STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI LAHAN GAMBUT

dokumen-dokumen yang mirip
DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

Pada saat ini Indonesia telah memasuki tahap pembangunan

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

RANCANGAN PROGRAM DITJEN PERKEBUNAN PERIODE MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN ANDALAN

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN 2016

KELAPA. (Cocos nucifera L.)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKELAPASAWITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2016

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir,MS Nip

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT: PERSPEKTIF LINGKUNGAN. Mukti Sardjono, Saf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan,

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

Program Pembangunan Perkebunan 2018

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)

Rehabilitasi dan Pengelolaan Lahan Gambut Bekelanjutan

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN LAKIN DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk pada saat

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KINERJA TAHUNAN ( R K T )

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

Evaluasi Pembangunan Perkebunan 2016 dan Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Perkebunan 2017

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PERTANIAN

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

AREN (Arenga pinnata MERR)

I. PENDAHULUAN. air. Karena alasan tersebut maka pemerintah daerah setempat biasanya giat

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Tanaman Tahunan Tahun 2012

STANDAR BAKU INDIKATOR KINERJA (SBIK) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TERKAIT INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

LINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Pengelolaan lahan gambut

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015

PENDAHULUAN. tersebar di 32 provinsi. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

REVITALISASI KEHUTANAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

, ,56 99, , ,05 96,70

Direktorat Jenderal Perkebunan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB II RENCANA STRATEJIK

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

Transkripsi:

STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI LAHAN GAMBUT Oleh : Direktorat Jenderal Perkebunan *) Kementerian Pertanian --------------------------------------------------------------------------------------- *) Disampaikan pada Seminar Pengembangan Nilai Tambah Komoditi Ramah Gambut dan Kesejahteraan Masyarakat Lokal Bogor 13 Oktober 2016. ARAH KEBIJAKAN NASONAL PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2015 2019 KEBIJAKAN PEMBANGUAN PERKEBUNAN TAHUN 2015-2019 KEBIJAKAN UMUM: UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI KOMODITAS PERKEBUNAN BERKELANJUTAN KEBIJAKAN KHUSUS: UNTUK MENDUKUNG 6 SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN 1

1 ARAH KEBIJAKAN UMUM PerkebunanPengembangan Komoditas Perkebunan Strategis 2 Pengembangan Kawasan Berbasis Komoditas Unggulan 3 4 5 6 7 8 Pengembangan Sumber Daya Insani Perkebunan Penguatan Kelembagaan Perkebunan dan Kemitraan Usaha Perkebunan Pengembangan dan Penguatan Sistem Pembiayaan Perkebunan Pengembangan Sarana Prasarana dan Infrastruktur pendukung Usaha Agribisnis Perkebunan Perlindungan, Pelestarian, Pemanfaatan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peningkatan Upaya Adaptasi, Mitigasi Bencana, Perubahan Iklim dan Perlindungan ARAH KEBIJAKAN KHUSUS 1. Pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka peningkatan produksi gula nasional 2. Peningkatan diversifikasi pangan berbasis komoditas perkebunan 3. Peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan berorientasi ekspor dalam mewujudkan daya saing sub sektor perkebunan 4. Pemenuhan penyediaan bahan baku bio energy dan pengembangan fondasi sistem pertanian bio-industry 5. Akuntabilitas kinerja aparatur peerintah yang baik 6. Peningkatan pendapatan keluarga pekebun 2

VISI DAN MISI DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN VISI : Menjadi Direktorat Jenderal yang profesional dalam mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan secara optimal, berdaya saing dan bernilai tambah tinggi untuk kesejahteraan pekebun dan memperkokoh fondasi sistem pertanian bio-industri berkelanjutan MISI : Mewujudkan peningkatan produksi tanaman perkebunan secara berkelanjutan. Mewujudkan pelayanan prima dan berkualitas dibidang manajemen dan kesekretariatan. Mewujudkan peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan secara berkelanjutan. Menyediakan fasilitasi pembinaan dan penanganan usaha perkebunan berkelanjutan serta penanganan gangguan usaha dan konfik perkebunan. Mewujudkan sistem perlindungan perkebunan dan penanganan dampak perubahan iklim yang terpadu, terintegrasi dan berkelanjutan. 3

