BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

BAB II LANDASAN TEORI. kelapa sawit dan lazim disebut Tandan Buah Segar (TBS). Tanaman kelapa sawit

BAB II LANDASAN TEORI. Tanaman kelapa sawit adalah jenis tanaman palma yang berasal dari benua

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PEMBAHASAN MATERI. (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

IV. KONDISI UMUM PKS PAGAR MERBAU

KATA PENGANTAR. Medan, Oktober Penulis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB III DESKRIPSI PROSES DAN INSTRUMENTASI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Laporan Kerja Praktek REYSCA ADMI AKSA ( ) 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN

MAKALAH TEKNOLOGI PASCA PANEN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

Adapun spesifikasi mesin produksi yang berada di Begerpang Palm Oil Mill. : merebus buah untuk memudahkan lepasnya loose. mengurangi kadar air.

KARYA AKHIR SISTEM KERJA RIPPLE MILL TYPE RM 4000 PADA PROSES PEMECAHAN BIJI KELAPA SAWIT DI PTP. NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT PAGAR MERBAU OLEH:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

Indonesia Kebun Matapao adalah sebagai berikut: tertinggi di PT. Socfindo Kebun Mata Pao. Manager/ADM mempunyai

V. GAMBARAN UMUM PKS ADOLINA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. LAGUNA MANDIRI PKS RANTAU KECAMATAN SUNGAI DURIAN KABUPATEN KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN.

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Analisa Pengolahan Kelapa Sawit dengan Kapasitas Olah 30 ton/jam Di PT. BIO Nusantara Teknologi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. TELEN PENGADAN BAAY MILL KECAMATAN KARANGAN, KABUPATEN KUTAI TIMUR. Oleh ELISABETH RICCA SULISTYANI NIM.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERSETUJUAN. : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Disetujui di Medan,Mei 2014

Oleh: SUSI SUGIARTI NIM

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

BAB III. Gambaran Umum Perusahaan. Singingi Hilir, kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau dengan akta pendirian dari

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan terluas dan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia.Secara umum kondisi

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2015

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tandan Buah Rebus (TBR) yang keluar dari Sterilizer lalu masuk ke bagian

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (crude oil tank) dan

II.TINJAUAN PUSTAKA. Proses ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses-proses selanjutnya. Proses

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. SARI LEMBAH SUBUR. dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, dengan komoditi utamanya

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak

Norma Pemeliharaan + (B)

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI CPO (CRUDE PALM OIL) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT USAHA ADOLINA, SUMATERA UTARA KRISTEN NATASHIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS OIL LOSSES PADA FIBER DAN BROKEN NUT DI UNIT SCREW PRESS DENGAN VARIASI TEKANAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

I. PENDAHULUAN. tekanan sterilizer terhadap kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) di Pabrik Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. WARU KALTIM PLANTATION KECAMATAN WARU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kemudian diperkenalkan dibagian Afrika lainnya, Asia Tenggara dan Amerika Latin

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK MINIMALISASI KERNEL LOSSES DI CLAYBATH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT. Ari Saraswati. Abstrak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDEMEN CPO (CRUDE PALM OIL) DI PKS (PABRIK KELAPA SAWIT) ADOLINA PTPN IV PERBAUNGAN TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR EVALINA KRISTIANI HUTAHAEAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2011

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

KATA PENGANTAR. serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini tak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peroses Pengolahan Di Pabrik Kelapa Sawit

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kebun Bah Jambi yang pada mulanya milik swasta asing NV. H. V. A. (Handle Vereniging Amsterdam) dari negeri Belanda adalah salah satu unit usaha dari PTP Nusantara IV (Persero) yang bergerak di bidang usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) dan inti 1. Sebelum menjadi PTP Nusantara IV (Persero)yang berkantor pusat di kebun Bah Jambi, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara, telah mengalami beberapa perubahan nama. Diawali dengan perubahan status perusahaan milik swasta asing menjadi milik pemerintah. Pada tanggal 2 Mei 1959 berdasarkan PP No. 19 dalam lembaran Negara No. 31 Tahun 1959 dengan peralihan stastus perusahaan yaitu dari NV. H. V. A. berbubah menjadi PPN Unit Sumatera II yang terbagi atas beberapa kebun yaitu Kebun Laras, Bandar Betsy, Pagar Jawa, Bah Jambi, Marjandi, Sidamanik, Balimbingan, Bangun, Gunung Lama, Dolok Sinumbah, Tonduhan. Selanjutnya berdasarkan PP No. 27 Lembaran Negara No. 4 tahun 1963 tertanggal 22 Mei 1963 terjadi lagi perubahan dari PPN Sumut III menjadi PPN ANTAN III. Adapun kebun yang tergabung dalam PPN ANTAN II pada saat itu adalah kebun Dolok Sinembah, Tonduhan, Bah Jambi, Laras, Dolok Ilir dan Pagar Jawa. 1 Sumber : PTP Nusantara IV PKS Bah Jambi

Setelah berjalan sekitar 5 tahun pada tanggal 13 April 1968 berubah lagi menjadi PN Perkebunan VII, dengan PP No. 14 Lembaran Negara No. 23 tahun 1968. Kebun- kebun yang tergabung didialam adalah Kebun Bah Jambi, Marihat, Dolok Ilir, Laras, Dolok Sinembah, Tonduhan, Gunung Bayu, Bukit Lama, Pasir Mandoge,Sei Kopas, Sei Dekan. Dalam rangka untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas badanbadan usaha milik negar dilingkungan Departemen Peleburan Perusahaan (PERSERA), PNP VII yang semula berstastus Perusahaan Negara dialihkan menjadi perusahaan terbatas perkebunan (PTP VII), sesuai dengan Pasal 2 ayat 3 UU No. 9 tahun 1969. Pada tahun 1972 dilakukan penggabungan 10 kebun yang dimilki oleh PTP VII menjadi 5 kebun yaitu Bah Jambi, Dolok Ilir, Dolok Sinembah, Gunung Bayu dan Mayang. Pada tanggal 14 Januari 1985 PN Perkebunan berubah menjadi PT Perkebunan VII (Persero) dengan PP No. 16 melalui akta notaries. Status tersebut disahkan oleh menteri kehakiman dengan SK No. 12412-HT-01 pada tanggal 14 Juli 1985 dan didaftarkan pada Panitera Pengadilan Negeri Simalungun dengan No. 121/No.7/1985/PN-SIM tanggal 30 Juli 1985. serta dicantumkan dengan tambahan berita Negara RI No. 100 tanggal 13 Desember 1985. Kebun-kebun yang tergabung adalah kebun Bah Jambi, Bukit Lima, PMT Dolok Ilir, Dolok Sinumbah,Gunung Emas, PIR Ngubang, PKS Gunung Meliau, Dinas alat-alat berat, proyek kerjasama NES VII Luwu d/p PNP XXVIII Ujung Pandang Sulawesi Selatan.

