Penyembunyian Pesan pada Citra GIF Menggunakan Metode Adaptif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG I-1

Penyembunyian Pesan pada Citra Terkompresi JPEG Menggunakan Metode Spread Spectrum

BAB II DASAR TEORI. 1. Citra diam yaitu citra tunggal yang tidak bergerak. Contoh dari citra diam adalah foto.

Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Eksperimen Steganalisis dengan Metode Visual Attack pada Citra Hasil EzStego Berformat GIF

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

BAB I PENDAHULUAN. pesan. Kriptografi mengubah informasi asli (plaintext) melalui proses enkripsi

BAB II LANDASAN TEORI

PENYEMBUNYIAN CITRA DALAM CITRA DENGAN ALGORITMA BERBASIS BLOK ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

Endang Ratnawati Djuwitaningrum 1, Melisa Apriyani 2. Jl. Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan 1 2

STUDI DAN ANALISIS TEKNIK-TEKNIK PENDETEKSIAN STEGANOGRAFI DENGAN METODE LSB DALAM MEDIA GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media,

Studi Dan Implementasi Steganografi Pada Video Digital Di Mobile Phone Dengan DCT Modification

PENYEMBUNYIAN GAMBAR DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN SISTEM FUNGSI ITERASI ABSTRAK

Perbandingan Steganografi pada Citra Gambar Graphics Interchange Format dengan Algoritma Gifshuffle dan Metode Least Significant Bit

TEKNIK PENYEMBUNYIAN PESAN TEKS PADA MEDIA CITRA GIF DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANOGRAFI LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN KOMPRESI UNTUK PENGAMANAN DATA PENGIRIMAN SURAT ELEKTRONIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembangunan Perangkat Lunak Steganografi Audio MP3 dengan Teknik Parity Coding pada Perangkat Mobile Phone

TEKNIK STEGANOGRAFI UNTUK PENYEMBUNYIAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFSHUFFLE

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. disadap atau dibajak orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, maka harus dijaga agar tidak dibajak orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEAMANAN PESAN MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI MODIFIED ENHANCED LSB DAN FOUR NEIGHBORS DENGAN TEKNIK KRIPTOGRAFI CHAINING HILL CIPHER

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin

Rancang Bangun Perangkat Lunak Transformasi Wavelet Haar Level 3 Pada Least Significant Bit (Lsb) Steganography

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN TEKNIK ADAPTIVE MINIMUM ERROR LEAST SIGNIFICANT BIT REPLACEMENT (AMELSBR)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

PENYEMBUNYIAN PESAN RAHASIA DALAM CITRA DIGITAL BERFORMAT GIF MENGGUNAKAN ALGORITMA GIFSHUFFLE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Perkembangan teknologi informasi, keamanan data adalah hal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. aa

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM STEGANOGRAFI BERBASIS SSB-4 DENGAN PENGAMANAN BAKER MAP UNTUK CITRA DIGITAL

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

ABSTRAK. Kata kunci : Steganografi, bit-plane complexity segmentation, data tersembunyi, peak signal-to-noise ratio. v Universitas Kristen Maranatha

Pemberian Hiddentext Palsu pada Steganografi Visual

Otentikasi Citra dengan Fragile Watermarking pada Citra GIF

Teknik Penyisipan Pesan pada Kanal Citra Bitmap 24 bit yang Berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

STEGANOGRAFI DIGITAL CITRA BERGERAK ANIMATED GIF

Tanda Tangan Digital Untuk Gambar Menggunakan Kriptografi Visual dan Steganografi

BAB I PENDAHULUAN. mengirim pesan secara tersembunyi agar tidak ada pihak lain yang mengetahui.

Implementasi Kriptografi dan Steganografi pada File Audio Menggunakan Metode DES dan Parity Coding

BAB III ANALISIS MASALAH

IMPLEMENTASI STEGANOGRAPHY MENGGUNAKAN ALGORITMA DISCRETE COSINE TRANSFORM

STEGANOGRAPHY CHRISTIAN YONATHAN S ELLIEN SISKORY A. 07 JULI 2015

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DALAM PENGAMANAN DATA PADA FILE AUDIO MP3

Aplikasi Metode Steganografi Berbasis JPEG dengan Tabel Kuantisasi yang Dimodifikasi Kris Reinhard /

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan

Penyembunyian Data pada File Video Menggunakan Metode LSB dan DCT

BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V IMPLENTASI DAN PENGUJIAN

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyisipan Citra Pesan Ke Dalam Citra Berwarna Menggunakan Metode Least Significant Bit dan Redundant Pattern Encoding

