BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dan krisis moneter terjadi pada tahun yang memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dengan

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. tinggi bahkan melebihi tinggi dari rata-rata perbankan syari ah dunia. 1

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary,

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Bank menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah lembaga yang berperan

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat. pembangunan nasional mengakibatkan perlu adanya pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN namun demikian, UU saja masih belum cukup, sehingga diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dikenal dengan fungsi perantara (intemediary) keuangan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara, yakni sebagai lembaga. perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Oleh: ASRI WIYATI B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. ke bidang finansial, dan bank sebagai wujud objektivitas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Asia. Langkah yang ditempuh dalam menghadapi krisis moneter salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara. Negara-negara yang berada di wilayah Eropa dan Asia-Pasifik pun

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI DAN PT. BANK MEGA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN LOAN TO ASSET RATIO PADA BANK UMUM DEVISA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Hal tersebut dinyatakan dengan jelas dalam GBHN bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian suatu negara. Bank di dalam perekonomian sebagai lembaga perantara keuangan, yang dimana perbankan merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga yang mempunyai peran untuk mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana, maka kegiatan bank harus berjalan secara efisien pada industri mikro maupun makro. Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Selain itu bank berfungsi sebagai pelaksana kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter. Sehingga secara keseluruhan guna terciptanya suatu perekonomian yang sehat maka keberadaan bank yang sehat dan baik sangat menjadi tolak ukur yang tepat. Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha : 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah. 1

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Perbedaan mendasar diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal, stuktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja (Muh. Syafi i Antonio, 2001: 29). Pada saat ini, untuk perbankan syariah sendiri telah menjadi salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia. Beberapa fakta fenomena tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah : Tabel 1.1 Dana Pihak Ketiga, jumlah dana masyarakat yang ditempatkan di perbankan Keterangan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank Umum 1,127,937 1,287,102 1,510,834 1,753,292 1,950,712 2,096,036 Bank Syariah 15,581 19,347 28,011 36,852 52,271 58,078 Market share bank syariah 1.38% 1.50% 1.85% 2.10% 2.68% 2.77% Sumber : ( http://www.syariahmandiri.co.id/ ) Terlihat pada 1.1 bahwa Dana Pihak Ketiga pada bank syariah terus menanjak seperti bank umum. Akan tetapi bank syariah cenderung lebih tinggi tingkat kenaikannya bila dihitung dalam persentase. Sehingga pada akhirnya market share Dana Pihak Ketiga pada bank syariah terus mengalami kenaikan. Tabel 1.2 Pembiayaan, jumlah dana yang disalurkan perbankan kepada masyarakat Pembiayaan Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank Umum 695,648 792,297 1,002,012 1,307,688 1,437,930 1,586,492 Bank Syariah 12,405 16,113 20,717 26,109 34,452 46,260 Market share bank syariah 1.78% 2.03% 2.07% 2.00% 2.40% 2.92% Sumber : ( http://www.syariahmandiri.co.id/ ) 2

Pembiayaan bank umum dihitung dari Desember 2005 sampai dengan Juni 2010 terus mengalami peningkatan, sama halnya pada bank syariah. Akan tetapi jika dilihat berdasarkan persentasi pada dari Desember 2005 sampai dengan Juni 2010 kenaikan pembiayaan pada bank syariah telah melebihi 3 (tiga) kali lipat. Hal ini berpengaruh positif pada kenaikan market share pada pembiayaan bank syariah. Tabel 1.3 Aset, total kekayaan yang dimiliki perbankan Aset Des 05 Des 06 Des 07 Des 08 Des 09 Juni 10 Bank Umum 1,469,827 1,693,850 1,986,501 2,310,557 2,534,106 2,678,265 Bank Syariah 20,880 26,722 33,016 49,555 66,090 75,205 Market share bank 1.42% 1.58% 1.66% 2.14% 2.61% 2.81% syariah Sumber : ( http://www.syariahmandiri.co.id/ ) Sama halnya dengan jumlah Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan pada bank umum dan bank syariah, keduanya mengalami peningkatan total aset. Peningkatan tersebut mendukung kenaikan market share aset pada bank syariah. Dana pihak ketiga, pembiayaan dan aset perbankan syariah tumbuh lebih pesat dibandingkan perbankan umum sehingga market share perbankan syariah terhadap perbankan umum senantiasa meningkat hingga saat ini. Pada praktik penggunaan jasa perbankan di Indonesia pembagian keuntungan antara perbankan konvensional dengan bank syariah menjadi prasyarat yang membedakan antara keduanya. Kegiatan operasional pada bank konvensional menggunakan sistem bunga sebagai alat untuk mempersentasekan pembagian hasil dan pembebanan atas penggunaan dan pinjaman dana. Sedangkan pada bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil atau profit and loss sharing yang tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Mengalisis laporan keuangan secara teratur yang setiap akhir periode diterbitkan oleh bank go public dapat menjadi cara untuk mengetahui kinerja 3

