KAJIAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEPRAMUKAAN DI SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA

SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN TEMATIK

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

ANALISIS MUATAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA BUKU SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

Pedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

Dalam Acara ORIENSTASI STUDI DAN PENGENALAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2016/2017. Drs. Suprijatna

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

PERAN GURU BK DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 BATANG ANAI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENDIDIKAN NILAI NASIONALISME DI SD NEGERI 2 WATES KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. dibiarkan akan ada generasi yang hilang. Hilangnya generasi karena siswa. hilangnya pegangan hidup bagi diri mereka.

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Menghormati Orang Lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

STRATEGI DOSEN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KARAKTER ETIKA MAHASISWA DI STIKOM PGRI BANYUWANGI

MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

Transkripsi:

KAJIAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEPRAMUKAAN DI SEKOLAH DASAR Safitri Apriyani, Iin Purnamasari FIP UNIVERSITAS PGRI SEMARANG e-mail: Safitri.yani0191@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi penyimpangan perilaku pada peserta didik, perilaku guru dan sekolah yang lebih disibukan dengan peningkatan prestasi akademik peserta didik dari pada karakter yang dimiliki siswa, sedangkan kepramukaan yang mempunyai banyak dampak positif dalam pembentukan karakter peserta didik tidak dimanfaatkan dengan baik oleh guru. Hal ini dapat terjadi karena guru hanya menjadi pembina dan pembantu pembina pada saat akan ada lomba pramuka atau pesta pramuka. Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini apakah manfaat kepramukaan bagi peserta didik SD? dan bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter dalam kepramukaan di SD Negeri 03 Sidigede Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara? Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Setting tempat penilitian ini di lakukan di SD Negeri 03 Sidigede Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara selama empat minggu di Bulan Februari dan Maret, Subyek penelitian yang digunakan adalah peserta didik kelas tiga, empat, dan lima, serta pembina dan pembantu pembina di SDN 03 Sidigede.Berdasarkan hasil analisis data penelitian setelah dideskripsikan, maka banyak nilai-nilai karakter pendidikan yang dapat dikaji dalam kepramukaan melalui pembiasaan, kegiatan pramuka, pemberian tugas, motivasi, permainan kelompok, dan pemberian motivasi oleh pembina dan pembantu pembina. Manfaat yang diperoleh peserta didik yaitu peserta dibiasakan memilki karakter yang baik tidak hanya kemampuan akademik saja. Kata kunci: Kajian, nilai, pendidikan, karakter, dan kepramukaan. ABSTRACT The background of this study deviant behavior to students, teachers and school behavior were more preoccupied with the academic achievement of students from the character of the students, while scouting which has a lot of positive impact in shaping the character of learners are not put to good use by teachers. This can happen because the teacher only become coaches and helpers builder at the time there will be a race scout or scout party. The problems revealed in this study whether the benefits of scouting for students SD? and how the values of character education in Scouting in SD Negeri 03 Sidigede Welahan District of Jepara district? This research is qualitative descriptive. Setting where this research was conducted in 03 primary schools Sidigede Welahan District of Jepara regency during four weeks in February and March, the subjects of the study is students grade three, four, and five, as well as coaches and helpers builder in SDN 03 Sidigede.Berdasarkan the results of the data analysis after the study is described, then many of the values of character education that can be studied in scouting through habituation, scout activities, assignments, motivation, group games, and providing motivation by coaches and helpers builder. The benefits obtained by the students are familiarized participants have the good characters are not just academic ability. Keywords: Assessment, values, education, character, and scouting. 449