Dari PT.Perkebunan VII Persero kemudian beruba lagi menjadi PTP Nusantara IV Persero sesuai dengan PP RI No. 09 Tahun 1996 tentang peleburan perusahaan perseroan yang terdiri dari PTP VI, PTP VII,PTP VIII melalui akta notaris No. 37 Tanggal 11 Maret 1966 pasal 12 mengenai susunan organisasi perusahaan. Seseuai dengan hasil rapat kerja direksi PTPN-IV (Persero) dengan Kabag Ka-Giro Administrasi kepala Dinas, kebun lingkungan PTP Nusantara pada tanggal 19 April 1996 di Bah Jambi memutuskan kebun-kebun dan unit lingkungan PTP Nusantara IV (Persero) dinyatakan dalam 3 wilayah yakni : 1. PTP Nusantara IV wilayah I yaitu bekas PTP VII antara lain : Kebun Dah Jambi, Marihat, Dolok Ilir, Dolok Sinumbah, Tonduhan, Gunung Bayu, Mayang, Bukit Lima, Pasir Mandoge, Sei Kopas, Sosa, Pabrik Minyak Nabait Belawan, Unit Pabrik Mesin Tanera, Unit Rumah Sakit Laras. 2. PTP Nusantara IV wilayah II yaitu bekas PTP VI antara lain : Kebun Bangun Purba, Adolina Pabatu, Tanah Itam Ulu, Tinjauan Sawit Idan II, Tinjauan Kakao, Air Batu, Pulu Raja, Berangir, Ajamu I dan II. 3. PTP Nusantara IV wilayah III yaitu bekas PTP VIII antara lain : Kebun sidamanik, bah butong,bah birong ulu, marjandi, tobasari, balimbingan, sibosur, sawit langkat, rumah sakit balimbingan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha PTP Nusantara IV Kebun Bah Jambi adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak mentah (CPO) dan inti sawit. Berdasarkan data pertanggal 1 Februari 2006 Kebun Bah Jambi memiliki areal seluas 5.279 Ha tanaman sawit yang mengahasilkan dan 705 Ha tanaman sawit yang belum menghasilkan. Kebun Bah Jambi juga memiliki beberapa areal lainnya yang juga dimanfaatkan untuk tanaman seperti untuk rencana tanaman ulangan seluas 668 Ha, rencana tanaman baru seluas 3 Ha, rencana tahun akan datang seluas 246 Ha dan areal percobaan PKS seluas 71 Ha. PTPN IV Kebun Bah JAmbi juga meiliki pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) sendiri. Pabrik pengolahan kelapa sawit Kebun Bah Jambi memilki kapasitas olah 60 ton TBS/Jam. 2.3. Lokasi Perusahaan PTP Nusantara IV Kebun Bah Jambi berlokasi di kecamatan Hutabayu Raja dan kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, lebih kurang 147 km dari kota Medan dan 19 Km dari kota Pematang Siantar. Adapun yang menjadi dasar pemilihan lokasi perkebunan Kebun Bah Jambi yaitu sebagai berikut : 1. Dekat dengan areal perkebunan yang menjadi lahan penghasil bahan baku. 2. Dekat dengan jalan raya sehingga memudahkan pendistribusian produk. 3. Dekat dengan sumber air yang berguna untuk menjalankan operasi/proses pengolahan.

4. Tenaga kerja mudah didapatkan. 2.4. Daerah Pemasaran Pemasaran hasil-hasil produksi seluruh PTPN yang bernaung dalam koordinator wilayah I dikelola oleh Kantor Pemasaran Bersama (KPB). Daerah pemasaran hasil produksi perkebunan yang dikelola oleh KPB dapat dibagi menjadi dua, yaitu dalam negeri dan luar negeri. Kebun Bah Jambi hanya bertugas untuk melakukan pengolahan saja, dimana untuk tugas merencanakan kebijakan harga, kebijakan pasar, kebijakan distribusi dan kebijakan promosi telah dilakukan oleh bagian Pemasaran kantor direksi di Medan, maka hasil yang dikirimkan ke KPB haruslah melalui perintah dari kantor direksi (Kandir). Pemasaran hasil-hasil produksi PTP Nusantara IV Kebun Bah Jambi dikelola oleh kantor direksi. Jadi bila ada pelanggan yang akan membeli CPO dan inti sawit akan berurusan dengan Kandir Medan. Pihak kandirlah yang akan memerintahkan kepada Kebun Bah Jambi untuk mengeluarkan produksinya sebanyak yang dibutuhkan oleh pelanggan. 2.5. Organisasi Dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu.

Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik karena akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab. Organisasi ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha dan besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan. Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PTPN IV PKS Bah Jambi telah berusaha menciptakan pengendalian intern yang sesuai dengan menyusun unit-unit kerja dan bagian-bagian yang ditunjukkan pada gambar 5.1. Struktur organisasi PTPN IV PKS Bah Jambi menggunakan struktur lini dan fungsional, yaitu antara posisi yang sama memiliki hubungan fungsional.

Manager Asisten Maintenance Asisten Laboratorium Asisten Pengolahan Shift I Asisten Pengolahan Shift II KTU BAPAM Mandor Bengkel Umum Mandor Bengkel Traksi Mandor Bengkel Listrik Mandor Laboratorium Mandor Pengolahan Shift I Mandor Pengolahan Shift II Krani I DANTON Karyawan Pelaksana Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTP Nusantara IV PKS Bah Jambi

Struktur organisasi lini dan fungsional merupakan suatu bentuk struktur organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dari gambar, struktur organisasi lini merupakan hubungan antara manajer dengan asisten maintenance, asisten laboratorium, asisten pengolahan shift I dan II, Kepala Tata Usaha (KTU) dan Bapam. Begitu juga untuk asisten maintenance dengan mandor bengkel umum, traksi dan listrik, asisten laboratorium dengan mandor laboratorium, asisten pengolahan dengan mandor pengolahan, KTU dengan Krani I dan Bapam dengan Danton. Sebagai contoh hubungan manajer dengan asisten maintenance. Dimana hubungan diantara keduanya merupakan hubungan antara atasan dan bawahan. Dalam hal ini manajer berhak memberikan tugas dan tanggung jawab kepada asisten maintenance, sedangkan asisten maintenance berkewajiban untuk melakukan perintah dan tanggungjawab tersebut. 2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur organisasi PTPN IV PKS Bah Jambi di atas adalah : A. Manajer Tugas dan tanggung jawab : 1. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahan dan biaya umum sehingga diperoleh harga pokok serendah mungkin 2. Mengevaluasi dan memonitor pemakaian spare part pabrik secara umum serta bahan bahan proses pengolahan seefisien dan seefektif mungkin

3. Melaksanakan inspeksi secara rutin ke PKS yang dipimpinnya. 4. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya sistem kerja PKS 5. Mengevaluasi atau menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Kerja Operasional (RKO) pada PKS yang dipimpinnya. 6. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendamen minyak dan inti sawit dengan menekan lossis sekecil mungkin 7. Mengambil langkah-langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau penyimpangan yang terjadi di PKS Bah Jambi 8. Bertanggungjawab kepada Direksi PTPN IV. B. Asisten Maintenance Tugas dan tanggung jawab: 1. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara oleh semua mandor-mandor dan pekerja di bengkel umum, bengkel listrik dan bengkel traksi. 2. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh pelaksanaan teknik sesuai dengan prosedur mutu dan instruksi kerja yang telah didokumentasikan dan diimplementasikan sampai efektif. 3. Mengajukan permintaan bahan-bahan dan alat/mesin untuk kepentingan di bengkel umum, bengkel listrik dan bengkel traksi sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

