LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH AKADEMIS PENENTUAN HARI JADI DAN LAMBANG KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Riverside Resort Hotel di Cijulang, Kabupaten Pangandaran 1

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

TINJAUAN UMUM WILAYAH PANGANDARAN DAN SEKITARNYA

POTENSI SITUS GILIMANUK SEBAGAI OBJEK WISATA SEJARAH DI KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA SKRIPSI. Oleh. Fera Dwi Yanti NIM

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 1999 SERI D NO. 7

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

MUSEUM SANGIRAN: HISTORISITAS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH SKRIPSI. Oleh SIGIT DWIYANTORO NIM

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

MEMBANGUN KONSEP MODAL MANUSIA YANG BERPERAN BAGI KINERJA USAHA

BAB I PERDAHULUAB. dilihat dari jumlah.wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia tiap tahunnya tidak kurang

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

PAKET FULLBOARD PANGANDARAN 2D3N

POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN AKHIR PENELITIAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

PROGRAM. Ketua. Anggota Tim

PEMANFAATAN SITUS CANDI JABUNG SEBAGAI OBJEK WISATA SEJARAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN SKRIPSI. Oleh

POTENSI CANDI JAWI SEBAGAI OBYEK PARIWISATA SEJARAH DI KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI. Oleh. I Made Puja Laksana NIM

EKSISTENSI KESENIAN TRADISIONAL TARI TOPENG GETAK KALIWUNGU DI KECAMATAN TEMPEH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN LAMONGAN

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

ANALISIS POTENSI WISATA KABUPATEN KUDUS DENGAN PENYAJIAN PETA BERBASIS WEB

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Abstrak... Halaman Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel...

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

2015 ANALISIS GEOGRAFIS KELAYAKAN SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA BERBASIS EKOWISATA

PEDOMAN 1 PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN/ PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (ARAH DAN FOKUS KEGIATAN PKM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman penuh tamasya sekarang ini, banyak warga Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 458 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2002 KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU DI TELUK KELABAT B U P A T I B A N G K A,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR LAMPIRAN...xii. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

PERANAN KANTOR PARIWISATA KABUPATEN JEMBER DALAM MENSUKSESKAN ACARA PERMAINAN TRADISIONAL ANAK NUSANTARA LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...iii. UCAPAN TERIMA KASIH...iv. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR...xiii BAB I : PENDAHULUAN...

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIS DAERAH ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI MURI MUHAERIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Landasan Teori Kerangka Pemikiran...

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

PERAN BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA (BPCB) KOORDINATOR WILAYAH JEMBER DALAM PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DI KABUPATEN JEMBER

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN WISATA ALAM TELAGA CLAKET DAN AGROWISATA DI DESA SENDANG IJO, KECAMATAN SELOGIRI, KABUPATEN WONOGIRI

KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015 POLA PEWARISAN NILAI DAN NORMA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI PENELUSURAN POTENSI SEJARAH, BUDAYA, DAN PARIWISATA DI KABUPATEN PANGANDARAN (sebagai Dasar Pengembangan Kebijakan) Tahun ke-1 dari rencana 2 tahun Ketua: Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, M.S. NIDN: 0009095402 Anggota: Dr. Undang Ahmad Darsa, M.Hum. NIDN: 0019106203 Sesuai dengan Keputusan a.n Rektor, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unpad tentang Penetapan Pelaksanaan Penugasan Skema Unggulan Perguruan Tinggi Nomor : 19/UN6.R/PL/2014 tanggal 17 Januari 2014 UNIVERSITAS PADJADJARAN OKTOBER, 2014

HALAMAN PENGESAHAN Judul : Penelusuran Potensi Sejarah, Budaya, dan Pariwisata di Kabupaten Pangandaran (Sebagai Dasar Pengembangan Kebijakan) Peneliti / Pelaksana Nama Lengkap : NINA HERLINA NIDN : 0009095402 Jabatan Fungsional : Guru Besar Program Studi : Ilmu Sejarah Nomor HP : 08157002237 Alamat surel (e-mail) : ninaherlinalubis@gmail.com Anggota (1) Nama Lengkap : UNDANG AHMAD DARSA NIDN : 0019106203 Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran Institusi Mitra (jika ada) Nama Institusi Mitra : - Alamat : - Penanggung Jawab : - Tahun Pelaksanaan : Tahun ke-1 dari rencana 2 tahun Biaya Tahun Berjalan : Rp 66.950.000,00 Biaya Keseluruhan : Rp 150.000.000,00 Bandung, 30 Oktober 2014