Implementasi Steganografi untuk Penyembunyian Pesan pada Video dengan Metode LSB

BAB I PENDAHULUAN. Media digital merupakan media yang sangat berpengaruh di era modern. Dengan

Studi dan Analisis Mengenai Teknik Steganalisis Terhadap Pengubahan LSB Pada Gambar: Enhanced LSB dan Chi-square

4.2 Perancangan Algoritma MEoF (Modifikasi End of File) Penyisipan byte stegano dengan algoritma MEoF Ekstraksi byte stegano

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

Penyembunyian Pesan Rahasia Dalam Gambar dengan Metoda JPEG - JSTEG Hendry Hermawan / ABSTRAK

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL DENGAN SKEMA TANDA AIR BERDASARKAN KUANTITASI WARNA DAN MENGGUNAKAN STANDARD ENKRIPSI TINGKAT LANJUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang telah dilakukan berpedoman dari hasil penelitian-penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan koneksi menggunakan saluran yang aman ini cenderung lambat.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

EKSPLORASI STEGANOGRAFI : KAKAS DAN METODE

Perbandingan Steganografi Metode Spread Spectrum dan Least Significant Bit (LSB) Antara Waktu Proses dan Ukuran File Gambar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tegar Meda Rahman

TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi

SISTEM STEGANOGRAFI DENGAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) TERACAK

00,-.!"#0 $%#&'# #0(#"#)# "* $!+)) %" )*$#%

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID

APLIKASI STEGANOGRAFI UNTUK PENYISIPAN PESAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN I-1

* Kriptografi, Week 13

1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS STEGANOGRAFI METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DENGAN PENYISIPAN SEKUENSIAL DAN ACAK SECARA KUANTITATIF DAN VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. paling populer di dunia. Internet memiliki banyak fasilitas dan kemudahan

Pada tugas akhir ini citra yang digunakan adalah citra diam.

Transkripsi:

Penyembunyian Pesan pada Citra GIF Menggunakan Metode Adaptif Prasetyo Andy Wicaksono (13505030) Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung e-mail: prasetyoandyw@gmail.com Abstrak - Steganografi merupakan ilmu dan seni yang mempelajari teknik dan cara penyembunyian pesan rahasia ke dalam suatu media sedemikian rupa sehingga pihak ketiga tidak dapat melihat dan menyadari keberadaan pesan rahasia tersebut. Makalah ini membahas studi mengenai bagaimana steganografi pada media citra digital citra GIF. Terdapat juga sebuah perangkat lunak yang dihasilkan, yang memiliki fungsi utama untuk melakukan steganografi pada citra GIF menggunakan metode adaptif. Perangkat lunak menggunakan kunci yang dibangkitkan oleh pembangkit bilangan acak semu, yang digunakan pada proses dan ekstraksi pesan. Kata kunci: steganografi, citra GIF, metode adaptif 1. PENDAHULUAN Steganografi adalah ilmu dan seni penyembunyian informasi yang dapat mencegah pendeteksian terhadap informasi yang disembunyikan [1]. Steganografi dapat dilakukan pada media digital berbentuk citra, video maupun audio. Namun umumnya steganografi dilakukan pada berkas citra. Salah satu format berkas citra digital yang digunakan adalah adalah format gambar GIF. Format ini adalah salah satu format gambar yang umum digunakan karena ukurannya yang cukup kecil dan dapat menampilkan animasi sederhana. Format citra GIF mempunyai dua buah versi, yaitu GIF87a dan GIF89a [2]. Secara mendasar terdapat dua buah macam metode informasi pada format GIF, yaitu metode non adaptif dan adaptif [3]. Metode non adaptif menyisipkan pesan rahasia ke dalam format gambar GIF tidak berkorelasi pada fitur gambar. Contohnya metode LSB yang memilih secara acak piksel yang ingin oleh pesan rahasia, contoh lain adalah EZStego dan GifShuffle. Sedangkan metode adaptif mengkorelasikan modifikasi pada tiap piksel sesuai konten gambar. Salah satu keunggulan metode adaptif adalah dapat menanggulangi perubahan warna yang drastis pada area dengan warna yang sama. Dalam makalah ini akan juga dibahas mengenai dampak perubahan kualitas dari citra GIF yang dihasilkan setelah, yang diukur secara subjektif (kasat mata), dan objektif. Metode objektif menggunakan metode PSNR (Peak Signal to Noise Ratio) yang mengukur tingkat perbedaan citra setelah pesan dengan yang belum. 2. ANALISIS Pada bagian ini akan dibahas mengenai proses dan ekstraksi pesan. Terdapat juga analisis mengenai ukuran maksimum pesan. 2.1 Penyisipan Pesan Untuk melakukan pesan pada citra GIF, dibutuhkan masukan berupa citra yang akan pesan, pesan yang akan (message), dan kunci (key). Proses pesan, dapat dilihat skema kerjanya pada Gambar 1, terdiri dari beberapa tahapan. Pada awalnya dilakukan pembangkitan bilangan semu acak menggunakan algoritma Linear Congruential Generator (LCG). Setelah itu dilakukan proses dekompresi citra, dan setelah itu dilakukan pemilihan piksel secara semu acak, sesuai dengan bilangan semu acak yang telah dibangkitkan. Setelah itu dilakukan pencarian nilai paritas warna palet dari piksel-piksel yang telah dipilih. Setelah nilai paritas dari warna palet sebuah citra bitmap ditentukan, proses pesan berlanjut pada tahap pengecekan paritas. Piksel yang telah dipilih secara semu acak menjadi tempat pesan akan dicek nilai paritasnya dengan bit pesan. Jika perbandingan menghasilkan persamaan bit, maka piksel tersebut tidak dimodifikasi dan pengecekan berlanjut kepada piksel