4. Menjamin bahwa semua peralatan/mesin yang digunakan dalam proses telah siap dioperasikan oleh pabrik. 5. Merencanakan semua peralatan, mesin, instalasi, kendaraan dan bangunan baik pemeliharaan secara rutin maupun pemeliharaan break down. 6. Menjamin dan mengecek rencana dengan aktifitas-aktifitas hasil pemeliharaan baik secara rutin maupun break down. 7. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare parts serta mencatat waktu pemeliharaan. 8. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan break down. 9. Membuat laporan Emergency Maintenance. 10. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan di pabrik. 11. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap semua personil yang ada pada pengawasannya. 12. Menindaklanjuti tindakan-tindakan perbaikan yang ditemukan pada Internal Audit. 13. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik. C. Asisten Laboratorium Tugas dan tanggung jawab: 1. Mengawasi operasi pabrik dalam hal kendali mutu dengan menggunakan semua sarana yang telah disediakan untuk mencapai kualitas dan kuantitas produksi (minyak dan inti sawit) yang telah ditentukan.

2. Melaksanakan pemeriksaan besarnya losses minyak dan inti yang terjadi selama proses pengolahan berlangsung 3. Mengawasi pemakaian bahan bahan laboratorium dan bahan bahan pembantu selama proses pengolahan berlangsung 4. Mengawasi pemeriksaan limbah pabrik baik dari hasil kegiatan produksi pabrik maupun kegiatan kegiatan lain dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. 5. Mengawasi dan membuktikan jumlah TBS yang masuk ke pabrik sesuai dengan SPB dari tiap tiap afdeling untuk menentukan kapasitas olah, dan perhitungan rendamen bersama dengan asisten pengolahan 6. Mengawasi jumlah pengeluaran baik hasil produksi maupun tandan kosong dari kegiatan produksi 7. Mengawasi proses pengolahan air baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik di sekitar pabrik 8. Membuat laporan sebagai informasi bagi unit pengolahan 9. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik. D. Asisten Pengolahan Tugas dan tanggung jawab: 1. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara diseluruh mandor-mandor dan pekerja di proses pengolahan.

2. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP dan penjabarannya ke RKO. 3. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan efektif dan efisien, supaya produktifitas dapat tercapai. 4. Mengendalikan proses pengolahan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. 5. Melakukan adjustment sesuai data-data yang telah diberikan oleh asisten laboratorium. 6. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta produksi yang dikirim. 7. Mengawasi penanganan proses pengolahan dan final produk sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta penanganan packing dan penyimpanannya. 8. Mengawasi dan mengevaluasi stock produksi yang ada di gudang atau storage tank. 9. Mengendalikan catatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan, pemeliharaan, apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 10. Mengorganisasi audit di proses pengolahan sehingga Internal Audit dan External Audit dapat dilaksanakan secara efektif. 11. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang ditemukan di dalam Internal Audit dan External Audit. 12. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan. 13. Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh lingkungan pabrik.

14. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan bahan baku yang diterima. 15. Membuat laporan manajemen pengolahan. 16. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik. E. Kepala Tata Usaha (KTU) Tugas dan tanggung jawab: 1. Memelihara semua dokumen yang ada pada bagian tata usaha 2. Melaksanakan dan mengawasi administrasi keuangan, pembukuan dan bidang umum/personalia. 3. Menyelesaikan administrasi kas dengan baik 4. Membuat Daftar Permintaan Uang (DPU) setiap gajian 5. Mengerjakan atau membuat tender lokasi 6. Membuat jurnal upah karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana 7. Membuat surat-surat 8. Membuat atau melaksanakan pengeluaran barang (AU 58) dan penerimaan barang (AV-53). 9. Membuat daftar inventaris sesuai dengan peralatan yang ada di unit PKS 10. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja 11. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil dibagian administrasi. 12. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik.

F. Bintara Pengamanan (BAPAM) Tugas dan tanggung jawab: 1. Menjamin bahwa kebijakan mutu untuk dimengerti, diterapkan dan dipelihara di seluruh tingkat organisasi Ba. Pam PKS Bah Jambi. 2. Membantu manager dalam penanganan dan pengamanan di Kebun/Pabrik/Unit Kebun. 3. Menyusun rencana kerja bidang keamanan 4. Melaksanakan pengawasan keamanan terhadap aset perusahaan 5. Menyusun laporan pertanggungjawaban administrasi bidang keamanan 6. Mengadakan dan menugaskan personil yang dibawahi untuk melaksanakan patroli pada areal kebun dan pabrik. 7. Bertanggungjawab terhadap manager pabrik. 2.5.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Tenaga kerja yang bekerja di PKS Bah Jambi dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. Pegawai staff, golongan III-A sampai IV-B 2. Pegawai non staff, golongan I-A sampai II-D Pada masa produksi, jam kerja yang diberlakukan bagi setiap karyawan pengolahan adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai berikut : 1. Shift I : Pukul 07.00 WIB 18.00 WIB 2. Shift II : Pukul 18.00 WIB 07.00 WIB

Sedangkan untuk karyawan di bagian administrasi masa kerja selama 6 hari kerja dalam seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai berikut : 1. Senin - Kamis Pukul 07.00 WIB 12.00 WIB Pukul 12.00 WIB 14.00 WIB Pukul 14.00 WIB 16.00 WIB : Jam Kerja : Jam Istirahat : Jam Kerja setelah Istirahat 2. Jumat Pukul 07.00 WIB 11.30 WIB Pukul 11.30 WIB 14.00 WIB Pukul 14.00 WIB 16.00 WIB : Jam Kerja : Jam Istirahat : Jam Kerja setelah Istirahat 3. Sabtu Pukul 07.00 WIB 13.30 WIB : Jam Kerja Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja di PKS Bah Jambi pada saat ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 2.1. Tenaga Kerja PKS Bah Jambi No Keterangan Total (orang) 1 Manager 1 2 KTU 1 3 Asisten laboratorium 1 4 Asisten Pengolahan (Shift I dan II) 3 5 Asisten Maintenance 1 6 BAPAM 1 7 Mandor Bengkel Umum 1

