dari penjelasan pada bagian latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kinerja keuangan dan kondisi financial distress perusahaan. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi EBIT perusahaan PT. Liza Herbal International. 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja pada PT. Liza Herbal International. 4. Mengidentifikasi sumber pendanaan yang diperkirakan tepat untuk mengatasi kebutuhan modal kerja agar kondisi perusahaan menjadi lebih baik. 8

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi PT. Liza Herbal International sebagai bahan informasi mengenai kinerja keuangan dan sumber pendanaan untuk mengatasi kebutuhan modal kerja agar terhindar dari kebangkrutan, membantu manajer perusahaan dalam membuat keputusan kritikal, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang yang berkaitan dengan modal kerja. Bagi penulis sendiri, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana untuk pengembangan diri baik untuk saat ini maupun pada masa yang akan datang. 9

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB