Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

dokumen-dokumen yang mirip
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Peningkatan Kapasitas POKJA Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

E. DUKUNGAN DAN KEMITRAAN 1. Dukungan dana yang pernah diperoleh No. Nama/Jenis Instansi/Lembaga Program Pemberi Dana Tahun

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pusat Studi Wanita/Gender (PSW/G)

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Program Pendidikan Keaksaraan Berbasis Seni Budaya Lokal

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

Lampiran 9: Format Buku Penerimaan/Penyetoran Pajak BUKU PENERIMAAN/PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

PROGRAM DAN ANGGARAN SUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI TAHUN 2012

No PS 2009 TAHUN Bantuan Persiapan Sertifikasi ISO

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta Telp.: (021) Fax. : (021)

SURAT EDARAN Nomor : 110/C/KU/ /C/KU/2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN HONORARIUM GURU BANTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

ARTIKEL 11 KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN

Kegiatan Peningkatan Mutu PKBM dan FK-PKBM

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lampiran 3 PERNYATAAN PENERIMAAN DANA BANTUAN INSENTIF BAGI PENGELOLA PKBM DAN PENGELOLA TBM TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PENYEDIAAN PERALATAN, BAHAN, DAN KELENGKAPAN LAINNYA UNTUK LKS TAHUN 2016

NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA PRESTASI TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

PROGRAM BANTUAN PENYELESAIAN TESIS (S2) BAGI PTK PAUDNI KERJASAMA DIREKTORAT P2TK-PAUDNI DAN PPS UM TAHUN 2011 A. MAKSUD DAN PENGERTIAN

SURAT EDARAN Nomor: 348/C/KU/2009

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN PRAKTIK SISWA SMK TAHUN 2016

Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta Telp. : (021) , , , ,

Petunjuk Teknis BANTUAN PUSAT KEGIATAN GUGUS (PKG) PAUD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

EVALUASI DAN SEMILOKA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PUG BIDANG PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SISWA MISKIN (BSM) SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6,

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

MONITORING DAN EVALUASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Transkripsi:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompleks Perkantoran Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 Telp: 021-5725575, Faks: 021-5725039 Website: www.paudni.kemdikbud.go.id/bindikmas

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal ii Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan ataupun agama tertentu. Pendidikan merupakan salah satu pemenuhan hak asasi manusia untuk mengembangkan kepribadian dan karakter yang menghargai kebebasan berpikir, menumbuhkan dan menggalakkan sikap saling pengertian, toleransi, persahabatan, dan perdamaian. Untuk memenuhi hak pendidikan bagi orang dewasa, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, menyediakan layanan pendidikan masyarakat yang diharapkan mampu mendorong tumbuhnya masyarakat belajar sepanjang hayat. Pemenuhan hak warga negara terhadap pendidikan orang dewasa ini diharapkan benar-benar dapat dirasakan dan dilihat hasilnya oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan masyarakat diutamakan untuk meraih segmen tertentu yang karena berbagai hal mempunyai kondisi kemarjinalan tertentu (geografis, sosial ekonomi, gender, kekhasan etnisitas dan budaya, serta permasalahan hukum dan penyakit sosial). Layanan pendidikan masyarakat antara lain pendidikan keaksaraan, keaksaraan usaha mandiri, aksara kewirausahaan, pengembangan budaya baca masyarakat, pengarusutamaan gender bidang pendidikan dan pendidikan perempuan, dan penataan kelembagaan pendidikan nonformal. Buku Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran, dan Pengelolaan Bantuan Peningkatan Kapasitas Kelompok Kerja (Pokja) Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota ini dimaksudkan iii

KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat iv sebagai acuan bagi para pembina, penyelenggara dan pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan lainnya untuk berpartisipasi dan menyukseskan penyelenggaraan program-program tersebut sesuai dengan peran masingmasing. Capaian kinerja layanan kabupaten/kota yang telah menerapkan pengarusatamaan gender bidang pendidikan tahun 2012 adalah 57,34%, lebih tinggi dari target Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional 2010-2014, 54%. Saya menyambut baik diterbitkannya petunjuk teknis ini sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pendidikan orang dewasa dengan memperluas ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas layanan pendidikan masyarakat secara terarah dan terpadu. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyusun petunjuk teknis ini, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal baik bagi kita semua, sehingga mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT. Jakarta, Maret 2013 Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog NIP 195703221982112001 Terwujudnya masyarakat yang berdaya, beraksara, cerdas, dan mandiri melalui pendidikan orang dewasa bagi yang kurang terjangkau dapat dicapai melalui pendidikan masyarakat. Pembinaan pendidikan masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat menuju peningkatan kesejahteraan yang bermartabat melalui pembelajaran sepanjang hayat. Dengan demikian, pembinaan pendidikan masyarakat akan selalu melibatkan proses di mana upaya pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih bermanfaat dan memberdayakan masyarakat. Layanan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat antara lain: (i) ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan keaksaraan orang dewasa(pod), (ii) ketersediaan sarana keaksaraan orang dewasa, (iii) kesetaraan layanan POD bagi perempuan, pemuda dan anak marjinal, (iv) ketersediaan layanan pendidikan keorangtuaan untuk mendukung PAUDISASI dan perlindungan anak, dan (v) kebermutuan lembaga penyelenggara pendidikan masyarakat dan layanan pendidikan melalui pengarusutamaan gender (PUG) bidang pendidikan. Layanan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan nonformal yang makin berkembang. Sampai pada tahun 2012, capaian layanan pendidikan masyarakat yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat adalah sebagai berikut: menurunnya jumlah penduduk tuna aksara usia dewasa (15-59 tahun) menjadi 4,21% atau 6.401.522 orang, di mana dari jumlah tersebut angka disparitas gender penduduk tuna aksara adalah 2,4%. Kemudian, sebanyak 16% dari seluruh lulusan Pendidikan Keaksaraan Dasar yang berusia 15-59 tahun telah mendapatkan layanan Keaksaraan Usaha Mandiri, v

vi dan persentase penduduk perempuan berkeaksaraan dasar yang memperoleh layanan Pendidikan Kecakapan Hidup menjadi 14%. Selain itu, sebanyak 32% kabupaten/kota telah menerapkan pengarusutamaan gender (PUG) bidang pendidikan. Sedangkan jumlah kabupaten/kota yang telah menyelenggarakan kecakapan keorangtuaan adalah 20%. Terkait dengan peningkatan kualitas kelembagaan, sebanyak 60% kecamatan telah memiliki PKBM, dan 60% dari PKBM telah bernomor induk lembaga. Demikian juga persentase kabupaten kota yang telah memiliki minimal 10 TBM meningkat menjadi 47%. Untuk meningkatkan penjaminan kualitas pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, disusunlah petunjuk teknis pengajuan, penyaluran, dan pengelolaan bantuan pendidikan masyarakat dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi pemangku kepentingan dalam melaksanakan seleksi, pengajuan, penyaluran, penyelenggaraan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas layanan kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelompok Kerja (Pokja) Pengarustamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Selain itu, petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi para pembina/penyelenggara dan tutor pendidikan nonformal dan informal dalam keikutsertaannya pada kegiatan pendidikan masyarakat. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan petunjuk teknis ini. Semoga petunjuk teknis ini dapat bermanfaat sesuai dengan maksud penyusunannya dan dipergunakan sebagaimana mestinya, dengan harapan semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua. Amin. Jakarta, Maret 2013 Direktur r Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ellala Yulaelawati, l M.A., Ph.D. NIP.195804091984022001 091984022001 DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 4 C. Tujuan Petunjuk Teknis... 5 BAB II PENINGKATAN KAPASITAS KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA... 6 A. Pengertian... 6 B. Sasaran... 6 1. Penerima Bantuan... 6 2. Penerima Manfaat... 7 C. Tujuan Kegiatan... 7 D. Hasil yang Diharapkan... 8 E. Deskripsi Kegiatan... 9 BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA... 13 A. Lembaga Penyelenggara... 13 B. Persyaratan Lembaga... 13 C. Tata Cara Pengajuan Dana... 14 D. Proses Penyaluran Dana... 15 E. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana... 18 F. Mekanisme Pengusulan dan Pencairan Dana... 19 vii

