SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

dokumen-dokumen yang mirip
REPUBLIK INDONESIA KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

pada (RAKORBANGPUS) Tahun 2002 Jakarta, 16 September 2002

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2006

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA SILATURAHMI PIMPINAN DPR RI, MENKO POLHUKAM, MENKO EKUIN DAN MENKO KESRA SERTA PARA MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU II

Pedoman Koordinasi Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2003

LEMBARAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG SERI E NOMOR 3 TAHUN 2003 PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF DALAM PELAKSANAAN LEGISLASI, BUDGETING, DAN PENGAWASAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN MENEG PPN/KEPALA BAPPENAS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG DEWAN PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Presiden RI pada Pelantikan Sekretaris Kabinet dan Wakil-wakil Menteri KIB II, 6 Jan 2010 Rabu, 06 Januari 2010

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 A TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

Fungsi Otorisasi Fungsi Perencanaan

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KOTA PALEMBANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DIALOG NASIONAL: UPAYA PENCAPAIAN MDG DI INDONESIA Jakarta, 5 Agustus 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Shalom. Om Swastiastu.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 1 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

FUNGSI INTEGRASI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

(BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

BAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas

BAB II ASAS DAN TUJUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Oleh Drs. Setyanta Nugraha, MM

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA BIDANG PERTANAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2008 Hari/Tanggal : Selasa, 29

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

keterangan Pers Presiden RI pada Pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 4 Agustus 2011 Kamis, 04 Agustus 2011

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2011 TANGGAL 6 JUNI LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH ALOKASIKAN ANGGARAN DANA DESA TAHUN 2015 SEBESAR RP9,1 TRILIUN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

Sambutan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. pada acara Rapat Koordinasi Penataan Kelembagaan LPNK

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

Sambutan Tertulis Presiden Republik Indonesia pada Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2006 Kepada Semua Provinsi

Pendahuluan. Latar Belakang

Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) lahir dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Membanguan Keterpaduan Program Legislasi Nasional dan Daerah. Oleh : Ketua Asosiasi DPRD Provinsi Seluruh Indonesia

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

SINKRONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL, PEMBANGUNAN REGIONAL, DAERAH, SERTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS PADA RAPAT PERSIAPAN PENYUSUNAN RKP TAHUN 2005 DAN PEMBAHASAN REPENAS TRANSISI 15 Maret 2004 Para Sekretaris Jendral Departemen dan Lembaga Tinggi Negara; Para Sekretaris Menteri Kementerian Negara; Para Sekretaris Utama LPND; Para Kepala Biro Perencanaan; Para Pejabat Departemen, LPND, dan Bank Indonesia; serta para peserta rapat yang saya hormati, Pertama-tama atas nama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah kita luangkan bersama untuk mempersiapkan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2005 dan sekaligus membahas Rencana Pembangunan Nasional (Repenas) Transisi. Tahun ini adalah tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima tahunan yang kita kenal dengan Propenas. Dengan demikian pelaksanaan pembangunan tahun 2005 nanti tidak dapat lagi mengacu pada dokumen Propenas; tetapi pada dokumen rencana pembangunan yang baru. Kebutuhan akan rencana pembangunan yang baru juga dirasakan dengan adanya perubahan ketatanegaraan yang cukup mendasar sebagaimana diatur dalam Amandemen UUD 1945. Salah satunya adalah tidak adanya keharusan bagi MPR untuk menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara yang selama ini menjadi landasan bagi penyusunan rencana pembangunan baik untuk kurun waktu 5 tahun maupun 1 tahun. Disamping itu juga terjadi perubahan lingkungan strategis baik eksternal maupun internal yang harus kita pikirkan dengan cermat untuk mencapai tujuan pembangunan. Kesemuanya ini menuntut perubahan baik sistem maupun arah dari rencana pembangunan itu sendiri. 1

