BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going. concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern). Going concern merupakan. mempertahankan hidupnya secara langsung akan mempengaruhi laporan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usaha (going concern). Salah satu cara untuk mempertahankan. kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. krusial. Keputusan yang diambil dapat memiliki dampak baik atau buruk, oleh

BAB I PENDAHULUAN. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan audit report

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. kapitalis global, turut merasakan pukulan berat dari keberlanjutan krisis ini.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dan kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukkan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B A B I P E N D A H U L U A N 1 BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal pelaporan keuangan dalam tahun-tahun belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB I PENDAHULUAN. Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan masalah kelangsungan usaha sebelum perusahaan. wajar tanpa pengecualian (Lennox, 2002).

TANGGUNGJAWAB AUDITOR UNTUK MEMPERTIMBANGKAN KEMAMPUAN SATUAN USAHA DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan besar, seperti Enron dan WorldCom di Amerika yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II. Tinjauan Pustaka. Mulyadi (2002:11) mendefinisikan auditing : Berdasarkan definisi auditing tersebut terdapat unsur-unsur yang penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Kasus bangkrutnya perusahaan pertelevisian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan. dan dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) entitas bisnis tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak kerugian para stakeholder. Perusahaan energi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. walaupun dalam bentuk yang paling sederhana. Seiring dengan. dan mengamankan harta kekayaan suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, auditor dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang begitu besar bagi perekonomian dunia. Dalam hal ini auditor. antara pihak dalam dengan pihak auditor.

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat kita lihat dari pergerakan dunia

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan, yang nantinya akan dinilai dan dievaluasi kinerjanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan usaha atau disebut going concern. Dalam menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan, menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan. Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pasifik pada umumnya, yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 sebagai akibat terjadinya depresiasi mata uang di negara-negara tersebut, berdampak signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan di Indonesia pada umumnya untuk tahun buku 1997. Dampak tersebut perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam penyusunan laporan auditnya, sehingga pengguna laporan audit dapat mengetahui dampak tersebut terhadap laporan keuangan dan kelangsungan hidup perusahaan (Agoes, 2013). Menurut Peryataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012), laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Setiap perusahaan tentunya memiliki laporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang 1

2 bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan tersebut disusun dan disajikan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentigan. Tujuan utama auditor menyusun laporan audit adalah untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles, GAAP) (Boynton, Johnson, Kell, 2002). Para pemakai laporan keuangan, dalam hal ini adalah investor terkadang dapat memahami makna yang terkandung dalam laporan keuangan yang dibuat perusahaan. Investor akan lebih mudah membaca serta lebih dipercayai laporan keuangan auditan. Laporan auditor independen yang memuat opini atas laporan keuangan perusahaan akan digunakan sebagai pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi investor untuk menentukan investasi yang akan ditanam. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor tersebut dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing. Standar auditing mencakup mutu profesional (professional qualities) auditor independen, pertimbangan (judgment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor. Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan.

3 Terdapat empat kategori opini audit yang diterbitkan oleh auditor (Arens, Elder, Beasley, 2008), yaitu laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian, laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan, laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian, laporan yang berisi pendapat tidak wajar atau laporan yang berisi bahwa auditor menolak memberikan pendapat. Opini ini diberikan oleh auditor berdasarkan kondisikondisi tertentu yang harus dapat dipahami oleh auditor. Selama dalam proses pengauditan hingga pemberian opininya, auditor dalam melaksanakan setiap tahapan auditnya dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, dan pertimbangan. Going concern (Keberlanjutan Usaha) merupakan asumsi akuntansi yang mengharapkan sebuah usaha dapat berlanjut terus dalam waktu yang tak terbatas juga disebut continuity. Hal ini merupakan dasar untuk menggunakan biaya historis dalam menilai perkiraan yang lebih baik daripada nilai likuidasi, karena perusahaan dianggap akan terus menerus ada (Islahuzzaman, 2012). Secara umum beberapa hal yang dapat mempengaruhi auditor dalam menerbitkan opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern adalah sebagai berikut Standar Profesional Akuntan Publik, 2011) : 1. Trend negatif, misalnya kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha. 2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, misalnya kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran deviden, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan

4 permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk menacari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian aset. 3. Masalah intern, misalnya pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atau sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi. 4. Masalah luar yang telah terjadi, misalnya pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang yang mengancam keberadaan perusahaan, kehilangan franchise, lisensi atau paten yang penting, bencana yang tidak diasuransikan kehilangan pelanggan atau pemasok utama. Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukan tanda-tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Praptitorini dan Januarti (2007) menemukan hubungan positif antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya perusahaan menerima Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern, maka pada tahun berjalan akan semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menerima kembali Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern.

