manusia karena pendidikan dilaksanakan sejak bayi hingga manusia dewasa. dapat menargetkan bahwa melalui pendidikan dapat meningkatkan sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Oleh : J o k o S u s e n o NIM: A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan suatu kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dapat dijadikan sebagai tolok ukur dan dapat sebagai penentu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter sebagaimana diamanatkan

BAB I PENDAHULUAN. berwarga negara yang baik dan memahami tanggung jawab hak dan. dan siswa guna meraih kebersamaan tujuan dan visi yang sama dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Arah dan tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pendidikan merupakan

SKRIPSI. Oleh : SRI HARDIYANTI NIM: A

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa dan Sastra Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Sistem Pendidikan nasional. Edgar Dalle ( Reigeluth, 2013 : 7 )

BAB I PENDAHULUAN. atasnya, maka diperlukan pendidikan yang profesional sehingga siswa betul-betul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia dewasa, beradab dan normal (Jumali.dkk. 2004:1). Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan

BAB. I PENDAHULUAN. keaktifan, kreativitas, motivasi peserta didik dalam mengikuti seluruh rangkaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

I. PENDAHULUAN. menuju ke konsep yang lebih kompleks. Hal ini membawa konsekuensi bahwa kesiapan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang pendidikan tingkat Sekolah Dasar ( SD ) merupakan lembaga

BAB I. pembelajaran IPS itu diperlukan perangkat pembelajaran dan unsur. dengan guru. Kondisi ini peran guru merupakan ujung tombak dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran secara ilmiah. Hal ini sangat berguna untuk menciptakan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup (Faturrahman, 2012: 2). Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Agar tercipta manusia yang cerdas dan maju diperlukan peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di indonesia merupakan masalah nasional. Meningkatkan mutu. merupakan petunjuk adanya usaha yang dilakukan siswa dalam

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri, akan tetapi saling bergantung pada orang lain. Kodrat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara sadar. dan sengaja, oleh kerena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan memberikan fasilitas belajar yang optimal. Namun demikian

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sosial serta perkembangan emosional peserta didik yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tumpuan dasar yang amat penting dalam. mencerdaskan kehidupan bangsa. Penetapan peraturan Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan adalah Sekolah Dasar (SD). Sesuai dengan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan serta metode apa pun harus benar-benar efektif. Proses. pembelajaran dalam suasana proses belajar yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya. pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberhasilan dalam proses pendidikan dipengaruhi oleh guru sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena pendidikan dilaksanakan sejak bayi hingga manusia dewasa. Melalui pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Melalui pendidikan pulalah, manusia dapat mengenal ilmu pengetahuan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut menjadi teknologi. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dalam rangka membangun bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat menargetkan bahwa melalui pendidikan dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia sehingga tidak kalah saing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa guru memegang peranan penting terhadap proses belajar siswa melalui pembelajaran yang dikelolanya. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif. Dalam menciptakan interaksi yang baik diperlukan profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk membangkitkan serta mengembangkan keaktifan belajar siswa, sebab segala keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak dalam penentu keberhasilan belajar siswa harus harus memiliki 4 kompetensi yaitu: Kompetensi pedagogis, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi professional. 1

2 Hal ini sesuai dengan isi yang ditegaskan dalam UU No. 14 / 2005 yakni Undang Undang tentang Guru dan Dosen. Dalam hal ini tugas guru tersebut hanya bisa dilakukan dengan baik jika, guru menyadari, menghayati dan melaksanakan perannya bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik. Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi seorang guru. Dalam dunia pendidikan, guru berperan sebagai pengajar dan pendidik. Dalam hal ini guru memiliki tugas personal, tugas sosial dan tugas professional. Sedangkan menurut pendapat Winarno Surachmad (1969 : 1) guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan proses pendidikan, terutama dalam pendidikan formal bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya. Kekuatan dan mutu pendidikan suatu negara dapat dinilai dengan mempergunakan faktor guru sebagai salah satu indeks utama. Itulah antara lain sebabnya mengapa guru merupakan faktor yang mutlak di dalam pembangunan. Makin bersungguh-sungguh sebuah pemerintah untuk membangun negaranya, makin menjadi urgen kedudukan guru. Namun, ketika saat terjadi proses belajar mengajar, satu kenyataan terpampang bahwa siswa yang dihadapi berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut tampak pada kemampuan dalam menangkap dan memahami konsep materi pelajaran. Ada siswa yang cepat menguasai materi ada pula siswa yang lambat. Untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep yang belum dikuasai, maka guru harus menggunakan alat peraga dan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat itulah maka guru harus tanggap terhadap apa yang baru dialami siswa yakni dengan memberikan 2