suatu bank. Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan catatan dari berbagai transaksi yang terjadi selama satu periode. Maksud dari angka-angka harus kita ketahui agar kita dapat mengerti makna dan maksud informasi yang dsampaikan oleh bank. Alat analisis diperlukan untuk mengetahui makna yang ada pada laporan keuangan. Dalam proses tersebut alat analisis yang biasa digunakan yaitu analisis laporan keuangan yang berupa rasio-rasio laporan keuangan. Namun saat ini para pengguna laporan keuangan (nasabah, karyawan, pemerintah, masyarakat, manajemen) dihadapkan satu kondisi dimana laporan keuangan bank syariah belum dapat melakukan analisa terhadap kinerja keuangan bank syariah secara tepat, mengingat laporan keuangan bank syariah sebagaimana termuat dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 59, hanya memuat sejumlah elemen laporan keuangan sebagaimana elemen dalam laporan keuangan bank konvensional, ditambah dengan beberapa laporan seperti Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat, Laporan Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh serta Laporan Qardul Hasan. Jika dikaji secara lebih medalam, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan bank syariah masih berorientasi pada kepentingan direct stakeholders. Tujuan ini sama dengan tujuan akuntansi yang termuat dalam laporan keuangan bank-bank konvensional. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, sehingga investor maupun kreditor terbantu dalam pembuatan keputusan atau pertimbangan dalam penilaian pencapaian perusahaan dan prospek di masa datang. Analisis laporan keuangan yang berupa rasio tersebut antara lain pertama rasio likuiditas, rasio ini menunjukan aspek kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio kedua adalah leverage atau solvabilitas. Solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka panjang. Rasio ketiga adalah profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan sumber daya yang dimiliki. (Darsono dan Ashari, 2004:62) 4

Dapat disimpulkan bahwa alat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan yaitu laporan keuangan, dimana sebagai alat ukur dan alat pertanggungjawaban. Dengan kata lain maka laporan keuangan dapat dijadikan sarana untuk mengetahui kondisi di dalam suatu perusahaan, dimana kondisi dan permasalahan dalam perusahaan dapat ditemukan dan diperbaiki. Secara keseluruhan analisis laporan keuangan berguna juga untuk mengetahui perbandingan kinerja bank satu dengan lainnya. Analisis ini berfokus pada kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah. Oleh karena itu penulis memberi judul tugas akhir yaitu Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara PT Bank Syariah Mandiri Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2009-2011. 1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diangkat penulis dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan adalah tentang analisis perbandingan kinerja keuangan bank syariah dengan bank konvensional yaitu : 1. Bagaimana kinerja keuangan berdasarkan rasio permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan efisiensi pada PT Bank Syariah Mandiri Tbk periode 2009-2011? 2. Bagaimana kinerja keuangan berdasarkan rasio permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan efisiensi pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk periode 2009-2011? 3. Bagaimana perbandingan atas kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk periode 2009-2011 berdasarkan rasio permodalan, kualitas aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan efisiensi? 5

1.2.2 Batasan Masalah Mengingat adanya keterbatasan waktu, keilmuan, dan kemampuan penulis, maka penulis membatasi masalah berupa : 1. Pengukuran kinerja bank dilakukan berdasarkan Laporan Publikasi Keuangan Bank yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia selama periode 2009-2011. Data yang diambil adalah laporan keuangan bank per Desember 2009-2011 yang dipublikasikan di perpustakaan Bank Indonesia. 2. Ukuran kinerja (performance measurement) bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan bank yang meliputi (1) Capital Adequancy Ratio (mewakili rasio permodalan), (2) Non Performing Loan (mewakili rasio kualitas aktiva produktif), (3) Return on Assets (mewakili rasio rentabilitas), (4) Loan to Deposit Ratio (mewakili rasio likuiditas), (5) Rasio Beban Operasional dibagi Pendapatan Operasional (mewakili rasio efisiensi). 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya : 1. Menganalisis kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Tbk periode 2009-2011. 2. Menganalisis kinerja keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk periode 2009-2011. 3. Menganalisis perbandingan atas kinerja keuangan PT Bank Syariah Mandiri Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk periode 2009-2011. 6

1.3.2 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dengan penelitian mengenai perbandingan kinerja bank syariah dengan bank konvensional ini terbagi pada beberapa pihak, antara lain : 1. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat membuat penulis memperoleh pemahaman, pengalaman dan pengetahuan baru mengenai bank syariah dan bank konvensional. 2. PT Bank Syariah Mandiri Tbk Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai catatan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila terdapat kekurangan dan kelemahan. 3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Penelitian ini diharapkan dapat menjadi catatan guna mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, juga dijadikan acuan atau pertimbangan untuk membentuk atau menambah unit usaha syariah. 7