RINGKASAN Kabupaten Pangandaran baru berusia dua tahun karena kabupaten ini disahkan pendiriannya pada 25 Oktober 2012. Akan tetapi, tidak berarti bahwa segalanya yang berkaitan dengan Kabupaten Pangandaran serba baru dan berawal sejak dua tahun yang lalu. Meskipun kabupaten ini berusia masih sangat muda namun, dalam banyak hal, mempunyai latar belakang dan perjalanan sejarah yang panjang. Setidaknya kabupaten ini mempunyai tiga potensi besar yang kemanfaatnya akan makin besar dirasakan masyarakt manakala potensi-potensi itu diaktualkan dalam berbagai bentuk. Ketiga potensi itu adalah sejarah, pariwisata, dan budaya. Kabupaten Pangandaran mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang. Penilaian ini didasarkan pada temuan data arkeologis di wilayah geografis kabupaten ini. Hingga saat ini, tinggalan arkeologis tertua yang ditemukan adalah situs Pananjung atau dikenal juga dengan sebutan Situs Batu Kalde. Artefak dan fitur yang tampak di permukaan adalah yoni, nandi, dan batu bulat beralaskan padma. Dari artefak dan fitur yang tersisa itu, candi Pananjung merupakan sebuah percandian yang luasnya melebihi yang tampak sekarang. Berdasarkan tradisi lisan, sementara ini, diduga bahwa kerajaan yang mempunyai otoritas di wilayah itu adalah Kerajaan Pananjung. Kerajaan ini berdiri sekira abad ke-15/16 Masehi. Adapun agama kerajaan yang dianut adalah agama Hindu. Potensi kedua adalah pariwisata. Banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan di Kabupaten Pangandaran. Beberapa di antaranya adalah wisata iii

alam, wisata ziarah, dan wisata budaya. Wisata alam yang ada di Kabupaten Pangandaran adalah wisata bahari, wisata sungai, dan wisata gunung. Memang, sementara ini wisata di Kabupaten Pangandaran sering diidentikkan dengan wisata bahari atau wisata pantai. Secara perlahan, wisata sungai dan wisata gunung mulai berkembang juga. Akan tetapi, kata kunci untuk kesuksesan wisata bahari dan wisata-wisata lainnya adalah manajemen atau pengelolaan yang profesional. Mengenai profesionalisme ini tampaknya di Kabupaten Pangandaran perlu ditingkatkan. Mengait dengan profesionalisme ini adalah peningkatan prasarana dan sarana penunjang yang mesti terus dikembangkan sejalan dengan tuntutan masyarakat pengunjung. Ketiga adalah potensi budaya. Kabupaten Pangandaran termasuk kabupaten yang mempunyai banyak kekayaan budaya. Setidaknya terdapat empat kategori kekayaan budaya, yaitu upacara ritual, kesenian, permainan anak-anak, dan naskah. Upacara ritual yang ada dan berkembang adalah upacara hajat laut dan hajat leuweung. Kegiatan kesenian rakyat meliputi kesenian ronggeng gunung, amen, kuda lumping (ebeg), rengkong, gondang, sintren, dan badud. Atraksi permainan anak-anak meliputi lipron bagi (ucing sumput), ucing jongbal, sapintrong, gobag sodor, garik awi, dam-daman. Terakhir adalah tradisi naskah. iv

PRAKATA Puji syukur, kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan kegiatan penelitian yang hasilnya terangkum dalam laporan tahunan ini. Penelitian yang berjudul Penelusuran Potensi Sejarah, Budaya, dan Pariwisata di Kabupaten Pangandaran (Sebagai Dasar Pengembangan Kebijakan) ini bertujuan hendak mendeskripsikan Potensi Sejarah, Budaya, dan Pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Pangandaran. Hasil pendeskripsian ini diharapkan akan menjadi dasar pertimbangan para pemangku kebijakan bagi pengembangan kebijakan sehingga proses pembangunan di kabupaten baru tersebut tidak hanya berorientasi pada pembangunan fisik semata, melainkan juga pembangunan non-fisik. Penelitian ini dapat dilakukan karena adanya bantuan dana dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui skema Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT). Skema penelitian ini merupakan salah satu bentuk penelitian desentralisasi yang dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakatan (LPPM), Universitas Padjadjaran. Sehubungan dengan itu, kami ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Gandjar Kurnia, DEA, selaku Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Wawan Hermawan, selaku Ketua LPPM Universitas Padjadjaran, dan Yuyu Yohana Risagarniwa, Ph.D., M.Ed. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran yang telah memfasilitasi dan menyetujui penelitian ini sehingga dapat dilaksanakan dan dituntaskan tepat waktu. v

