MENGENAL ANAK TUNAGRAHITA. anak yang biasa-biasa saja, bahkan ada anak yang cepat. Yang menjadi persoalan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
ANAK TUNAGRAHITA DAN PENDIDIKANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayu Dwi Sulistiyo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013

Karakteristik dan Pendidikan Anak Tunagrahita

TUNAGRAHITA. M. Umar Djani Martasuta

MENUJU KEMANDIRIAN ANAK TUNAGRAHITA ( Pengayaan) Oleh: Astati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pasangan memiliki harapan serta keinginan-keinginan menjalani

Pokok Bahasan 9 INTELIGENSI. Psikologi Umum By Hiryanto, M.si.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS Kesejahteraan Psikologis (Psycological Well Being) Pengertian Kesejahteraan Psikologis

BAB I PENDAHULUAN. yang diciptakan oleh Tuhan yang memiliki kekurangsempurnaan baik dalam segi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat

KLASIFIKASI. Sistem AAMR - Mild retardation (IQ s/d 70) - Moderate retardation (IQ s/d 50-55) - Severe retardation (IQ s/d 35-40)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dariyo (2011), keluarga adalah unit sosial terkecil yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana komunikasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara normal terutama anak, namun itu semua tidak didapatkan

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu

PERISTILAHAN DAN BATASAN TUNAGRAHITA PERISTLAHAHAN ; *TUNAGRAHITA MERUPAKAN KATA LAIN DARI RETARDASI MENTAL(MENTAL RETARDATION) *TUNA BERARTI MERUGI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kebermaknaan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku adaptif diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memikul

Tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Subaverage),

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Proses perkembangan ini tidak

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. mentally defective, mentally handicapped, mental subnormality,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasannya jauh dibawah rata rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah kata yang mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk

ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA PROGRAM PROFESI NERS

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

Bagaimana? Apa? Mengapa?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BIMBINGA G N N P ADA S ISWA W DENGAN HAMBATA T N

21 Februari Ibid 6 Peristilahan dan Batasan-Batasan Tunagrahita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: Intelegensi *Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN VOKASIONAL OTOMOTIF UNTUK SISWA TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB V PENUTUP. 1. Layanan Konseling Individual Bagi Siswa Kelas Akselerasi. a. Guru bimbingan dan konseling dalam layanan konseling individual

SESI 1: HAKIKAT KEBERBAKATAN. Konsep, Oleh Drs.Yuyus Suherman,M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rasa percaya diri dalam sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN

PENGARUH PERMAINAN CONGKLAK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA KELAS III SDLB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah upaya membantu peserta. didik dalam merealisasikan berbagai potensi atau kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA METODE PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, ANAK TUNA GRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang secara normal. Orang tua pun akan merasa senang dan bahagia

2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia sekolah dasar merupakan masa akhir kanak-kanak yang. berkisar antara enam tahun sampai dua belas tahun, dimana anak mulai

BAB I PENDAHULUAN. bahwa anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi masyarakat bahkan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

PENYESUAIAN DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL

BAB I PENDAHULUAN. Institusi pendidikan sangat berperan penting bagi proses tumbuh kembang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANFAAT GERAK FISIK OLAHRAGA BAGI KEMANDIRIAN INTELEKTUAL DISABILITAS

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam sebuah rumah tangga setiap pasangan suami istri yang akan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan dididik agar ia. menjadi manusia yang berguna. Secara umum anak mempunyai hak dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pendidikan terutama wajib belajar sembilan tahun yang telah lama

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI nomor 22 dan 23 tahun 2006.