PENDAHULUAN Indonesia sekarang ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan era globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2020. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh Bangsa Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional menyatakan/menghendaki/memerintahkan pengembangan karakter pada peserta didik melalui pendidikan di sekolah (.). Pramuka adalah sebuah kegiatan organisasi pembinaan yang tidak hanya ada di Indonesia, melainkan juga di berbagai negara di dunia.kata Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, yang berarti rakyat muda yang suka berkarya. Tujuan gerakan pramuka adalah melatih fisik, emosi, sosial, dan spiritual para peserta kegiatan pramuka serta mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat, membentuk kader bangsa, sekaligus membentuk kader pembangunan yang beriman bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) (Hudiyono, 2012: 4). Kegiatan pramuka ini sangat penting, karena untuk membina kepribadian peserta didikdan untuk menumbuhkan nilai-nilai pendidikan karakter.kegiatan pramuka di SD Negeri 03 Sidigede terbilang maju karena bisa terorganisir dengan baik dari Selain itu SD Negeri 03 Sidigede juga mempunyai prestasi yang membanggakan yang diraih ketika mengikuti beberapa perlombaan.kepramukaan juga bisa berdampak pada kegiatan belajar peserta didik di kelas maupun di luar kelas.di sekolah ini kegiatan pramuka di wajibkan untuk kelas tiga, empat, dan lima. Melalui kegiatan-kegiatan yang menarik sehingga banyak peserta didik yang tertarik mengikuti kepramukaan ini. Melalui kegiatan ini peserta didik juga dibekali untuk selalu disiplin dan tanggung jawab baik dalam hal waktu maupun disiplin dalam belajar. Kegiatan pramuka ini sangat penting, karena untuk membina kepribadian peserta didikdan untuk menumbuhkan nilai-nilai pendidikan karakter.kegiatan pramuka di SD Negeri 03 Sidigede Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara terbilang maju karena bisa terorganisir dengan baik dari Selain itu SD Negeri 03 Sidigede juga mempunyai prestasi yang membanggakan yang diraih ketika mengikuti beberapa perlombaan.kepramukaan juga bisa berdampak pada kegiatan belajar peserta didik di kelas maupun di luar kelas.di sekolah ini kegiatan pramuka di wajibkan untuk kelas tiga, empat, dan lima. Melalui kegiatan-kegiatan yang menarik sehingga banyak peserta didik yang tertarik mengikuti kepramukaan ini. Melalui kegiatan ini peserta didik juga dibekali untuk selalu disiplin dan tanggung jawab baik dalam hal waktu maupun disiplin dalam belajar. Pada SD Negeri 03 Sidigede Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara kemerosotan karakter membuat waktu peserta didik dihabiskan untuk bermain game dan meninggalkan tugas sekolah, menirukan adegan kekerasan yang dilihat dari tayangan televisi, jiwa sosial kurang, sifat individualis tinggi, dan pertengkaran antar peserta didik yang melebihi batas umum pada anak-anak. Menurut Hudiyono (2012: 4) salah satu media pendidikan karakter di sekolah adalah kegiatan pramuka. Dengan demikian melalui kepramukaan ini diharapkan kemerosotan karakter peserta didik dapat teratasi. Kepramukaan dilakukan setiap hari jumat yang diikuti oleh pramuka siaga dan penggalang pada kelas tiga, empat, dan lima. Kepramukaan menjadi ektrakurikuler wajib 450

