PERHITUNGAN PERCENT PLAN COMPLETED DAN IDENTIFIKASI FAKTOR TIDAK TERCAPAINYA RENCANA PEKERJAAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PPC DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA DUA PROYEK APARTEMEN

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

MONITORING JADWAL SUATU PROYEK SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPI DAN PPC

KAJIAN AWAL MENGENAI PERFORMANCE INTENSITY (MOMENTUM MANAGEMENT) UNTUK MENGUKUR KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

ANALISIS KINERJA WAKTU PROYEK SEKOLAH X DENGAN METODE PERFORMANCE INTENSITY

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM PADA PROYEK APARTEMEN Christian Kennardi 1, Ivan Pratama Setiadi 2, Andi 3

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA

Perencanaan Produksi SAP ERP

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK

Project Time Management adalah suatu kegiatan yang mencakup semua proses dan

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

POTRET PENERAPAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK PADA SUATU KONTRAKTOR BUMN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. proses pemikiran yang tangguh dalam mengatasi persoalan pelaksanaan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN ALOKASI MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL TRI STAR MAKASSAR MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN BERINGIN KOTA PADANG)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan proyek dengan metode network planning pada proyek tk model kabupaten Sragen BAB I PENDAHULUAN

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

EVALUASI WASTE DAN IMPLEMENTASI LEAN CONSTRUCTION (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA TARUNA POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG)

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. 6.1 Kemajuan Pekerjaan Dan Pengendalian Proyek

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

ABSTRAK PANJANG PENERAPAN METODE EARNED VALUE

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri #6 & 7 MANAJEMEN PROYEK

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Analisa Pengukuran Kinerja Supply Chain Pada Proyek Studi Kasus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PENERAPAN SOURCE VALIDATION PROTOCOL DARI FORENSIC SCHEDULE ANALYSIS PADA SALAH SATU PROYEK GEDUNG BERTINGKAT DI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ohno. Berbeda dengan lean manufacturing, lean construction berfokus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

PENERAPAN RESOURCE ALLOCATION DAN LEVELLING TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

BAB V PENUTUP. dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan mencakup pembahasan dari hasil evaluasi

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG

SIMULASI ARUS KAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH SMP DAN SMA STRADA KRANJI

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia konstruksi semakin cepat dan pesat. Dalam pekerjaan sebuah proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

KAJIAN PENERAPAN TIME MANAGEMENT PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA SURAKARTA. Herman Susila Muhamad Abdul Azis.

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

I. PENDAHULUAN. dan pengelolaan cash flow proyek, dan tentunya juga cost of money yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

Dian Rahayu Rose Marini

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

Cara membuat network planning manual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rapat internal mingguan proyek konstruksi dan hal yang dibahas dalam rapat

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan method.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KASUS PENERAPAN SCHEDULE ASSESSMENT PADA PENJADWALAN PROYEK SALAH SATU GEDUNG BERTINGKAT DI SURABAYA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Perbandingan Prediksi Durasi Proyek Antara Pendekatan Matematis dan Kumulatif

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

ANALISIS MONITORING PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK PASAR RAKYAT BARENG KOTA MALANG

PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

ANALISA DURASI RENCANA AKTIVITAS DAN EVALUASI PELAKSANAAN JADWAL PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS PADA PROYEK X )

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK FINE YARN III BUILDING, TANGERANG ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata rework dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai

BAB I MANAGEMENT PROYEK

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

3.2.1 Prosedur Pembuatan Progres Biaya dan Waktu Proyek yang. Adapun prosedur pembuatan progres biaya dan waktu untuk

Transkripsi:

PERHITUNGAN PERCENT PLAN COMPLETED DAN IDENTIFIKASI FAKTOR TIDAK TERCAPAINYA RENCANA PEKERJAAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI Steen 1, Robby 2 dan Andi 3 ABSTRAK : Dalam perkembangan dunia konstruksi yang semakin komplek, sering terjadi pekerjaan yang tidak dapat selesai sesuai dengan jadwal perencanaan. Dimana keterlambatan pada proyek di Indonesia sudah menjadi hal yang umum. Penelitian ini bertujuan untuk menilai suatu perencanaan proyek dengan menghitung Percent Plan Completed dan juga mengidentifikasi faktor-faktor penyebab tidak tercapainya rencana pekerjaan (Reason Not Complete). Hal ini dilakukan dengan menerapkan kontrol aliran kerja yang berkesinambungan agar perencanaan menjadi lebih handal. Selain itu juga akan diteliti mengenai penggunaan kontrol aliran kerja sistem last planner pada suatu proyek konstruksi. Penelitian ini telah dilakukan selama 9 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata PPC (Percent Plan Completed) sebesar 83.1%, kemudian faktor penyebab dominan tidak terselesaikannya pekerjaan dalam proyek ini adalah faktor labor. Selain itu proyek yang diamati ini sedikit melakukan kontrol aliran kerja sistem last planner. Dimana aliran kerja yang dilakukan yaitu lookahead 2 mingguan dan daily meeting yang dilakukan seminggu sekali. KATA KUNCI : proyek konstruksi, PPC, faktor tidak tercapainya rencana pekerjaan, labor, kontrol aliran kerja sistem last planner. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa keterlambatan merupakan masalah yang susah dihindari oleh sebagian besar proyek konstruksi. Untuk memiliki perencanaan yang baik, tidak hanya dengan memilih konsep penjadwalan yang baik. Namun juga harus diimbangi dengan nilai Percent Plan Completed yang baik, dimana nantinya akan dibandingkan antara rencana dan kenyataan yang terjadi. Semakin tinggi nilai PPC maka konsep penjadwalan tersebut semakin baik. Dengan demikian nilai PPC mampu menentukan kualitas suatu plan proyek itu sendiri. Banyak proyek yang tidak memahami bagaimana mencari nilai PPC, bahkan proyek tidak berusaha mencari kualitas perencaan proyek mereka sendiri. Selain itu hal terpenting dalam mencapai perencanaan yang baik adalah mencari Reason Not Complete dari item pekerjaan yang tidak sesuai rencana. Hal ini bertujuan agar faktor tidak terselesainya pekerjaan menjadi pembelajaran, sehingga tidak akan terulang dikemudian hari. Belakangan banyak pelaku konstruksi yang menerapkan beberapa konsep manajemen konstruksi dengan tujuan mencapai kehandalan perencanaan 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Uniersitas Kristen Petra, ignatiusrobby@ymail.com 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Uniersitas Kristen Petra, steenjo_91@yahoo.com 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Uniersitas Kristen Petra, andi@peter.petra.ac.id

yang baik, sehingga proyek bisa selesai tepat waktu atau lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Salah satu konsep yang mengalami perkembangan cukup baik saat ini dalah Last Planner. Dimana konsep tersebut terdiri dari beberapa tahapan. Nantinya tahapan tersebut yang akan memperjelas dan mendetailkan setiap item pekerjaan yang direncanakan. 1.2. Rumusan Masalah - Bagaimana hasil perhitungan Percent Plan Completed dan identifikasi tidak tercapainya rencana pekerjaan pada perencanaan suatu proyek konstruksi? - Sejauh mana penggunaan sistem aliran kerja Last Planner pada suatu proyek konstruksi? 1.3. Tujuan Penelitian - Mendapatkan nilai Percent Plan Completed dan hasil identifikasi tidak tercapainya rencana pekerjaan pada perencanaan proyek konstruksi. - Mengetahui sejauh mana suatu proyek konstruksi tersebut menggunakan sistem Last Planner. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian - Penelitian dilakukan dengan menganalisa perencanaan pada suatu proyek konstruksi. - Pengamatan pada proyek ini terfokus pada proses pekerjaan ing/arsitektur dan struktur tambahan pada proyek tersebut kecuali M/E. - Narasumber berasal dari Konsultan Pengawas dan Kontraktor dan tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan informasi melalui pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek tersebut. 1.5. Manfaat Penelitian - Bagi para praktisi konstruksi Penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi owner, kontraktor dan konsultan agar sistem pencapaian PPC yang baik bisa lebih dimengerti dan membantu dalam proses konstruksi, sehingga mampu meningkatkan kualitas perencanaan proyek. - Bagi akademisi dan peneliti Penelitian ini diharapkan bisa memberi wawasan tambahan mengenai penilaian terhadap perencanaan dengan PPC dan memahami faktor tidak tercapainya target yang sering terjadi. Selain itu juga sistem managemen konstruksi, sehingga para akademisi dan peneliti bisa lebih kritis dalam menentukan sistem managemen yang cocok diterapkan dalam sebuah proyek. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Percent Plan Completed PPC (Percent Plan Completed) adalah jumlah assignment dalam WWP (Weekly Working Plan) yang telah diselesaikan dibagi dengan jumlah semua assignment rencana dalam WWP yang direncanakan untuk periode 1 minggu, dan ditulis dalam bentuk persentase. PPC dapat dijadikan sebagai standar untuk mengontrol unit-unit produksi, menentukan jadwal proyek, strategi pelaksanaan, dan lain-lain. PPC yang tinggi menunjukkan pekerjaan yang selesai dilakukan dengan sumber daya yang ada semakin banyak, itu berarti produktiitas tinggi dan progres semakin cepat. Untuk pekerjaan yang tidak terealisasi, harus ditemukan akar penyebabnya agar dapat dijadikan perbaikan pada proyek mendatang.