A. Latar Belakang Masalah

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tumbuh dan berkembang baik hanya tertuju pada aspek psikologis saja,

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

BERPIKIR & INTELIGENSI

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting. Untuk menilai tumbuh kembang anak banyak pilihan cara. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Beragam kebutuhan yang dimiliki anak tunagrahita baik kebutuhan yang

PENDIDIKAN KHUSUS & PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan anak yang mengalami gangguan dalam. kecerdasan yang rendah. Gangguan perkembangan tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN STRATEGI PEMBELAJARANNYA. Oleh Mardhiyah, Siti Dawiyah, dan Jasminto 1

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

Campak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Oleh: ENDANG DWIASTUTI NIM X

Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana dengan Teknik Vaporizer terhadap Prilaku Agresif Anak Tunagrahita

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi pada proses belajar harus. terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia tersebut salah satunya adalah kematangan sosial.

Transkripsi:

1 MENGENAL ANAK TUNAGRAHITA A. Pengertian Dilihat dari tingkat kecerdasannya, ada anak normal, ada anak di bawah normal, dan ada anak di atas normal. Sehingga dalam belajarnya pun ada anak yang lamban, ada anak yang biasa-biasa saja, bahkan ada anak yang cepat. Yang menjadi persoalan dalam pembahasan ini adalah anak yang termasuk kategori lamban dalam belajarnya. Mereka memiliki tingkat kecerdasan jauh di bawah rata-rata anak normal, sehingga tidak mampu mengikuti program sekolah yang diperuntukan bagi anak-anak normal. Mereka mem- butuhkan pelayanan penddidikan khusus. Anak ini disebut anak terbelakang mental. Istilah resminya di Indonesia seperti dikemukakan Mohammad Amin (1995 : 11) yang dikutip dari Peraturan Pemerintah nomor 72 thun 1991, yaitu anak tunagrahita. Anak tunagrahita terdapat di mana-mana, baik di kota maupun di desa. Di lingkungan orang kaya maupun di lingkungan orang miskin. Karena mereka memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, sehingga mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mereka tidak mampu memikirkan hal-hal yang abstrak dan berbelit-belit. Demikian juga dalam pelajaran seperti mengarang, berhitung, dan pelajaran yang bersifat akademik lainnya. Anak tunagrahita ini ada beberapa macam, juga memliki ciri-ciri dan tingkat ketunagrahitaan yang berbeda-beda, Ada yang ringan, ada yang sedang, dan ada yang berat. Adapun yang damasked dengan kecerdasan di bawah rata-rata ialah apabila

2 perkembangan umur kecerdasan (Mental Age) terbelakang atau di bawah pertumbuhan usianya (Cronological Age) Ada masyarakat awam yang menyebut anak tunagrahita itu sebagai orang gila, Antara anak tunagrahita dengan anak sakit ingatan dan sakit mental jelas berbeda. Dalam bahasa Inggris sakit mental disebut mental illness, yaitu kegagalan dalam membina kepribadian dan tingkah laku. Sedangkan tunagrahita dalam bahasa Inggris disebut mentally retarded atau mental retardation, yaitu ketidak mampuan dalam memecahkan persoalan karena inteligensinya kurang berkembang. Untuk lebih memahami apa yang disebut anak tunagrahita, akan dikemukakan definisi yang sering dijadikan rujukan dalam berbagai tulisan mengenai anak tunagrahita, Definisi tersebut dari American Association on Mentally Deficiency (AAMD) yang dikutif Grossman sebagai berikut : Mental retardation refers to significantly sub average general intellectuall functioning existing concurrently with deficits adaptive behavior and manifested during the development period (Hallahan and Kauffman, 1982 : 40). B. Peristilahan Meskipun bahasa nasionalnya sama, namun negara tersebut menggunakan istilah untuk menunjuk kepada anak tuagrahita berbeda-beda. Di Amerika istilah yang umum digunakan sekarang ialah mental retardation. Di Inggris menggunakan istilah mentally retarded. Sedangkan di New Zeland istilah resminya intellectually handicapped. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menggunakan istilah mentally retarded atau intellectually disabled. Di Indonesia dulu untuk menyebut anak tunagrahita itu lemah ingatan, lemah otak, lemah fikiran, cacat mental, dan terbelakang mental. Istilah-istilah