Ucapan terima kasih pun kami sampaikan kepada aparat Pemerintahan Kabupaten Pangandaran yang telah menerima kami ketika berkunjung ke Kabupaten Pangandaran dan memberikan berbagai sumber yang kami butuhkan. Demikian juga kepada Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran, kami ucapkan terima kasih karena telah memberikan berbagai informasi mengenai proses pembentukan Kabupaten Pangandaran dan kondisi sekarang pasca-pembentukan kabupaten tersebut. Ucapan yang sama, kami ucapkan juga kepada para budyawan, seniman, dan narasumber di berbagai situs tinggalan budaya yang telah memberikan informasi yang begitu berharga untuk keperluan penelitian ini. Kepada para pustakawan dan arsiparis, kami ucapkan juga terima kasih karena telah membantu kami dalam penelusuran dan pengumpulan sumber literatur. Bantuan tersebut sangat membantu kami sehingga studi kepustakaan yang kami lakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kepada pihak-pihak terkait, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, kami ucapkan juga terima kasih atas bantuannya sehingga kegiatan penelitian ini berjalan relatif lancar. Terakhir, mudah-mudahan laporan akhir penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai hasil yang akan diperoleh dalam peneltian ini. Semoga, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, manakala laporannya telah terbit menjadi sebuah buku. Amin. Bandung, Oktober 2014 Tim Peneliti vi

DAFTAR ISI RINGKASAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR FOTO... vi DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Permasalahan... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN... 6 BAB IV METODE PENELITIAN... 7 BAB V POTENSI WISATA SEJARAH, BUDAYA, TRADISI LISAN, DAN SOSIAL-EKONOMI KABUPATEN PANGANDARAN... 9 5.1 Wisata Sejarah dan Budaya... 9 A. Kawasan Konservasi Pangandaran... 9 B. Wisata Ziarah... 24 C. Wisata Budaya... 31 5.2 Tradisi Tulis di Kabupaten Pangandaran... 70 A. Naskah sebagai Warisan Budaya... 70 B. Deskripsi Naskah Milik Masyarakat Pangandaran... 72 C. Deskripsi Naskah yang Menyinggung Pangandaran... 89 D. Naskah dan Benda Lainnya... 106 5.3 Pembentukan dan Potensi Sosial-Ekonomi Kabupaten Pangandaran... 114 A. Latar Belakang dan Proses Pembentukan vii

Kabupaten Pangandaran... 114 B. Potensi Sosial-Ekonomi Kabupaten Pangandaran... 132 1. Kependudukan... 132 2. Potensi Wisata Alam... 142 3. Potensi Ekonomi... 154 5.4 Analisis Potensi Kabupaten Pangandaran... 162 BAB VI RENCANA TAHAP BERIKUTNYA... 166 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 168 DAFTAR SUMBER... 172 LAMPIRAN... 175 viii

DAFTAR FOTO Foto 1 : Situasi Kompleks Situs Pananjung... 11 Foto 2 : Yoni di Situs Pananjung... 12 Foto 3 : Arca Nandi di Situs Pananjung... 12 Foto 4 : Struktur Batu (Makam Bajak Laut) di Situs Pananjung... 12 Foto 5 : Situasi Luar dan Dalam Gua Panggung... 13 Foto 6 : Makam Syech Ahmad dan Syech Muhammad di Pintu Masuk Gua Parat... 14 Foto 7 : Situasi di Dalam Gua Parat... 15 Foto 8 : Stalaknit dan Stalaktit di Dalam Gua Lanang... 16 Foto 9 : Pintu Keluar Gua Lanang... 17 Foto 10 : Pintu Masuk Gua Jepang... 18 Foto 11 : Lorong di Dalam Gua Jepang... 18 Foto 12 : Cirengganis di Kompleks Cagar Alam Pananjung... 19 Foto 13 : Area Penggembalaan Banteng... 20 Foto 14 : Bekas Menara Pemantauan di Area Penggembalaan Banteng... 21 Foto 15 : Suasana Pantai Timur Tempat Penyelengaraan Ritual Hajat Laut... 22 Foto 16 : Bangunan Tempat Sumur Bandung Bikang Berada... 25 Foto 17 : Sumur Bandung Jalu Tanpa Bangunan... 25 Foto 18 : Situasi Lingkungan Sekitar Makam Wareng Wiru... 26 Foto 19 : Susunan Batu yang dipercaya sebagai Makam Wareng Wiru... 27 Foto 20 : Gapura dan Lingkungan di Kompleks Makam Sembah Agung... 28 Foto 21 : Empat Makam di Kompleks Makam Sembah Agung... 28 Foto 22 : Patilasan Batara Guru/Batu Tumpeng... 29 Foto 23 : Foto-Foto Makam Batu Hiu... 30 Foto 24 : Ritual Hajat Leuweung... 32 Foto 25 : Alat Musik Ronggeng Gunung... 38 Foto 26 : Nayaga Ronggeng Gunung... 38 Foto 27 : Unsur Tarian dalam Ronggeng Gunung... 40 Foto 28 : Alat Musik dalam Pertunjukan Ronggeng Amen... 42 Foto 29 : Pertunjukan Ronggeng Amen... 43 Foto 30 : Pertunjukan Seni Ebeg... 45 Foto 31 : Permainan Baren... 61 Foto 32 : Permainan Lipron Bagii atau Ucing Sumput... 64 Foto 33 : Ilustrasi Permainan Ucing Jongbal... 62 Foto 34 : Permainan Simse... 65 Foto 35 : Permainan Sapintrong... 66 ix