2.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Tidak Tercapainya Rencana Pekerjaan - Faktor Material (sulitnya memperoleh material, kerusakan material, perubahan material yang digunakan, kurangnya material, jeleknya kualitas material, dan terlambatnya pengiriman material. - Faktor Tenaga Kerja (kurangnya skill atau keahlian pekerja, kurangnya jumlah tenaga kerja, rendahnya disiplin pekerja, rendahnya produktiitas tenaga kerja, dan penggantian tenaga kerja baru). - Faktor Peralatan (kurangnya peralatan, kerusakan peralatan, buruknya kualitas peralatan, skill operator yang tidak memadai, dan lambatnya mob-demob). - Faktor Kondisi Lapangan (cuaca yang susah untuk diprediksi, keadaan tanah yang buruk, susahnya akses jalan, tempat penyimpanan material yang buruk, buruknya penempatan site layout, tanggapan dari tetangga, dan karakteristik fisik dari bangunan disekitar lokasi). - Faktor Manajerial (kurangnya pengalaman dari manajer lapangan, lambatnya pembayaran kepada kontraktor, komunikasi antara kontraktor, konsultan, dan owner, metode kerja yang buruk dari kontraktor, rencana kerja yang buruk, rualitas kontraktor yang rendah, pengawasan proyek yang buruk, dan estimasi keperluan material yang terlalu boros). - Faktor Desain (kurangnya design skill yang buruk, terjadi perubahan desain, kesalahan dalam mendesain, dan lambatnya persetujuan gambar kerja oleh owner). - Faktor Prodecessor (prasyarat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan) 2.3. Kontrol Aliran Kerja 2.3.1 Lookahead Schedule Fungsi lookahead schedule adalah : membentuk urut-urutan dan tempo aliran kerja, menyerasikan antara aliran kerja dengan kapasitas, menentukan metode pelaksanaan pekerjaan secara rinci, menjaga agar tetap ada pekerjaan yang bisa dilakukan (backlog), memperbaharui dan mereisi jadwal utama bila diperlukan. Inti dari proses lookahead ini adalah sebuah schedule yang berisi aktiitas-akitiitas yang berpotensi untuk dikerjakan dalan kurun waktu 3-12 minggu ke depan. Jumlah minggu yang dipakai dalam perencanaan proses lookahead ini tidaklah sama, dan tergantung pada karakteristik proyek, kemampuan dari sistem perencanaan, lead time untuk informasi, material, pekerja dan peralatan. Untuk membuat lookahead schedule ini, tidak hanya dengan mudah terlihat secara langsung dari jadwal utama. Sebaliknya lebih menguntungkan jika bersama team yang akan mengerjakan pekerjaan pada fase berikutnya dalam proyek, membuat suatu phase schedule. Sebelum masuk ke dalam lookahead schedule, maka aktiitas-aktiitas pada jadwal utama atau pada phase schedule, harus diubah terlebih dahulu menjadi assignments (tugas-tugas) sesuai dengan tingkat detail yang diinginkan pada weekly working plan (rencana kerja mingguan), dimana biasanya untuk setiap aktifitas akan diubah menjadi beberapa assignments. Kemudian unuk setiap assignments ini dilakukan constraints analysis, untuk dapat benar-benar dilaksanakan. Hanya tugas-tugas yang dapat dilaksanakan saja akan berpindah sesuai dengan tanggal pengerjannya, sedangkan untuk tugas-tugas yang tidak dapat dilaksanakan, waktu pengerjaannya akan dimundurkan. 2.3.2. Constraints Analysis Ketika tugas-tugas telah ditentukan, maka untuk tugas-tugas tersebut dilakukan constraints analysis, tugas yang berbeda akan mempunyai hambatan-hambatan (constraints) yang berbeda pula. Hambatan dapat berupa kontrak, disain, submittals, material, pekerjaan prasyarat, ruang / area kerja, peralatan, pekerja dan lain-lain. Hambatan-hambatan lain mungkin dapat berupa :perizinan, pengawasan, persetujuan, dan sebagainya tergantung dari karakteristik proyek yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan constraints analysis, memerlukan kerjasama dengan seluruh pihak yang terlibat. Bila constraints analysis ini tidak dilakukan maka akan cenderung terlalu reaktif bila sesuatu tiba-tiba terjadi dalam pekerjaan proyek.