Tabel 2.1. (Lanjutan) No Keterangan Total (orang) 8 Mandor Bengkel Listrik 1 9 Mandor Bengkel Traksi 1 10 Mandor Laboratorium 1 11 Mandor Pengolahan (Shift I dan II) 2 12 Krani I 1 13 DANTON 1 14 Tukang Bengkel Umum 20 15 Tukang Bengkel Listrik 9 16 Tukang Bengkel Traksi 10 17 Karyawan Laboratorium 34 18 Karyawan Pengolahan (Shift I dan II) 86 19 Karyawan Administrasi 29 20 SATPAM 12 216 2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan Sistem gaji yang digunakan PTP Nusantara IV PKS Bah Jambi adalah sistem gaji yang dibayarkan dua kali sebulan. Pada gaji pertama disebut panjar gaji atau gajian kecil sejumlah 30 % dari gaji pokok yang sebenarnya. Gajian kecil ini dibayar pada akhir minggu ketiga setiap bulannya. Sedangkan gaji kedua disebut pelunasan gaji atau gajian besar yaitu sejumlah gaji pokok ditambah tunjangan tetap dan lembur kecuali untuk bagian administrasi. Besarnya gaji yang diberikan untuk bagian administrasi adalah sejumlah gaji pokok ditambah

tunjangan tetap dan premi selama satu bulan. Gajian besar ini dibayar pada akhir minggu pertama setiap bulannya. Kesejahteraan umum bagi pegawai dan karyawan pabrik merupakan hal yang sangat penting. Produktivitas kerja seoarang karyawan sangat dipengaruhi tingkat kesejahteraannya. PTPN IV PKS Bah Jambi memikirkan hal ini dengan memberikan beberapa fasilitas yaitu: 1. Perumahan bagi staff, karyawan dan keluarganya, yang berada di lokasi perkebunan sekitar. Apabila tidak mengambil perumahan diberikan bantuan dana sewa rumah sebesar 25 %. 2. Sarana pendidikan dan memberikan bantuan dana pendidikan berupa uang pemondokan untuk anak anak staff maupun karyawan yang kuliah atau bersekolah jauh dari rumah. 3. Sarana kesehatan untuk staff dan karyawan beserta keluarganya berupa Rumah Sakit PTPN IV. 4. Membangun sarana olah raga yang tersedia di lokasi kompleks perumahan karyawan. 5. Rumah ibadah yaitu mesjid yang dibangun di lokasi lingkungan pabrik. Rumah ibadah yaitu berupa gereja yang dibangun di lokasi lingkungan pabrik. 2.6. Proses Produksi Proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) di PKS Kebun Bah Jambi bertujuan untuk memperoleh minyak dan inti yang berkualitas. Proses pengolahan ini akan menghasilkan dua jenis produk, yaitu:

1. Minyak Sawit (Crude Palm Oil) dari hasil olahan daging buah 2. Inti Minyak Sawit (Palm Kernel) yaitu inti yang dihasilkan dari pengolahan biji (Nut) Hasil sampingan dari proses pengolahan sawit ini adalah ampas, cangkang dan tandan kosong. Ampas dan cangkang dipergunakan sebagai bahan bakar boiler. 2.6.1. Standard Mutu Produk dan mutu minyak yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh cara memanen buah. Dalam hal ini standard mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standard mutu internasional, yang meliputi Asam Lemak Bebas (ALB), air dan kotoran. Panen yang tepat, mempunyai kandungan minyak maksimal dan kadar ALB yang rendah. Pada saat ini, mutu minyak sawit yang baik untuk dipasarkan jika kadar ALB di bawah 3% dan 2% untuk inti sawit. Terbentuknya ALB dalam buah sawit disebabkan proses hidrolisa trigliserida dari lemak dengan adanya enzim lipase pada kondisi yang sama. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut: CH O C OR1 R1COOH + CH 2 O CH O C OR2 + 3 H 2 O R1COOH + CH 2 O CH O C OR3 R1COOH + CH 2 O

Trigliserida + Air Glyserol + ALB Rumus kimia Crude Palm Oil (CPO) dalam Palm Kernel Oil (PKO) adalah sama, namun yang membedakan adalah komposisi Fatty Acid dari rantai karbonnya. 2.6.2. Bahan yang Digunakan Bahan baku yang digunakan di pabrik kelapa sawit Bah Jambi adalah buah sawit yang berasal dari kebun PTPN IV Bah Jambi. Pada umumnya kelapa sawit terdiri dari beberapa varietas berdasarkan karakteristiknya yaitu: 1. Dura Dura adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak bulat dan karakteristik lainnya adalah: a. Tebal daging buah (pericarp) : 2-6 mm b. Tebal cangkang : 2-5 mm c. Persen pericarp terhadap buah : 50-70% d. Tebal cangkang terhadap buah : 30% e. Persen inti terhadap buah : 8-10% 2. Pesifera Pesifera adalah jenis varietas kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dan karakteristik lainnya adalah: a. Pericarp : sangat tebal b. Tebal cangkang : 0-0,1 mm c. Persen pericarp terhadap buah : 95-100%

d. Persen inti terhadap buah : 0-5% 3. Tenera Tenera adalah jenis kelapa sawit yang mempunyai buah agak lonjong dengan karakteristik adalah: a. Tebal pericarp : 4-10 mm b. Tebal pericarp terhadap buah : 70-80% c. Persen cangkang terhadap buah : ± 10% d. Persen inti terhadap buah : 8-10% Varietas yang paling banyak di kebun Bah Jambi adalah varietas tenera. Tenera ini merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi tandan buah segar adalah dengan melepaskan serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS) ke seluruh areal kebun. 2.6.3. Uraian Proses Produksi Secara garis besar, prosedur pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak dan inti sawit dibagi atas 6 tahapan (stasiun), yaitu: 1. Penerimaan Buah (Fruit Station) TBS hasil pemanenan dari tiap afdeling diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Selanjutnya dilakukan penimbangan buah untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang masuk didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong.

Setelah itu, TBS dibawa ke bagian penimbunan buah yaitu loading ramp. Sebelumnya, buah disortasi untuk mengetahui mutu buah yang akan diolah yang didasarkan pada jumlah buah yang membrondol sampai di loading ramp yang dinyatakan sebagai fraksi. Dimana, fraksi merupakan derajat kematangan TBS yang diterima di pabrik yang ditunjukkan pada tabel 3.1. Tabel 2.2. Derajat Kematang Tandan Buah Segar Fraksi Derajat Kematangan Brondolan 00 Sangat Mentah Tidak ada brondolan lepas 0 Mentah 12,5 % dari permukaan luar 1 Kurang Matang 12,5%-25% dari permukaan luar 2 Matang I 25%-50% dari permukaan luar 3 Matang II 50%-75% dari permukaan luar 4 Lewat Matang 75%-100% dari permukaan luar 5 Sangat Matang Buah dalam ikut membrondol Sumber: PTPN IV Bah Jambi Buah yang telah disortasi dimasukkan ke dalam loading ramp dengan tujuan untuk memudahkan masuknya buah ke dalam lori atau basket. Lantai loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 27 0 dan mempunyai 22 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Cara kerja pengisian lori adalah: a. Lori yang digunakan untuk mengangkut dan tempat perebusan buah sawit ditarik dan diposisikan di depan pintu loading ramp. Satu unit lori berkapasitas sekitar 2,5 ton TBS. b. Pintu loading ramp dibuka satu persatu dan TBS masuk ke dalam lori.