3 tersebut sudah ditinggalkan karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sekarang Pemaritah Indonesia sudah mengeluarkan peraturan, bahwa istilah yang resminya adalah tunagrahita. Perlu diketahui bahwa istilah-istilah yang dikemukakan di atas mengandung makna yang sama, yaitu semuanya menunjuk kepada anak yang mempunyai fungsi intelektual umum di bawah rata-rata. C. Klasifikasi Berbagai ahli mengklasifikasikan anak tunagrahita itu berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan bidang ilmunya masing-masing. Ada yang berdasarkan etiologisnya, berdasarkan kemampuannya, dan ada juga yang berdasarkan ciri-ciri klinisnya. Penggolongan ini sangat diperlukan karena untuk memudahkan memberikan layanan dan bantuan yang sebaik-baiknya. Pengelompokan yang sudah lama dikenal ialah debil untuk yang ringan, imbesil untuk anak yang sedang, dan idiot untuk anak yang berat. Untuk ketiga kelompok anak tunagrahita tersebut ada juga yang menyebutnya sebagai berikut : mampu didik dengan IQ berkisar antara 50-70, mampu latih antara 30-50, dan perlu rawat dengan IQ kurang dari 30. Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 72 tahun 1991, Pengelompokan anak tunagrahita pun dirubah menjadi anak tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat. D. Karakteristik 1. Karakteristik anak tunagrahita ringan Dalam berbicaranya banyak yang lancar, tetapi perbendaharan katanya

4 minim, Mereka mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak, tetapi mereka masih mampu mengikuti pelajaran yang bersifat akademik atau tool subject, baik di sekolah biasa maupun di sekolah luar biasa (SLB). Umur kecerdasannya apabila sudah dewasa sama dengan anak normal yang berusia 12 tahun. 2, Karakteristik anak tunagrahita sedang Anak tunagrahita sedang tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran yang bersifat akademik. Belajarnya secara membeo. Perkembngan bahasanya sangat terbatas karena perbendaharaan kata yang sangat kurang. Merka memerlukan perlndungan orang lain, meskipun begitu masih mampu membedakan bahaya dan bukan bahaya. Umur kecerdasannya sama dengan anak normal umur tujuh tahun. 3. Karakteristik anak tunagrahita berat Anak ini sepanjang hidupnya memerlukan pertolongan dan bantuan orang lain, sehingga berpakaian, ke WC, dan sebagainya harus dibantu. Mereka tidak tahu bahaya atau tidak bahaya. Kata-kata dan ucapannya sangat sederhana. Kecerdasannya sampai setinggi anak normal yang berusia tiga tahun. E. Faktor Penyebab Mengenai faktor penyebab ketunagrahitaan para ahli sudah berusaha membaginya menjadi beberapa kelompok. Ada yang membaginya menjadi dua gugus, yaitu indogen dan eksogen. Ada juga yang membaginya berdasarkan waktu terjadinya penyebab, disusun secara kronologis sebagai berikut faktor-faktor yang terjadi sebelum anak lahir (prenatal), faktor-faktor yang terjadi ketika anak lahir (natal), dan faktorfaktor yang terjadi setelah anak dilahirkan (pos natal).

5 Di bawah ini akan dikemukakan beberapa faktor penyebab ketunagrahitaan, baik yang berasal dari faktor keturunan maupun yang berasal dari faktor lingkungan.. 1. Faktor keturunan Ketika terjadi fertilisasi dan terjadi manusia baru, maka ia akan memperoleh faktor-faktor yang diturunkan, baik dari ayah maupun dari ibu yang disebut genotif. Aktualisasi genotif dihasilkan atas kerjasama dengan lingkungan. Sebagai pembawa sikat keturunan, gene antara lain menentukan warna kulit, bentuk tubuh, raut wajah, dan kecerdasan. 2. Gangguan metabolisme dan gizi Metabolisme dan gizi merupakan dua hal yang sangat penting bagi perkembangan individu, terutama perkembangan sel-sel otak. Kegagalan dalam metabolisme dan pemenuhan gizi akan mengakibatkan terjadinya gangguan pisik dan mental pada individu. 3. Infeksi dan keracunan a. Rubella Wanita hamil yang terjangkit penyakit rubella akan mengakibatkan janin yang dikandungnya menderita tunagrahita, tunarungu, penyakit jantung, dan lain-lain. b. Syphilis Bayi dalam kandungan ibunya yang terjangkit syphilis akan lahir mengalami kelainan, seperti tunagrahita. 4. Masalah pada kelahiran Ketunagrahitaan juga dapat disebabkan akibat sulitnya proses kelahiran, sehingga