2.3.3. Shielding Production Dengan membuat assignment yang berkualitas (melakukan shielding production) maka dapat melindungi unit-unit produksi dari aliran kerja yang tidak pasti (uncertainty work flow), membuat unit-unit tersebut untuk meningkatkan produktifitas mereka, dan juga untuk meningkatkan produktifitas dari unit-unit produksi selanjutnya. Hal itu dapat membantu untuk mengurangi durasi proyek, hal itu dapat terjadi karena adanya proses untuk mengurangi hambatan-hamabatan yang dapat menyebabkan ketidakpastian aliran kerja. Ballard dan Howell (1998) telah membuktikan bahwa assignment-assignment yang berkualiatas dapat diperoleh dengan melakukan penyaringan pada assignment-assignment sebelum masuk ke dalam Weekly Working Plan, berikut ini adalah kriteria untuk assignment yang berkualitas: Definition, assignment harus cukup spesifik, dimana dapat dijelaskan dan dikoordinasikan dengan pihak lain, dan memungkinkan untuk diukur pada akhir minggu apakah assignment tersebut dapat diselesaikan atau tidak. Soundness, assignment harus memungkinkan untuk dikerjakan. Sequence, assignment yang dipilih harus memiliki syarat urutan yang benar. Disini assignment yang memiliki prioritas yang rendah dapat dimasukkan kedalam workable backlog. Size, assignment harus memiliki ukuran dan target sesuai dengan kapasitas produksi dari masingmasing pihak Learning, assignment yang tidak terselesaikan harus dimonitor dan diidentifikasi penyebab tidak terselesaikannnya pekerjaan, dengan tujuan untuk perbaikan dan sebagai proses pembelajaran untuk menyusun reliable planning pada periode selanjutnya. 2.3.4. Daily Meeting / Rapat Harian Banyak proyek konstruksi dewasa ini yang telah menerapkan rapat harian / daily meeting, waktunya biasanya dilakukan pada permulaan hari (pagi) maupun di akhir hari kerja (sore/malam). Biasanya dalam daily meeting tersebut masing-masing pihak akan mengemukakan rencana kerja masing-masing pada hari itu, dan saling mengingatkan efek bila pihak-pihak tertentu tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang dikomitmenkan maka akan berakibat pada pihak-pihak yang menjadi successor nya, konsekuensi yang harus dilakukan bagi pihak-pihak predecessor yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dan juga dibahas bagaimana strategi untuk mengejar bila ada keterlambatan pada hari sebelumnya. Dengan demikian diharapkan konsistensi komitmen harian dapat menjaga komitmen rencana kerja mingguan. 2.3.5. Increased Visualization / Meningkatkan Visualisasi Visualisasi ini memiliki kunci utama yaitu untuk mengkomunikasikan informasi secara efektif kepada para pekerja / banyak pihak, dengan menempelkan maupun mengirimkan berbagai bentuk tanda, label, rambu-rambu, lembar informasi pada sekeliling area proyek. Pekerja biasanya lebih mudah untuk mengingat dan mengerti hal-hal seperti aliran kerja, target kinerja dan langkah-langkah spesifik yang harus dilakukan bila disampaikan melalui isualisasi. Berbagai kombinasi dalam dunia lean construction untuk melakukan isualisasi, seperti Completion date / tanggal selesainya pekerjaan dan PPC charts / diagram PPC. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Literatur Studi Literatur ini dimulai dengan mencari materi yang berhubungan dengan cara penilaian Percent Plan Completed dan faktor tidak tercapainya rencana pekerjaan. Selain itu juga mencari konsep kontrol aliran