bagi peserta didik kelas tiga, empat, dan lima. Peserta didik memperoleh pendidikan kepramukaan siaga di mulai dari kelas tiga umur sembilan tahun, padahal usia pramuka siaga umur tujuh sampai sepuluh tahun yang dimulai dari kelas satu SD. Pramuka siaga dan penggalang dibina oleh dua orang pembina pramuka utama yang secara rutin dan suka rela membina pramuka di sekolahan tersebut setiap kali ada latihan pramuka. Guru di sekolah tersebut yang berangkat menjadi pembantu pembina pramuka siaga dan penggalang secara rutin sebanyak tiga orang. Kondisi ini bertolak belakang dengan kewajiban guru untuk melakukan pembimbingan dan pelatihan kepada peserta didik, sedangkan peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik. Kepramukaan di SD berpeluang besar untuk menanamkan pendidikan karakter kepada para peserta didik sejak dini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh guru. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mohamad Ali Rohman Tahun 2014, yang berjudul Implementasi Gerakan Pramuka dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter bagi Siswa MA Futuhiyyah 1 Mranggen Demak. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Arief Tri Wibowo Tahun 2013, yang berjudul Pelaksanaan Pendidikan Nilai Kebangsaan melalui Kegiatan Kepramukaan di SMP Negeri 30 Semarang. Serta penelitian yang dilakukan oleh Afroh Nailil Hikmah, Tahun 2013 yang berjudul Upaya Pembentukan Karakter Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler pramuka di SDIT Salsabila Klaseman Sinduharjo Ngaglik Sleman. Maka peneliti merasa perlu untuk mengkaji nilai-nilai pendidikan karakter dalam kepramukaan. Maka penelitian ini mengambil judul Kajian Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kepramukaan di Sekolah Dasar. Kajian berasal kata kaji yaitu penyelidikan (terhadap sesuatu). Sedangkan kajian yaitu hasil dari mengkaji (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Nilai adalah suatu sifat atau kualitas dari sesuatu, baik benda maupun manusia, yang membuat sesuatu (benda dan manusia) berharga, yang diinginkan atau dikehendaki, yang dicita-citakan, dipuji, dihormati, dicari, diupayakan, oleh hampir semua orang; yang merupakan pemandu dan pengarah hidup manusia (Soegeng, 2013: 4). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan peserta didik, masyarakat, dan bangsa (Undangundang Nomor 20, 2003). Karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakter mulia lain (Mulyasa, 2012: 3). Pendidikan karakter adalah pendidikan nilai (value education), yang bertugas menanamkan (menginternalisasikan, membatinkan) watak, ciri-ciri, dan sifat-sifat positif (Soegeng, 2013: 119). Nilai pendidikan karakter adalah suatu sifat atau kualitas dari pendidikan nilai (value education), yang bertugas menanamkan (menginternalisasikan, membatinkan) watak, ciri-ciri, dan sifat-sifat positif sehingga pendidikan karakter menjadi berharga (Soegeng, 2013). Kepramukaan adalah proses pendidikan yang melengkapi pendidikan di lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga dalam membentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, dengan sasaran akhir pembentukan watak, ahlak, dan budi pekerti luhur (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011: 17). 451

PENDIDIKAN KARAKTER Pendidikan karakter merupakan usaha sadar terencana untuk melaksanakan pola aturan perilaku yang dianggap baik. Pendidikan karakter tidak hanya dilaksanakan oleh peserta didik saja, namun semua warga sekolah ikut melaksanakan pendidikan karakter. KEPRAMUKAAN Pengertian kepramukaan yang disepakati oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menjelaskan bahwa kepramukaan merupakan suatu kegiatan pendidikan yang melengkapi pendidikan formal di sekolah dan pendidikan di dalam keluarga. Kepramukaan dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan untuk membentuk watak dan karakter yang baik bagi peserta didik. NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER Berikut menggambarkan keterkaitan antara nilai, jenjang kelas, dan indikator untuk nilai karakter. Indikator itu bersifat berkembang secara progresif. Berarti, perilaku yang dirumuskan dalam indikator untuk jenjang kelas satu sampai dengan kelas tiga lebih sederhana dibandingkan perilaku untuk jenjang kelas empat sampai dengan kelas enam. Tabel 2 Keterkaitan Nilai dan Indikator untuk Sekolah Dasar No. Indikator Nilai a. Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai Kelas 1-3 Kelas 4-6 Mengenal dan mensyukuri tubuh dan bagiannya sebagai ciptaan Tuhan melalui cara merawatnya dengan baik. Mengagumi kebesaran Tuhan karena kelahirannya di dunia dan hormat kepada orang tua. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai jenis bahasa dan suku bangsa. Senang mengikuti aturan kelas dan sekolah untuk kepentingan hidup bersama. Senang bergaul dengan teman sekelas dan satu sekolah dengan berbagai perbedaan yang telah diciptakan-nya. Tidak meniru jawaban teman (menyontek) ketika ulangan ataupun mengerjakan tugas di kelas. Menjawab pertanyaan guru tentang sesuatu berdasarkan Mengagumi sistem dan cara kerja organ-organ tubuh manusia yang sempurna dan sinkronisasi fungsi organ. Bersyukur kepada Tuhan karena memiliki keluarga yang menyayangi. Merasakan kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai keteraturan dalam berbahasa. Merasakan manfaat aturan kelas dan sekolah sebagai keperluan untuk hidup bersama. Memantu teman yang memerlukan bantuan sebagai suatu ibadah atau kebajikan. Tidak meniru pekerjaan temannya dalam mengerjakan tugas di rumah. Mengatakan dengan sesungguhnya sesuatu 452

