BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Sewage Treatment Plant Regulation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB 13 UJI COBA IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL BIOFILTER ANAEROB -AEROB DENGAN MEDIA BATU SPLIT

BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM)

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

ABSTRAK. Eries Sejahtera, Pembimbing I : Ignatius Setiawan, drg., MM. Pembimbing II: Dr. Ahmad Soleh Setiyawan, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

ANALISIS KUALITAS AIR WADUK RIO RIO DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI DAMPAK PENCEMARAN

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT STUDI KASUS: CUT MEUTIA DI KOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam kegiatannya banyak menggunakan bahan-bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.

Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL)

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Limbah Cair Hotel. Usaha perhotelan yang berkembang cepat, limbah rumah tangga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

MAKALAH KIMIA ANALITIK

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan permukiman, perdagangan, perkantoran, perindustrian dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT PJMA: Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Waktu Ujian:

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IV.1 Karakteristik Air Limbah

[Type text] BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB 6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

PERENCANAAN IPAL BIOFILTER DI UPTD KESEHATAN PUSKESMAS GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN. Siti Komariyah **) dan Sugito*)

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki dampak positif maupun negatif terhadap lingkungannya. 2 Saat ini, permasalahan penurunan kualitas lingkungan di Indonesia semakin meningkat. Penurunan kualitas lingkungan ini bisa disebabkan oleh limbah hasil kegiatan di Rumah Sakit yang dibuang tanpa pengolahan yang benar. Diperkirakan secara nasional produksi limbah padat Rumah Sakit di Indonesia sebesar 376.089 ton/hari dan produksi limbah cair 48.985,70 ton/hari. 3 Limbah secara umum dibagi menjadi suatu zat padat, cair, atau gas yang sudah tidak digunakan. 4 Limbah medis adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan pelayanan medis, perawatan gigi, veterinary, farmasi, penelitian pengobatan/perawatan yang menggunakan bahan beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan. 5 Limbah layanan kesehatan mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian dan laboratorium. Selain itu, limbah layanan kesehatan juga mencakup limbah yang berasal dari sumber-sumber kecil atau menyebar misalnya limbah hasil perawatan yang dilakukan di rumah (dialisis, suntikan insulin). 6 1

2 Sekitar 75% 90% limbah yang berasal dari instalasi kesehatan merupakan limbah yang tidak mengandung resiko atau limbah umum dan menyerupai limbah rumah tangga. Limbah tersebut kebanyakan dari hasil aktivitas administratif dan kesehatan instalasi. Disamping limbah yang dihasilkan selama pemeliharaan bangunan instalasi tersebut. Sisanya 10 25% merupakan limbah yang dipandang berbahaya dan dapat menimbulkan berbagai jenis dampak kesehatan. 7 Karena itu perlu dilakukan pengendalian terhadap pembuangan limbah cair yang dibuang ke lingkungan dengan menetapkan baku mutu limbah cair bagi kegiatan Rumah Sakit sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. 8 Dengan besarnya angka limbah padat maupun cair yang dihasilkan oleh Rumah Sakit, dapat dibayangkan betapa besarnya kemungkinan potensi limbah Rumah Sakit mencemari lingkungan serta dalam menyebabkan kecelakaan kerja dan penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah medis dan non medis Rumah Sakit sangat diperlukan karena hal ini dapat memutuskan mata rantai penyebaran penyakit menular terutama infeksi nosokomial. 3 Kedokteran Gigi juga memiliki kesempatan untuk membantu melindungi kebersihan air di lingkungannya dengan cara mengatur pengolahan limbah hasil kegiatan klinisnya. 9 Limbah pelayanan kesehatan gigi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori: (1) Limbah infeksius dan potensi infeksius (80,45%), (2) Limbah tidak infeksius (14,25%) dan (3) Limbah sisa lainnya (5,3%). Mengingat

