BAB 1 PENDAHULUAN. Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Tabel 1. 1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun ,7 Juta (61,8%) 5,85 Juta (19,37%) 12,85 Juta (42,43%)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

Women and Child Center di Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

BAB PENDAHULU AN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KEADAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek. Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1 Jawa Tengah in Figures 2010 (Jawa Tengah dalam Angka 2010)

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru

Perpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. ( diakses 2 Maret 2015) ( diakses 2 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak bagi sebuah keluarga adalah sebuah karunia, rahmat dan berkat.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

UKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

Sub judul : Permainan Lego Sebagai Dasar Perancangan Bangunan. ( Characteristic Lego as Recreative and Educative Building Scheme )

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. karena itu untuk dapat mendukung berbagai perkembangan anak diperlukan suatu

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

PENDAHULUAN. I.1. Batasan Pengertian Judul

PUSAT PENITIPAN DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah

Pusat Rekreasi dan Pengenalan Profesi bagi Anak di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Cincin Api Pasifik/ Ring of Fire. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

Universitas Sumatera Utara

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekurangan, salah satunya adalah keterbelakangan mental.

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

PENDAHULUAN. Pengertian Judul

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam proses rancangan terdapat beberapa langkah antara lain; data, metode analisis). Langkah-langkah tersebut

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

PERPUSTAKAAN UMUM DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Yogyakarta membutuhkan Perpustakaan Umum yang sepadan dengan

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota pendidikan dan budaya yang sangat kuat

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DI PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di D.I. Yogyakarta. Tabel 1. 1 Jumlah Penduduk DIY menurut Kabupaten/Kota Tahun (000 jiwa)

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

PUSAT KREATIVITAS ANAK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu yang memilih untuk menjadi wanita karier. Wanita bekerja selain untuk mengangkat derajat seorang wanita, wanita juga bekerja untuk mendukung perekonomian keluarganya. Akibatnya banyak anak-anak yang masih membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya terutama dari ibunya harus ditinggal karena kesibukan pekerjaan orang tuanya. Anak-anak sering menjadi korban dari ibu yang bekerja. Karena permasalahan tersebut maka diperlukanlah tempat untuk mengolah kreativitas anak yang lebih baik dan memadai. Pada tempat ini anak diberi kesempatan untuk anak-anak lebih mengenal lingkungan sekitarnya, belajar bersosialisasi, mengembangkan kreativitasnya dan kepribadiannya dibawah lindungan kelompok pendidik sebagai pengasuh yang memberikan suasana aman dan nyaman bagi si anak dan orang tua untuk menyerahkan si buah hati. Selama ini yang terjadi, dibanyak fasilitas yang telah tersedia untuk anak-anak seperti sekolah pra TK, Taman Kanak-Kanak, Taman Bermain, dan ruang rekreasi untuk anak-anak masih belum banyak hal-hal yang khusus dipersembahkan untuk anak-anak. Fasilitas-fasilitas yang diberikan untuk anak-anak tersebut belum memenuhi standar kenyamanan untuk anak-anak itu sendiri, terutama pada aksesibilitas untuk anak-anak. Selama ini yang banyak digunakan adalah standar 1

orang dewasa, misalnya pada skala bangunan, ketinggian anak tangga, pegangan pintu, ketinggian jendela, dll. Sehingga menjadi sangat ironis apabila fasilitas yang diberikan adalah untuk anak-anak namun fasilitas tersebut tidak memperhatikan/menghargai kepentingan anak-anak. Pada fasilitas taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini mencoba untuk memberikan penghargaan untuk anak-anak dengan memberikan seluruh kepentingan untuk anak-anak. Dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas untuk anak-anak maka diharapkan dari setiap sudut banguanan ini dapat membantu mengembangkan imajinasi anak-anak untuk media belajar dan berkreasi. Tampilan fisik bangunan menjadi kunci utama daya tarik untuk anak-anak ingin dating mengunjunginya sekaligus tampilan bangunannya mampu menjadi gambaran jiwa anak-anak. Tampilan fisik yang menarik minat anak-anak yang akan dipersembahkan pada bangunan ini adalah seperti permainan bentuk geometri, warna, tekstur dan materialnya yang dapat menggairahkan imajinasi anak-anak untuk terbang kedalam dunianya. Selain fisik banguan hal lain yang menunjang dalam keberhasilan desain untuk anak-anak adalah pengolahan alam sekitarnya, baik olahan elemen alam maupun elemen buatan. Diharapkan setiap elemen yang akan diwujudkan tersebut mampu membawa anak-anak untuk belajar dan berkreasi. Setiap elemen fisik tersebut diolah dengan mengacu pada perkembangan psikologi anak-anak 2