Mewujudkan integrasi antar pelaku usaha budidaya tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan. Mendorong upaya pemberdayaan petani dan penumbuhan kelembagaan petani. Mendorong upaya penerapan budidaya tanaman perkebunan dengan baik dan berwawasan lingkungan. Mewujudkan sistem pertanian bio-industry berbasis pengembangan komoditas perkebunan. Mendorong pengembangan pemasaran produk perkebunan di tataran domestik dan internasional yang berkualitas dan berdaya saing. PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN 1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 2019 adalah : Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan - Peningkatan Produksi tanaman tebu sebesar 7,78 % - Peningkatan tanaman unggulan lainnya sebesar 5,49 % 2. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA 2015-2019 Dari Agenda NAWACITA, Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat amanat untuk melaksanakan: Pengembangan 150 desa pertanian organik berbasis komoditas perkebunan 4

Strategi Direktorat Jenderal Perkebunan dalam melaksanakan pembangunan perkebunan Strategi Direktorat Jenderal Perkebunan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup ditempuh melalui rencana aksi sebagai berikut: 1) Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada wilayah perkebunan termasuk lahan kritis, termasuk lahan kritis, gambut, DAS Hulu dan pengembangan perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah konservasi tahan dan air; 2) Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan; Lanjutan... 3)Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik, pestisida nabati, agens pengendali hayati serta teknologi pemanfaatan limbah usaha perkebunan yang ramah lingkungan; 4)Meningkatkan kampanye peran perkebunan dalam kontribusi penyerapan karbon, penyedia oksigen, dan peningkatan peran serta fungsi hidro-orologis; 5)Meningkatkan upaya penerapan pembukaan lahan tanpa bakar. 5

III. PERAN PENTING PERKEBUNAN KEDEPAN: Sumber Pertumbuhan Pembentukan PDB Sumber Devisa dan Penerimaan Negara Ekspor, Bea Keluar, Cukai, PBB, Pajak Perusahaan dll. Bahan Baku Industri industri ban, oleochemical, rokok, minyak makan, gula, coklat dll. Bahan Pangan sagu, tebu, kelapa, minyak sawit, kakao, j.mente Sumber energi kelapa sawit, kelapa, tebu, sagu, jarak pagar Kesempatan Kerja dan Sumber Pendapatan Masyarakat Pengembangan wilayah Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup menurunkan emisi gas rumah kaca terutama komoditi yang memanfaatkan lahan marjinal (semak belukar dan alang-alang) dalam pengembangan mengikuti kaidah-kaidah konservasi. 11 IV. Tantangan dan Respon Terhadap Usaha Perkebunan Keterbatasan luasan lahan untuk pengembangan dan budidaya perkebunan. Pengembangan usaha perkebunan diarahkan ke wilayah Indonesia Timur, sekaligus untuk pembukaan akses ke wilayah pedalaman; Kehilangan hasil produksi akibat kebakaran kebun. Penerapan teknologi Pembukaan Lahan Tanpa Bakar dan kewajiban setiap pelaku usaha perkebunan untuk menyediakan sarana prasarana pengendalian kebakaran; (UU No. 39 Th 2014, Permentan No. 98 Th 2013, Permentan No 14 Tahun 2009) 6

Penurunan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan akibat serangan OPT, Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam. Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT); SL-PHT; Demplot Mitigasi dan Adaptasi terhadap kekeringan; serta bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Sentimen negatif pasar internasional terhadap kelapa sawit, karena dianggap tidak ramah lingkungan. Sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi perusahaan perkebunan; Lanjutan... Konflik usaha perkebunan (tumpang tindih lahan dan perijinan; penyerobotan lahan; perusakan sarana produksi). Penanganan konflik usaha perkebunan berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Tahun 2013, Keputusan Menteri Pertanian No. 4027/Kpts/OT.160/ 4/2013, tanggal 1 April 2013 tentang Tim Terpadu Penanganan Gangguan Usaha dan Konflik Perkebunan. 7

Upaya Pemenuhan Kebutuhan Lahan untuk Budidaya Tanaman Perkebunan Perlu dilakukan pemetaan gambut di seluruh Indonesia yang sudah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, sehingga diperoleh informasi luas lahan gambut mana dan di lokasi mana yang diperbolehkan untuk budidaya. Penertiban dan pemanfaatan lahan tidur (PP No. 11 tahun 2010 ). Menurut catatan BPN terdapat 7,3 juta ha lahan tidur yang tersebar diseluruh Indonesia. Lanjutan Optimalisasi pemanfaatan lahan-lahan yang sudah diberi izin. Untuk mengejar target produksi akan dilakukan strategi hemat lahan melalui kegiatan intensifikasi dan rehabilitasi serta peremajaan tanaman tua/rusak. 8