BAB IV PELAPORAN DAN PEMANTAUAN... 24 A. Pelaporan... 24 B. Pemantauan... 25 PENDAHULUAN C. Catatan Khusus... 26 BAB V PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN... 27 A. Pengawasan... 27 B. Pemeriksaan... 27 A. Latar Belakang BAB VI PENUTUP... 28 Kebijakan pengarusutamaan gender merupakan perjalanan panjang dari usaha global dan nasional dalam menanggapi kesenjangan gender dalam viii Lampiran Lampiran... 29 berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Hal ini tercermin 1 Lampiran 1. Format Perjanjian Kerjasama... 29 dari berbagai kesepakatan global antara lain konvensi tentang penghapusan Lampiran 2. Format Sampul Proposal... 34 segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan (CEDAW) yang diratifikasi Lampiran 3. Format Acuan Sistematika Penyusunan Proposal... 35 menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984. Tonggak sejarah dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender diukir dalam Konferensi Perempuan Lampiran 4. Format Surat Rekomendasi... 37 Sedunia ke-4 di Beijing tahun 1995 yang menghasilkan suatu kerangka Lampiran 5. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak... 38 kerja kebijakan global untuk memajukan kesetaraan gender. Kebijakan global Lampiran 6. Format Surat Laporan Penerimaan Dana tersebut ditindaklanjuti oleh Pemerintah Indonesia dengan ditetapkannya dan Penggunaannya... 39 Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2000, yang menginstruksikan seluruh kementerian/lembaga di tingkat nasional dan daerah untuk menerapkan Lampiran 7. Format Rencana Penggunaan Dana... 40 pengarusutamaan gender dalam berbagai aspek kegiatan pembangunan. Lampiran 8 Format Acuan Sistematika Laporan Khusus pengarusutamaan gender di bidang pendidikan, pertemuan Dakar Hasil Pelaksanaan Kegiatan... 41 (April, 2000) dengan tema Education For All juga menjadi kesepakatan Lampiran 9. Format Rekapitulasi Rincian Penggunaan Dana... 43 yang dilaksanakan oleh Indonesia. Pada tahun yang sama di bulan September Lampiran 10. Format Acuan Buku Kas Umum... 44 diadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium Goals (MDG s) di Markas Besar Perserikatan Bangsa Bangsa yang dihadiri oleh 189 pimpinan dan Lampiran11. Format Acuan Buku Penerimaan/Penyetoran Pajak... 45 wakil negara, termasuk Indonesia, untuk merenungkan dan mendiskusikan Lampiran 12. Format Profil Lembaga... 46 nasib sebagaian umat manusia yang terancam masa depannya. Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan-kesepakatan dengan menetapkan delapan tujuan, dua diantaranya adalah di bidang pendidikan dan kesetaraan gender. Tujuan MDG s bidang pendidikan pada tahun 2015 adalah menjamin semua anak laki-laki dan perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar. Sementara itu, tujuan MDG s untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan adalah menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, serta di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015. Meskipun semua unsur BAB I

2 masyarakat terlibat, namun inti dari kesepakatan-kesepakatan itu sejatinya menjadi tanggung jawab negara, yaitu sampai seberapa jauh usaha-usaha negara tersebut dilaksanakan secara konsekuen. Laporan MDG s Indonesia 2012 menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan untuk target bidang pembangunan pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-laki pada tingkat SD/ MI/Paket A telah mencapai 99,73, hampir menutup kesenjangan gender. Di tingkat SMP/MTs/Paket B telah mencapai 101,99. Selain itu telah banyak perempuan yang mendapatkan akses ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Demikian juga untuk tingkat keaksaraan perempuan usia 15-24 tahun pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG) dapat menjadi contoh sekaligus tempat pembelajaran proses pelaksanaan PUG. Komitmen untuk melakukan pengarusutamaan gender bidang pendidikan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2010-2014 terus dikawal dan diimplementasikan melalui penguatan kapasitas pengambil kebijakan di daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Mulai tahun 2003, sudah dimulai upaya untuk memfasilitasi dan mengadvokasi provinsi dalam rangka memperkuat komitmen para pengambil kebijakan agar setiap kebijakan, program, dan kegiatan dalam bidang pembangunan pendidikan di daerah, dapat mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan gender. 3 yang hampir mendekati angka 100 persen. Keberhasilan juga diperlihatkan dengan meningkatnya jumlah program dan kebijakan yang responsif gender, meningkatnya pemahaman kesetaraan gender baik di tingkat nasional maupun di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, serta jumlah publikasi tentang gender yang telah diterbitkan. Usaha pendekatan perspektif gender di bidang pendidikan di Indonesia dapat dikatakan tergolong maju. Namun demikian, para pakar berpendapat bahwa capaian-capaian kuantitatif tersebut tidak serta-merta menjadi indikator kemajuan pendidikan bermutu. Meskipun pendidikan dasar telah mencapai target MDG s tapi belum bisa dianggap merata, khususnya di 3 provinsi kawasan timur (Papua, Papua Barat, dan Maluku). Patut pula dipertanyakan upaya pemerataan akses pendidikan yang tidak selalu sejalan dengan mutu pendidikan. Dari semua keberhasilan seperti yang diungkapkan di atas, ada beberapa isu gender yang patut menjadi perhatian bersama. Beberapa kasus memperlihatkan keadaan yang justru berbanding terbalik dengan anggapan umum selama ini. Terdapat kecenderungan yang memperlihatkan bahwa angka partisipasi sekolah, angka kelulusan, maupun indeks prestasi siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan siswa laki-laki, sebaliknya siswa yang meninggalkan sekolah (drop out) lebih banyak anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Oleh sebab itu, dinamika yang terjadi sekarang ini menunjukkan bahwa persoalan kesenjangan gender tidak selalu berarti keterpurukan perempuan. Pergeseran tersebut harus dicermati dan dicarikan solusinya dalam meningkatkan kesetaraan gender. Untuk menelaah pergeseran ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu pionir dalam Sementara kabupaten/kota baru diberikan fasilitasi dan advokasi mulai tahun 2008, dan sampai dengan akhir tahun 2012 sudah menjangkau 285 kabupaten/ kota dari 497 kab/kota seluruh Indonesia. Mengingat masih banyaknya kabupaten/kota yang belum dapat difasilitasi, maka perlu dilakukan model akselerasi implementasi PUG bidang pendidikan agar dimensi keadilan dan kesetaraan gender dapat dengan segera masuk ke dalam setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pendidikan di kabupaten/kota. Untuk memperkuat capaian yang selama ini telah dilakukan dan meningkatkan komitmen para pengambil kebijakan di daerah (khususnya provinsi), maka pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya secara terus menerus berkoordinasi dengan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (Pokja PUG) Bidang Pendidikan di provinsi untuk mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan di setiap provinsi. Untuk terus memperkuat dan memperluas implementasi program ini, pada tahun 2013, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat akan tetap bekerjasama dengan Pusat Studi Gender/Wanita (PSG/W) yang berada di Perguruan Tinggi yang selama ini memiliki sumber daya potensial untuk menjadi fasilitator, pelatih, dan narasumber dalam mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan gender dalam pembangunan pendidikan dan upaya pencegahan tindak pidana perdagangan orang. Bentuk fasilitasi dan advokasi yang diberikan oleh PSG/W dapat berupa penyediaan narasumber, pelatih, dan fasilitator program.