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataa, tindakan dan pekerjaan. c. Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda. d. Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. e. Keja keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi yang diketahui. Mau bercerita tentang kesulitan dirinya dalam berteman. Menceritakan suatu kejadian berdasarkan sesuatu yang diketahui. Mau menyatakan tentang ketidaknyaman suasana belajar di kelas. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah. Mau bertegur sapa dengan teman yang berbeda pendapat. Membantu teman yang mengalami kesulitan walaupun berbeda dalam agama, suku,dan etnis. Menerima pendapat teman yang berbeda dari pendapat diri. Datang ke sekolah dan masuk kelas pada waktu. Melaksanakan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawab. yang telah terjadi atau yang dialami. Mau bercerita tentang kesulitan menerima pendapat teman. Mengemukakan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakini. Mengemukakan ketidaknyaman dirinya dalam belajar di Menjaga hak teman yang berbeda agama untuk melaksanakan ajaran agama. Menghargai pendapat yang berbeda sebagai sesuatu yang alami dan insani. Bekerja sama dengan teman yang berbeda agama, suku, dan etnis dalam kegiatan-kegiatan kelas dan Bersahabat dengan teman yang berbeda pendapat. Menyelesaikan tugas pada waktu. Saling menjaga dengan teman agar semua tugastugas terlaksana dengan baik. Duduk pada tempat yang Selalu mengajak teman telah ditetapkan. menjaga ketertiban kelas. Menaati peraturan sekolah Mengingatkan teman yang dan kelas. melanggar peraturan dengan kata-kata sopan dan tidak menyinggung. Berpakaian rapi. Berpakaian sopan dan rapi. Mematuhi aturan permainan. Mengerjakan semua tugas kelas dengan sungguhsungguh. Mencari informasi dari sumber di luar buku pelajaran. Mematuhi aturan Mengerjakan tugas dengan teliti dan rapi. Mencari informasi dari sumber-sumber di luar 453

berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. f. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan sesuatu yang telah dimiliki. g. Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. h. Demokratis: cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Menyelesaikan PR pada waktu yang tepat. Menggunakan sebagian besar waktu di kelas untuk belajar. Mencatat dengan sungguhsungguh sesuatu yang ditugaskan guru. Membuat suatu karya dari bahan yang tersedia di kelas. Mengusulkan suatu kegiatan baru di kelas. Menyatakan perasaannya dalam gambar, seni, bentukbentuk komunikasi lisan dan tulis. Melakukan tindakantindakan untuk membuat kelas menjadi sesuatu yang nyaman. Melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung jawab. Mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan teman. Menerima ketua kelas terpilih berdasarkan suara terbanyak. Memberikan suara dalam pemilihan di kelas dan Mengemukakan pikiran tentang teman-teman sekelas. Ikut membantu melaksanakan program ketua kelas. Menerima arahan dari ketua kelas, ketua kelompok Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktu yang tepat. Fokus pada tugas-tugas yang diberikan guru di kelas. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan didengar untuk kegiatan kelas. Membuat berbagai kalimat baru dari sebuah kata. Bertanya tentang sesuatu yang berkenaan dengan pelajaran tetapi di luar cakupan materi pelajaran. Membuat karya tulis tentang hal baru tapi terkait dengan materi pelajaran. Melakukan penghijauan atau penyegaran halaman Mencari sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah tanpa bantuan pustakawan Mengerjakan PR tanpa meniru pekerjaan teman. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman. Menerima kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas. Mengemukakan pendapat tentang teman yang jadi pemimpinnya. Memberi kesempatan kepada teman yang menjadi pemimpinnya untuk bekerja. Melaksanakan kegiatan yang dirancang oleh 454

