DUKUNGAN REGULASI DALAM PENGUATAN PPK PRIMER SEBAGAI GATE KEEPER. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PRIMER. Dr. Maya A.Rusady,M.Kes,AAK Direktur Pelayanan

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Pelaksanaan Ujicoba Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan. Oleh: Kartika Widyastuti Kepala Unit MPKP

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

TANTANGAN DAN HARAPAN DOKTER UMUM DI ERA JKN

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENCEGAHAN FRAUD DALAM PELAKSANAAN JKN KOMISI VIII

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

PERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN STRATEGIS BPJS KESEHATAN DALAM PENINGKATAN CAKUPAN DAN KUALITAS JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN PROPINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

Hasil. Riset Implementasi JKN pada Pelayanan Primer Siklus 1. Konas IAKMI, 3-5 November 2016

HASIL MONITORING DAN EVALUASI SEMESTER I TAHUN Bandung, 25 Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB VII PENUTUP. primer di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016 mengacu kepada Permenkes

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN. Pembukaan Majenas II SPN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

POTENSI FRAUD DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA & RUJUKAN TINGKAT LANJUT (FKTP&FKTL)

CH.TUTY ERNAWATI UPTD BKIM SUMBAR

PENGGUNAAN DATA DALAM MENDUKUNG PELAYANAN KESEHATAN. dr. TOGAR SIALLAGAN, MM KEPALA GRUP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA

Utilization Review di Tempat Praktek: Alat Untuk Mendukung Pelayanan Kesehatan Efektif dan Efisien. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada

2016 GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TALAGA BODAS PADA ERA JKN

BAB 1 PENDAHULUAN. medical service yang berbentuk pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal

Peranan BPJS Kesehatan Dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu prinsip dasar pembangunan kesehatan yaitu setiap orang

POTENSI FRAUD DAN MORAL HAZARD DALAM PENYELENGGARAAN JKN BPJS KESEHATAN

IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN Jaminan Kesehatan Nasional. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

PEMANFAATAN DANA KAPITASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS

Pencegahan Korupsi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Niken Ariati Fungsional Direktorat Penelitian dan Pengembangan Jakarta, 8 Oktober 2015

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL:

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

hipertensi sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi hipertensi dan mencegah komplikasinya di masyarakat (Rahajeng & Tuminah, 2009).

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

PUSKESMAS : Suprijanto Rijadi dr PhD. Center for Health Policy and Administration UI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ketersediaan Obat di Era JKN: e-catalogue Obat. Engko Sosialine M. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan

EVALUASI PELAKSANAAN JKN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

UPAYA PENINGKATKAN AKSES PELAYANAN. TATI DENAWATI, S.Si, Apt, MHSM Grup MPKR

Bayu Teja Muliawan Direktur Bina Pelayanan Kefarmasin. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas hidup manusia sangat penting yang tertuang dalam 9

Notulen Diskusi Panel Indonesia Healthcare Forum I HARAPAN KENYATAAN & SOLUSI JKN 28 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penduduk Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya belum semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Peran Dinas Kesehatan dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/ KIS di Daerah

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI WILAYAH DTPK

IMPLEMENTASI JKN DAN MEKANISME PENGAWASANNYA DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL. dr. Mohammad Edison Ka.Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN TRANSFORMASI PT. ASKES (PERSERO) PT. Askes (Persero)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

panduan praktis Sistem Rujukan Berjenjang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

Peranan BPJS Kesehatan Dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

KESIAPAN JAJARAN KESEHATAN MENGHADAPI SJSN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan meningkatkan

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

dr. Mohammad Edison, MM., AAK

Kasus-kasus Perselisihan antara Hak Pasien dan Standar Biaya

Transkripsi:

DUKUNGAN REGULASI DALAM PENGUATAN PPK PRIMER SEBAGAI GATE KEEPER Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada

POTENSI KENAIKAN BIAYA YANG MENGANCAM SUSTAINABILITAS JKN Peran gate keeper masih lemah rujukan berjenjang belum efektif Pola tarif provider yang belum pas khususnya kapitasi Moral Hazard peserta adverse selection Moral hazard PPK upcoding dll Demografi penduduk semakin banyak usila

1.6 Perkembangan FKTP: Masih Terjadi Gap Kecukupan FKTP masih merupakan tantangan di berbagai propinsi jika dikaitkan dgn standar FKTP untuk peserta Sumber data: BPJS Kesehatan, Des 2014, Komparasi thd standar 1: 5.000

Bagaimana kompetensi dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dalam melayani peserta JKN? Jenis layanan Tahun Kasus (juta) Biaya (Rp trilyun) Unit cost (Rp) RJTL* Juli 2015 21,8 6,2 281.397 RITL** Juli 2015 3,5 16,4 4.658.508 *RJTL **RITL = Rawat jalan tingkat lanjutan = Rawat inap tingkat lanjutan Berapa kasus & biaya di RS yang disebabkan belum optimalnya kompetensi dokter di FKTP? SUMBER : BPJS, 2015 4

