RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dan perkembangan sistem tracking antena pada komunikasi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGIRIMAN DATA SENSOR ALTITUDE YANG TERPASANG PADA MIKROKONTROLER ARDUINO MENGGUNAKAN PROTOKOL XBEE

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING ANTENA YAGI FREKUENSI 433 MHZ MENGGUNAKAN DATA GPS. Oleh ZHUHRI RAMADHANI PURBA NIM :

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

APLIKASI PENGIKUT MATAHARI DUA POROS SEBAGAI MEDIA AKUISISI DATA INTENSITAS CAHAYA

BAB III PERANCANGAN ALAT

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Untuk mendapatkan tujuan sebuah sistem, dibutuhkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

BAB IV PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI MHZ

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERANCANGAN SISTEM PENGIRIMAN DATA SENSOR ALTITUDE YANG TERPASANG PADA MIKROKONTROLER ARDUINO MENGGUNAKAN PROTOKOL XBEE

BAB III METODE PENELITIAN. mengerjakan tugas akhir ini. Tahap pertama adalah pengembangan konsep

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENGGUNAAN MOTOR DC SERVO SEBAGAI PENGGERAK UTAMA LENGAN ROBOT BERJARI PENGIKUT GERAK LENGAN MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER LAPORAN AKHIR

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

SISTEM MONITORING KECEPATAN MOTOR DC JARAK JAUH MENGGUNAKAN JARINGAN NIRKABEL ZIGBEE DAN ARDUINO UNO ATMEGA 328P

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Flowchart

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

PENGARUH JARAK ANTAR ELEMEN PADA ANTENA SMART YANG MENGGUNAKAN MATRIKS BUTLER

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV. PERANCANGAN. Blok diagram menggambarkan cara kerja semua sistem E-dump secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa komponen:

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Rancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata Angin Dengan Keluaran Suara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN AKSES BUKA PINTU MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN PENGIRIMAN INFORMASI KE PONSEL

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN. memungkinkan terjadinya kegagalan atau kurang memuaskan kerja alat yang telah dibuat.

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI PINTU PAGAR OTOMATIS BERBASIS ARDUINO

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

Crane Hoist (Tampak Atas)

PERANCANGAN SISTEM PENGONTROLAN PENGUKURAN BERAT PADA TIMBANGAN KENDARAAN SECARA AUTOMATIS

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II TEORI DASAR. tracking untuk mengarahkan antena. Sistem tracking adalah suatu sistem yang

RANCANG DAN BANGUN SMART ANTENNA SYSTEM PADA FREKUENSI 2.4 GHZ

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

Transkripsi:

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO Ryandika Afdila (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: ryandika.afdila@gmail.com Abstrak Pengamatan cuaca pada kondisi vertikal atmosfer sangat diperlukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Pengamatan ini dilakukan dengan cara menerbangkan muatan (payload) yang terdiri dari berbagai sensor untuk pengamatan cuaca. Muatan kemudian akan mengirimkan informasi ke stasiun penerima melalui frekuensi komunikasi 2.4 GHz. Agar komunikasi antara muatan dengan stasiun penerima dapat terjalin dengan baik, maka stasiun penerima harus selalu terarah ke muatan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem yang dapat mendeteksi posisi muatan lalu mengarahkan antena stasiun penerima ke arah muatan tersebut. Tulisan ini membahas bagaimana cara merancang sistem autotracking untuk antena unidirectional dengan frekuensi operasi 2.4 GHz yang memungkinkan pengarahan antenna kea rah muatan secara otomatis dan akurat. Dari pengujian langsung di Laboratorium Sistem Komunikasi Radio, diperoleh nilai RSSI rata-rata adalah 156.8, 157, dan 156.6 untuk sudut hadap antena 40 0, 90 0 dan 140 0 terhadap muatan dan kesalahan pengarahan rata-rata dari sistem autotracking yang dirancang adalah < 9 0. Kata kunci: autotracking, payload, unidirectional, 2.4 GHz, kesalahan pengarahan 1. Pendahuluan Kualitas suatu sistem komunikasi sangat ditentukan oleh kuat sinyal yang diterima. Salah satu cara agar sinyal dapat diterima secara maksimal adalah dengan mengarahkan antena penerima tepat ke antena pengirim. Pengarahan antena akan mudah dilakukan jika pengirim yang dituju tetap atau tidak bergerak. Jika pengirim yang dituju dapat bergerak, maka diperlukan suatu sistem yang dapat mendeteksi posisi pengirim lalu mengarahkan antena stasiun penerima ke arah pengirim tersebut. Sistem tracking adalah suatu sistem yang memungkinkan antena penerima untuk mendeteksi antena pengirim lalu mengarahkan antena tersebut. Sistem tracking digunakan untuk mempertahankan level sinyal yang diterima pada level tertentu. Tulisan ini membahas rancang bangun sistem autotracking untuk antena unidirectional dengan frekuensi operasi 2.4 GHz yang memungkinkan antena penerima senantiasa mengarah ke arah muatan. 2. Studi Pustaka Sistem tracking diperlukan pada situasi dimana sebuah jaringan komunikasi mengharuskan level sinyal yang diterima dan yang dikirimkan berada didalam batas tertentu. Sistem tracking akan mencari arah sinyal terkuat yang dikirimkan oleh muatan sehingga memungkinkan antena stasiun bumi untuk pointing ke muatan [1]. Secara umum, sistem tracking terbagi menjadi 3, yaitu manual tracking, program tracking dan autotracking. Sistem manual tracking adalah sistem yang membutuhkan seorang operator untuk menggerakkan antena sampai didapat sinyal yang maksimal. Program tracking adalah sistem dimana antena digerakkan berdasarkan data-data prediksi lintasan muatan. Data ini bisa berupa data hasil perhitungan komputer maupun data rekaman lintasan muatan dari waktu-waktu sebelumnya. Sistem autotracking antena adalah suatu sistem yang memungkinkan antena stasiun bumi untuk mendeteksi dan bergerak ke arah sinyal terkuat secara otomatis dengan menggunakan sistem kontrol dan motor penggerak [2]. 2.1 Pointing Antena Pointing merupakan sebuah tindakan mengarahkan antena pada bagian penerima ke antena pengirim. Pengarahan antena dapat 124 copyright@ DTE FT USU

dicapai dengan menggunakan sudut azimut (AZ) dan sudut elevasi (EL). Sudut azimut didefinisikan sebagai sudut yang dihasilkan dengan memutar sebuah sumbu tegak lurus dengan bidang horizontal searah putaran jarum jam. Sudut elevasi adalah sudut yang dihasilkan dengan memutar sebuah sumbu yang sejajar dengan bidang horizontal [3]. Gambar 1 menunjukkan sudut azimut dan elevasi. poros output motor. Motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (Pulse Wide Modulation / PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo [4]. Gambar 3 menunjukkan pulsa sinyal control untuk motor servo. Gambar 1 Sudut Azimuth dan Elevasi 2.2 Alat Pengendali Antena Pada perancangan sistem autotracking, digunakan beberapa perangkat keras yang memiliki fungsi dan kerja masing-masing. Berikut ini adalah gambaran umum tentang perangkat-perangkat keras yang digunakan. 2.2.1 Arduino Mega2560 Arduino Mega2560 adalah papan mikrokontroler berbasiskan ATmega2560. Arduino Mega2560 memiliki 54 pin digital input/output, dimana 15 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16 pin sebagai input analog, dan 4 pin sebagai UART (port serial hardware). Gambar 2 menunjukkan papan Arduino Mega2560. Gambar 3 Pulsa Sinyal Kontrol Untuk Motor Servo 2.3 Modul Radio XBEE PRO S2B Modul frekuensi radio merupakan sebuah modul wireless embedded yang dapat dengan mudah dihubungkan dengan berbagai macam mikrokontroler. XBee PRO S2B merupakan modul radio frekuensi yang beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz. Modul ini memerlukan tegangan suplai 2.7 V sampai dengan 3.6 V dan arus sebesar 205 ma untuk pengiriman data, dan arus sebesar 47 ma untuk penerimaan data [5]. Modul radio ini merupakan sebuah modul yang terdiri dari RF receiver dan RF transmitter dengan sistem interface serial UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter). Gambar 4 menunjukkan aliran data sistem dengan interface UART. Gambar 2 Mikrokontroler Arduino Mega2560 2.2.2 Motor Servo Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari Gambar 4 Aliran Data Sistem dengan Interface UART 125 copyright@ DTE FT USU