Strategi Umum Pengembangan Komoditas Perkebunan di Lahan Gambut 1. Komoditas dikembangkan di lahan gambut berada di kawasan budidaya dengan ketebalan < 3 m 2. Pembukaan/penyiapan lahan dilakukan tanpa bakar 3. Mengatur tata air sehingga gambut tidak kering/mengkerut 4. Pemilihan jenis/varietas tanaman yang sesuai 5. Penambahan Amelioran Tanaman Perkebunan Yang Dapat Dibudidayakan di Lahan Gambut 1. Sagu (Metroxylon, Spp) 2. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) 3. Kopi Liberika 9

Syarat Tumbuh Sagu* Daerah dengan iklim Tipe A (Schmidt dan ferguson); Genangan tidak permanen setingggi <50 cm; Suhu optimum 24,5 s/d 29 C; Kelembaban 40-60%; Lahan datar, landai hingga bergelombang; Tipe lahan rawa dan gambut atau sepanjang aliran sungai merupakan tempat ideal; Ketinggan lahan < 400 M dpl; Jenis tanah yang dibutuhkan sagu spektrumnya luas mulai dari tanah dengan komposisi liat >70%, dengan bahan organik 30% dan ph tanah 5.5 6.5, tetapi sagu masih bisa beradaptasi dengan kemasaman lebih tinggi; *): PERMENTAN Nomor : 134/Permentan/OT.140/12/2013 Tentang Pedoman Budidaya Sagu (Metroxylon spp) Yang Baik DISTRIBUSI LAHAN SAGU DI INDONESIA AREA NATURAL FOREST SEMI CULTIVATION Maluku 50.000 ha 10.000 ha Sulawesi Kalimantan Sumatera Kepulauan Riau Kepulauan Mentawai Papua dan Papua Barat 30.000 ha 20.000 ha 30.000 ha 20.000 ha 10.000 ha 1.200.000 ha 34.000 ha TOTAL 1.250.000 ha 158.000 ha Sumber : Flach, 1997 10

Spesifikasi Lahan Gambut Untuk Budidaya Kelapa Sawit Lahan gambut yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman kelapa sawit yaitu kawasan gambut yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Berada pada kawasan budidaya; 2. Ketebalan lapisan gambut kurang dari 3(tiga) meter dengan proporsi sebaran minimal 70% dari luas yang diusahakan; 3. Lapisan tanah mineral di bawah gambut, tidak boleh terdiri atas pasir kuarsa dan tanah sulfat masam; 4. Tingkat kematangan gambut, Tingkat matang (sapirik) dan setengah matang (hemik); 5. Tingkat kesuburan tanah dalam kategori eutropik. (Permentan No. 14 Tahun 2009) 3. Tanaman Kopi Jenis Kopi yang cocok dibudidayakan dilahan gambut jenis kopi Liberioid ( Liberika) karena bisa ditanam pada tanah dengan Ph 4,5-6,5 Pengelolaan air (drainase) yang baik Pemberian amelioran dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat tanah gambut agar dapat dimanfaatkan untuk budidaya kopi. Selain itu, budidaya kopi di lahan gambut juga harus memperhatikan kelas kesesuaian lahannya. Salah satu daerah yang mempunyai lahan gambut luas adalah kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar), Provinsi Jambi. Lahan gambut di daerah tersebut tersebar di Kecamatan Tungkal Ulu, Kecamatan Pengabuan, Kecamatan Tungkal Ilir, dan Kecamatan Betara. 11

Teknik Budidaya Tanaman Perkebunan di Lahan Gambut 1. Teknologi pengelolaan air : Mengatur drainase dan asam organik beracun, perlu pengaturan tinggi muka air tanah agar gambut tidak kering dan terhindar dari ancaman kebakaran kebun. 2. Pemupukan dan ameliorasi lahan: Tujuan untuk mempertahankan kesuburan lahan dan menetralisir pengaruh asam organik beracun yang merugikan pertumbuhan tanaman. Ameliorasi berperan untuk memperbaiki kesuburan tanah gambut dan memperbaiki lingkungan akar bagi pertumbuhan tanaman melalui peningkatan ph, meningkatkan ketersediaan hara, dan menurunkan asam organik dan ion-ion toksin. Amelioran yang digunakan pupuk gambut, pupuk anorganik, dolomit,zeolit dan slag yang kaya silikat (Si) dan besi. 12

13