i. Rasa ingin tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. j. Semangat kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. k. Cinta tanah air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, belajar, dan OSIS. teman yang menjadi pemimpin. Bertanya kepada guru dan Bertanya atau membaca teman tentang materi sumber di luar buku teks pelajaran. tentang materi yang Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi. Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari radio atau televisi. Bertanya tentang berbagai peristiwa yang dibaca dari media cetak. Turut serta dalam upacara peringatah hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan. Menggunakan bahasa Indonesia ketika ada teman dari suku lain. Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagulagu wajib. Mengagumi banyaknya keragaman bahasa di Mengakui persamaan hak dan kewajiban snatara dirinya dan teman sebangsa dari suku, etnis, budaya lain. Membaca buku-buku mengenai suku bangsa dan etnis yang berjuang bersama dalam mempertahankan kemerdekaan. Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah terkait dengan pelajaran. Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi. Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial, budaya, ekonomi, politik, teknologi yang baru didengar. Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas. Turut serta dalam panitia peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan. Menggunakan bahasa Indonesia ketika berbicara di kelas. Menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Menyukai berbagai upacara adat di nusantara. Bekerja sama dengan teman dari suku, etnis, budaya lain berdasarkan persamaan hak dan kewajiban. Menyadari bahwa setiap perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan bersama oleh berbagai suku, etnis yang ada di Mengagumi posisi geografis wilayah Indonesia dalam perhubungan laut dan udara dengan negara lain. Menyenangi keragaman Mengagumi kekayaan 455

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. l. Menghargai prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. m. Bersahabat/ komunikatif: tindakan yang memperlihatkan budaya dan seni di Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Mengagumi keragaman hasil-hasil pertanian, perikanan, flora, dan fauna Mengagumi kekayaan hutan Mengagumi laut serta perannya dalam kehidupan bangsa Hormat kepada sesuatu yang sudah dilakukan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lain. Menceritakan prestasi yang dicapai orang tua. budaya dan seni di Mengagumi keragaman suku, etnis, dan bahasa sebagai keunggulan yang hadir di wilayah negara Mengagumi sumbangan produk pertanian, perikanan, flora, dan fauna Indonesia bagi dunia. Mengagumi peran hutan Indonesia bagi dunia. Mengagumi peran laut dan hasil laut Indonesia bagi bangsa-bangsa di dunia. Rajin belajar untuk berprestasi tinggi. Berlatih keras untuk menjadi pemenang dalam berbagai kegiatan olah raga dan kesenian di Menghargai kerja keras guru, kepala sekolah, dan personalia lain. Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaikbaiknya. Berlatih keras untuk berprestasi dalam olah raga dan kesenian. Menghargai upaya orang tua untuk mengembangkan berbagai potensi dirinya melalui pendidikan dan kegiatan lain. Menghargai hasil kerja Menghargai hasil kerja pemimpin di masyarakat pemimpin dalam sekitar. mensejahterakan masyarakat dan bangsa. Menghargai tradisi dan hasil Menghargai temuantemuan karya masyarakat di sekitar. yang telah dihasilkan manusia dalam bidang ilmu, teknologi, sosial, budaya, dan seni. Bekerja sama dalam Memberikan pendapat kelompok di kelas. dalamkerja kelompok di kelas. Berbicara dengan teman Memberi dan 456

rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. n. Cinta damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. o. Gemar membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. p. Peduli sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. q. Peduli lingkungan: sikap dan sekelas. Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat. Bergaul dengan teman lain kelas. Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalian sekolah lain. Tidak menggunakan kekuatan fisik dalam berselisih dengan teman. Berbicara dengan kata-kata yang tidak mengundang amarah teman. Tidak mengambil barang teman. Mengucapkan salam atau selamat pagi/siang/sore ketika bertemu teman untuk pertama kali pada hari itu. Membaca buku atau tulisan yang diwajibkan guru. Membaca buku-buku cerita yang ada di perpustakaan Membaca koran atau majalah dinding. Membaca buku yang ada di rumah tentang flora, fauna, dan alam. mendengarkan pendapat dalam diskusi kelas. Aktif dalam kegiata sosial dan budaya kelas. Aktif dalam kegiatan organisasi di Aktif dalam kegiatan sosial dan budaya Berbicara dengan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lain. Mendamaikan teman yang sedang berselisih. Menggunakan kata-kata yang menyejukkan emosi teman yang sedang marah. Ikut menjaga keamanan barang-barang di kelas. Menjaga keselamatan teman di kelas/sekolah dari perbuatan jahil yang merusak. Membaca buku dan tulisan yang terkait dengan mata pelajaran. Mencari bahan bacaan dari perpustakaan daerah. Membaca buku novel dan cerita pendek. Membaca buku atau tulisan tentang alam, sosial, budaya, seni, dan teknologi. Membagi makanan dengan Mengunjungi rumah teman. yatim dan orang jompo. Berterima kasih kepada Menghormati petugaspetugas petugas kebersihan Meminjamkan alat kepada Membantu teman yang teman yang tidak membawa sedang memerlukan atau tidak punya. bantuan. Mengumpulkan uang dan Menyumbang darah barang untuk korban untuk PMI. bencana alam. Buang air besar dan air kecil Membersihkan WC. di WC. Membuang sampah di Membersihkan tempat 457

tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. tempatnya. sampah. Membersihkan halaman Membersihkan lingkungan Tidak memetik bunga di taman Memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman. Tidak menginjak rumput di taman Ikut memelihara taman di halaman Menjaga kebersihan rumah. Ikut dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan. Sumber: (Daryanto, 2013:144) HASIL DATA DAN PEMBAHASAN SD Negeri 03 Sidigede tidak hanya ingin memajukan peserta didik dari segi prestasi akademik saja, namun SD tersebut ingin menyeimbangkan antara prestasi akademik dan karakter peserta didik. Hal ini terlihat dari visi dan misi yang ada di sekolah tersebut. Visi SD Negeri 03 Sidigede yaitu terwujudnya siswa yang cerdas, terampil, beriman, dan bertaqwa. Sedangkan misi sekolah antara lain sebagai berikut: 1) melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien, 2) membimbing keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, 3) melatih untuk hidup sesuai dengan agamanya, 4) mengembangkan semangat cinta tanah air, dan 5) mengembangkan adab sopan santun dan berbudi luhur. Hasil Observasi Persentase Rata-rata Nilai Karakter No. Tanggal Persentase 1 6 Februari 2015 58,02% 2 13 Februari 2015 61,72% 3 20 Februari 2015 71,60% 4 27 Februari 2015 85,18% Hasil Persentase Rata-rata Angket untuk Pramuka No. Tingkat Kelas Persentase 1 Pramuka siaga Tiga 90% 2 Pramuka siaga Empat 98% 3 Pramuka penggalang Lima 91% Hasil Persentase Rata-rata Angket untuk Pembina No. Tingkat Persentase 1 Pembina Siaga 80% 2 Pembantu pembina siaga 60% 3 Pembina penggalang 70% 4 Pembantu pembina penggalang I 70% 5 Pembantu pembina penggalang I 70% Wawancara kepada pembina dan pembantu pembina banyak contoh nilai-nilai pendidikan karakter dalam kepramukaan antara lain sebagai berikut: 1. Karakter religius : menurut Ibu Latsmi pembiasaan berdoa dalam setiap kegiatan di dalam maupun di luar kelas dan membaca ayat-ayat pendek sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran. 458