1.1.1.Pendidikan Informal Untuk Anak-Anak Pendidikan informal merupakan pelengkap dari pendidikan formal yang sudah didapat di lembaga-lembaga pendidikan resmi. Pendidikan informal untuk anak-anak merupakan sarana yang penting diperhatikan sejak dini disamping berkembangnya pendidikan untuk anak-anak di sekolah. Pendidikan informal untuk anak-anak ini bekerja berdampingan dengan pendidikan formal untuk anak-anak, yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. ( PP No. 27 Tahun 1990, pasal 3 ). Pendidikan informal untuk anak-anak ini diwujudkan dalam wadah Taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak yang merupakan wahana belajar dan berkreasi bagi anak-anak. Taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini bukan hanya tempat penitipan anak saja di luar jam sekolahnya, tetapi juga sebagai tempat pembimbingan/pendidikan untuk anak-anak, yang merupakan dasar bagi pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan, daya cipta dan penyesuaiannya dengan lingkungan sosialnya serta pendamping yang professional dan terdidik ( Tangyong, F. Agus, dkk. Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Grasindo. 1994. edisi revisi ).dan didukung oleh tempat, ruang dan suasana yang tertata dan terencana secara professional ( Mimica, V. Notes On Children Environment And Architecture. Publica Tie Buro Bouwkunde Universiteit, Delft ). Fasilitas taman 3

pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi taman belajar, taman bacaan, tempat penitipan anak dan tempat bermain anak yang mengolah kreativitas anak. Taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini merupakan pengembangan dari bentuk taman pintar yang sudah ada di Jogjakarta. Taman pembelajaran dan kreativitas ini mengajak anak-anak untuk aktif belajar dan berekspresi dengan kekreativitasannya pada masa pertumbuhan pembelajarannya. Berbeda dengan taman pintar yang terkesan sebagai tempat rekreasi untuk anak-anak atau bisa disebut sebagai tempat rekreasi pendidikan untuk anak-anak, karena ditempat itu anak-anak hanya diajak untuk bereksperimen pada sesuatu barang temuan, peran anak-anak disini hanya untuk membuktikan/bereksperimen dengan barang yang telah tersedia didepannya. Dilain hal taman pambelajaran dan kreativitas disini mengajak anak-anak untuk membuat temuannya sebagai lahan kekreativitasannya. Kreativitas menjadi hal yang penting dibicarakan untuk anakanak dalam mengolah daya berpikirnya. Kreativitas-sebagaimana dikemukakan oleh penulis buku kreativitas dan humanitas ini- adalah sebuah lorong misteri, sebuah belantara yang seakan tak bertepi, sebuah hutan rimba dengan pintu-pintu masuk yang tak berhingga, yang memungkinkan manusia hanya mampu masuk melalui salah satu pintu saja ( Tabrani, Primadi. Kreativitas dan Humanitas. Jala sutra, hal : 17 ) 4

1.1.2. Potensi Jogjakarta Sebagai Kota Pelajar Jogjakarta sebagai salah satu propinsi yang diistimewakan merupakan pusat dari pendidikan di Indonesia. Pemerintah kota Jogjakarta memiliki tujuan pendidikan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan pemanfaatan sumber daya manusia dan alamnya baik itu secara historis sebagai kota yang berwawasan budaya maupun kota pelajar. Dengan tujuan kota tersebut maka diperlukanlah lembaga-lembaga pendidikan yang formal maupun informal yang dapat mencetak manusia yang berprestasi dan berdaya kreasi yang handal. Sarana pendidikan yang selama ini di berikan oleh kota Jogajakrta baru banyak berkonsentrasi pada sekolah menengah umum dan perguruan tinggi baik negri maupun swasta. Maka fasilitas yang diberikan pun banyak berhubungan dengan kebutuhan anak-anak remaja dan dewasa. Oleh karena itu untuk mengukuhkan kembali predikat kota Jogjakarta sebagai kota pelajar maka perhatian untuk pendidikan harus dimulai sejak dini. Dimulai dari fasilitas pendidikan dan informasi untuk anak-anak sejak lahir yang seharusnya diberikan pula pada orang tua. Sehingga dapat membentuk anak-anak yang berkualitas di Jogjakarta untuk di kemudian harinya. Kebutuhan sarana pendidikan informal di Jogjakarta semakin dirasakan penting sejak kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan kepada anakanaknya sejak dini. Dilihat dari perkembangan pesat pendidikan pra sekolah atau yang disebut dengan play group yang kini juga digunakan untuk kalangan menengah kebawah dan hadirnya taman pintar di Jogjakarta. 5