6 bayi dikeluarkan dengan menggunakan tank yang dapat merusak otak. 5. Faktor lingkungan (sosial-budaya) Banyak peneliti yang melaporkan bahwa lingkungan dapat berpengaruh terhadap fungsi intelek anak. Anak tunagrahita banyak ditemukan : a. Di daerah yang taraf ekonominya lemah b. Dalam keluarga yang kurang menyadari pentingnya pendidikan dini bagi anak, kurang kasih sayang, dan kurangnya kontak pribadi dengan anak. F. Usaha Pencegahan Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ketunagrahitaan adalah sebagai berikut : 1. Diagnostik prenatal Yaitu suatu usaha memeriksakan kehamilan untuk menemukan kemungkinan kelainan-kelainan pada janin. 2. Imunisasi Imunisasi dilakukan terhadap ibu hamil dan balita agar terhindar dari penyakitpenyakit yang dapat mengganggu perkembangan anak. 3. Tes darah Ini dilakukan terhadap pasangan calon suami istri untuk menghidari kemungkinan menurunkan benih-benih yang berkelainan, 4. Pemeliharaan kesehatan Ibu hamil hendaknya memeriksakan kesehatan secara rutin. Juga menyediakan

7 makanan bergizi yang cukup, menghindari radiasi, dan sebagainya. 5. Program KB Ini diperlukan untuk mengatur kehamilan dan membina keluarga yang sejahtera.

8 MENGENAL ANAK BERBAKAT Anak yang mempunyai kelainan inteligensi teridiri atas anak tunagrahita dan anak berbakat. Anak tunagrahita memiliki inteligensi di bawah rata-rata anak normal. Sedangkan anak berbakat memiliki inteligensi di atas rata-rata anak normal. Di bawah ini akan dibahas tentang anak berbakat. A. Pengertian Beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk kepada anak yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata anak normal, di antaranya : cerdas, cerlang, superior, supernormal, berbakat, jenius, gifted and talented. Adapun batasan anak berbakat seperti dikemukakan SC. Utami Munandar (1982 : 7) yang, sebagai berikut : Anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional memiliki kemampuan yang sangat menonjol, sehingga memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Jadi anak berbakat itu disamping memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, juga menunjukan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lainnya. Anak ini disebut juga gifted dan talented yang berarti berbakat intelektual. B. Klasifikasi Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, seperti dikemukakan Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 29), yaitu superior, gifted dan genius. Ketiga kelompok anak tersebut memiliki rangking

9 ketinggian IQ yang berbeda. 1. Anak genius Anak genius adalah anak yang luar biasa cerdasnya, sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotient-nya (IQ) berkisar antara 140-200. 2. Anak Gifted Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti : bakat seni musik, drama, keterampilan dan ahli dalam memimpin masyarakat. 3. Anak superior Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110-125 sehingga prestasi belajarnya tinggi. C. Karakteristik 1. Karakteristik anak genius Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat-sifat negatif di antaranya cenderung hanya mementingkan diri sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.

10 2. Karakteristik anak gifted Kkarakteristik anak gifted antara lain mempunyaik perhatian terhadap sain (science), serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, senang akan koleksi. 3. Anak superior Anak superior meiliki karakteristik sebagai berikut : dapat berbicara lebih dini. Dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah, dan mendapat perhatian dari teman-temannya.