3 risiko yang dapat ditimbulkan, penanganan limbah medis dari pelayanan kesehatan gigi tidak dapat diabaikan. 10 Untuk mengolah air yang mengandung senyawa organik seperti pada Rumah Sakit umumnya digunakan teknologi pengolahan air limbah secara biologis atau gabungan antara proses biologis dengan proses kimia fisika. Proses-proses biologi biasanya digolongkan menjadi dua kriteria dasar. Kriteria pertama adalah aktivitas metabolik yang menandai dua kelas utama, yaitu aerob dan anaerob. Kriteria kedua adalah reaktor yang membatasi mikroorganisme, ditandai dengan prosesproses pertumbuhan bakteri yang melekat dan tersuspensi. Proses secara biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerob (dengan udara), kondisi anaerob (tanpa udara) atau kombinasi anaerob dan aerob. 1 Penelitian yang membahas tentang pengolahan limbah cair secara umum dengan berbagai macam metode mungkin sudah banyak dilakukan. Tetapi belum ada kajian yang membandingkan pengolahan limbah medis cair dengan menggunakan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob terutama dalam penggunaannya di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM). Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang Perbandingan Mutu dan Efisiensi Pengolahan Limbah Medis Cair dengan Menggunakan Metode Aerob dan Metode Kombinasi Anaerob-aerob di Rumah Sakit Gigi dan Mulut.

4 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka beberapa hal dari penelitian ini perlu diidentifikasikan sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari efisiensi mutu hasil pengolahan limbah medis cair dengan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob di RSGM. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja pengolahan limbah medis cair dengan menggunakan metode aerob dan metode kombinasi anaerob-aerob. 1.3.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbedaan mutu hasil pengolahan limbah medis cair dengan menggunakan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob di RSGM. 2. Mengetahui jenis pengolahan limbah cair yang efisien bagi RSGM.

5 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun akademis. 1.4.1 Praktis Sebagai masukan, sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam rangka pengelolaan limbah medis cair khususnya yang terkait dengan keputusan pemilihan desain rancang Instalasi Pengolahan Air Limbah bagi RSGM, Klinik Kedokteran Gigi, Praktek Dokter Gigi terutama bagi yang ada di Kota Bandung. 1.4.2 Akademis 1. Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta dapat menjadi acuan untuk penelitian yang sejenis atau penelitian lebih lanjut dan mendalam. 2. Diharapkan menjadi informasi yang dapat menambah perkembangan ilmu pengetahuan tentang bidang-bidang ilmu kesehatan masyarakat dan lingkungan khususnya yang berkaitan dengan pengolahan limbah medis cair di Rumah Sakit Gigi dan Mulut bagi akademisi di bidang Kedokteran Gigi, Lingkungan maupun masyarakat umum. 1.5 Kerangka Pemikiran Setiap aktivitas yang dilakukan manusia akan menghasilkan limbah. 11 Kegiatan Rumah Sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. 8 Limbah Rumah Sakit seperti

6 halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, ph, Mikrobiologik dan lain-lain. 1 Rumah Sakit perlu membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah yang mampu menghasilkan efluen yang aman untuk dibuang ke lingkungan dan memenuhi baku mutu. 12 Proses aerobik adalah proses yang ditandai dengan adanya molekul oksigen yang terlarut. 13 Pada metode aerob dengan udara (oksigen) akan terjadi perubahan pada material organik menjadi padatan biologis yang biasanya harus dibuang dari bak sedimentasi setelah dilakukan pengolahan. Pengolahan aerob biasanya diawali dengan proses penyaringan material organik dengan menggunakan lumpur sehingga biaya yang dikeluarkan untuk proses ini biasanya lebih mahal. 14 Tipe proses pengolahan biologi secara aerob yang sering digunakan antara lain Activated Sludge Process (Proses Lumpur Aktif). 15 Pengolahan air limbah secara lumpur aktif secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi, dan bak pengendap akhir serta bak klorinasi untuk membunuh bakteri patogen. Keunggulan dari proses aerob lumpur aktif adalah dapat mengolah air limbah dengan beban BOD yang besar, namun tidak memerlukan tempat yang besar. Beberapa kelemahannya antara lain yakni kemungkinan dapat terjadi bulking pada lumpur aktifnya, terjadi buih, serta jumah lumpur yang dihasilkan cukup besar. 1 Selain pengolahan air limbah secara aerob, terdapat juga proses pengolahan dengan metode kombinasi anaerob-aerob. Proses pengolahan air limbah dengan metode kombinasi anaerob-aerob merupakan pengembangan dari proses pengolahan anaerob dan proses aerasi kontak. Pengolahan air limbah dengan