c. Lori yang sudah penuh ditarik dengan capstand ke stasiun perebusan. 2. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station) TBS yang ada di dalam lori ditarik dengan menggunakan capstand ke transfer carriage dan selanjutnya dimasukkan ke dalam sterilizer, yaitu bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah. Di PKS Bah Jambi terdapat 5 unit sterilizer dan yang masih berfungsi hanya 4 unit. Dimana kapasitas tiap sterilizer adalah 10 lori dengan tekanan 2,6 2,8 kg/cm 3 dan temperatur sebesar 125 130 0 C. Proses perebusan berlangsung sekitar 90 100 menit. Sistem perebusan yang digunakan adalah perebusan dengan sistem 2 puncak (double peak sterilization). puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari steam inlet. Berikut adalah grafik perebusan dengan menggunakan sistem dua puncak. Tekanan (Kg/Cm2) 3 2 1 2 3 4 5 6 1 5 10 20 30 40 50 60 70 80 90 95 Menit Gambar 2.2. Sistem Perebusan Dua Puncak

Keterangan gambar: 1. Buang udara : 5 menit 2. Menaikkan tekanan sampai 2 kg/cm 2 : 10 menit 3. Buang steam : 10 menit 4. Menaikkan tekanan sampai 2,6-3kg/cm 2 : 10 menit 5. Merebus pada tekanan 2,6 3 kg/cm 2 : 60 menit 6. Buang steam : 5 menit Pada dasarnya tujuan perebusan adalah: a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB, b. Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang, c. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan, d. Mengkoagulasikan (mengendapkan) protein sehingga memudahkan pemisahan minyak, e. Menguraikan kadar air dalam buah f. Menghidrolisa zat-zat karbohidrat yang berada sebagai koloid di dalam protoplasma menjadi glukosa yang dapat larut dan menghasilkan tekanan osmotis yang membantu memecahkan dinding sel sehingga minyaknya dapat keluar. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perebusan adalah: a. Tekanan uap dan lamanya perebusan b. Pembuangan udara dan air kondensat, udara yang ada dalam rebusan harus dikeluarkan karena menurunkan tekanan (panas tidak sempurna). Cara

pengeluaran ini disebut dearasi dengan cara membuka penuh kran kondensat 5 10 menit. 3. Stasiun Pembantingan (Thressing Station) Setelah proses perebusan selesai, lori dalam sterilizer dikeluarkan dan ditarik dengan capstand menuju stasiun bantingan. Stasiun pembantingan adalah stasiun pemisahan brondolan dengan tandan kosong. Di PKS Bah Jambi terdapat 2 line stasiun bantingan, yang setiap line terdiri dari: a. Hoisting Crane Alat ini digunakan untuk mengangkat lori yang berisi buah masak dan dituangkan isi lori ke dalam hopper dan menurunkan kembali lori kosong ke nail track. b. Hopper Alat ini berupa tempat penampungan buah masak yang dituang dari lori sebelum dijalankan dengan automatic feeder. Pengisian hopper tidak terlalu penuh agar buah tidak terlalu padat dan penurunan ke automatic feeder tidak tersendat. c. Automatic Feeder Setelah di hopper buah akan dijalankan ke automatic feeder yang akan mengatur pemasukan buah ke dalam thresser, dimana kecepatannya diatur sesuai dengan kapasitas thresser. d. Penebahan (Stripper) Alat ini digunakan untuk melepaskan dan memisahkan buah dari tandannya. Alat ini berbentuk drum yang berputar dengan kecepatan ± 23-25 rpm. Dengan bantuan sudu-sudu yang ada di dalam drum, buah terangkat dan

jatuh terbanting sehingga buah brondolan lepas dari tandan. Melalui kisi-kisi drum, buah masuk ke dalam Fruit conveyor under thresser dan tandan kosong terdorong keluar dibawa ke empty bunch conveyor. Pengisian yang baik tidak terlampau penuh agar brondolan terlepas sempurna dari tandannya sehingga losis pada tandan kosong tidak meningkat. e. Empty Bunch Conveyor Alat ini berfungsi membawa tandan kosong dari hasil bantingan ke dalam truk ataupun ke tempat penumpukan sementara. Alat ini berupa rantai yang ditambahkan screpper. f. Fruit Conveyor Under Thresser Alat ini digunakan untuk mengangkut brondolan-brondolan ke fruit elevator dan terletak di bawah thresser. g. Fruit Elevator Alat ini digunakan untuk mengangkut brondolan-brondolan ke dalam distributing conveyor pada stasiun press. Alat ini menggunakan timba-timba yang terikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor dan digunakan untuk mengangkut buah masak atau brondolan masak. 4. Stasiun Press (Pressing Station) Stasiun press adalah stasiun awal dalam pengambilan minyak dari buah dengan cara melumat dan mengempa buah. Stasiun press ini terdiri dari dua line yang masing-masing line terdiri dari lima alat yaitu: a. Distributing Conveyor

Alat ini digunakan untuk mendistribusikan buah atau brondolan yang diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing-masing digester. b. Ketel Adukan (Digester) Alat ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji. Merupakan bejana selinder berdiri vertikal yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak 6 tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Pisau bagian bawah disamping sebagai pengaduk juga dapat berfungsi sebagai pendorong cake keluar menuju talang dan press cake. Dalam digester diperlukan temperatur 90 110 0 C untuk mempermudah proses pelumatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam digester: 1. Pada saat beroperasi pengisian digester harus penuh atau ¾. 2. Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak tergenang. 3. Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar minyak tetap lancar mengalir ke oil gutter. 4. Kebocoran minyak dihindari 5. Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester c. Pengempa atau Press Pengempaan bertujuan untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp) yang berasal dari digester. Alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubang dan di dalamnya dipasang dua buah ulir atau screw yang berputar berlawanan arah.

Tekanan pengepresan diatur oleh dua buah konus yang berada pada bagian ujung press, yang dapat bergerak maju mundur secara hidrolik. Adanya massa yang keluar dari digester melalui talang masuk ke dalam press selinder dan mengisi worm. Volume setiap space worm berbeda semakin mengarah ke ujung as screw dengan volume semakin kecil sehingga cake tertekan dan minyak terperas. Minyak kasar akan terpisah dan keluar melalui lubang-lubang press silinder yang selanjutnya ditampung pada talang minyak (oil gutter) yang akan dilanjutkan ke vibro separator dan masuk ke crude oil tank, sedangkan cake keluar dari bagian muka atau sela-sela cone yang ditampung di cake breaker conveyor. d. Cake Breaker Conveyor Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal diikat pada poros yang berfungsi untuk mengaduk-aduk ampas dari pressan dengan cara berputar sambil mendorong ampas ke ujung talang untuk memisahkan biji dan serabut di pemisah biji (depericarper). Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan menggunakan uap (steam) sehingga gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai. Disamping untuk pengeringan, pemanasan juga berfungsi untuk memudahkan pemisahan inti dengan cangkang. Biji akan dibawa ke stasiun pengolahan biji (kernel plant) sedangkan serabut dipergunakan untuk bahan bakar boiler. e. Pemisah Ampas dan Biji (Depericarper) Alat ini digunakan untuk memisahkan ampas dan biji dan membersihkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat. Alat ini terdiri dari kolom pemisah (separating coloumn) dan polishing drum.