2. Karakter jujur : menurut Bapak Panggih siapapun yang salah dalam tepuk pramuka harus mendapat hukuman bernyanyi. Siapapun yang terlambat dalam baris-berbaris dan datang terlambat saat kegiatan pramuka harus berani mengakui kesalahan. 3. Karakter toleransi : menurut Ibu Kori ah tugas kelompok saat kepramukaan dapat membiasakan peserta didik untuk memiliki kecakapan toleransi dan mengasah peserta didik untuk bekerja sama dengan peserta didik lain. 4. Karakter disiplin : ketepatan waktu saat upacara dan menaati perintah saat kegiatan baris-berbaris. 5. Karakter kerja keras : menurut Ibu Dina saat kegiatan pramuka membuat tenda. 6. Karakter kreatif : menurut Bapak Panut kemampuan peserta didik dalam membuat yelyel dan memanfaatkan lahan kosong di area sekolah untuk ditanami tanaman buah. 7. Karakter mandiri : menurut Ibu Latsmi saat peserta didik mengerjakan tugas pribadi sendiri. 8. Karakter demokratis : menurut Bapak Panggih sikap peserta didik dalam menerima pendapat peserta didik lain yang berbeda pendapat. 9. Karakter rasa ingin tahu : menurut Ibu Kori ah saat peserta didik bertanya tentang halhal baru yang dipelajarai saat kepramukaan. 10. Karakter semangat kebangsaan : menurut Ibu Dina saat peserta didik menyanyikan lagu kebangsaan. 11. Karakter cinta tanah air : menurut Bapak Panut saat peserta didik menggunakan kerajian daerah lokal seperti rotan, anyaman bambu, dan mainan tradisional. 12. Karakter menghargai prestasi : menurut Ibu Lastmi saat peserta didik memberikan tepuk tangan dan semangat atas keberhasilan tim yang menang dalam perlombaan. 13. Karakter bersahabat : menurut Bapak Panggih saat peserta didik belajar menghargai orang yang berbicara dan sikap tolong menolong. 14. Karakter cinta damai : menurut Ibu Kori ah saat peserta didik antri dalam menggunakan fasilitas 15. Karakter gemar membaca : Menurut Ibu Dina tercermin dari wawasan peserta didik tentang buku yang diminati. 16. Karakter peduli social : menurut Bapak Panut saat peserta didik saling tolong menolong antar sesama anggota kelompok. 17. Karakter peduli lingkungan : menurut Ibu Lastmi saat peserta didik menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan Dokumentasi berasal dari daftar kehadiran peserta didik, sejarah sekolah, visi misi sekolah, catatan hasil wawancara, dan foto. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 03 Sidigede Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara dapat diketahui bahwa hasil observasi kepramukaan yang pertama penelitian kenampakan nilai-nilai karakter kurang baik (58, 02%). Namun, keadaan semakin membaik pada minggu-minggu berikutnya yaitu dengan rata-rata kriteria baik sebanyak (61, 72%) pada minggu kedua, (71, 60%) pada minggu ketiga, dan (85, 18%) pada minggu keempat. Hal ini disebabkan karena pembina dan pembantu pembina memberikan motivasi yang membangun, pembiasaan nilai-nilai karakter yang dimulai dari pembina dan pembantu pembina, dan permainan yang membangun karakter peserta didik. Sehingga peserta didik yang mengikuti kepramukaan sedikit demi sedikit dapat berdampak positif dalam pembentukan karakter yang baik pada siswa. Hasil penelitian yang diperoleh melalui lembar angket merupakan hasil yang digunakan untuk mengetahui manfaat peserta didik mengikuti kepramukaan dan nilai-nilai karakter yang dimiliki peserta. Sehingga rata-rata hasil angket siswa tentang manfaat dan 459