2.4 RSSI (Received Signal Strength Indicator) RSSI merupakan standar untuk mengukur kuat sinyal yang ditetapkan oleh IEEE 802.11. RSSI adalah suatu indikator yang menunjukkan kuat sinyal yang diterima oleh antena dengan rentang nilai 0 - RSSI maksimum. Semakin tinggi nilai RSSI, maka semakin kuat sinyal yang diterima [6]. IEEE 802.11 tidak menetapkan standar untuk pengukuran nilai RSSI, karena itu setiap vendor NIC (Network Interface Card) 802.11 memiliki nilai RSSI maksimum tersendiri. Contohnya, RSSI maksimum dari Cisco adalah 100 dan RSSI maksimum dari Aetheros adalah 60 [7]. 3. Metode Penelitian Adapun langkah-langkah dalam penelitian adalah perencanaan, perancangan perangkat keras, dan percancangan perangkat lunak seperti yang digambarkan pada Gambar 5. 3.1 Model Sistem Diagram blok rancang bangun sistem autotracking yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Diagram Blok Sistem Tracking Kerja alat ini dimulai dengan pengiriman data dari muatan dengan menggunakan transmitter Xbee Pro S2B. Data kemudian akan diterima oleh receiver Xbee Pro S2B yang terhubung dengan antena Yagi 2.4 GHz. Nilai RSSI (Received Signal Strength Indicator) dari Xbee akan diukur oleh Arduino. Jika nilai RSSI dibawah nilai threshold yang ditetapkan, maka Arduino akan memerintahkan motor servo untuk bergerak. Jika nilai RSSI yang didapatkan melewati nilai threshold, maka Arduino akan memerintahkan motor servo untuk tetap diam hingga nilai RSSI berada dibawah nilai threshold. 3.1 Perancangan Perangkat Keras Rangkaian untuk sistem autotracking antena Yagi 2.4 GHz dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 Rangkaian Sistem Autotracking antena Yagi 2.4 GHz Gambar 5 Diagram Alir Perancangan Sistem Tracking Antena Yagi 2.4 GHz Perancangan perangkat keras dilakukan dengan menggunakan mikrokontroler Arduino, modul radio Xbee Pro S2B, dan laptop. Pada sisi penerima, D in Xbee terhubung pada pin digital 18 (T x1) dan D out pada pin digital 19 (R x1) pada Arduino. Pin RSSI Xbee, 126 copyright@ DTE FT USU

terhubung ke pin digital 12 pada Arduino. Kemudian Arduino akan terhubung dengan laptop untuk menampilkan data. Motor servo memiliki 3 pin, yaitu pin VCC, pin PWM, dan pin GND. Pin VCC motor servo akan terhubung ke pin 5V dari Arduino, pin PWM motor servo terhubung ke pin digital 9 Arduino dan ground motor servo akan terhubung ke ground Arduino. Muatan (payload) yang digunakan terdiri dari Arduino dan modul radio Xbee. Catu daya menggunakan baterai 9 Volt. Gambar 8 menunjukkan rangkaian muatan sistem autotracking. Gambar 8 Rangkaian Muatan Sistem Tracking 3.2 Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman untuk Arduino. Diagram alir perangkat lunak yang dirancang untuk sistem autotracking antena Yagi dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Diagram Alir Sistem Autotracking Ketika alat ini diberi daya, Arduino Mega2560 akan menginisialisasi variabel yang akan digunakan dalam program dan memulai komunikasi serial. Jika ada data yang dikirimkan, maka Arduino akan mengukur nilai RSSI. Jika nilai RSSI yang didapatkan lebih kecil dari nilai threshold yang telah ditetapkan, maka motor servo akan bergerak. Motor servo bergerak dari sudut 0 0-180 0 dan sebaliknya. Motor servo akan berhenti jika nilai RSSI lebih besar daripada nilai threshold. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai RSSI yang baik adalah lebih besar dari 150. Oleh karena itu, nilai threshold yang digunakan pada perancangan perangkat lunak adalah 150. 4. Hasil dan Pembahasan Pengujian sistem dilakukan dengan cara mengubah posisi muatan terhadap antena stasiun penerima. Mula-mula muatan berada pada posisi 40 0 terhadap antena, kemudian muatan dipindahkan pada sudut 90 0 terhadap antena dan terakhir muatan dipindahkan ke 127 copyright@ DTE FT USU