Ampas dan biji dari cake breaker conveyor masuk ke dalam kolom pemisah. Sistem pemisahan terjadi karena hampa udara di dalam kolom pemisah yang disebabkan oleh isapan blower. Ampas kering terhisap ke dalam siklon ampas dan melalui air lock masuk ke dalam konveyor bahan bakar, sedangkan biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh ke bawah dan dihantar oleh konveyor ke dalam polishing drum. Drum pemolis ini berputar dengan kecepatan 32 rpm. Pada polishing drum biji akan saling bergesekkan satu dengan lainnya atau bergesekkan dengan blade-blade polishing drum, sehingga selama biji melewati polishing drum, serabut-serabut halus yang masih menempel pada biji akan terlepas. 5. Stasiun Pengolahan Biji (Kernel Plant) Untuk memperoleh inti sawit, pada stasiun ini biji diolah untuk diperam, dipecahkan, dan dipisahkan antara inti dan cangkang. Inti yang diperoleh selanjutnya dikeringkan dalam kernel silo untuk dikirim dan cangkang digunakan sebagai bahan bakar pada boiler. Adapun rangkaian peralatan yang terdapat dalam stasiun ini adalah: a. Nut Elevator Nut elevator digunakan untuk mengangkut biji yang berasal dari pemisah biji dan ampas ke silo biji dan dari silo biji ke pemecah biji. Alat ini terdiri dari timba-timba yang diikatkan pada rantai, dan digerakkan oleh elektromotor dan berputar tegak. b. Nut Silo

Alat ini berfungsi untuk memeram biji dengan tujuan mengurangi kadar air yang dikandung sehingga akan mudah terlepas dari cangkangnya. Dengan demikian akan mempermudah proses pemecahan biji dan diperoleh inti yang utuh dalam jumlah yang maksimal. Pada silo ini, kadar air akan berkurang dengan udara panas yang ditiupkan yang dialirkan melalui elemen panas. Suhu bagian atas sebesar 60 0 C, tengah sebesar 50 0 C dan bagian bawah sebesar 40 0 C. Pemanasan dan pemeraman dilakukan selama 8 9 jam sampai kadar air ± 9%. c. Nut Grading Drum Alat ini digunakan untuk menseleksi/memisahkan biji menurut besarnya diameter biji agar biji-biji yang masuk ke Ripple Mill atau Cracker diusahakan merata. Alat ini berupa drum yang berlubang-lubang menurut besar yang telah disesuaikan dan berputar dan selanjutnya biji-biji masuk ke dalam Ripple Mill atau Cracker. Sampah-sampah halus jatuh pada bagian pangkal drum dan masuk kepenampungan untuk dibuang, sedangkan sampah-sampah kasar keluar dari bagian ujung drum. d. Ripple Mill Alat ini berfungsi untuk memecahkan biji sehingga inti terlepas dari cangkang. Ripple Mill terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Rotating Rotor Terdiri dari 30 batang rotor (Riplle bar) yang terbuat dari high carbon steel. Dimana, 15 batang dipasang di bagian luar dan 15 batang lagi di bagian luar.

2. Stationary Plate (Ripple Pad) Merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel. Alat ini dapat memecahkan biji melalui pemeraman dalam Nut Silo dengan proses perebusan yang dilaksanakan dengan baik. e. Light Tenera Dust Separating (LTDS) Campuran dari pecahan yang terdiri dari inti, serat dan cangkang diantarkan melalui timba masuk ke dalam LTDS (Light Tenera Dust Separating). Pada alat ini, inti dan cangkang dipisahkan. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi melalui kolom pemisah vertikal. Dimana abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan terisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu (dust cyclone), kemudian mengantarkannya ke boiler. Inti bulat yang lebih berat akan jatuh menuju silo inti, sedangkan campuran pecahan berupa inti pecah dan cangkang akan diproses lanjut dengan clay bath. f. Clay Bath Dalam clay bath terdapat pompa, dimana material yang telah bercampur dengan air dan kaolin dipompa ke cyclone. Karena perbedaan berat jenis, inti akan keluar dari atas permukaan cyclone dan cangkang keluar dari bagian bawah yang kemudian masing-masing fraksi akan mengalami pengolahan lebih lanjut yaitu cangkang diantarkan ke boiler dan inti akan masuk ke silo inti untuk dikeringkan. g. Silo Inti

Silo inti ini berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan inti yang masih mengandung air sebesar 15-25 %. Bentuk maupun cara kerja silo inti sama seperti pada silo biji, hanya pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Pengeringan juga dilakukan dengan menggunakan blower pemanas. Kadar inti yang disyaratkan adalah 6-7 %. Proses pengeringan dalam silo ini ± 7 jam dengan pemberian panas yang kontinu. Pemanasan dilakukan dengan menghembuskan udara panas ke dalam silo. Udara yang masuk ke bagian atas, tengah dan bawah silo dengan temperatur masing-masing adalah 60 0 C - 70 0 C pada bagian atas, 50 0 C - 60 0 C pada bagian tengah, dan 40 0 C - 50 0 C pada bagian bawah. Setelah dirasakan cukup kering dan kadar air yang telah memenuhi syarat, inti dalam silo diturunkan untuk dikirim ke kernel bin (buckling). 6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) Klarifikasi ini adalah pemurnian minyak yang merupakan stasiun terakhir dalam pengolahan minyak. Minyak kasar (CPO) dari stasiun pressan dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih lanjut sehingga diperoleh minyak hasil produksi yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Adapun peralatan yang terdapat pada stasiun ini adalah: a. Talang Minyak (Oil Gutter) Minyak hasil pengempaan screw press dialirkan ke talang minyak (oil gutter). Talang minyak ini dipasang di bawah screw press dan dialirkan oleh air panas ke vibro. Air untuk mengalirkan minyak kasar ini harus benar-benar panas dan cukup agar pemisahan minyak cepat terjadi.

b. Ayakan Getar (Vibro Separator) Alat ini berfungsi untuk memisahkan /menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak kasar. Vibro separator ini menggunakan 2 buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali. Sedangkan cairan minyak dari vibro separator ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank). Untuk memudahkan penyaringan, saringan getar tersebut disiram dengan air panas. c. Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Pump) Minyak kasar yang telah tersaring akan ditampung di crude oil pump. Di dalam tangki ini akan dilakukan penambahan panas agar minyak cepat terpisah dan mengendapkan kotoran-kotoran. Panas yang tersedia dilakukan dengan injeksi uap. Temperatur pada tangki ini diharapkan ± 90 0 C. Minyak dalam tangki ini dipompakan ke dalam tangki pisah (continuous tank) dengan pompa minyak kasar (crude oil pump). d. Tangki Pemisah (Continuous Tank) Merupakan tangki yang berfungsi untuk mengendapkan sludge yang terkandung di dalam crude oil. Untuk mempermudah proses pemisahan, maka temperatur dipertahankan 90 0 C-95 0 C. Tangki pemisah ini terditri dari 3 ruang yaitu: - Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas

- Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat jenis kecil mengapung dan dialirkan ke dalam oil tank, sedangkan sludge yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak masuk ke dalam ruang ke tiga melalui lubang bawah sekat. - Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke dalam sludge tank. e. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank) Minyak yang berasal dari tangki pemisah pada lapisan atas dialirkan ke oil tank sedangkan sludge yang masih mengandung minyak 7-9 % yang berada pada lapisan bawah dialirkan ke sludge tank. Minyak ditampung pada tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut. Pada tangki ini diusahakan agar tetap penuh untuk menjaga pemanasan tetap 95 0 C-100 0 C. Tangki ini berbentuk selinder, dengan dasar berbentuk kerucut. f. Sentrifusi Minyak (Oil Purifier) Merupakan alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal dari tangki masakan minyak yang masih mengandung air ± 0,5 0,17 % dan kotoran 0,1 0,3 %. Kadar air dalam minyak setelah diproses oil purifier ini diusahakan 0,3 0,4 % dan kadar kotoran 0,01 0,15 % dengan temperatur 90 0 C- 95 0 C.

g. Transfer Tanki Tangki ini merupakan alat yang digunakan untuk menampung minyak dari oil purifier dan mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki pompa udara (vacuum drier) agar merata dan tetap. h. Pengeringan Minyak (Vacum Dryer) Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan air dari minyak dengan cara penguapan hampa udara. Hasil yang diharapkan dari proses disini adalah minyak yang berkadar air 0,1 0,15 % dengan kadar kotoran 0,013-0,015 %. Alat ini merupakan tabung hampa udara yang mempunyai 3 tingkat steam injector. Tekanan vacuum drier berkisar 0,8 1 kg/cm 2. minyak yang keluar dari vacum dryer ini langsung dikirim ke tangki timbun (storage tank) sebagai minyak produksi yang siap untuk dipasarkan (CPO). i. Tangki Timbun (Storage Tank) Tangki ini merupakan alat penampungan minyak produksi (CPO) sebelum dipasarkan. Minyak dalam tangki ini harus selalu dipanaskan dengan cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalam storage tank diatur ± 50 55 0 C agar minyak yang terdapat di dalamnya tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan Asam Lemak Bebas dan kadar air dalam minyak di tangki. j. Tangki Lumpur (Sludge Tank) Merupakan tangki yang digunakan untuk menampung sludge dari hasil pemisahan di tangki pemisah. Sludge yang berada pada tangki lumpur ini masih mengandung minyak 7-9 %. Dalam tangki ini dipasang pipa steam injection untuk

memanaskan dan mengencerkan sludge. Dengan temperatur sludge tank ini diusahakan berkisar 90 0 C 100 0 C. k. Saringan Berputar (Brush Strainer) Dari sludge tank selanjutnya lumpur (sludge) dialirkan ke brush strainer. Brush strainer ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut-serabut, pasir dan kotoran-kotoran yang terdapat dalam sludge sebelum diolah di sludge separator. Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang-lubang halus dan dipasang sikat-sikat kawat baja sebanyak 5 pasang dan diikatkan pada poros yang berputar. l. Sand Cyclone Sludge dari brush strainer diperkirakan masih mengandung pasir sehingga harus dipompakan lagi ke sand cyclone dimana pasir halus akan terpisah dengan adanya gaya sentrifugal dan di blow down setiap 20 menit sekali. Untuk mengambil minyak yang masih terkandung di sludge, selanjutnya sludge diproses pada sludge separator. m. Sludge Separator Merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, sludge, dan kotoran. Sludge yang masuk ke alat ini memiliki kadar air ± 80 85 %, minyak 5 10 %, dan 8 12 % berupa bahan bukan minyak. Air dan kotoran dibuang keluar dari alat ini sedangkan minyak akan dipompakan kembali ke continuous tank. Dalam proses ini kadar minyak yang diperoleh pada slugde separator diharapkan 0,3 0,5 %. n. Fat Pit

Fat pit merupakan bak penampung sludge yang berasal dari buangan minyak yang keluar dari bocoran-bocoran alat pada stasiun klarifikasi yang dialirkan di parit dan dipompakan ke bak ini dan dikumpulkan, yang kemudian sludge dan minyak ini akan dikutip kembali dengan dipompakan sehingga masuk ke dalam crude oil tank dan selanjutnya diproses kembali di stasiun klarifikasi. 2.7. Utilitas Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi untuk mendapatkan adalah sebagai berikut : 1. Unit Pengolahan Air (Water Treatment) Air merupakan salah satu bagian yang penting untuk mendukung proses pengolahan di PKS Bah Jambi dan fungsinya tidak dapat tergantikan oleh senyawa lain. Selain digunakan untuk proses, air ini juga digunakan untuk keperluan sebagai berikut : a. Air domestik, yaitu air yang digunakan di luar kegiatan pabrik (kantor dan perumahan) b. Air proses, yaitu air yang digunakan di dalam boiler untuk menghasilkan steam dan untuk pengenceran minyak sawit pada saat proses serta kebutuhan lain. Sumber air di PKS Bah Jambi berasal dari Sungai Bah Bolon yang terletak lebih kurang 3 km dari lokasi pabrik.

2. Unit Pembangkit Tenaga Tenaga yang digunakan untuk dapat mengoperasikan seluruh alat dan mesin di PKS Bah Jambi ini diperoleh dari tenaga listrik dan uap. Listrik diperoleh dari PLN dan mesin diesel dengan bahan bakar solar sedangkan tenaga uap diperoleh dengan mengoptimalkan uap sebagai tenaga penggerak. PKS banyak menggunakan tenaga uap karena : a. Bahan bakar tersedia (ampas dan cangkang) b. Semua stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas Alat yang digunakan sebagai pembangkit uap adalah ketel uap (boiler). Daya listrik yang tersedia didistribusikan ke bagian-bagian sebagai berikut: a. Perumahan pimpinan, staf dan karyawan b. Penerangan dan arus listrik kantor dan pabrik serta jalan c. Unit-unit proses pengolahan Pabrik Kelapa Sawit d. Menggerakkan alat alat transportasi seperti material handling, hoisting crane, elevator, empty bunch conveyor dan lain - lain e. Unit-unit proses pengolahan air f. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan laboratorium g. Penerangan dan arus listrik untuk peralatan bengkel. 3. Unit Pemeliharaan Pabrik / Bengkel Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan atau pergantian yang diperlukan agar tercapai keadaan produksi yang maksimal sesuai dengan yang direncanakan.

Pemeliharaan PKS Bah Jambi dilakukan dalam bentuk pemeliharaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan agar pabrik bekerja dengan baik. Pemeliharaan harian dilaksanakan pada saat pabrik berhenti mengolah dan selesai pada saat pabrik mulai mengolah lagi. Pekerjaan yang mendesak seperti kerusakan yang terjadi pada saat pabrik mengolah, harus dilaksanakan pada saat itu juga dan dapat disempurnakan perbaikannya apabila tersedia waktu yang luang. Pemeliharaan yang dilakukan unit ini mencakup pemeliharaan mesin dan peralatan pabrik, instalasi listrik, pemeliharaan unit pengolahan air dan hal-hal yang berkaitan, serta penyediaan dan perawatan suku cadang pabrik. Untuk mendukung unit ini, PKS Bah Jambi menyediakan beberapa bengkel yaitu : a. Bengkel Umum b. Bengkel Instalasi Listrik c. Bengkel Traksi (Transportasi Kendaraan dan Sipil) Unit traksi merupakan bagian yang mengurus permasalahan yang berhubungan dengan segala alat pengangkutan dan kendaraan yang ada di PKS Bah Jambi, sedangkan unit sipil merupakan bagian yang mengurus permasalahan yang berhubungan dengan bangunan sipil Bah Jambi. Kedua unit ini memiliki pedoman masing-masing dalam hal pemeliharaan dan pengawasan pekerjaannya. 4. Laboratorium Laboratorium berfungsi untuk menetapkan mutu produk akhir maupun hasil dari setiap stasiun kerja. Selain hasil proses tersebut juga dianalisa kadar rendaman CPO dan inti. Karena salah satu faktor maju mundurnya perusahaan ditentukan oleh standardisasi kualitas produk yang dihasilkan. Untuk menjaga