3 bimbingan. Menurut Rogers dalam Muh Surya (1997 : 26), bimbingan adalah serangkain hubungan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam mengubah sikap dan tingkah lakunya. Bimbingan dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan jalan keluar terhadap kendala yang dihadapi siswa pada saat guru memberikan materi pelajaran, sehingga akan mewujudkan proses belajar siswa yang mengalami perubahan dari belum mampu menguasai materi dan menjadi mampu menguasainya. Seseorang dikatakan telah belajar apabila padanya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya dari tidak dapat naik motor menjadi dapat naik motor, anak yang tadinya tidak dapat duduk lalu dapat duduk. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena kematangan (Bukhori, 1996: 12). Namun tidak demikian yang terjadi di Sekolah-Sekolah Dasar pada umumnya dan terlebih khusus di SD Negeri 04 Mojogedang. Dari observasi awal yang dilakukan pada minggu pertama bulan April 2011 ada beberapa permasalahan yang dihadapi siswa saat pembelajaran IPA. Pengamatan di kelas V SDN 04 Mojogedang ada beberapa permasalahan antara lain : (1) masih dijumpainya keterbatasan kemampuan guru dalam menerima dan mengaplikasikan metode pembelajaran yang belum mengedepankan aktivitas belajar pada siswa, (2) kurang terbiasanya guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, (3) masih adanya kekurangan sarana dan prasarana, serta (4) belum optimalnya guru menggunakan media belajar saat menyajikan materi. Apa yang diungkapkan di depan merupakan kondisi umum. 3

4 Pada satu sisi rendahnya kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran dari guru, bukan berasal dari siswa atau dari guru saja, akan tetapi bisa disebabkan dari factor siswa ataupun dari guru bahkan dari factor kedua-duanya. Oleh karena itu perlu salah satu konsep penemuan dalam mengoptimalkan minat siswa dan mengkondisikan suasana pembelajaran yang akan menggugah kreativitas siswa. Dari faktor siswa juga perlu dilibatkan dalam pembelajaran misalnya melalui penggunaan media pembelajaran. Berpijak dari keadaan tersebut yakni bahwa tahap dan fase kemampuan siswa sangat kondisional dan relatif tidak sama antara satu siswa dengan siswa yang lainnya, maka penulis tertarik dan merasa berkepentingan guna memberikan alternatif pemecahan masalah, dengan mengadakan penelitian tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD Negeri 04 Mojogedang Tahun 2010/2011. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di depan, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Masih adanya kebiasaan guru menggunakan metode konvensional, sehingga guru kurang melibatkan aktivitas belajar siswa. 2. Guru kurang terbiasa menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga kesulitan dalam menentukan metode yang tepat dalam proses pembelajaran. 4

5 3. Rendahnya hasil belajar IPA tentang pesawat sederhana pada siswa akibat kejenuhan siswa dan kurang pro aktif dalam pembelajaran 4. Kurangnya penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran siswa, sehingga minat dan aktivitas belajar siswa kurang maksimal. C. Batasan Masalah Untuk menghindari kerancuan dalam pembahasan dan menghilangkan kekaburan pada substansi penelitian, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian terfokus pada pelaksanaan proses pembelajaran IPA pada siswa kelas V dengan menggunakan media pesawat sederhana. 2. Penelitian dilaksanakan dengan obyek siswa dan guru kelas V SD Negeri 04 Mojogedang. 3. Pelaksanaan penelitian dengan penggunaan media pesawat sederhana pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 04 Mojogedang. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah pada penyusunan proposal ini, maka dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan masalah : Apakah Penggunaan Media Pembelajaran Pesawat Sederhana Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Semester II di Sekolah Dasar Negeri 04 Mojogedang? 5

6 E. Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui penggunaan media pembelajaran pesawat sederhana pada siswa kelas V semester II di Sekolah Dasar Negeri 04 Mojogedang. F. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru. a. Dapat mengoptimalkan kemampuan guru dalam pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar. b. Memperluas cara pandang guru dalam penggunaan media pada pembelajaran IPA. c. Memperluas pemahaman guru dalam penggunaan pendekatan pembelajaran di kelas. d. Menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM) sehingga melibatkan keatipan siswa secara optimal. 2. Bagi Sekolah a. Sebagai sarana evaluasi terhadap pelaksanaan kinerja sekolah dalam meningkatkan pelayanan pendidikan bagi siswa. b. Sebagai alat penentu kebijakan sekolah khususnya tentang upaya meningkatkan sumber daya guru dan profesi guru. c. Meningkatkan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah. 6

7 d. Agar sekolah dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi yang ada dalam lingkungan sekolah, khususnya potensi siswa dan guru. 3. Bagi Siswa a. Mewujudkan pembelajaran yang aktif dan kreatif b. Menghilangkan kejenuhan siswa saat berlangsungnya proses belajar mengajar. c. Meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. d. Membantu siswa lebih memahamai materi pembelajaran. e. Meningkatkan semangat siswa dalam proses belajar mengajar. f. Mengantarkan siswa dalam proses belajar yang menyenangkan sehingga akan lebih mudah menyerap materi pembelajaran. g. Meningkatkan prestasi belajar siswa. 7