selanjutnya. Jika terjadi perbedaan bit, maka piksel tersebut akan dimodifikasi warnanya dengan cara mencari warna tetangga terdekat menggunakan persamaan jarak: yang memiliki nilai paritas yang berbeda. maksimal sebanyak ukuran pesan. Nama berkas pesan yang disimpan pada comment extension untuk keperluan pengekstrasian pesan. Setelah proses pesan selesai, dilakukan proses kompresi citra untuk mengembalikannya ke dalam bentuk citra GIF. Dari hasil analisis didapatkan bahwa setiap piksel pada citra GIF dapat oleh satu buah bit pesan, sehingga maksimum jumlah ukuran pesan yang dapat pada citra GIF menggunakan metode adaptif adalah sesuai dengan persamaan berikut. 8 Dimana, p : ukuran pesan m : ukuran panjang citra GIF dalam piksel n : ukuran lebar citra GIF dalam piksel 2.2 Ekstraksi Pesan Untuk ekstraksi pesan dari citra GIF menggunakan metode adaptif membutuhkan masukan berupa stegoobject, dan kunci (key). Gambar 1 - Skema Penyisipan Pesan Warna tetangga terdekat mempunyai nilai d yang terkecil dibanding warna awal dan jika pada awalnya piksel tersebut mempunyai paritas warna palet 1, maka dicari warna tetangga terdekat yang mempunyai nilai paritas 0. Lalu warna tetangga terdekat tersebut akan menggantikan warna awal pada piksel tersebut. Pada proses pesan perlu diketahui pula ukuran pesan yang. Citra GIF memiliki fitur comment extension yang merupakan suatu blok pada data stream pada berkas citra GIF yang bertujuan untuk memperbolehkan sistem pengkode citra GIF untuk menambahkan metadata ataupun informasi tambahan mengenai berkas citra GIF tersebut. Informasi yang ditambahkan ke dalam comment extension adalah ukuran pesan dan nama berkas yang berisi pesan yang. Hal ini diperlukan untuk memberi informasi akhir pesan kepada sistem pengekstraksian pesan. Informasi akhir pesan akan menjadi batas akhir pembacaan pesan saat proses ekstraksi. Pembacaan pesan akan dilakukan Gambar 2 - Skema Ekstraksi Pesan Proses ekstraksi pesan, yang skema kerjanya dapat dilihat pada Gambar 2, diawali dengan pembangkitan bilangan semu acak menggunakan algoritma LCG dan kunci yang sama dengan kunci pada proses