standardisasi mutu minyak sawit dan kernel pada range dan untuk mengetahui kehilangan beban dalam proses maka diperlukan laboratorium. Analisa-analisa yang dilakukan di laboratorium PKS Kebun Bah Jambi antara lain meliputi : 1. Analisa Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid / FFA) 2. Analisa Kadar Minyak 3. Randamen 4. Kadar Air 5. Fraksi Inti Utuh, Pecah dan Kotoran 6. Analisa Air 5. Unit Pengolahan Limbah Pada dasarnya pengolahan sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak dari buah kelapa sawit dengan melalui proses perebusan, pemipihan, pelumatan, pengempaan, pemisahan minyak dengan sludge, pemurnian, pengeringan, dan penimbunan. Pemrosesan tersebut akan menghasilkan produk samping yang bersifat limbah padat dan cair yang dapat mencemari lingkungan apabila langsung dibuang badan penerima. Unit pengolahan limbah PKS Bah Jambi bertujuan untuk menaikkan mutu buangan limbah pabrik sehingga dapat dimanfaatkan kembali dan menjaga agar limbah hasil proses tidak mencemari lingkungan sekitar (pengendalian limbah) terutama limbah yang berbentuk cair.

2.8. Mesin dan Peralatan Adapun spesifikasi mesin dan peralatan produksi yang ada di PTPN IV kebun Bah Jambi untuk tiap stasiunnya adalah sebagai berikut: 1. Stasiun Penerimaan Buah a. Loading Ramp : tempat penimbunan sementara dan pemindahan TBS ke dalam lori rebusan Dimensi : 5300 mm x 3000 mmx 3250 mm Kemiringan : 25 0 Kapasitas : 8 10 ton / TBS : 22 pintu b. Lori Dimensi Kapasitas : mengangkut dan sebagai tempat merebus buah segar : 2500 mm x 1800 mm x 1220 mm : 2,5 ton 2. Stasiun Perebusan a. Capstand Dimensi : menarik lori keluar dan masuk ke sterilizer : 2600 mm x 1200 mm : 6 unit b. Sterilizer : merebus buah untuk menonaktifkan enzim lipase yang menyebabkan naiknya asam lemak bebas, memudahkan

lepasnya buah dari tandannya, melunakkan daging buah, mengurangi kadar air dan merupakan pengeringan pendahuluan terhadap biji inti sehingga mudah lepas dari cangkangnya. Merk / Tahun : Wang Yuen Clutch / 1999 Tipe Kapasitas Panjang Diameter Temperatur : 2100 OXP : 23-25 Ton/TBS : 4 unit : 31675 mm : 2100 mm : 125 130 0 C Tekanan : 2,5 3 kg/m 2 3. Stasiun Pembantingan a. Hoisting Crane : mengangkat lori berisi buah masak, menuangkan ke dalam automatic feeder dan menurunkan lori kosong ke posisi semula. Merk / Tahun : DEMAG EL 2F625H8N / 1975 Kapasitas Tinggi angkat : 5 ton : 2 unit : 12000 mm Elektromotor Power : 2 Kw

Tegangan Frekuensi Arus : 380 V : 50 Hz : 1,7 A Cos ϕ : 0,88 b. Hopper : tempat penampungan buah masak sebelum dijalankan dengan automatic feeder Merk / Tahun : Atmindo / 1975 Kapasitas : 30 ton TBS/jam : 2 unit c. Automatic Feeder : mengatur pemasukkan buah masak ke dalam alat penebah (thresser) Kapasitas Panjang : 30 ton/jam : 2000 mm Elektromotor Power Tegangan Frekuensi Arus : 3 Kw : 380 Volt : 50Hz : 5,3 A Cos ϕ : 0,8 Putaran : 1440 rpm d. Stripper

: melepaskan atau memisahkan buah dari tandan dengan cara membanting TBS Merk / Tahun : Atmindo / 1976 Kapasitas Panjang Diameter Kecepatan putar : 30 ton/jam : 2 unit : 4000 mm : 2000 mm : 22 25 rpm Elektomotor Power Tegangan Frekuensi Arus : 18 Kw : 380Volt : 50 Hz : 31 A Cos ϕ : 0,8 e. Empty Bunch Conveyor : membawa janjangan atau tandan kosong ke dalam truk Merk / Tahun : Atmindo / 1970 ataupun ke tempat penumpukan sementara. Kapasitas Panjang : 60 ton TBS/jam : 1 unit : 59000 mm Elektromotor Power : 10 HP

Tegangan Frekuensi Arus : 380 Volt : 50 Hz : 15,5 A Cos ϕ : 0,8 Putaran : 930 rpm f. Fruit Conveyor Under Thresser : sebagai alat penghantar brondolan / buah masak Merk / Tahun : Atmindo / 1976 Kapasitas Panjang Diameter : 30 ton TBS/jam : 2 unit : 5200 mm : 500 mm Elektromotor Power Tegangan Frekuensi Arus : 3 Kw : 380 Volt : 50 Hz : 5,3 A Cos ϕ : 0,79 Putaran : 1420 rpm g. Fruit Elevator : untuk mengangkut brondolan-brondolan ke dalam Merk / Tahun : Atmindo / 1976 distributing conveyor pada stasiun press

Kapasitas Panjang Tinggi : 30 ton/jam : 2 unit : 12000 mm : 10920 mm Elektromotor Power Tegangan Frekuensi Arus : 3 Kw : 415 Volt : 50 Hz : 4,5 A Cos ϕ : 0,79 Putaran : 1420 rpm 4. Stasiun Press a. Distributing Conveyor : untuk mendistribusikan buah atau brondolan yang diterima dari timba-timba buah fruit elevator ke masing- masing digester Merk / Tahun : Lokal / 1982 Kapasitas Panjang Diameter : 40 ton/jam : 2 unit : 8000 mm : 500 mm Elektromotor Power : 4 Kw

Tegangan Arus : 380 Volt : 6,55 A Cos ϕ : 0,84 Kecepatan putar : 1420 rpm b. Digester : untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji Merk/ Tahun : UDW/3200-164 Luxemburg / 1975 Kapasitas Tinggi Diameter : 15 ton/jam : 8 unit : 2900 mm : 1200 mm Elektromotor Power Tegangan Frekuensi Arus : 22 Kw : 380 Volt : 50 Hz : 45 A Cos ϕ : 0,8 Putaran : 970 rpm c. Pengempa (press) : untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah Merk : Laju Lp 10-15 ; Universal U-12 ; Sari Surya