Untuk memberikan rambu-rambu dan panduan bagi Pokja PUG Bidang 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2012 tentang Pendidikan di provinsi, kabupaten/kota dan pihak terkait dalam pengajuan, Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga. pengelolaan, dan penyelenggaraan kegiatan peningkatan kapasitas Pokja PUG 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun bidang pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota tahun 2013, disusunlah 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran, dan Pengelolaan Bantuan Kebudayaan. Peningkatan Kapasitas Kelompok Kerja (Pokja) Pengarusutamaan Gender 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2013 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Pertanggungjawaban B. Dasar Hukum Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 4 13. Rencana Strategi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, 5 Nasional. 2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita. 3. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2011. 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010. 5. Instruksi Presiden nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarus utamaan Gender dalam seluruh bidang pembangunan. 6. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PWB/PBA). 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWB/PBA). 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 84 tahun 2008 tentang Pengarus utamaan Gender Bidang Pendidikan. 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 tahun 2010 tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun 2010 2014. Nonformal dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010-2014. 14. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Tahun 2013. C. Tujuan Petunjuk Teknis Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran, dan Pengelolaan Bantuan Peningkatan Kapasitas Kelompok Kerja (Pokja) Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota ini bertujuan untuk: 1. memberikan panduan bagi Pokja PUG Bidang Pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota untuk mengajukan permohonan dana bantuan sebagai biaya meningkatkan kapasitasnya, serta melaksanakan kegiatan, mengelola dana bantuan, dan mempertanggungjawabkan pemanfaatan dana secara akuntabel dan transparan. 2. memberikan panduan bagi petugas teknis Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat dalam melakukan penilaian dan seleksi proposal, verifikasi lembaga, menetapkan lembaga penerima dana bantuan, menyalurkan dana bantuan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga penyelenggara program. 3. meningkatkan tata kelola dan akuntabilitas publik dalam mengelola dan menyalurkan dana bantuan penyelenggaraan kegiatan.

BAB II Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota diberikan kepada Pokja PENINGKATAN KAPASITAS KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN PROVINSI DAN PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota yang mengajukan proposal kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. b. Pokja PUG Bidang Pendidikan di tingkat provinsi dan Pokja PUG Bidang Pendidikan di tingkat kabupaten/kota yang mengakses bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang 6 A. Pengertian KABUPATEN/KOTA Pendidikan ini harus memiliki legalitas, kapasitas, dan integritas dalam melaksanakan kegiatan pengarusutamaan gender di bidang pendidikan, dan memenuhi syarat yang ditentukan. 7 1. Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan upaya memperkuat kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Pokja PUG bidang pendidikan sebagai forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam proses penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian pendidikan untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. 2. Dana peningkatan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan provinsi dan kabupaten/kota merupakan dana bantuan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diberikan melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat kepada Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk digunakan sebagai biaya operasional penyelenggaraan kegiatan dalam rangka memperkuat kelembagaan dan peningkatan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. B. Sasaran 1. Penerima Bantuan a. Bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi diberikan kepada Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi, sedangkan bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG 2. Penerima Manfaat Penerima manfaat dari kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota adalah: a. Unsur pejabat pemerintah daerah dan pimpinan di lingkungan dinas pendidikan dan dinas yang menangani fungsi pendidikan. b. Pemangku kepentingan (stakeholders) terkait dengan bidang pendidikan diantaranya Bappeda, BPS, Badan Pemberdayaan Perempuan, serta lembaga/organisasi masyarakat yang berkontribusi dalam upaya peningkatan layanan PUG Bidang Pendidikan. c. Pendidik dan tenaga kependidikan satuan pendidikan formal dan pendidikan nonformal sebagai unit pelaksana layanan pendidikan yang responsif gender. C. Tujuan Kegiatan Penyelenggaraan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota ini bertujuan untuk memperkuat kelembagaan dan meningkatkan kapasitas, serta kapabilitas Pokja PUG Bidang Pendidikan provinsi dan kabupaten/kota sebagai forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota, sehingga memiliki komitmen untuk:

1. mengambil kebijakan yang responsif gender dalam penyusunan perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian di bidang pendidikan yang didukung oleh penyediaan data pendidikan yang responsif gender; 2. memfasilitasi penguatan Pokja PUG bidang pendidikan di provinsi 6. meningkatnya dukungan anggaran (APBD) yang disediakan oleh pemerintah provinsi untuk melaksa nakan program PUG bidang pendidikan; 7. tersusunnya perangkat sistem yang diperlukan untuk mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan bidang pendidikan; dan kabupaten/kota dalam upaya peningkatan kualitas layanan 8. menguatnya kapasitas kelembagaan PUG bidang pendidikan, pengarusutamaan gender bidang pendidikan; dan minimal pada 1 (satu) kabupaten/kota terpilih di wilayahnya (khusus 8 3. mengimplementasikan layanan pendidikan responsif gender pada satuan pendidikan formal dan nonformal di daerah. bagi Pokja PUG bidang pendidikan provinsi), di mana kabupaten/ kota tersebut belum pernah mendapatkan fasilitasi dari pusat; 9 D. Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota ini adalah: 1. meningkatnya komitmen pemerintah daerah (pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota) dalam mengambil kebijakan yang responsif gender dalam penyusunan perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian di bidang pendidikan; 2. tersedianya profil gender bidang pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota tahun 2013, sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan pendidikan responsif gender; 3. meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota, yang ditandai dengan semakin tingginya intensitas pertemuan dan koordinasi di antara anggota pokja; 4. tersedia dan meningkatnya sumber daya manusia sebagai focal point untuk mendukung implementasi PUG bidang pendidikan, pendidikan pemberdayaan perempuan, dan pencegahan tindak pidana perdagangan orang di kabupaten/kota; 5. meningkatnya pemahaman tentang pengarusutamaan gender bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan pendidikan di provinsi (DPRD, Bappeda, Dewan Pendidikan, BPS, dan sebagainya); 9. menguatnya kapasitas kelembagaan dan implementasi program PUG bidang pendidikan, minimal pada 2 (dua) jenis satuan pendidikan formal dan/atau pendidikan nonformal terpilih di wilayahnya (khusus bagi Pokja PUG bidang pendidikan kabupaten/kota); dan, 10. meningkatnya dukungan para pihak untuk mengimplementasikan pendidikan yang responsif gender pada satuan pendidikan di jalur formal, nonformal, dan informal. E. Deskripsi Kegiatan 1. Jenis kegiatan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota adalah: a. Peningkatan kapasitas kelembagaan meningkatkan pemahaman dan kesadaran para pengambil kebijakan untuk mengintegrasikan gender ke dalam setiap tahapan pembangunan pendidikan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai jenis kegiatan, yaitu: audiensi dengan para pengambil kebijakan, diskusi, workshop, seminar, atau pelatihan. Berbagai jenis kegiatan dirancang karena sasaran/peserta kegiatan memiliki keragaman kesibukan, kepentingan dan relevansinya dengan tindak lanjut kegiatan PUG pendidikan di masingmasing pemerintahan.