Untuk itu Dewan Perwakilan Rakyat telah mengambil inisiatif untuk menyusun RUU Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang nantinya akan memadukan rencana pembangunan nasional, sektoral, dan daerah dengan sekaligus menekankan pentingnya hubungan antara visi pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, serta rencana pembangunan jangka pendek untuk menjaga kesinambungan pembangunan. Lebih lanjut dalam kaitan dengan pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara juga disusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Rencana Kerja dan Anggaran Instansi Pemerintah (RPP RKA- IP) yang pada intinya mengkaitkan antara rencana pembangunan dengan pembiayaannya. Dengan memperhitungkan lingkungan strategis yang berubah dan amanat yang harus diemban sebagaimana diatur dalam konstitusi kita, telah dimulai upaya penyusunan rencana pembangunan jangka menengah yang didasarkan pada visi pembangunan jangka panjang. Konsep awal rencana pembangunan jangka menengah dan visi pembangunan jangka panjang tersebut akan terus kita sempurnakan agar mampu memberi arah yang terbaik bagi pembangunan kita di masa mendatang. Pembangunan harus terus berlangsung dan tidak boleh terganggu oleh siklus politik seperti pemilihan umum dan pergantian pemerintahan. Untuk itu menjadi kewajiban birokrasi untuk menyusun rencana pembangunan agar proses pembangunan terus belangsung. Dengan itikad agar tidak terdapat kekosongan pedoman dalam proses membangun bangsa tersebut serta sambil menunggu terbentuknya pemerintahan yang baru sebagai hasil Pemilu 2004, perlu disusun rencana pembangunan jangka menengah yang bersifat transisi, berwawasan lima tahun dengan penekanan pada tahuntahun awal kabinet baru, dan dapat berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan rencana pembangunan tahunan yang nantinya disebut sebagai Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2005. Rencana pembangunan dimaksud kita sebut sebagai Rencana Pembangunan Nasional (Repenas) Transisi. Dengan demikian apabila pemerintah yang baru nanti kurang mempunyai waktu yang cukup dalam menyusun rencana pembangunan dalam tahun pertama masa bhaktinya, telah tersedia suatu rancangan rencana pembangunan yang mampu menyelesaikan beberapa masalah pokok yang harus dituntaskan, khususnya dalam 2

tahun 2005. Dalam kaitan itu pada Rapat Terbatas Kabinet Gotong Royong tanggal 28 Januari 2004 yang lalu, Presiden menugaskan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas untuk menyiapkan Rancangan RKP Tahun 2005, dengan terlebih dahulu menyusun rencana pembangunan yang memayunginya. Meskipun banyak kemajuan sudah dicapai sejak krisis ekonomi yang lalu, kita masih menghadapi masalah-masalah pembangunan yang cukup berat dan harus diselesaikan. Kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum yang masih rendah, reformasi birokrasi yang masih berjalan lambat, serta pelaksanaan desentralisasi yang belum mantap merupakan tiga titik rawan pembangunan yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Selanjutnya masalahmasalah sosial mendasar seperti pengangguran dan kemiskinan masih kita hadapi pada tahun-tahun mendatang. Demikian juga, walaupun gejala disintegrasi bangsa telah menurun dibandingkan dengan awal terjadinya krisis yang lalu, potensinya masih ada dan perlu ditangani secara komprehensif. Dalam kaitan itulah, Repenas Transisi ini mengajukan 3 (tiga) agenda utama yaitu mempercepat proses reformasi; meningkatkan kesejahteraan rakyat; serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tiga agenda pembangunan ini diharapkan dapat dijabarkan dalam prioritas masing-masing bidang pembangunan dengan langkah-langkah terarah untuk menanganinya. Agenda pembangunan dan prioritas pembangunan dalam Repenas Transisi ini selanjutnya akan menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2005 yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun RAPBN Tahun 2005. Setelah Repenas Transisi ini, pelaksanaan pembangunan dalam tahun-tahun berikutnya akan mengacu pada rencana pembangunan jangka menengah 5 tahun yang kemudian menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah tiap tahunnya yang selanjutnya menjadi pedoman bagi penyusunan RAPBN. Upaya menyusun bahan-bahan untuk Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah telah kita mulai dan telah kita bahas secara awal pada tanggal 29 Oktober 2003 yang lalu. Penyempurnaan bahan- 3