Menurut data dari Dinas Pendidikan D. I. Jogjakarta tiap tahunnya terjadi peningkatan pada pertumbuhan fasilitas Taman Kanak-Kanak. Maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fasilitas untuk menunjang sekolah anak-anak juga sangat dirasakan kebutuhannya. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan peningkatan pendidikan Taman Kanak-Kanak di Jogjakarta dari perkembangannya di tahun 2000 hingga tahun 2006. disini dapat ditunjukkan populasi anak-anak yang meningkat tiap tahunnya, yang juga menunjukkan tingkat kebutuhan anak-anak akan fasilitas untuk mereka. Tabel 1. 1. Jumlah sekolah, kelas, muruid dan guru TK menurut Kabupaten/Kota D. I. Jogjakarta 2000/2001-2005/2006 sekolah Kab. /Kota Negeri Swasta Kelas Murid Guru 1 2 3 4 5 6 1. Kulon progo 1 308 336 6.114 1.065 2. Bantul 1 347 620 13.910 1.013 3. Gunung kidul 1 560 679 13.090 1.403 4. Sleman 3 443 1.013 21.434 1.848 5. Jogjakarta 2 215 524 11.629 1.300 Propinsi DIY 8 1.873 3.172 66.173 6.629 2004/2005 8 1.990 3.278 67.506 5.654 2003/2004 8 1.963 3.208 65.223 5.785 2002/2003 8 1.893 2.969 64.575 4.384 6

2001/2002 9 1.953 3.074 72.844 5.077 2000/2001 8 1.847 2.773 62.710 4.052 Sumber Data Dinas Pendidikan Propinsi D. I. Jogjakarta 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah Umum Bagaimana mengembangkan pendidikan anak-anak sejak usia dini dengan pendidikan informal untuk mengembangkan prestasi dan kreativitasnya dan mewadahinya dalam sebuah taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak. 1.2.2. Perumusan Masalah Khusus Bagaimana merancang taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak di Jogjakarta dengan studi pada kenyamanan aksesibilitas untuk anakanak. Bagaimana menyelesaikan kebutuhan orang tua yang sibuk bekerja dan berkarier ataupun pengaruh kehidupan di kota, untuk menjaga dan merawat anaknya ditempat yang benar Bagaimana menampilkan fisik bangunan yang dapat mengembangkan kreativitas dan daya imajinasi anak-anak, sesuai dengan pengaruh psikologi anak-anak. Bagaimana elemen sekitar yang dari alam dan buatan dapat digunakan sebagai sarana pendidikan yang mengacu pada perkembangan 7

kemampuan dan membentuk psikologi anak yang berpengaruh juga pada kemampuannya berkreasi. 1. 3 Tujuan Merancang taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak di Jogjakarta dengan studi pada kenyamanan aksesibilitas untuk anak-anak usia pra sekolah hingga usia sekolah dasar sehingga anak-anak nyaman dan menikmati belajarnya dan mampu berkreativitas. 1. 4. Sasaran Melakukan studi tentang sarana pendidikan pra sekolah hingga sekolah dasar di Jogjakarta yang mengacu pada fasilitas dan fisik bangunan yang digunakan. Melakukan studi literatur mengenai perkembangan kreativitas dan psikologi anak usia pra sekolah hingga usia sekolah dasar. Melakukan studi tentang Jogjakarta. Melakukan studi tentang kenyamanan aksesibilitas untuk anak-anak. Melakukan studi tentang taman pintar di Jogjakarta sebagai acuan untuk perkembangan pembelajaran. 8

1. 5. Lingkup Pembahasan Pendidikan informal dalam taman pembelajaran dan kreativitas anakanak dibatasi bagi anak usia pra sekolah hingga usia Taman Kanakkanak ( 3 6 tahun ). Perencanaan Taman pembelajaran dan kreativitas untuk anak-anak dibatasi pada kenyamanan aksesibilitas untuk anak-anak. Sarana pendidikan taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak dibatasi pada bangunan yang mengacu pada bangunan bagi anak yang dapat meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi untuk anak usia pra sekolah hingga anak usia Taman Kanak-kanak ( 3 6 tahun ). Hal-hal arsitektural yang berpengaruh pada psikologi anak-anak yang akan mempengaruhi kenyamanan anak-anak dan menumbuhkan daya kreasi pada anak. Jogjakarta dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan pemilihan site bangunan tersebut. Kenyamanan aksesibilitas untuk anak-anak dibatasi untuk anak-anak usia pra sekolah hingga anak usia Taman Kanak-kanak ( 3 6 tahun ). 9