Berbagai tema yang disajikan diharapkan dapat menghasilkan 2. Tahapan Kegiatan komitmen pengambil kebijakan yang dilandasi oleh pemahaman a. Persiapan dan kesadaran gender. Komitmen yang dimunculkan terwujud 1) Identifikasi isu-isu gender yang masih terjadi di provinsi dan melalui integrasi gender dalam RPJMD, Renstra Dinas kabupaten/kota sebagai bahan untuk melakukan sosialisasi Pendidikan, Program/kegiatan pendidikan dan Surat Keputusan dan perencanaan program. Gubernur/Bupati/Kepala Dinas Pendidikan. 2) Sosialisasi program untuk menginformasikan program yang b. Kemitraan dengan Pusat Studi Gender/Wanita dan Lembaga akan dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, advokasi, dan Swadaya Masyarakat diskusi tentang program PUG bidang pendidikan bagi para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya. 10 Membangun kemitraan dengan Pusat Studi Gender/Wanita 11 (PSG/W) yang dilandasi dengan satu pemikiran bahwa lembaga ini memiliki kompetensi, kapabilitas dan pengalaman dalam mengembangkan berbagai sumber dan model implementasi PUG Bidang Pendidikan. Potensi ini dalam jangka panjang diharapkan menjadi pemicu integrasi dimensi keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan di provinsi. c. Penguatan Stakeholders Pendidikan Melakukan kerjasama dengan mitra terkait dalam pelaksanaan gender bidang pendidikan baik dengan lembaga swadaya masyarakat, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), sanggar kegiatan belajar (SKB), Yayasan/Organisasi Sosial Kemasyarakatan, Sekolah, atau lembaga terkait. d. Penguatan Data Base Pendidikan Menyediakan data terpilah sehingga dapat dijadikan bahan untuk melakukan perencanaan program yang responsif gender dengan menyusun Profil Gender Bidang Pendidikan provinsi dan kabupaten/kota tahun 2013. e. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Membuat pesan-pesan standar, media-media yang berkaitan dengan pengarusutamaan gender agar semua elemen memahami konsep gender. 3) Identifikasi sasaran kegiatan dan sumber-sumber pendukung, seperti: keberadaan focal point PUG bidang pendidikan kabupaten/kota, keterlibatan PSG/W, ketersediaan data terpilah, dan ketersediaan Dana APBD Provinsi. b. Pelaksanaan Kegiatan 1) Sosialisasi dan advokasi bagi para pengambil kebijakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, dalam upaya memperkuat komitmen untuk mendukung integrasi gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian pendidikan. 2) Sosialisasi dan advokasi program PUG bidang pendidikan bagi pendidik dan tenaga kependidikan formal dan nonformal. 3) Penguatan kapasitas kelembagaan PUG bidang pendidikan, minimal pada 1 (satu) kabupaten/kota terpilih di wilayahnya (khusus bagi Pokja PUG bidang pendidikan provinsi) sebagai upaya perluasan penguatan program PUG bidang pendidikan di kabupaten/kota. 4) Penguatan kapasitas kelembagaan dan fasilitasi implementasi program PUG bidang pendidikan, minimal pada 2 (dua) jenis satuan pendidikan formal dan/atau pendidikan nonformal terpilih di wilayahnya (khusus bagi Pokja PUG bidang pendidikan kabupaten/kota) sebagai upaya penyebarluasan PUG bidang pendidikan di daerah.

5) Penyusunan Profil PUG Bidang Pendidikan di provinsi dan kabupaten/kota tahun 2012. 6) Rapat-rapat untuk pertemuan rutin Pokja PUG, para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya, dalam rangka persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut kegiatan. 7) Monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan. A. Lembaga Penyelenggara Lembaga penyelenggara kegiatan peningkatan kapasitas kelembagaan c. Penilaian 12 Kelompok Kerja (Pokja) Pengurustamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan 13 ini adalah Kelompok Kerja (Pokja) Pengurustamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan yang sudah terbentuk atas keputusan pemerintah provinsi di tingkat provinsi, dan Pokja PUG Bidang Pendidikan yang sudah terbentuk atas keputusan pemerintah kabupaten/kota di tingkat kabupaten/kota, sehingga memiliki legalitas, kapasitas, dan integritas dalam melaksanakan layanan pengurustamaan gender bidang pendidikan. Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan penilaian internal terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan PUG bidang pendidikan, dengan membuat instrumen dan bahan-bahan pertanyaan untuk diberikan kepada focal point PUG bidang pendidikan provinsi, PSG/W, Lembaga/Mitra terkait lainnya. Hasil pertanyaan tersebut kemudian diinput untuk dijadikan bahan pertimbangan apakah pelaksanaan PUG bidang pendidikan telah berhasil dilaksanakan, dalam hal ini keberhasilan program itu dinilai oleh Pokja PUG sendiri. BAB III PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA B. Persyaratan Lembaga Persyaratan yang harus dipenuhi Pokja PUG dalam mengajukan bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut: 1. Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi: a. memiliki surat keputusan pembentukan Pokja PUG yang diterbitkan oleh gubernur atau pejabat yang ditunjuk; b. memiliki rekening bank atas nama Pokja PUG; c. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas Pokja PUG; d. memperoleh rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi setempat; e. memiliki struktur organisasi, susunan pengurus, dan uraian tugas setiap pengurus; f. memiliki sarana dan prasarana untuk melaksanakan kegiatan; dan, g. bersedia memfasilitasi penguatan 2 (dua) Pokja PUG Bidang Pendidikan tingkat kabupaten/kota di wilayahnya; 2. Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota: a. memiliki surat keputusan pembentukan Pokja PUG yang diterbitkan oleh bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk;