5 Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan rasio pertumbuhan penjualan. Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno, Januarti, Faisal, 2006). Penjualan merupakan kegiatan operasi utama auditee. Auditee yang mempunyai rasio pertumbuhan penjualan yang positif mengindikasikan bahwa auditee dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Kasus manipulasi laporan keuangan pernah terjadi pada perusahaan Enron, saham Enron yang pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar terjerembab hingga tidak lebih dari US$ 45 sen. Dalam proses pengusutan sebabsebab kebangkrutan itu, belakangan Enron dicurigai telah melakukan praktik window dressing. Manajemen Enron telah menggelembangkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar. Akibat dari manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan Enron tersebut banyak investor yang terjebak atas laporan keuangan yang disajikan. Dimana saat sebelum Enron mengalami kebangkrutan, investor memperoleh keyakinan untuk melakukan investasi berdasarkan laporan keuangan. Enron yang mendapatkan unqualifed opinion dan tidak menerima kualifikasi going concern, justru tidak dapat mempertahankan kelangsungan usahanya hingga mengalami kebangkrutan. Fenomena tersebut kemudian memunculkan pertanyaan mengapa perusahaan yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) justru tidak dapat

6 mempertahankan kelangsungan usahanya. Dengan kata lain, telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya (Anggoro, 2002). Salah satu perusahaan yang menerima Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern yaitu perusahaan Ades Waters Indonesia, perusahaan ini pada bulan Februari 2008 mempublikasikan Laporan Audit Independen yang dikeluarkan oleh kantor Akuntan Publik (KAP) Siddharta, Siddharta & Widjaja. Selain terjadi penurunan harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan, hilangnya kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan manajemen perusahaan tersebut juga memberikan dampak yang signifikan dalam berkelanjutan bisnis perusahaan di masa yang akan datang. Memburuknya citra perusahaan serta hilangnya kepercayaan dari kreditur akan menyulitkan perusahaan dalam hal tambahan biaya guna oprasional usahanya. Begitu juga dengan pelanggan, hilangnya pelanggan akan mengakibatkan terhentinya bisnis perusahaan. Apabila perusahaan tidak segera mengambil tindakan penanganan maka kebangkrutan usaha akan benar-benar terjadi. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) turun tangan memeriksa kasus yang terjadi pada perusahaan minuman kemasan Ades. Bapepam meminta penjelasan kepada manajemen PT Ades Alfindo Putrasetia Tbk (ADES). Bursa Efek Jakarta menghentikan sementara transaksi perdagangan saham Ades pada 26 Juli 2008 karena adanya kenaikan harga yang signfikan dari Rp 1.100,- menjadi Rp 1.800,-. Suspensi ini dicabut pada 3 Agustus 2009 dan harga saham kembali

7 melonjak dari Rp 1.800,- menjadi sekitar Rp 3.000,-. Ades telah menyembunyikan informasi material, dan manajemen Ades telah melaporkan adanya perbedaan angka antara produksi dan penjualan pada kuartal pertama 2004 sebesar 600 ribu sampai 3,9 juta galon air minum (Yadi, 2009). Namun fenomena yang terjadi dilapangan banyak dari perusahaan yang go public menerima Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern. Bahkan tidak sedikit dari auditor yang gagal memberikan Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern kepada auditee, yaitu keadaan dimana perusahaan yang tidak sehat namun menerima pendapat unqualified. Kesalahan dalam memberikan opini audit yang berakibat fatal bagi para pemakai laporan keuangan tersebut. Pihak yang berkepentigan terhadap laporan keuangan tersebut sudah tentu akan mengambil tindakan atau kebijakan yang salah pula. Hal ini berarti, menuntut auditor untuk lebih mewaspadai hal-hal potensial yang dapat mengganggu kelangsungan hidup suatu satuan usaha. Inilah alasan mengapa auditor turut bertanggung jawab atas kelangsungan hidup suatu entitas meskipun dalam batas waktu tertentu yaitu satu tahun sejak tanggal penerbitan laporan auditor, Standar Profesional Akuntan Publik, 2011). Mengingat begitu besar pengaruh diberikannya Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern atas laporan keuangan auditee yaitu hilangnya kepercayaan publik manajemen perusahaan dalam mengelola bisnisnya, serta minimnya penelitian mengenai Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern yang memasukan variabel non keuangan maka peneliti tertarik untuk

8 mengkaji mengenai Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern, sehingga peneliti mengambil judul PENGARUH OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT DENGAN MODIFIED PARAGRAF MENGENAI GOING CONCERN (Studi Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah yang akan dibahas akan diuraikan sebagai berikut: 1. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern?. 2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

9 Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern. b. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan Opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Secara teoritis Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan dikalangan akademisi secara teoritis mengenai pengaruh opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan opini audit dengan modified paragraf mengenai going goncern (Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012). 2. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi reputasi perusahaan agar tidak memperoleh opini audit dengan modified paragraf mengenai going concern dari akuntan publik.

10 3. Bagi praktisi akuntan publik Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan terutama bagi auditor dalam memberikan penilaian keputusan opini audit yang mengacu pada kelangsungan hidup (going concern) satuan usaha yang akan datang. 4. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan sebagai penetahuan yang dapat menambah wawasan dan menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dan bagi penulis-penulis lain. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Data laporan keuangan diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id, Pojok Bursa Universitas Widyatama, dan Pusat Informasi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia di Jl. Veteran No. 10 Bandung.