Foto 36 : Permainan Gobag Sodor... 67 Foto 37 : Permainan Gartrik Awi... 68 Foto 38 : Permainan Dam-Daman... 69 Foto 39 : Wawancara Tim Peneliti dengan Ma Icih, Pemilik Naskah (Salinan)... 71 Foto 40 : Naskah Sulanjana... 73 Foto 41 : Naskah Wawacan Suryaningrat... 75 Foto 42 : Naskah Jaka Bayawak... 77 Foto 43 : Naskah Mpu Gandring... 79 Foto 44 : Naskah Ogin... 80 Foto 45 : Naskah Lutung Kasarung... 82 Foto 46 : Naskah Sawer Mbah (Buhun)... 83 Foto 47 : Naskah Bubuka Tembang... 85 Foto 48 : Naskah Sawer Bubuka... 86 Foto 49 : Wawancara Tim Peneliti dengan Tatang Permana alias Abah Kundil (Kuncen Sumur Bandung, Cijulang, Pangandaran... 87 Foto 50 : Naskah Purwaning Jagat... 89 Foto 51 : Naskah Purwaning Jagat... 90 Foto 52 : Benda-Benda Bersejarah dan Naskah dalam Lontar... 107 Foto 53 : Tim Peneliti Melakukan Wawancara dengan Ketua Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran... 117 Foto 54 : H. Supratman, B.Sc. Ketua Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran... 116 Foto 55 : Suasana Deklarasi Pembentukan Kabupaten Ciamis Selatan (Pangandaran)... 121 Foto 56 : Ketua Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran dan Anggota DPR RI berbaur dengan Rakyat... 122 Foto 57 : Peta Kabupaten Pangandaran sebagai Rekomendasi Tim Pengkaji dari Bappeda Jabar dan LPPM Unpad... 123 Foto 58 : Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jawa Barat Pembahasan Penekaran Kabupaten Ciamis... 125 Foto 59 : Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran Menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jawa Barat Pembahasan Pemekaran Kabupaten Ciamis... 125 Foto 60 : Kunjungan Kerja DPR RI ke Parigi dalam Rangka Pembentukan Kabupaten Pangandaran... 126 Foto 61 : Presidium berfoto bersama dengan Pimpinan Komisi II DPR RI setelah Penyerahan Dokumen Rencana Pembentukan Kabupaten Pangandaran... 128 Foto 62 : Peta Wilayah Kabupaten Pangandaran Berdasarkan UU No. 21 x