b. memiliki rekening bank atas nama Pokja PUG; c. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas Pokja PUG; d. memperoleh rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat; e. memiliki struktur organisasi, susunan pengurus, dan uraian tugas setiap pengurus; f. memiliki sarana dan prasarana untuk melaksanakan program; g. bersedia memfasilitasi implementasi PUG bidang pendidikan pada minimal 2 (dua) jenis satuan pendidikan formal dan/atau a. Proposal diterima oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat paling lambat tanggal 31 Juli 2013. Apabila pagu anggaran masih tersedia, proposal yang diterima setelah tanggal tersebut dapat diproses lebih lanjut. b. Proposal asli dikirim kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Proposal yang dikirim oleh Pokja PUG bidang pendidikan kabupaten/kota harus diberi tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi setempat. 14 pendidikan nonformal di wilayahnya. D. Proses Penyaluran Dana C. Tata Cara Pengajuan Dana 1. Penilaian Proposal 15 1. Penyusunan Proposal Setiap proposal yang diajukan kepada Direktorat Pembinaan Untuk memperoleh Bantuan Sosial Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Pendidikan Masyarakat dinilai oleh Tim Penilai Proposal yang Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota, setiap Pokja PUG dibentuk oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat atau harus menyusun proposal sesuai dengan sistematika penyusunan pejabat yang ditunjuk dengan surat keputusan. proposal sebagaimana contoh yang tertera dalam lampiran petunjuk teknis ini (lihat lampiran 3), dan dilengkapi dengan lampiran Penilaian proposal dilakukan melalui dua tahap, yaitu: persyaratan yang diperlukan, antara lain: a. Tahap pertama, penilaian administratif: a. rekomendasi dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi setempat; 1) Proposal yang tidak lolos seleksi administratif dinyatakan b. fotocopy surat keputusan pembentukan Pokja PUG bidang gugur. pendidikan; 2) Proposal lolos seleksi administrasi dan dilanjutkan pada proses c. fotocopy rekening bank atas nama Pokja PUG bidang pendidikan; berikutnya, yaitu penilaian tahap kedua. d. fotocopy NPWP atas nama Pokja PUG bidang pendidikan; b. Tahap kedua, penilaian subtansi/isi: e. profil Pokja PUG bidang pendidikan; dan 1) Penilaian substansi dilakukan dengan memberikan angkaangka untuk setiap aspek pada instrumen yang digunakan. f. surat pernyataan Ketua Pokja PUG bidang pendidikan tentang kesanggupan melaksanakan kegiatan. 2) Pemberian peringkat nilai yang terbesar sampai yang terkecil, 2. Pengiriman Proposal dengan membandingkan tolok ukur yang telah ditentukan Proposal yang telah disusun, kemudian dikirim kepada: dapat diketahui proposal yang lulus. Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal 3) Proposal yang lulus akan dibuatkan daftar Pokja PUG yang Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian lulus untuk diproses lebih lanjut. Pendidikan dan Kebudayaan u.p. Kasubag Tata Usaha, dengan alamat: 2. Verifikasi Proposal Kompleks Kemdikbud, Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Untuk membuktikan kebenaran data dan informasi yang disusun Senayan, Jakarta 10270, dengan ketentuan: dalam proposal dan untuk memperkuat hasil penilaian tim penilai proposal, Pokja PUG yang lulus penilaian substansi dapat diverifikasi

dengan maksud untuk mengklarisifikasi dokumen dan memastikan/ berikutnya dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian meyakinkan bahwa keberadaan, kelayakan, dan kredibilitas lembaga kerjasama penyelenggaraan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja yang bersangkutan telah sesuai dengan kriteria yang ditentukan. PUG Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota antara Verifikasi Pokja PUG dapat dilakukan dengan cara: Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi selaku Pejabat Pembuat Komitmen atas nama Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat a. Mengundang Pokja PUG untuk mempresentasikan program yang sebagai Pihak Pertama dengan Ketua Pokja PUG Bidang Pendidikan diusulkan pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Direktorat sebagai penerima bantuan sebagai Pihak Kedua, dengan menggunakan Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Format Perjanjian Kerjasama sebagaimana tertera dalam lampiran b. Melakukan visitasi atau kunjungan lapangan (sesuai ketersediaan petunjuk teknis ini (lihat lampiran 1). Tahap ini juga disertai dengan anggaran) terhadap Pokja PUG yang dianggap perlu dikunjungi penandatanganan kuitansi penerimaan bantuan dan dokumen lain 16 17 untuk memastikan kebenaran (objektivitas) kondisi dan keberadaan lembaga. c. Klarifikasi dan konfirmasi melalui surat atau telepon langsung kepada Pokja PUG calon penerima Bantuan sosial atau kepada dinas pendidikan provinsi setempat. 3. Penetapan Pokja PUG Sebagai Penerima Bantuan Berdasarkan hasil penilaian proposal dan/atau hasil verifikasi, Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi selaku Pejabat Pembuat Komitmen membuat daftar nominasi Pokja PUG Calon Penerima Bantuan dan disampaikan kepada Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat untuk mendapat persetujuan. Berdasarkan persetujuan dari Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi selaku Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan Pokja PUG Penerima Bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan dengan menerbitkan Surat Keputusan, dan tembusan disampaikan kepada dinas pendidikan provinsi atau kabupaten/kota setempat, untuk digunakan sebagai bahan pembinaan. 4. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi selaku Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penetapan Pokja PUG Penerima Bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota, tahap yang diperlukan untuk proses pencairan dana. 5. Penyaluran Dana Berdasarkan dokumen yang telah ditandatangani seperti disebutkan di atas, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat memproses penyaluran dana kepada Pokja PUG (penerima dana sebagai penyelenggara kegiatan), melalui mekanisme sebagai berikut: a. Berdasarkan Surat Keputusan tentang Penetapan Pokja PUG, Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/ Kota, kuitansi, dan dokumen yang telah ditandatangani seperti disebutkan pada nomor 4 di atas, Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat mengajukan usulan penyaluran dana kepada Bagian Keuangan Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memperoleh Surat Perintah Membayar (SPM). b. Bagian Keuangan Ditjen PAUDNI, Kemdikbud mengajukan SPM ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III untuk memproses penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). c. KPPN Jakarta III melalui Bank Operasional KPPN mentransfer dana bantuan ke rekening Pokja PUG Bidang Pendidikan. d. Pengambilan dana harus dilakukan oleh ketua Pokja PUG yang namanya tercantum dalam surat keputusan tentang penetapan Pokja PUG penerima bantuan.

e. Paling lambat 2 (dua) minggu setelah dana masuk ke rekening lembaga, Ketua Pokja PUG harus memberitahukan kepada No Komponen Pembiayaan Proporsi Penggunaan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat bahwa dana bantuan sudah diterima (surat pernyataan), dengan menggunakan Sosialisasi dan advokasi PUG bidang pendidikan format sebagaimana terlampir. 1 bagi pendidik dan tenaga kependidikan formal dan nonformal (lokakarya, analisis situasi gender, 25% 18 pelatihan TOT, dan sejenisnya) 19 E. Alokasi dan Rincian Penggunaan Dana 1. Alokasi Dana Alokasi anggaran bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota pada tahun 2013 ini tersedia dana sebesar Rp. 8.300.000.000,- (delapan milyar tiga ratus juta rupiah) dengan sasaran 60 lembaga, yang terdiri atas: a. Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi sebanyak 23 lembaga dengan unit cost Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) per lembaga. b. Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/ Kota sebanyak 37 lembaga dengan unit cost Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) per lembaga. Khusus untuk bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota, alokasi akan diprioritaskan bagi kabupaten/kota yang belum pernah mengakses bantuan kegiatan ini pada tahun-tahun sebelumnya. 2. Rincian Penggunaan Dana Rincian alokasi penggunaan dana Bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, mengacu pada prosentase yang tertera pada tabel di bawah ini. 2 3 Memberikan penguatan kapasitas kelembagaan PUG bidang pendidikan, minimal pada 2 (dua) kabupaten/kota (bagi Pokja PUG bidang pendidikan provinsi) Memberikan penguatan kapasitas kelembagaan dan fasilitasi implementasi PUG bidang pendidikan, minimal pada 2 (dua) jenis satuan pendidikan formal dan/atau pendidikan nonformal (bagi Pokja PUG bidang pendidikan kabupaten/kota) Rapat-rapat untuk pertemuan rutin Pokja PUG, para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya. 35% 20% 4 Penyusunan profil PUG bidang pendidikan tahun 2012 (provinsi/ kabupaten/kota) 10% 5 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 10% F. Mekanisme Pengusulan dan Pencairan Dana Adapun mekanisme Pengusulan dan Pencairan Dana dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