. Setelah itu dilakukan dekompresi citra GIF. Setelah citra didekompresi, dilakukan pembacaan informasi pada comment extension yang merupakan fitur pada citra GIF yang memperbolehkan penggunanya menambahkan informasi dalam bentuk ASCII ke dalam berkas. Setelah informasi dibaca, dilakukan penelusuran piksel sesuai dengan bilangan semu acak yang dibangkitkan. Terakhir dilakukan pencarian nilai paritas dari piksel tersebut dan pengambilan pesan dengan cara menggabungkan nilai paritas dari piksel yang pesan. 2.3 Pembangkitan Bilangan Semu Acak Bilangan semu acak dibutuhkan pada proses untuk menjadi acuan piksel mana saja yang akan oleh bit pesan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut bilangan semu acak dibangkitkan dengan menggunakan algoritma Linear Congruential Generator (LCG), yang persamaannya sebagai berikut. Pada kasus ini nilai X 0 yang digunakan adalah masukan pengguna dan nilai modulus (m) sama dengan ukuran berkas citra GIF yang akan pesan, agar tidak terjadi pengulangan bilangan semu acak yang dibangkitkan. 2.4 Pengukuran Kualitas Citra Pengukuran kualitas citra GIF yang telah pesan dilakukan secara subjektif dan objektif. Pengukuran subjektif dilakukan dengan cara melihat secara visual perbedaan bentuk dan warna dari citra yang telah dengan yang belum. Pengukuran secara objektif dilakukan dengan cara menghitung nilai PSNR (Peak Signal to Noise Ratio). Nilai PSNR dalam satuan desibel (db) dihitung sesuai persamaan: Persamaan MSE membutuhkan dua buah masukan citra, lalu dicari nilainya. Setelah itu dihitung nilai PSNR. Nilai PSNR yang wajar pada pembandingan dua buah berkas citra adalah di atas 30 db. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis, perangkat lunak yang memiliki fungsi untuk menyisipkan dan ekstraksi pesan telah berhasil dikembangkan. Proses selanjutnya adalah melakukan pengujian untuk memeriksa apakah perangkat lunak yang dikembangkan mempunyai kinerja yang baik atau tidak. Perangkat lunak yang dikembangkan diberi nama SteGIF. Untuk menguji kebenaran perangkat lunak ini, dilakukan pengujian dengan melakukan dan ekstraksi pesan pada citra GIF. Terdapat tiga buah kasus uji yang dilakukan, yaitu menguji kebenaran proses dan ekstraksi, menguji kebenaran penggunaan kunci, dan menguji perubahan kualitas citra setelah dengan yang belum, menggunakan cara subjektif dan objektif. Sehingga setelah pengujian dapat disimpulkan tingkat kebenaran implementasi dari perangkat lunak yang dikembangkan. 3.1 Pengujian Kebenaran Proses Penyisipan dan Ekstraksi (Kasus Uji 1) Pengujian ini dilakukan untuk menguji kebenaran proses pesan dan ekstraksi pesan. Cara yang dilakukan adalah menyisipkan pesan dengan sebuah kunci, lalu mengekstraksinya dengan kunci yang sama. Pengujian akan berhasil apabila pesan berhasil, dan dapat diekstraksi kembali dengan benar. Isi berkas dapat dilihat pada Tabel 1, dan isi berkas hasil ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1 - Isi berkas 10 log Dimana nilai MSE (Mean Square Error) didapat dari persamaan: 1,,

diekstraksi memiliki isi yang tidak sama dengan pesan yang asli. Dengan menggunakan berkas yang sama dengan kasus uji 1, dilakukan proses ekstraksi menggunakan kunci yang salah. Pada kasus uji ini digunakan kunci alfanumerik bernilai stego. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3. Kunci yang digunakan berbentuk alfanumerik dengan nilai kunci. Kunci ini dimasukkan pada proses dan ekstraksi. Tabel 2 - Isi berkas ekstraksi Dari hasil pengujian, terbukti bahwa SteGIF berhasil menjalankan proses dan ekstraksi dengan benar. Semua pesan yang menjadi masukan telah berhasil, dan kemudian dapat diekstraksi dengan baik. Pesan yang diekstraksi sama dengan pesan yang asli, dan kunci yang digunakan pada proses dan ekstraksi juga sama. Namun waktu yang dibutuhkan pada beberapa tes cukup lama, dan sebanding dengan besarnya ukuran pesan. Hal ini dikarenakan pembacaan citra dan pesan dilakukan secara bit per bit, tidak secara langsung membaca berkas secara utuh. 3.2 Pengujian Proses Penggunaan Kunci (Kasus Uji 2) Pengujian ini dilakukan untuk menguji kebenaran dari penggunaan kunci, yaitu dengan cara memasukkan kunci yang salah pada saat ekstraksi. Pengujian akan berhasil apabila pesan yang Dari hasil pengujian, terbukti bahwa SteGIF dapat melakukan aspek penggunaan kunci dengan baik. Proses ekstraksi dengan kunci yang salah dapat ditangani, yaitu dengan tetap menghasilkan pesan yang berbeda dengan pesan yang asli, namun karena menggunakan kunci yang berbeda, penghitungan semu acak untuk mendapatkan piksel mana yang akan diambil nilai paritasnya menghasilkan nilai yang berbeda, sehingga isi pesan yang terekstraksi juga berbeda. Tabel 3 - Isi berkas ekstraksi menggunakan kunci yang berbeda ÿ ÿþþò-µwïïûÿ ûïÿï ߺÿ_ÿûýÿÛ» ßæïþÿoÛïïï~þ ßþÿÿìþöü.ÿ ðïßûÿãÿ ã øýžïÿ½ïýï íúßÿÿ ßýöÿ}û û ûÿÿýûÿë}ïÿõ ÿ üš _ îûÿÿ ïïïþï úÿßÿûÿûûÿ ïÿÿïûïíú~ÿ ßû8û ä_ þí ý õïß{ÿóÿ Ûý½ û½ þï }û ÿ ÿ ïß ¾Ÿ =ßÿûÿÿýûÿë]îý}ÿýÿÿõ Ú ó[ÿ í ß ÿÿÿÿçúÿ_ßëýÿ{ûÿïïÿÿ ßïïú~ÿÿßû¾ÿü~ÿï¾oÿõÿÿûÿáþï Ûýõ û½ÿéß ÿÿÿÿÿïÿõþý 3.3 Pengujian Perubahan Kualitas Citra GIF Pengujian ini dilakukan untuk menguji kualitas dari citra hasil, yaitu dengan membandingkannya dengan citra yang asli. Pembandingan ini memakai masukan dari citra GIF yang telah melewati proses pada kasus uji 1, dan menggunakan dua cara perbandingan, yaitu subjektif dan objektif. Pengujian akan berhasil apabila dari masing-masing cara, didapatkan hasil seperti berikut:

1. Pada cara subjektif, citra dianggap mirip. 2. Pada cara objektif, hasil penghitungan PSNR di atas 30 db. Pada cara subjektif, semua citra hasil dianggap mirip dengan citra asli. Sehingga SteGIF dapat menyisisipkan pesan tanpa menimbulkan kecurigaan secara subjektif, atau secara kasat mata. Pada cara objektif, dilakukan penghitungan nilai PSNR antara berkas yang telah dengan yang belum, dan menghasilkan nilai PSNR: 54,640614262. Sehingga hal ini membuktikan bahwa proses dengan menggunakan metode adaptif tidak mengubah kualitas struktur citra secara signifikan. Dari semua hasil pengujian yang telah dilakukan, terlihat bahwa perangkat lunak SteGIF dapat menjalankan semua fungsi dan spesifikasi dengan benar. Penurunan kualitas citra yang dihasilkan juga tidak terlalu signifikan dan secara kasat mata tidak terlihat secara signifikan perbedaan antara citra GIF awal dengan yang sudah disisipi pesan. Penurunan kualitas citra yang dihasilkan juga bergantung pada besarnya ukuran pesan yang. menggunakan metode adaptif yang telah diimplementasikan adalah sesuai persamaan berikut. 8 Dimana, p : ukuran pesan m : ukuran panjang citra GIF dalam piksel n : ukuran lebar citra GIF dalam piksel DAFTAR REFERENSI [1] Johnson, Neil F. 1998. Exploring Steganography: Seeing the Unseen. IEEE. [2] Graphics Interchange Format. 1989. Ohio: CompuServe Incorporated. [3] Fridrich, Jiri. 1998. A New Steganographic Method for Palette-Based Images. Center for Intelligent Systems, SUNY Binghamton. 4. KESIMPULAN Berikut beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan analisis ini: 1. Telah berhasil dikembangkan perangkat lunak yang dapat melakukan steganografi pada citra GIF. Kebutuhan fungsional dari perangkat lunak, seperti proses dan ekstraksi pesan, serta penggunaan kunci sudah dapat dilakukan dengan benar. 2. Metode adaptif sebagai metode pesan sudah dapat dilakukan dengan benar, yaitu menyisipkan pesan berdasarkan nilai paritas dari nilai piksel yang terdapat pada citra GIF. Keberhasilan ini terletak pada proses pengambilan nilai paritas dan penentuan warna tetangga, sehingga perubahan yang dilakukan dengan mengganti warna dengan warna tetangga terdekat yang memiliki nilai paritas berbeda. 3. Kualitas citra GIF yang dihasilkan bergantung pada besarnya ukuran pesan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat pengujian, citra GIF yang dengan ukuran pesan yang lebih besar akan mengalami perubahan kualitas yang lebih besar. Maksimum ukuran pesan dalam satuan byte yang dapat