9 RekomendasiKPK untuk BPJS Kesehatan berkaitan Jaminan Pelayanan Kesehatan Primer MONITORING EVALUASI indikator kinerja yang 1. Membangun perangkat yang digunakan oleh FKTP agar ditetapkan oleh Kemenkes dapat diukur secara periodik 2. Menyusun database kinerja FKTP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan d menyerahkannya kepada Kemenkes untuk dijadikan bahan pendukung untuk pelaksanaan monev dan penetapan kebijakan JKN di masa yang akan datang. 3. BPJSK menetapkan indikator kinerja bagi BPJS di daerah dalam memonitoring FKTP d wilayahnya. Indikator kinerja bagi BPJSK di daerah untuk segera memasang aplikasi P-car di seluruh FKTP termasuk memonitoring penggunaannya. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN YANG LEBIH HANDAL 1. Memastikan bahwa mekanisme kontrol yang dibangun BPJS di tingkatfktp berjalan 2. BPJS di tiap daerah membangun saluran pengaduan 3. masyarakat terkait pelayanan di FKTP dan 4. mensosialisasikannya MENINGKATKANPEMAHAMANDAN KOMPETENSIPETUGAS KESEHATANDI DAERAH 1. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada Dinkes dan petugas puskesmas yang melibatkan semua pemangku kepentingan 2. Menjadikan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis yang dilakukan sebagai indikator kinerja tiap kantor cabang Menyediakan ruang konsultasi dengan FKTP dan Dinkes setempat Melakukan pengukuran terhadap tingkat pemahaman FKTP dan kepuasan FKTP ke BPJS Kesehatan Permenkes no. 24 tahun 2015 tentang Penilaian FKTP berprestasi Perdir BPJS Kesehatan nomor 095 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Optimalisasi Pelayanan Primer Sumber:Laporan Hasil Kajian Sistem, pengelolaan dana kapitasi pada FKTP milik pemerintahdaerah, Direktorat Penelitian dan Pengembangan,KPK Tahun 3 2014

PERMASALAHAN DI PPK 1 Rasio PPK 1 dengan peserta belum memadai Penyebaran dokter di PPK 1 belum sesuai kebutuhan Pemanfaatan dana kapitasi belum sesuai belum bisa mendorong peningkatan mutu layanan Kompetensi PPK 1 dalam menangani 155 diagnosis masih perlu diringkatkan

UU dan Peraturan yang terkait dengan Pelayanan Primer dalam JKN 1. UU NO.40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL 2. UU NO 24 TAHUN 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 3. PERPRES NO.12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN 4. PERPRES NO.111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERTURAN PRESIDEN NO.12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN 5. PERATURAN BPJS KESEHATAN NO.1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan 7. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

8. PERPRES NO 32 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASKES PRIMER MILIK PEMERINTAH DAERAH 9. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL UNTUK JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

10.PERATURAN BPJS KESEHATAN NO.2 TAHUN 2015 TENTANG NORMA PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA 11.PERATURAN BPJS KESEHATAN NO.3 TAHUN 2015 TENTANG NORMA PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

IMPLEMENTASI KAPITASI DI PUSKESMAS SELAMA JKN 2 THN Apakah pelayanan di Puskesmas lebih baik baik? Bagaimana pengawasan mutu Puskesmas? apakah pemerintah sudah cukup memberikan perhatian dan kompensasi atas jasa pelayanan yang diberikan oleh SDM kesehatan di Puskesmas? Apakah akses ke FKTP lebih baik baik? Apakah sarana dan obat2an lebih terjamin?

Kendala Pemanfaatan dana Kapitasi Kepesertaan Validitas kepesertaan Mekanisme Mekanisme atau alur pelaksanaan anggaran sesuai sumber dana Perencanaan Belum terpadu dg program/kegiatan program2 prioritas PKTP Kesiapan PPK1 SDM pengelola administrasi yg banyak menggunakan tenaga teknis Koordinasi PPK, Dinkes Kab/Kota, Prov, Kemkes dan BPJS Belum bersinergi harmonis

P PERMENKES 59 THN 2014 Pasal 4 TARIF KAPITASI FKTP NORMA KAPITASI PE N ENETA PAN BESARAN TARIF KAPITASI : 1. SDM* : JUMLAH DR & DRG RASIO DR : PESERTA WAKTU YAN 2. SARPRAS 3. LINGKUP YAN PENETAPAN BESARAN TARIF KAPITASI BERBASIS 4. KOMITMEN PELAYANAN : - ANGKA KONTAK - RNS - KUNJUNGAN PROLANIS KESEPAKATAN BPJSK ASOSIASI FASKES

Indikator Kinerja kapitasi INDIKATOR MUTLAK ANGKA KONTAK KOMUNIKASI PESERTA RASIO RUJUKAN NON SPESIALISTIK INDIKATOR PILIHAN ANGKA PERINDAHAN PESERTA KE FKTP LAIN RASIO PROLANIS BERKUNJUNG KE FKTP 10