20 Berdasarkan bagan mekanisme pengusulan dan pencairan dana seperti yang digambarkan di atas, maka tugas dan fungsi institusi tersebut yang berkaitan dengan proses kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. Ditbindikmas Ditjen PAUDNI Kemdikbud: a. Menyusun petunjuk teknis pengajuan, penyaluran, dan pengelolaan bantuan kegiatan Ditbindikmas. b. Melakukan sosialisasi kegiatan kepada Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota, Pemangku Kepentingan, dan Masyarakat. c. Melakukan pencatatan/registrasi atas proposal yang masuk. d. Melakukan penilaian atas kelayakan proposal yang masuk. 21 e. Melakukan verifikasi terhadap Lembaga/Satuan PNF yang mengajukan proposal. f. Melakukan pendampingan terhadap Lembaga/Satuan PNF yang mengalami kesulitan mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (apabila diperlukan). g. Menerbitkan SK penetapan Lembaga/Satuan PNF calon penerima bantuan, dengan tembusan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. h. Menandatangani dan mengirimkan akad kerja sama kepada lembaga/satuan PNF penerima dana bantuan. i. Mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada pejabat yang diberi kewenangan untuk menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM), sebagai dasar penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh KPPN. j. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melakukan verifikasi, pemantauan dan pengawasan terhadap Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan sebagai penerima bantuan.

2. Lembaga/Satuan PNF: a. Menyusun proposal sesuai dengan petunjuk teknis pengajuan, penyaluran dan pengelolaan bantuan penyelenggaraan kegiatan. b. Mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk memperoleh rekomendasi. c. Mengirimkan proposal ke Ditbindikmas Ditjen PAUDNI 5. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota: a. Mensosialisasikan kegiatan kepada Lembaga/Satuan PNF. b. Memberikan rekomendasi kepada Lembaga/Satuan PNF yang dipandang layak (sesuai lampiran 4). c. Membuat rekapitulasi Lembaga/Satuan PNF yang diberikan rekomendasi, dan mengirimkan ke Dinas Pendidikan Provinsi. Kemdikbud, setelah memperoleh rekomendasi dari Dinas d. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi untuk Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. melakukan verifikasi, pemantauan dan pengawasan terhadap 22 d. Menggunakan dana bantuan untuk membiayai penyelenggaraan Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan Ditbindikmas sebagai 23 kegiatan sesuai dengan proposal dan Petunjuk Teknis. e. Menyusun laporan hasil penyelenggaraan kegiatan dan bukti penggunaan dana bantuan sesuai petunjuk teknis (lihat lampiran 8 dan 9). f. Mengirimkan laporan ke Ditbindikmas Ditjen PAUDNI Kemdikbud, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. 3. Kementerian Keuangan (KPPN): a. Memverifikasi Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Ditbindikmas. b. Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), dan selanjutnya mentransfer dana bantuan ke rekening lembaga melalui bank penyalur. 4. Bank Operasional KPPN: a. Mentransfer dana bantuan ke rekening Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan sebagai penerima bantuan. b. Berkoordinasi dengan Ditbindikmas tentang perkembangan penyerapan/pencairan dana kepada Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan sebagai penerima bantuan. penerima bantuan. 6. Dinas Pendidikan Provinsi: a. Mensosialisasikan kegiatan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, Pemangku Kepentingan, dan Lembaga/Satuan PNF. b. Membuat rekapitulasi Lembaga/Satuan PNF (per kabupaten/ kota) yang telah diberikan rekomendasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan mengirimkan ke Ditbindikmas. c. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk melakukan verifikasi, pemantauan dan pengawasan terhadap Lembaga/Satuan PNF yang ditetapkan Ditbindikmas sebagai penerima bantuan.

A. Pelaporan BAB IV PELAPORAN DAN PEMANTAUAN 24 Setiap Pokja PUG penerima Bantuan Sosial Peningkatan Kapasitas Pokja B. Pemantauan 25 PUG Bidang Pendidikan Provinsi ataupun Kabupaten/Kota wajib menyusun laporan sebagai pertanggungjawaban penggunaan bantuan dana yang diterima dan menyampaikannya paling lambat tanggal 7 Desember 2013 kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Laporan memuat tentang pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasilnya, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hasil, dan pendampingan, serta laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan. Laporan disusun sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan dengan menggunakan sistematika sebagaimana tertera dalam lampiran petunjuk pelaksanaan ini, antara lain memuat tentang: 1. sasaran penerima manfaat; 2. tujuan pelaksanaan kegiatan; 3. jadwal pelaksanaan kegiatan; 4. hasil pelaksanaan kegiatan, yang meliputi persiapan, kegiatan pembelajaran, kegiatan penilaian; 5. masalah dan tantangan dalam pelaksanaan kegiatan; dan, 6. rincian penggunaan dana. Bagi Pokja PUG yang belum dapat menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan karena alasan keterlambatan penerimaan bantuan, sehingga program kegiatan masih berlangsung atau belum selesai dilaksanakan, maka lembaga tersebut tetap berkewajiban untuk menyampaikan laporan, yaitu laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan paling lambat tanggal 15 Desember 2013, dan antara lain memuat tentang: kegiatan yang sudah dilaksanakan, yang disertai dengan laporan pertanggungjawaban keuangan yang sudah digunakan, dan kegiatan yang masih dalam proses pelaksanaan. Setelah semua program dan kegiatan selesai dilaksanakan, maka lembaga tersebut harus menyampaikan laporan lengkap hasil pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi maupun Kabupaten/Kota dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan proposal dan Petunjuk Teknis ini yang diharapkan dapat mencapai tujuan pemberian bantuan sosial, maka perlu dilakukan pemantauan sebagai berikut. 1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan secara berkala terhadap Pokja PUG penerima dana bantuan penyelenggaraan kegiatan peningkatan kapasitas Pokja PUG bidang pendidikan provinsi ataupun kabupaten/ kota. 2. Dinas Pendidikan Provinsi melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi ataupun Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh Pokja PUG penerima bantuan sosial. 3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh Pokja PUG penerima bantuan sosial. 4. Penilik melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Kabupaten/ Kota yang dilaksanakan oleh Pokja PUG penerima bantuan sosial.