kerja yang mampu mendukung atau meningkatkan nilai PPC itu sendiri. Data-data tersebut diperoleh dari internet, jurnal, buku, dan sumber lainnya yang mendukung topik ini. 3.2. Pembuatan Schedule Perencanaan proyek berdasarkan konsep kontrol aliran kerja Last Planner akan dilakukan asumsi, mulai dari WBS, schedule dan lain sebagainya yang bisa diasumsi. Progresss pekerjaan aktual didapat dari pengamatan langsungg dilapangan. Dengan demikian akan didapatkan nilai PPC tiap minggunya berdasarkan perbandingan antara rencana dan aktual. Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan beberapa data dan tabel yang berhubungan. 3.2.1. Pembuatan Tabel Terdapat beberapa tabel yang nantinya akan digunakan untuk membantu proses pengamatan seperti yang akan ditunjukan dibawah ini. 1. Phase scheduling dan Lookahead, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel Phase scheduling dan Lookahead 2. Constrain Analysis,tabel ini diisi seminggu sebelum perencanaan berjalan, dimanaa dilakukan dengan obserasi lapangan dan wawancara pada pihak yang terlibat, contoh tabel terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tabel Constrainn Analysis Periode : 01-04-13 s/d 07-04-13 No Actiity Lantai Zona Start Contract Design Submittals Material Pekerjaan Pasangan Bataa zona 1 01 04 13 Lt.3 zona 2 01 04 13 zona 3 01 04 13 x Prerequiste Space Equipment Labor Other 3. Shielding Production, tabel ini diisi seminggu sebelum perencanaan berjalan, dimana dilakukan dengann obserasi lapangan dan wawancara, contoh tabel dapat dilihat pada Tabel 3. Periode : 01-04-13 s/d 07-04-13 Lantai Zona Definition Lt.3 zona 2 Pekerjaan Dinding Bata Tabel 3. Tabel Shielding Production Soundness Sequences Size Dengan melihat jumlah OK tenaga kerja dan cuaca WEEK 8 => Dinding bata zona 2 minggu lalu, pekerjaan WEEK 9 => Dinding lt.10 tersebut masih reliabel untuk dilaksanakan Learning Dengan melihat hasil pekerjaan bata pada minggu-mingguu sebelumnya, pekerjaan bataa ini masih memungkinkan untuk dilaksanakan

4. Weekly Work Plan, untuk perencanaan WWP dibuat seminggu sebelumnya dengan menentukan rencana persentase tercapainya pekerjaan, dan seminggu kemudian dilakukan obserasi lapangan untuk mendapatkan persentase aktual, seperti terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Tabel WWP Periode : 1/04/2013 s/d 7/04/2013 No. Assignments Start Finish (d) Note Target (%) Actual (%) Reason Not Complete Pekerjaan Pasangan dinding 01-04-13 02-04-13 2 100.00% 100.00% OK Lt.3 zona 2 3.3. Obserasi Lapangan Obserasi lapangan disini bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang diamati melakukan Last Planner System. Kontrol aliran kerja ini terlihat pada Tabel 5., dimana terdapat beberapa aliran kerja yang masing-masing aliran kerja pengamatannya dilakukan pada waktu yang berbeda. Tabel 5. Tabel Kontrol Aliran Kerja Last Planner Week 7 8 No Aliran Kerja Day 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 Phase Scheduling X 2 Lookahead V 3 Constrain Analysis X 4 Shielding Production X X 5 Weekly Work Plan X X 6 PPC X X 7 Reaason Not Cmpleted 8 Daily Meeting V X X X X X X V X X X X X X 9 Incrased Visualisation X X X X X X X X X X X X X X 3.4. Menganalisa dan Menilai Proyek Proses analisa nilai PPC dan identifikasi faktor tidak tercapainya rencana pekerjaan dilakukan setiap akhir minggu. Nantinya nilai PPC dan Reason Not Complete akan disajikan dalam bentuk diagram secara keseluruhan selama pengamatan. 4. PEMBAHASAN 4.1. Percent Plan Completed Penelitian dilakukan selama 9 minggu. Berikut ini akan disajikan perbandingan jumlah rencana pekerjaan dan jumlah aktual pekerjaan (Gambar 1.), dimana dapat dilihat pada Week 9 banyak pekerjaan yang direncanakan, namun banyak juga pekerjaan yang tidak tercapai sesuai rencana. Hal ini terjadi 3 hari berturut-turut mulai Week 9 sampai Week 11. Selain itu juga terdapat nilai PPC perminggu dapat dilihat pada Gambar 2. Selama 9 minggu melakukan pengamatan, maka didapatkan nilai rata-rata PPC sebesar 83.1%, dengan nilai PPC paling besar pada Week 14 sebesar 95.74%. Pada diagram tersebut bisa dilihat bahwa pada Week 9 Week 11 nilai PPC mengalami kemerosotoan yang cukup tajam. Hal ini dikarenakan pada Week 9 dengan nilai PPC sebesar 55%, proyek tidak membuat Lookahead Schedule 2 mingguan dan juga ada perubahan design secara mendadak, sehingga item pekerjaan tidak dapat diketahui secara pasti. Selain itu pada Week 9 Week 11 ada produktiitas pekerja juga menurun.