Tahun 2012 Tentang Pembentukan Kabupaten Pangandaran... 130 Foto 63 : Pusat Pemerintahan Kabupaten Pangandaran di Kecamatan Parigi... 131 Foto 64 : Pelaksana Tugas(Plt.) Bupati dan Sekretaris Daerah Kabupaten Pangandaran... 132 Foto 65 : SMPN 1 Pangandaran... 138 Foto 66 : SMAN 1 Parigi... 138 Foto 67 : SMK Putra Pangandaran... 139 Foto 68 : Pasar Pananjung di Kecamatan Pangandaran... 142 Foto 69 : Pasar Wisata di Pantai Pangandaran... 142 Foto 70 : Suasana Pantai Timur (Pananjung)... 144 Foto 71 : Menikmati Sunrise di Pantai Timur (Pananjung)... 144 Foto 72 : Suasana Pantai Barat (Pananjung)... 145 Foto 73 : Suasana Pantai Pasir Putih (Pananjung)... 145 Foto 74 : Pantai Batu Karas, Cijulang... 146 Foto 75 : Pantai Karang Nini... 146 Foto 76 : Pelabuhan Pantai Majingklak... 147 Foto 77 : Salah Satu Goa di Kawasan Cagar Alam Pananjung... 148 Foto 78 : Situasi di Dalam Goa di Kawasan Cagar Alam Pananjung... 149 Foto 79 : Situasi di Sekitar Objek Wisata Green Canyon, Cijulang... 149 Foto 80 : Objek Wisata Green Canyon, Cijulang... 150 Foto 81 : Hotel Menara Laut di Kawasan Pantai Barat Pangandaran... 151 Foto 82 : Hotel Bumi Nusantara di Kawasan Pantai Barat Pangandaran... 151 Foto 83 : Salah Satu Villa di Kawasan Pantai Barat Pangandaran... 151 Foto 84 : Odong-Odong di Kawasan Pantai Barat Pangandaran... 153 Foto 85 : Tunggangan Kuda di Kawasan Pantai Barat Pangandaran... 153 Foto 86 : Areal Persawahan di Kecamatan Padaherang... 156 Foto 87 : Tanaman Jagung di Kecamatan Cigugur... 158 Foto 88 : Aktivitas Penambangan Batu Gamping dan Andesit di Kabupaten Pangandaran... 161 xi

DAFTAR GRAFIK Grafik 1 : Distribusi Penduduk per Kecamatan (dalam %) di Kabupaten Pangandaran Tahun 2008... 134 Grafik 2 : Kondisi Prasarana Pendidikan di Kabupaten Pangandaran Tahun 2008... 137 Grafik 3 : Luas Tanam dan Produksi Padi di Kabupaten Pangandaran Tahun 2008... 155 Grafik 4 : Luas Tanam dan Produksi Jagung di Kabupaten Pangandaran Tahun 2008... 157 Grafik 5 : Produksi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Pangandaran Tahun 2008... 159 xii

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Jumlah Penduduk Kabupaten Pangandaran Berdasarkan Kecamatan Tahun 2008... 133 Tabel 2 : Kategori IPM Menurut Kecamatan di Kabupaten Pangandaran Tahun 2007... 135 Tabel 3 : Kategori dan Nilai Indeks Pendidikan di Kabupaten Pangandaran Tahun 2007... 136 Tabel 4 : Keadaan Sarana Kesehatan Kabupaten Pangandaran Tahun 2008... 139 Tabel 5 : Kategori dan Nilai Indeks Kesehatan di Kabupaten Pangandaran Tahun 2007... 140 Tabel 6 : Kategori dan Nilai Indeks Daya Beli di Kabupaten Pangandaran Tahun 2007... 141 Tabel 7 : Populasi Ternak di Kabupaten Pangandaran Tahun 2007... 161 xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengamatan dan pengalaman empiris banyak ditemukan pembangunan suatu daerah yang tidak berpijak pada aspek kesejarahan dan mengabaikan aspek-aspek kebudayaan setempat. Sikap seperti itu setidaknya mengakibatkan dua hal. Pertama, banyak tinggalan sejarah seperti situs sejarah, artefaktual sejarah, dan warisan sejarah yang lainnya divandalisasi atas nama pembangunan. Kedua, rencana-rencana pembangunan yang disusun mengalienasi masyarakat dari masa lalunya dan mengasingkan mereka dari akar budayanya. Akibat selanjutnya adalah muncul aneka kesenjangan yang bermuara pada kegagalan pembangunan. Pangandaran sebagai kabupaten bentukan baru, sebelum terlanjur mengulangi kegagalan pembangunan seperti terjadi pada kabupaten-kabupaten lainnya, harus sejak awal dibekali kesadaran pentingnya menggagas pembangunan dengan berpijak pada potensi budaya dan sejarah setempat. Jepang, Jerman, Perancis, Belanda beberapa contoh negara maju yang arah pembangunannya sangat berpijak pada sejarah dan budaya setempat. Dengan kata lain, pada mereka ada keseiringan yang serasi antara modernisme dan tradisionalisme. Pada sisi lain, Pangandaran pun memiliki potensi wisata yang sangat bernilai. Pangandaran sebagai daerah objek wisata memiliki risiko-risiko tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif. Positifnya adalah terjadi dinamika sosial 1