C. Catatan Khusus 1. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta jajarannya tidak memungut biaya apapun untuk proses penetapan dan pencairan dana bantuan penyelenggaraan kegiatan. 2. Pokja PUG penerima dana bantuan penyelenggaraan kegiatan yang tidak menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan tepat waktu 26 pada tahun 2012 atau sebelumnya, tidak akan diberikan bantuan A. Pengawasan 27 Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota tahun 2013. 3. Apabila dalam pelaksanaan kegiatan terjadi perubahan kegiatan dan alokasi biaya dari yang diajukan dalam proposal, penyelenggara kegiatan wajib mengajukan adendum/perbaikan proposal kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. 4. Apabila terjadi penyimpangan dalam penyelenggaraan kegiatan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab lembaga penyelenggara. 5. Pokja PUG yang ditetapkan sebagai penerima dana harus: a. menggunakan dan mengadministrasikan dana secara tertib dan teratur sesuai ketentuan yang berlaku; b. mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara akuntabel dan transparan, sesuai dengan Perjanjian Kerjasama dan peraturan yang berlaku; dan, c. berkoordinasi dengan Instansi Perpajakan setempat untuk memenuhi ketentuan yang berkaitan dengan perpajakan. 6. Lembaga pengusul bertanggungjawab atas biaya-biaya yang timbul sebagai akibat pengajuan proposal seperti biaya administrasi/materai, pembuatan, penggandaan, dan/atau pengiriman proposal bantuan. 7. Seluruh proposal yang sudah diterima dan terinventarisasi dalam sistem seleksi calon lembaga penerima bantuan, tidak dapat diminta/ ditarik kembali oleh lembaga pengusul dengan alasan apapun. BAB V PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN Untuk menghindari adanya/terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh lembaga penerima batuan sosial, sekaligus sebagai upaya untuk menjamin mutu penyelenggaraan kegiatan dan hasil-hasilnya yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Maka dari itu perlu adanya pengawasan yang dapat dilakukan oleh instansi terkait, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan pengelolaan bantuan sosial sejak dari perencanaan/persiapan, saat pelaksanaan kegiatan, sampai dengan tindaklanjut pasca kegiatan. B. Pemeriksaan Sebagaimana diketahui bahwa dana bantuan sosial bersumber dari APBN, yang sudah semestinya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Penggunaan dana bantuan perlu dilakukan pemeriksaan dengan maksud agar pemanfaatan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis. Pemeriksaan pengelolaan dana bantuan sosial dilakukan oleh instansi terkait, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

BAB VI Lampiran Lampiran PENUTUP Demikian Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran, dan Pengelolaan KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 28 Bantuan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan 29 Provinsi dan Kabupaten/Kota ini disajikan secara singkat, untuk DENGAN dipedomani oleh para petugas Pokja PUG Bidang Pendidikan dalam LEMBAGA /ORGANISASI... mengajukan proposal, mempersiapkan, melaksanakan, dan membuat laporan kegiatan, menindaklanjuti hasil pelaksanaan kegiatan, serta mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan yang telah diterima. Melalui berbagai penjelasan yang tertera dalam petunjuk teknis ini, diharapkan proses penyelenggaraan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota ini dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan dengan baik dan transparan, dan memperoleh hasil yang optimal dalam upaya peningkatan kuantitas, kualitas dan kebermaknaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan masyarakat ke depan. Untuk konfirmasi dan klarifikasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui: Telepon : (021) 5725575, Faksimile : (021) 5725039, dan E-mail : subditprogramdanevaluasi@yahoo.com, atau subditprogramevaluasi@gmail.com Website : http///www.paudni.kemdikbud.go.id/bindikmas Lampiran 1: Format Perjanjian Kerjasama PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR :.../B4/MS/2013 DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL TENTANG KERJASAMA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PUG BIDANG PENDIDIKAN PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu tiga belas, kami yang bertandatangan di bawah ini: 1. Nama : Drs. Pahala Simanjuntak, MM NIP : 195901181985031003 Jabatan Alamat : Pejabat Pembuat Komitmen pada Satuan Kerja Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Ditjen PAUDNI : Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung E Lantai 6, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. 2. Nama : Jabatan : Alamat :

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Kerja Pengarustamaan Gender (Pokja PUG) Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota... dan untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. Secara bersama-sama, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya disebut sebagai PARA PIHAK, berdasarkan pertimbangan: 1. Bahwa PIHAK PERTAMA sebagai institusi yang bertugas melakukan pembinaan dan pengembangan kegiatan pendidikan masyarakat. 2. Bahwa PIHAK KEDUA sebagai lembaga/organisasi yang menyelenggarakan oleh PIHAK KEDUA; 30 31 kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja Pengarusutamaan Gender (PUG) Provinsi atau Kabupaten/Kota. PARA PIHAK bersepakat bekerjasama untuk menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (Pokja PUG) Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota, dengan ketentuan sebagaimana diatur pada pasal-pasal berikut: Pasal 1 TUJUAN KERJASAMA Perjanjian kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat kelembagaan dan meningkatkan kapasitas, serta kapabilitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota sebagai forum pelayanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan di provinsi atau kabupaten/kota, sehingga memiliki komitmen untuk: 1. mengambil kebijakan yang responsif gender dalam penyusunan perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian di bidang pendidikan; 2. memfasilitasi penguatan Pokja PUG bidang pendidikan di kabupaten/ kota dan/atau satuan pendidikan formal dan/atau pendidikan nonformal dalam upaya peningkatan kualitas layanan pengarusutamaan gender bidang pendidikan; 3. mengimplementasikan layanan pendidikan responsif gender pada satuan pendidikan formal dan/atau pendidikan nonformal di daerah; 4. menyediakan dan menyiapkan narasumber ahli dalam bidang pengarusutamaan gender dan layanan pendidikan yang responsif gender. Pasal 2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. Tugas dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA adalah: a. memproses administrasi pencairan dana kepada PIHAK KEDUA, setelah akad kerjasama ditandatangani oleh PARA PIHAK; b. memberikan bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan kepada PIHAK KEDUA; c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan d. menghentikan proses pencairan dana kepada PIHAK KEDUA, jika ditemukan hal-hal yang diduga berpotensi merugikan keuangan negara. 2. Tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA adalah: a. menandatangani Surat Pernyataan dan Tanggung Jawab Mutlak untuk melaksanakan kegiatan; b. menyusun rencana dan jadwal kegiatan penyelenggaraan kegiatan; c. memberitahukan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat; d. mengadministrasikan dan mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara transparan dan akuntabel sesuai ketentuan yang berlaku. e. menjamin terselenggaranya pelaksanaan kegiatan sesuai rencana kegiatan dan target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk teknis penyelenggaraan kegiatan; f. membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan menyampaikan kepada Ditbindikmas, dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota setempat, dan mengarsipkannya untuk kepentingan pemeriksaan oleh yang berwenang. Pasal 3 PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA 1. Untuk melaksanakan program sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 2 di atas, PIHAK PERTAMA memberikan dana kepada PIHAK KEDUA sebesar:

Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), untuk Pokja PUG bidang 2. Apabila PIHAK KEDUA ternyata tidak mengembalikan dana pendidikan provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, maka PIHAK PERTAMA Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), untuk Pokja PUG bidang dapat melaporkan PIHAK KEDUA kepada pihak berwenang. pendidikan kab/kota Pasal 5 2. Dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, dibebankan pada TANGGUNG JAWAB MUTLAK anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat PIHAK KEDUA bertanggung jawab mutlak atas pelaksanaan kegiatan Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan dan pengelolaan keuangan. Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan Pasal 6 dan Kebudayaan Tahun 2013, DIPA-023.05.1.666866/2013 tanggal 5 32 KETENTUAN PENUTUP 33 Desember 2012 dengan kode anggaran.. 3. PIHAK PERTAMA menyalurkan dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas kepada PIHAK KEDUA melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta III dengan mentransfer kepada: Nama Bank : Nomor Rekening : Atas Nama : NPWP : 4. Dana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas, digunakan oleh PIHAK KEDUA untuk penyelenggaraan kegiatan sesuai rencana kegiatan dan target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk teknis penyelenggaraan kegiatan. 5. Biaya administrasi dan perpajakan yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan, ditanggung oleh PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 4 SANKSI 1. Jika PIHAK KEDUA ternyata tidak menggunakan dana sesuai rencana kegiatan dan target sasaran yang ditentukan dalam petunjuk teknis penyelenggaraan kegiatan, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana ke Kantor Kas Negara melalui bank pemerintah. 1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini, akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan tersendiri, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini. 2. Perjanjian Kerjasama ini berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK, sampai dengan berakhirnya pelaksanaan kegiatan. Demikian Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK di Jakarta dalam rangkap 5 (lima), di atas materai enam ribu, dan masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama. PIHAK PERTAMA PARA PIHAK PIHAK KEDUA Materai Rp. 6.000,-

Lampiran 2. Format Sampul Proposal Lampiran 3: Format Acuan Sistematika Penyusunan Proposal PROPOSAL PENGAJUAN, DAN PENGELOLAAN BANTUAN PENINGKATAN KAPASITAS POKJA PENGARUSUTAMAAN BAB I PENDAHULUAN GENDER (PUG) BIDANG PENDIDIKAN PROVINSI/ A. Latar Belakang KABUPATEN/KOTA (antara lain memuat data dan informasi (setempat) tentang: TAHUN 2013 kondisi geografis dan demografi, situasi dan kondisi pendidikan 34 35 Diajukan kepada: Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kompleks Kemdikbud, Gedung E Lantai 6 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Diajukan Oleh: Nama Lembaga/Organisasi :... Alamat :... No. Telp./HP/Faks. :... ACUAN SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL khususnya pendidikan nonformal, potensi sumber daya yang tersedia sesuai rencana program yang diusulkan, dan perkiraan peluang atau prospek program) B. Dasar pelaksanaan kegiatan C. Sasaran/penerima manfaat kegiatan D. Tujuan kegiatan E. Hasil yang akan dicapai/indikator keberhasilan BAB II PROFIL LEMBAGA A. Identitas lembaga (nama lengkap, alamat jelas, dan legalitas lembaga) B. Susunan kepengurusan C. Sarana dan prasarana yang dimiliki D. Pendidik dan tenaga ketenagaan (SDM) yang dimiliki E. Program/kegiatan yang pernah dilakukan F. Kemitraan yang pernah dilakukan dilakukan G. Prestasi yang dimiliki BAB III RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN A. Persiapan: 1. Lokus sasaran kegiatan 2. Objek dan lokasi sasaran kegiatan

3. Sarana dan prasarana yang akan digunakan 4. Jadwal pelaksanaan kegiatan 5. Rencana biaya kegiatan (rencana penggunaan dana) B. Pelaksanaan: Rencana program dan kegiatan C. Rencana Tindaklanjut Rencana tindaklanjut kegiatan Lampiran 4. Format Surat Rekomendasi KOP DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KABUPATEN/KOTA*) SURAT REKOMENDASI Nomor:... Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lembaga :... BAB IV PENUTUP Jabatan :... 36 37 LAMPIRAN: 1. Salinan/fotokopi surat keputusan tentang pembentukan Pokja PUG Bidang Pendidikan. 2. Salinan/fotokopi nomor rekening atas nama lembaga. 3. Salinan/fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga. 4. Struktur organisasi kepengurusan dan rincian tugas Pokja. 5. Profil lembaga, dan lain-lain yang diperlukan. Alamat :... Dengan ini menyatakan bahwa: Nama Lembaga :... Ketua Lembaga :... Alamat :... No. Tlp/HP/Faks. :... adalah benar sebagai lembaga yang memiliki kredibilitas dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/ Kota, dan dianggap layak mengajukan dana bantuan penyelenggaraan kegiatan tahun 2013 kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Demikian rekomendasi ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.... 2013 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kabupaten/Kota *)...... *) coret yang tidak perlu Tanda Tangan, Stempel (...)

Lampiran 5. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak KOP LEMBAGA SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK Yang bertanda tangan di bawah ini: Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lembaga :... Nama : Jabatan :... Jabatan : Alamat Lembaga :... Telp./HP/Faksimili :... Alamat Lembaga : 38 dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa saya sanggup: Nomor Telepon/HP/Fax : 39 1. Menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota Tahun 2013, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerjasama dan petunjuk teknis penyelenggaraan kegiatan. 2. Mempertanggungjawabkan penggunaan dana sesuai ketentuan yang berlaku (tidak menggunakan dana untuk kepentingan pribadi). 3. Membuat dan menyampaikan: a. Surat Pemberitahuan Telah Menerima Dana, disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat paling lambat dua minggu setelah dana diterima, b. Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan, disampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat setelah kegiatan selesai dilaksanakan, atau paling lambat tanggal 7 Desember 2013. 4. Berkoordinasi dengan dinas pendidikan provinsi dan/atau kabupaten/kota setempat, dan lembaga/instansi yang terkait dalam penyelenggaraan kegiatan secara berkesinambungan. 5. Menerima sanksi administrasi dan/atau hukum sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku, apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap Perjanjian Kerjasama dan Petunjuk Teknis dalam penyelenggaraan kegiatan. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan bermaterai cukup, untuk digunakan sebagaimana mestinya... 2013 Yang Membuat Pernyataan Materai, Rp. 6.000 (...) Lampiran 6: Format Laporan Penerimaan Dana dan Penggunaannya LAPORAN PENERIMAAN DANA DAN PENGGUNAANNYA dengan ini melaporkan dengan sesungguhnya, bahwa kami: 1. Telah menerima dana bantuan penyelenggaraan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota, melalui transfer bank pada rekening nomor... atas nama... pada tanggal... 2. Akan menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pokja PUG Bidang Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, sesuai sesuai Perjuanjian Kerjasama yang telah ditandatangani. 3. Akan menyampaikan laporan hasil penyelenggaraan kegiatan dan penggunaan dana kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, setelah kegiatan selesai dilaksanakan, atau paling lambat tanggal 7 Desember 2013. Demikian laporan ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami sampaikan terima kasih...... 2013 Yang membuat pernyataan, Materai, Rp. 6.000 (...)