1.6. Metode 1.6.1 Metode Mencari Data Wawancara Wawancara kepada pengelola Taman Pintar di Jogjakarta, dinas pendidikan DIY, kepada tim pengajar pendidikan pra sekolah dan Taman Kanak-kanak Teruna Bangsa. Kuesioner Kuesioner diberikan kepada para orang tua yang memiliki anak-anak usia sekolah ( untuk anak-anak usia pra sekolah sampai usia Taman Kanak-kanak ) Observasi Pengamatan langsung pada contoh wadah pendidikan informal yang sudah ada di Jogjakarta yaitu Taman Pintar dan juga pada sarana pendidikan formal yaitu pra sekolah ( play group ) dan Taman Kanakkanak. Studi pustaka/ literature Mempelajari buku-buku tentang standar-standar untuk anak-anak, perkembangan psikologi anak-anak, pengolahan kreativitas untuk anak-anak dan sarana pendidikan dan pembelajaran yang berhubungan dengan anak-anak, selain itu juga mempelajari buku-buku standar 10

tentang kenyamanan aksesibiitas untuk anak-anak dan tentang ruang rekreasi/tempat bermain untuk anak-anak. 1.6.2. Metode Menganalisis Data Kuantitatif Menganalisis data standar fasilitas Taman Pintar dan pendidikan pra sekolah ( play group ) dan Taman Kanak-kanak untuk selanjutnya mengetahui kebutuhan fasilitas untuk taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini. Menganalisis data jumlah/presentasi pendidikan pra sekolah hingga Taman Kanak-kakan di Jogjakarta yang selanjutnya dapat di ketahui kebutuhan pendidikan informal yang akan diwujudkan dalam taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini. Kualitatif Menganalisis data dari kualitas anak-anak berdasarkan pengamatan terhadap perilaku dan psikologi anak usia pra sekolah dan Taman Kanak-kakan (3 6 tahun) sebagai dasar perancangan dan perencanaan taman pembelajaran dan kreativitas untuk anak-anak di Jogjakarta. 11

Menganalisis data eksisting tapak yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan untuk meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi anak-anak. Menganalisis pemilihan site untuk taman pembelajaran dan kreativitas untuk anak-anak yang disesuaikan dengan suasana dan karakter daerah sekitarnya. Menganalisis data jumlah anak-anak usia sekolah yaitu untuk usia pra sekolah (play group) hingga usia Taman Kanak-kanak yang membutuhkan sarana pendidikan non formal. 1. 8. Metode Perancangan Metode perancangan untuk proyek taman pembelajaran dan kreativitas anakanak ini mengungkapkan prinsip-prinsip perancangan dengan pendekatan pada kenyamanan aksesibilitas dan pengaruh bangunan terhadap psikologi untuk anakanak. 1. 9. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Mengungkapkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan. 12

BAB 2 TINJAUAN TAMAN PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS ANAK-ANAK DI JOGJAKARTA Mengungkapkan design requirement dari taman pembelajaran dan kreativitas untuk anak-anak dan yang berhubungan dengan psikologi anak-anak dan kebutuhan anak-anak. BAB 3 TINJAUAN TEORITIS KENYAMANAN AKSESIBILITAS DALAM BANGUNAN UNTUK ANAK-ANAK Mengungkapkan teori-teori mengenai kenyamanan aksesibilitas terutama untuk anak-anak usia pra sekolah hingga usia Taman Kanakkanak yaitu 3 6 tahun sehingga menumbuhkan minat belajar anak dan meningkatkan kreativitas anak sejak dini. BAB 4 ANALISIS PEWADAHAN KEBUTUHAN UNTUK TAMAN PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS ANAK-ANAK Mengungkapkan analisis mengenai pendekatan kebutuhan pelaku yaitu anak-anak kedalam bentuk pemecahan arsitektural dan mengungkapkan analisis kebutuhan ruangnya. 13

BAB 5 ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS UNTUK ANAK-ANAK Mengungkapkan proses-proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang di aplikasikan pada lokasi/site yang sudah ditentukan. BAB 6 KONSEP PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS UNTUK ANAK-ANAK Mengungkapkan konsep-konsep yang akan di transformasikan kedalam rancangan fisik arsitektural. 14