nilai-nilai karakter dalam kepramukaan di SD tersebut antara lain sebagai berikut: 1) kelas tiga dalam kategori sangat baik (90%), 2) kelas empat dalam kategori sangat baik (98%), dan kelas lima dalam kategori sangat baik (91%). Sedangkan untuk rata-rata hasil perhitungan angket guru termasuk dalam kategori baik (70%). Pembina dan pembantu pembina menuturkan bahwa peserta didik memiliki nilai-nilai karakter yang tertanam dan tampak pada kegiatan peserta didik sehari-hari, meskipun terkadang masih ada peserta didik yang berlaku tidak sopan tetapi pembina dan pembantu pembina tetap sabar dalam berbakti dan mengabdi pada gerakan pramuka. Alasan pembina dan pembantu pembina sabar dalam menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik yaitu keyakinan bahwa setiap perilaku peserta didik yang menyimpang dapat diubah melalui pembiasaan perilaku yang baik. Kehadiran peserta didik rata-rata dalam kategori baik, ini terlihat dari kehadiran peserta didik yang lebih dari 80%. Kepramukaan di SD ikut berperan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter sehingga berdampak positif pada prestasi dan kepribadian peserta didik. Hasil wawancara pembina, pembantu pembina, dan pramuka memberikan bertujuan untuk memperoleh deskripsi data yang mendetail tentang kajian nilai-nilai pendidikan karakter dalam kepramukaan di SD. Pembina dan pembantu pembina selalu mengajarkan nilai-nilai pendidikan karakter agar peserta didik dapat terbiasa berperilku baik. Setiap peserta didik memilki karakter yang berbeda-beda sehingga pembina dan pembantu pembina mempunyai penanganan khusus pada peserta didik. Dokumntasi menyangkut foto dan berkas-berkas yang berhubungan dengan nilainilai pendidikan karakter. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak terdapatmanfaat dan nilai karakter dalam kepramukan di SD. Nilai-nilai karakter tersebut terwujud melalui pembiasaan-pembiasan dalam kepramukaan. Pembiasaan ini bisa melalui contoh, aturan, tugas kelompok dan permainan yang mendidik bagi peserta didik. SARAN Penanaman karakter tidak hanya dapat dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran formal saja. Tetapi pendidikan karakter dapat dikembangkan guru melalui pendidikan yang bersifat pengembangan bagi peserta didik. Sehingga prestasi akademik dan kepribadian peserta didik seimbang. Standar minimum pembina dan pembantu pembina pramuka harus dapat dipenuhi dengan baik melalui pengabdian guru. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Rulam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Aqib, Zainal. 2012. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya. Daryanto. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Hikmah, Afroh Nailil. 2013. Upaya Pembentukan Karakter Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDIT Salsabila Klaseman Sinduharjo Ngaglik Sleman. Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Handoko, Hanwar Priyo. 2013. Pendidikan Kepramukaan bagi Anak Tuna Laras. Yogyakarta: The Phinisi Press Yogyakarta. 460

Hudiyono.2012. Membangun Karakter Siswa melalui Profesionalisme Guru dan Gerakan Pramuka. Jakarta: Erlangga. KBBI (Ed). t.t. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengertian Kajian (online). http://kamusbahasaindonesia.org. Diakses pada tanggal 27 Desember 2014 pukul 15.00 WIB. Kementrian Pendidikan Nasional (Ed).2010.Prinsip Pendidikan Karakter (online). http://40302241.siap-com/2013/08/08/prinsip-pendidikan-karakter/. Diakses pada tanggal 27 Desember 2014 pukul 15.06 WIB. Kesuma, Dharma. 2012. Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya offset. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. 2011. Bahan Serahan Kursus Pembina Pramuka Tingkat Dasar. Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara. Muslich, Masnur.2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. Noor, Rohinah. 2012. Mengembangkan Karakter Anak secara Efektif di Sekolah dan di Rumah. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri. Rohman, Mohamad Ali. 2014. Implementasi Gerakan Pramuka dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter bagi Siswa MA Futuhiyyah 1 Mranggen Demak.Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang: Universitas PGRI Semarang. Sinar Grafika. 2006. Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: PT Sinar Grafika... 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Sinar Grafika.. 2010. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional. Jakarta: PT Sinar Grafika. Soegeng et.al. 2013. Landasan Pendidikan Karakter. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press.. 2006. Dasar-dasar Penelitian. Semarang: IKIP PGRI SEMARANG PRESS. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cetakan ke-17. Bandung : Alfabeta.. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cetakan ke-19. Bandung : Alfabeta. Team DAP. t.t. Buku Pintar Pramuka. Jakarta: DAP Jakarta. 461