posisi 140 0 terhadap antena stasiun penerima. Dari pengujian akan dilihat berapa besar kesalahan pengarahan antena terhadap posisi muatan. Skema pengujian sistem keseluruhan ditunjukkan dalam Gambar 10. Tabel 2 Hasil Pengujian Sistem Autotracking Muatan Pada Posisi 90 0 Percobaan Sudut Sudut Kesalahan Nilai awal akhir Pengarahan ( 0 RSSI ) 1 0 98 8 154 2 0 87 3 159 3 0 93 3 162 4 0 81 9 158 5 0 103 13 152 Rata-rata 0 93 7,2 157 Berdasarkan Tabel 2 kesalahan pengarahan terbesar adalah 13 0 dan kesalahan pengarahan terkecil adalah 3 0. Grafik pengujian sistem autotracking pada posisi 90 0 ditunjukkan oleh Gambar 12. Gambar 10 Skema Pengujian Sistem 4.1 Muatan Pada Posisi 40 0 dari Antena Ketika muatan berada pada sudut 40 0 didapatkan hasil seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Pengujian Sistem Autotracking Muatan Pada Posisi 40 0 Percobaan Sudut awal Sudut akhir Kesalahan Pengarahan Nilai RSSI 1 0 48 8 157 2 0 55 15 152 3 0 43 3 161 4 0 36 4 161 5 0 52 12 153 Rata-rata 0 45 8,2 156,8 Berdasarkan Tabel 1 kesalahan pengarahan terbesar adalah 15 0 dan kesalahan pengarahan terkecil adalah 3 0. Grafik pengujian sistem autotracking pada posisi 40 0 ditunjukkan oleh Gambar 11. Gambar 11 Grafik Pengujian Sistem Autotracking Pada Posisi 40 0 4.2 Muatan Pada Posisi 90 0 dari Antena Untuk muatan berada pada sudut 90 0 didapatkan hasil seperti pada Tabel 2. Gambar 12 Grafik Pengujian Sistem Autotracking Pada Posisi 90 0 4.3 Muatan Pada Posisi 140 0 dari Antena Untuk muatan berada pada sudut 40 0 didapatkan hasil seperti pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Pengujian Sistem Autotracking Muatan Pada Posisi 140 0 Percobaan Sudut awal Sudut akhir Kesalahan Pengarahan Nilai RSSI 1 0 127 13 153 2 0 146 6 160 3 0 138 2 162 4 0 147 7 157 5 0 154 14 151 Rata-rata 0 142 8,4 156,6 Berdasarkan Tabel 3 kesalahan pengarahan terbesar adalah 14 0 dan kesalahan pengarahan terkecil adalah 2 0. Grafik pengujian sistem autotracking pada posisi 40 0 ditunjukkan oleh Gambar 13. 128 copyright@ DTE FT USU

Gambar 13 Grafik Pengujian Sistem Autotracking Pada Posisi 140 0 5. Kesimpulan Dari hasil yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan: 1. Kesalahan pengarahan rata-rata dari sistem autotracking yang dirancang adalah < 9 0, dimana kesalahan pengarahan terbesar adalah 15 0 dan kesalahan pengarahan terkecil adalah 2 0. 2. Nilai RSSI rata-rata yang didapatkan adalah 156,8 untuk muatan pada sudut 40 0 dari antena, 157 untuk muatan pada sudut 90 0 dari antena, dan 156,6 untuk muatan pada sudut 140 0 dari antena. 3. Perbedaan nilai RSSI antar sudut yang didapat terlalu kecil sehingga menyebabkan akurasi sistem autotracking yang dirancang berkurang. 4. Mount antena yang tidak kuat menyebabkan antena bergeser dari titik yang seharusnya sehingga menimbulkan kesalahan pengarahan 6. Daftar Pustaka [1] Butler, Jane, et al. 2013. Wireless Networking In The Development World. 3 rd Edition. [2] Sidharta, Himawan. 2009. Rancang Bangun Perangkat Lunak Sistem Autotracking Satellite Antenna Mobile. Universitas Indonesia. Depok. [3] Roddy, Dennis. 2006. Satellite Communications. 4 th Edition. New York: McGraw-Hill. [4] Yagusandri, Ariel. 2012. Rancang Bangun Prototipe Sistem Aktuator Sirip Roket Menggunakan Motor Servo. Universitas Indonesia. Depok. [5] Anonymous. 2009. Xbee/Xbee Pro RF Modules. Digi International. [6] http://www.veris.com/docs/whitepaper /vwp18_rssi_reva.pdf. Diakses pada tanggal 9 maret 2015 [7] Bardwell, Joe. 2002. Converting Signal Strength Percentage to dbm Values. California: WildPackets, Inc. 129 copyright@ DTE FT USU