NORMA KAPITASI TAHUN 2014 KetersediaanSumber Daya Puskesmas / Klinik RS D DPP Pratama DRG 6000 5500 5000 4500 3500 3000 10000 8000 2000 Dokter Umum a.1 orang b.minimal 2 orang Dokter Gigi Bidang/Perawat Perawat gigi Laboratorium Sederhana Apotik/Pelayanan Obat

Ketersediaan Dokter Umum di FKTP Walaupun peserta JKN di Puskesmas sangat banyak, sebagian besar Puskesmas justru masih memiliki satu dokter umum, bahkan ada beberapa Puskesmas yang tidak memiliki dokter umum Ketersediaan dokter umum di FKTP non tertinggal > FKTP tertinggal Ketersediaan dokter umum di klinik pratama > Puskesmas

Indikator Pemenuhan Komitmen Layanan Permenkes no. 24 tahun 2015 tentang Perdir BPJS Kesehatan nomor 095 tahun 2014 tentang Penilaian FKTP berprestasi Pedoman Pelaksanaan Program Optimalisasi Pelayanan Primer Instrumen Penilaian FKTP Berprestasi QI- 9 Dari 10 indikator instrumen penilaian FKTP Alasan pemilihan indikator komitmen layanan (Permenkes 24 tahun 2015) dan 9 indikator FKTP adalah: kualitas (QI-9) Perdir BPJS No 95 Tahun 1. Indikator yang dapat meningkatkan kepuasan peserta,yaitu kontak pertama 2. Indikator yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan tingkat pertama dan 2014, dipilih3 indikator, yaitu: 1. angka kontak komunikasi, 2. rasio rujukan rawat jalan non spesialistik dan 3. rasio peserta Prolanis rutin berkunjung ke FKTP merasionalkan biaya pelayanan, yaitu pelayanan non spesialistik dan Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) oleh FKTP No NamaIndikator TargetIndikator ZONAAMAN TargetIndikator ZONAPRESTASI 1 Angkakontak >150permil >250permil 2 Rasiorujukanrawatjalannonspesialistik <5% <1% 3 Rasiopeserta ProlanisrutinberkunjungkeFKTP >50% >90% 21

Pencapaian Indikator Komitmen Layanan ZONA PRESTASI UTAMA ZONA PRESTASI MADYA ZONA PRESTASI PRATAMA Terpenuhi 3 indikator Zona PRESTASI Kapitasi 115% dari norma kapitasi yang d Terpenuhi 2 indikator Zona PRESTASI Kapitasi 110% dari norma kapitasi yang d Terpenuhi 1 indikator Zona PRESTASI Kapitasi 105% dari norma kapitasi yang d Terpenuhi 3 indikator Zona AMAN ZONA AMAN (100%) Kapitasi 100% dari norma kapitasi yang ditetapka 90% 80% 75% Terpenuhi 2 indikator Zona AMAN Kapitasi 90% dari norma kapitasi yang ditetapkan Terpenuhi 1 indikator Zona AMAN Kapitasi 80% dari norma kapitasi yang ditetapkan Tidak Terpenuhi 3 indikator Zona AMAN Kapitasi 75% dari norma kapitasi yang ditetapkan Notes: Jika penyesuaian besaran tarif kapitasi lebih rendah/maksimal dari standar tarif kapitasi minimal/maksimal sesuai Permenkes 59 tahun 2014 maka besaran kapitasi yang dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi minimal/maksimal. Apabila pencapaian kapitasi sudah maksimal dan selama 6 bulan berturut indikator komitmen layanan BAIK, maka dapat diberi reward dalam bentuk peningkatan kompetensi 22

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI ANGKA KONTAK Akses peserta ke FKTP (variasi geografis) Pengetahuan peserta ANGKA KUNJUNGAN PROLANIS Data prolanis Target Prolanis (dasar??) Ketersediaan dr primer RUJUKAN NON SPESIALISTIK Kompetensi dr primer

Angka Kontak di FKTP ZONA AMAN : 150/1000 Angka kontak di FKTP daerah non tertinggal > daerah tertinggal DPP daerah non tertinggal memiliki angka kontak tertinggi (261,8 )

Rasio Peserta Krhonis di FKTP Rasio peserta kronis tertinggi di daerah tertinggal dijumpai di dokter praktek perorangan Rasio peserta kronis tertinggi di daerah non tertinggal ditemui di klinik pratama dan Puskesmas

KESIMPULAN Regulasi untuk mendorong peran PPK I sebagai gate keeper sudah cukup memadai, namun masih dibutuhkan peraturan yang lebih operasional sebagai pedoman di lapangan Masih diperlukan regulasi untuk mendorong pemerataan PPK I untuk mendukung implementasi JKN. Insentif khusus / besaran kapitasi yang berbeda