7 proses kombinasi anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor klorin. Proses kombinasi Anaerob-aerob ini mempunyai beberapa keuntungan yakni: 1. Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara biologis. Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD dan COD, cara ini dapat juga mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi atau Suspended Solids (SS), deterjen, amonia dan fosfor. 2. Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Sistem kombinasi anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta sedikit membutuhkan energi. Proses ini cocok digunakan untuk kapasitas Rumah Sakit yang tidak terlalu besar. 3. Dengan kombinasi proses anaerob-aerob, efisiensi penghilangan senyawa fosfor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob saja. Kondisi aerob, senyawa fosfor terlarut diserap oleh bakteri atau mikroorganisme dan disintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan energi yang dihasilkan proses oksidasi senyawa organik. 16

8 Rumah Sakit Limbah Cair Pengolahan Limbah Cair (IPAL) AEROB 1. Terdiri Dari: - Bak Pengendapan Awal - Bak Aerasi (Aerob) - Bak Pengendapan Akhir 2. Golongan Biakan Tersuspensi Karena golongan biakan tersuspensi maka untuk mengolah beban BOD yang besar tidak membutuhkan tempat yang besar. ANAEROB-AEROB 1. Terdiri Dari: - Bak Pengendapan Awal - Bak Anoxic (Anaerob) - Bak Aerasi (Aerob) - Bak Pengendapan Akhir 2. Golongan Biakan Melekat Karena pengolahan secara aerob dan anaerob maka penurunan BOD, COD, TSS lebih baik pada keadaan beban BOD tinggi. Baku Mutu Pengolahan Limbah Cair Dilakukan Evaluasi Terhadap Baku Mutu Didapatkan Jenis Pengolahan yang Lebih Baik Diagram 1.1 Alur Kerangka Pemikiran 1.6 Hipotesis Terdapat perbedaan yang signifikan dari efisiensi mutu hasil pengolahan limbah medis cair dengan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob di RSGM.

9 1.7 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental lapangan yang bersifat analitik komparasi studi secara pre-test and post-test design, dimana dilakukan pengamatan terhadap proses pengolahan limbah cair dan pengujian terhadap mutu sampel air limbah sebelum dan setelah dilakukan pengolahan yang bertujuan untuk mengetahui nilai efisiensi pengolahan dan didapatkan perbandingan mutu hasil pengolahan limbah medis cair dengan menggunakan metode aerob dan metode kombinasi anaerob-aerob di RSGM. 1.8 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di RSGM Maranatha dan RSGM Universitas Padjajaran. Untuk pengujian dilakukan di Laboratorium Kualitas Air Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB). Dengan waktu penelitian berkisar antara April 2015 Oktober 2015 1.9 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN Menjelaskan mengenai latar belakang penelitian tentang fenomena pengolahan limbah medis di Indonesia serta metode pengolahan limbah medis cair secara aerob dan kombinasi anaerob-aerob, maksud dan tujuan penelitian, manfaat

10 penelitian, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, hipotesis, tempat dan waktu penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti seperti Rumah Sakit, limbah, limbah medis, limbah medis cair, macam-macam metode pengolahan limbah medis cair, metode analisis sampel limbah cair serta peraturan-peraturan yang berhubungan dengan penanganan limbah di Indonesia. BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai jenis dari penelitian, waktu dan tempat penelitian, variable serta parameter uji penelitian, alat dan bahan yang digunakan, metode penelitian, metode analisis data serta metode uji dari penelitian ini. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang diperoleh dan analisis data dengan uji statistik, pengamatannya dan pembahasan yang membandingkan setiap parameter dari kedua metode yang digunakan dan perbandingan hasil baku mutu kedua metode dengan parameter yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomer 58 Tahun 1995. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang berisi tentang perbandingan mutu dan efisiensi pengolahan limbah medis cair dengan metode aerob dan kombinasi anaerob-aerob di Rumah Sakit Gigi dan Mulut, serta diberikan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.