bahan ini akan terus kita lakukan dengan melibatkan sebanyak mungkin stakeholder agar tersusun suatu rancangan rencana pembangunan yang mencerminkan aspirasi masyarakat, sehingga semua pihak mempunyai komitmen yang kuat dalam pelaksanaannya. Dengan demikian Repenas Transisi ini adalah awal dari perubahan sistem perencanaan yang dulunya bersandar pada Garisgaris Besar Haluan Negara menuju pada sistem perencanaan yang didasarkan pada prinsip-prinsip partisipasi. Dengan perubahan lingkungan strategis serta dinamika masalah dan tantangan yang kita hadapi mendatang, kita perlu melihat kembali program-program pembangunan yang selama ini kita jalankan. Program-program pembangunan yang masih relevan untuk menghadapi tantangan pembangunan mendatang, harus diteruskan. Sebaliknya programprogram pembangunan yang sudah tidak relevan lagi; kita harus berani untuk menghentikannya agar tersedia sumber dana pembangunan yang cukup bagi program-program pembangunan baru guna memecahkan masalah-masalah pembangunan yang memang berbeda dari waktu ke waktu. Dengan dibahasnya Rancangan Repenas Transisi hari ini akan tersusun konsep rencana pembangunan yang lebih sempurna lagi yang dapat menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2005 yang rancangannya akan kita bahas dan sempurnakan bersama dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat Pusat (Musrenbangpus) pada akhir bulan ini. Dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2005 tersebut, RAPBN Tahun 2005 akan disusun. Sebelum mengakhiri sambutan, saya sekali lagi ingin mengajak jajaran birokrasi untuk bersatupadu, mengawal kesinambungan jalannya pembangunan. Itu semua dapat dilakukan, apabila kita semua menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan sektor maupun kelembagaan masing-masing. Kita tidak mempunyai waktu banyak mengingat RKP Tahun 2005 harus telah kita selesaikan pada bulan April 2005 dan pada bulan Mei 2004 Pemerintah dan DPR mulai membahas persiapan awal penyusunan RAPBN 2005. Oleh karena itu pertemuan hari ini sangat penting, agar jajaran birokrasi mempunyai pemahaman yang sama mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempersiapkan RKP dan RAPBN 2005. Dengan pemahaman yang sama mengenai tugas dan fungsi masing- 4

masing serta dilandasi semangat kebersamaan untuk menjaga kesinambungan pembangunan, persiapan penyusunan RKP dan RAPBN 2005 saya harapkan dapat berjalan dengan lancar. Karena mendesaknya waktu tersebut, saya mengharapkan agar setelah pertemuan ini, jajaran Bappenas dan Departemen Keuangan bersamasama dengan jajaran Departemen/Lembaga dapat segera menyusun program-program pembangunan dan langkah-langkah selanjutnya sebagaimana akan dibahas nanti sehingga penyusunan RKP dan RAPBN Tahun 2005 dapat diselesaikan sesuai agenda kenegaraan yang telah ditetapkan di dalam Undang-undang tentang Keuangan Negara. Saudara-saudara para peserta rapat yang saya hormati, Demikian sambutan saya. Selamat membahas rancangan Repenas Transisi Tahun 2005 dan sekaligus mempersiapkan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2005. Mudahmudahan kita mengarah pada kebaikan dan menuju masa depan yang lebih baik. Banyak terima kasih atas perhatiannya. Jakarta, 15 Maret 2004 Kwik Kian Gie 5