Gambar 1. Perbandingan Jumlah Rencana Pekerjaan dan Jumlah Aktual Pekerjaan 4.2. Reason Not Complete Gambar 2. PPC Week 7 Week 15 Dibawah ini merupakan diagram Reason not Completed (Gambar 3.). Berdasarkan diagram tersebut, selama 9 minggu faktor tidak tercapainya target dalam kasus ini disebabkan oleh 3 faktor, yaitu Design, Pre-Requisite, dan Labor. Dalam kasus ini faktor Labor jauh lebih banyak daripada faktor lainnya yaitu lebih dari 80%. Hal ini dikarenakan faktor Labor susah untuk diprediksi, mulai dari produktiitas yang berbeda-beda tiap harinya hingga pemberhentian karenaa beberapa kasus dilapangan yang dapat merugikan proyek. Untuk lebih detai lagi, terdapat diagram yang akan memperlihatkan permasalahan Labor yang lebih spesifik (Gambar 4.). Dimana pada diagram tersebut terlihat bahwa pada proyek ini pembagian pekerjaan yang tidak merata dalam satu lantai pada ke 3 zona. Gambar 3. Diagram Kumulatif Reason not Completed Week 7 Week 15 Hal tersebut dapat menyebabkan tidak tercapainya target. Kemudian produktiitas pekerja juga sangat mempengaruhi cepat tidaknya suatu pekerjaan. Dan yang terakhir permasalahan pertengkaran antar pekerja yang menyebabkan dipulangkannya pekerja tersebut, sehingga jumlah pekerja berkurang dan akan mempengaruhi durasi selesainya proyek.

Gambar 4. Diagram Detail Reason Not Complete of Labor Week 7 Week 15 4.3. Kontrol Aliran Kerja Selama 9 minggu melakukan pengamatan terhadap kontrol aliran kerja proyek berdasarkan sistem last planner, maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini sedikit melakukan sistem last planner. Proyek ini membuat Lookahead 2 mingguan namun tidak secara rutin, ada beberapa minggu dimana proyek tidak membuat Lookahead. Untuk daily meeting, proyek ini tidak melakukan setiap hari, namun hanya 1 minggu sekali. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisa perhitungan percent plan completed dan identifikasi faktor tidak tercapainya rencana pekerjaan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian terhadap nilai PPC selama 9 minggu memiliki nilai rata-rata PPC sebesar 83.1%. 2. Dengan monitoring WWP nya dapat mengetahui faktor penyebab dominan tidak terselesaikannya pekerjaan mingguan. Hasil kumulatif faktor penyebab tidak terselesaikannya pekerjaan selama periode penelitian sesuai urutan peringkat, adalah Labor, Pre-Requisite, dan Design. Dalam kasus ini, faktor dominan yang menempati posisi pertama adalah Labor, apabila diteliti lebih dalam lagi masalah ini maka didapat penyebab labor tersebut, dimana dalam kasus ini adalah pembagian jumlah pekerja pada tiap item pekerjaan yang tidak merata, produktiitas, dan adanya masalah keributan atau salah paham antar pekerja. 3. Proyek ini sedikit melakukan sistem last planner. Proyek ini membuat Lookahead 2 mingguan namun tidak secara rutin, ada beberapa minggu dimana proyek tidak membuat Lookahead. Untuk daily meeting, proyek ini tidak melakukan setiap hari, namun hanya 1 minggu sekali. 5.2. Saran Adapun saran-saran yang didapat dari penelitian ini untuk penelitian berikutnya adalah sebagai berikut: 1. Proyek yang digunakan untuk penelitian hendaknya mempunyai target pekerjaan setiap minggunya, sehingga hasil PPC bisa dibandingkan antara perencanaan yang dibuat oleh peneliti sendiri dan perencanaan proyek sesungguhnya. 2. Penelitian ini akan lebih baik apabila diterapkan secara langsung sebagai salah satu pihak kontraktor atau konsultan, dengan demikian akan mendapatkan hasil yang optimal. 6. DAFTAR REFERENSI Ballard, G. and Howell, G. A. (1998). Shielding production: An essential step in production control. Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, 124(1), 11-17.