PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI PADA KONTRAKSI UTERUS IBU BERSALIN DI BPS KECAMATAN BLUTO

dokumen-dokumen yang mirip
Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KECEPATAN KELUARNYA ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPS FIRDA TUBAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

PENDAHULUAN. Dwi Rukma Santi STIKES NU TUBAN ABSTRAK

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

INISIASI MENYUSU DINI MEMPENGARUHI PERDARAHAN KALA IV PADA PRIMIPARA DI PUSKESMAS TANAH KALI KEDINDING SURABAYA

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN MASA NIFAS DI BPM NY. SUBIYANAH, SST DESA PARENGAN KECAMATAN MADURANKABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

INISIASI MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Hubungan Pengetahuan Inisiasi Menyusu Dini dengan Tehnik Bidan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

Sugiarti dan Vera Talumepa

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2015 Vol. 2(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

KEBERHASILAN BOUNDING ATTACHMENT. Triani Yuliastanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM. Mimatun Nasihah* Dina Mahaijiran** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI PADA IBU NIFAS DI RUANG BERSALIN. Siti Aisyah* dan Elis Fitriani** ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

Transkripsi:

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI PADA KONTRAKSI UTERUS IBU BERSALIN DI BPS KECAMATAN BLUTO Sri Sukarsi, Program Studi Diploma Kebidanan UNIJA Sumenep, e-mail; sri_sukarsih03@yahoo.com Endang susilowati. Program Studi Diploma Kebidanan UNIJA Sumenep, e-mail; endangsusilowati_45@yahoo.com ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 253/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2006). Perdarahan pasca persalinan merupakan salah satu komplikasi persalinan. Salah satu cara untuk mengurangi perdarahan pasca persalinan yaitu dengan menerapkan inisiasi menyusu dini (). Desain penelitian yang digunakan adalah Analitik, Observasional, Populasi Semua ibu bersalin di 3 Polindes Bulan Januari Maret 2013 sebanyak 59 orang, Sampel Semua Ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di 3 Polines Bulan Januari Maret 2013 sebanyak 30 orang,simple random Sampling, Variabel Independent Inisiasi Menyusu Dini, Variabel Dependent Kontraksi uterus Ibu Bersalin, Instrumen Lembar observasi Partograf pengambilan Data Mengisi lembar observasi, Pengolahan Data Editing, Cleaning, Coding, Tabulating, Entri Data, Analisa Data Uji Regresi Logistik. Hasil penelitian antara dengan kontraksi uterus ibu bersalin didapatkan bahwa responden yang dilakukan sebanyak 96,7 dimana hampir seluruhnya (86,7) dengan kontraksi uterus baik, 3,3 kontraksi uterus jelek sedangkan responden yang tidak dilakukan sebanyak 3,3 mengalami kontraksi uterus lemah. Sedangkan hasil uji Regresi Logistik yaitu ho ditolak (ada hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini dengan kontraksi uterus ibu bersalin) korelasi positif (+) berarti semakin banyak responden yang dilakukan maka semakin banyak pula responden dengan kontraksi uterus baik, dan nilai koefisien korelasi 0,793 berarti korelasi antara Inisiasi Menyusu Dini () dengan kontrasi uterus ibu bersalin memiliki keeratan sangat kuat. Mengacu pada hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini () dengan kontraksi uterus ibu bersalin.saran yang perlu diberikan adalah perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang, Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan persalinan Nakes dan penggalakan program untuk membantu mengurangi kematian Ibu bersalin dan mengurangi 22 kematian neonatus berusia 28 hari kebawah. Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini (), Kontraksi uterus ibu bersalin PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 253/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2006). Di Jawa Timur 83,14/100.000 kelahiran hidup, dengan Penyebab : perdarahan (33), toxemia (25), penyakit jantung (12), Infeksi (8), lain-lain (22). (Dinkes Jawa timur, 2008) sedangkan di Kabupaten Sumenep pada tahun 2008 AKI mencapai 139,6/100.000 kelahiran hidup dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 yaitu 262,8/100.000 kelahiran hidup, di Kecamatan Bluto pada tahun 2008 mencapai 235/100.000 kelahiran hidup, (Dinkes Kabupaten Sumenep, 2009). Perdarahan pasca persalinan merupakan salah satu komplikasi persalinan. Salah satu cara untuk mengurangi perdarahan pasca persalinan yaitu dengan menerapkan inisiasi menyusu dini (). Inisiasi menyusu dini () adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir, dengan hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di putting susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada putting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin, dimana hormon oksitosin membantu rahim berkontraksi sehingga membantu mempercepat pelepasan dan pengeluaran ariari (placenta) dan mengurangi perdarahan, hormon oxitosin juga merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi lebih rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, dan perasaan sangat bahagia, dan jika bayi diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan dibiarkan 10

Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 11 kontak kulit ke kulit ibu (setidaknya selama satu jam) maka 22 nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan (dr Hj. Utami Roesli, SpA. 2008 : 2). Inisiasi Menyusu dini () sangat berpengaruh terhadap proses pada alat genetalia interna terutama pada waktu proses involusi uteri. Pada saat proses kembalinya alat kandungan atau uterus daya isapan bayi yang melalui beberapa reflek yaitu : Rooting reflex, Sucking reflex, Swalowing reflex yang akan mempengaruhi otot polos pada payudara sehingga uterus berkontraksi lebih baik lagi (Cristin, 1999 : 5). Berdasarkan data Ibu bersalin di BPS Kecamatan Bluto dari bulan Agustus sampai Oktober 2012 didapatkan : Tabel 1. Data Ibu bersalin di BPS kecamatan Bluto pada bulan Agustus -Oktober 2012 Bulan Ibubersalin Ibu bersalin (total) dengan Agustus 22 18 Septemb 13 6 Oktober 18 9 53 33 Sumber : Data BPS kecamatan Bluto Bulan Agustus-Oktober 2012 Dampak dari persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan berkompeten dan tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini jelas seperti data diatas akan terjadi perdarahan sedangkan persalinan yang ditolong Bidan dan dilakukan Inisiasi Menyusu Dini () 62 tidak terjadi perdarahan pasca persalinan. penyebab perdarahan pasca persalinan yang tidak dilakukan inisiasi menyusu dini tersebut diantaranya karena kontraksi uterus yang kurang baik pasca persalinan, hal ini salah satu penyebabnya yang mendukung meningkatnya angka kematian ibu.(aki ). Untuk mengurangi angka kejadian perdarahan pasca persalinan maka persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan harus dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (), untuk itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak terutama suami sebagai pengambil keputusan dalam keluarga. Dan untuk mengantisipasi tingginya AKI di Indonesia, pemerintah khususnya Kementrian Kesehatan telah membuat strategi dan kebijaksanaan melalui berbagai program untuk mempercepat penurunan AKI dengan mengupayakan setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan obstetri sedekat mungkin dengan ibu hamil dengan mengacu kepada intervensi strategi : Empat pilar safe motherhood : yang meliputi program KB, akses terhadap pelayanan antenatal, persalinan yang aman. (Prawiroharjo, 2002 : 4). Dan sesuai dengan seruan Presiden RI bahwa semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang berkompeten dan aman, persalinan dikatakan aman jika persalinan ditolong sesuai dengan standar APN. Dari paparan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh inisiasi menyusu dini () pada kontraksi uterus ibu bersalin di Bidan Praktek Swasta Kecamatan Bluto Tahun - 2013. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah Analitik, Observasional dengan menggunakan studi pendekatan cros sectional survey yaitu variable sebab akibat yang terjadi pada obyek penelitian diukur dandi kumpulkan pada waktu yang bersamaan.populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang ada di BPS Kecamatan Bluto Selama bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013 yaitu 56 ibu bersalin. sampel pada penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang memenuhi kriteria inkklusi dan eksklusi di BPS Kecamatan Bluto Selama bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013 yaitu 30 ibu bersalin. Kriteria inkklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk diteliti : 1) Ibu bersalin yang ada di BPS Kecamatan Bluto Selama bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013. 2) Ibu bersalin yang bersedia untuk diteliti. Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat dimasukkan atau tidak layak untuk diteliti :Ibu bersalin yang tidak bersedia untuk diteliti. Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampe. analisa data menggunakan tehnik bivariate, sedangkan dalam pengujian statistiknya dapat dilakukan dengan menggunakan RegresiLogistik HASIL PENELITIAN Karakteristik responden Karakteristik responden pada penelitian ini dilihat dari segi umur, paritas, penyakit ibu, pendidikan, pengetahuan, informasi, lingkungan yang disajikan dalam bentuk

12 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika distribusi frekuensi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No. Umur (Tahun) Persentase () 1. Umur 16 9 30 tahun 2. Umur 17 34 17 56,7 tahun 3. Umur 35 4 13,3 tahun Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa lebih separuhnya (56,7) responden berumur 17-34 tahun,sebagian kurang dari separuh (30) yang berumur 16 tahun,sebagian kecil (13,3) responden berumur 35 tahun Tabel 3 Distribusi frekuensi responden Berdasarkan Paritas No Melahirkan anak ke 1. 1-3 27 90 Persentase () 2. 4 3 10 Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (90) responden melahirkan anak ke 1-3 dan sebagian kecil (10) melahirkan anak 4. Tabel 4 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Penyakit Ibu No Jenis Penyakit Persentase () 1. Anemia 2 6,7 2. TBC paru 1 3,3 3. Payah - - Jantung 4. Diabetes - - 5. PMS - - 6. Tidak dengan 27 90 penyakit Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (90 ) responden tidak dengan penyakit, sebagian kecil ( 6,7) mengalami anemia dan sebagian kecil lagi (3,3 ) mengalami riwayat TTBC paru. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan 1. SD 4 13,3 2. SMP 20 66,7 3. SMA 6 20 Prosentase Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa lebih setengahnya (66,7) responden berpendidikan SD, kurang dari setengahnya (20 ) berpendidikan SMA, dan sebagian kecil (13,3) yang berpendidikan SD. Tabel 6 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan No Tingkat pengetahuan Prosentase 1. Baik 9 30 2. Cukup baik 18 60 3. Kurang baik 3 10 Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa lebih setengahnya (60) mempunyai tingkat pengetahuan cukup baik,kurang setengahnya lagi (30) mempunyai tingkat pengetahuan baik dan sebagian kecil (10)mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik. Tabel 7 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Informasi mengenai No Informasi 1. Mendapat informasi 2. Tidak mendapat informasi Prosentase 5 16,7 25 83,3 Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukkan bahwahampir seluruhnya (83,3) responden mendapatkan informasi tentang dan sebagian kecil (16,7) tidak mendapatkan informasi tentang. Tabel 8 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Lingkungan yanmendukung No Lingkungan Prosentase 1. Lingkungan yg mendukung 2. Lingkungan yg tidak mendukung 8 26,7 22 73,3 Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan bahwalebih dari separuhya (73,3) responden mempunyai lingkungan yang mendukung dan sebagian kecil (26,7) mempunyai lingkungan yang tidak mendukung.

Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 13 Data Khusus Berdasarkan hasil data yang diperoleh selama penelitian didapatkan pada data primer dan data yang berdasarkan proses pelaksanaan dan kontraksi uterus ibu bersalin antara lain pada tabel dibawah ini : Tabel 9 Tabulasi silang penolong persalinan dengan pelaksanaan Penolong persalinan Dilakukan Pelaksanaan Tidak dilakukan n n n Bidan 29 96,7 1 9,0 30 100 TOTAL 29 96,7 1 3,3 30 100 Berdasarkan Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa persalinan yang ditolong Bidan jumlahnya 30 responden dimana hampir seluruhnya (96,7) responden dilakukan, sebagian kecil (3,3) tidak dilakukan karena menderita penyakit menular (TBC) Tabel 10 Distribusi Frekwensi kontraksi uterus ibu bersalin Kontraksi uterus ibu bersalin Prosentase Baik 26 86,7 Lemah 3 10 Jelek 1 3,3 Total 30 100 Berdasarkan Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (86,7) responden dengan kontraksi uterus baik dan sebagian kecil (10) dengan kontraksi uterus lemah dan sebagian kecil lagi ( 3,3) dengan kontraksi uterus jelek. Tabel 11 Tabulasi silang hubungan dengan kontraksi uterus ibubersalin Pelaks anaan Dilaku kan Tidak dilaku kan Kontraksi uterus ibu bersalin Baik Lemah Jele k n n n n 26 86,7 2 6.7 1 3,3 29 96, 7 - - 1 3,3 - - 1 3,3 26 86,7 3 10 1 3,3 30 100 Dari tabulasi silang antara dengan kontraksi uterus ibu bersalin diatas didapatkan bahwa responden yang dilakukan sebanyak 29 dimana hampir seluruhnya (86,7) dengan kontraksi uterus baik dan 3,3 kontraksi uterus jelek sedangkan responden yang tidak dilakukan sebanyak 3,3 mengalami kontraksi uterus lemah. PEMBAHASAN Pelaksanaan ibu bersalin Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Karena pada dasarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan terjadinya kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara. (dr. hj. Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC : 2). Inisiasi Menyusu dini () sangat berpengaruh terhadap proses pada alat genetalia interna terutama pada waktu proses involusi uteri. Pada saat proses kembalinya alat kandungan atau uterus daya isapan bayi yang melalui beberapa reflek yaitu : Rooting reflex, Sucking reflex, Swalowing reflex yang akan mempengaruhi otot polos pada payudara sehingga uterus berkontraksi lebih baik lagi (Cristin,1999:5). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persalinan yang ditolong Bidan jumlahnya 30 responden dimana hampir seluruhnya (96,7) responden dilakukan, sebagian kecil (3,3) tidak dilakukan karena menderita penyakit menular (TBC). Untuk meningkatkan pelaksanaan Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan persalinan Nakes dan penggalakan program untuk membantu mengurangi kematian Ibu bersalin. Kontraksi uterus ibu bersalin Kontraksi uterus merupakan keadaan dimana otot-otot uterus berkontraksisegera postpartum. Pembuluh pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah placenta dilahirkan. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera postpartum bentuk serviks agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk seperti cincin. Warna serviks merah kehitam- hitaman karena banyak penuh pembuluh darah. Konsistensinya lunak. Kontraksi uterus merupakan bagian dari proses involusi uteri (Sarwono, 2005 : 238).

14 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (86,7) responden dengan kontraksi uterus baik dan sebagian kecil (6,7,6) dengan kontraksi uterus lemah dan sebagian kecil lagi ( 3,3) dengan kontraksi uterus jelek. Kontraksi uterus dikatakan Baik bila uterus teraba keras, dikatakan lemah bila uterus melunak dan dikatakan jelek bila uterus tidak teraba. Mengingat bahwa kontraksi uterus Ibu bersalin yang baik dapat mengurangi perdarahan maka diharapkan sedapat mungkin agar persalinan ditolong oleh Nakes dan dilakukan. Hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini dengan Kontraksi Uterus Ibu Bersalin Sebagaimana kita ketahui bahwa Inisiasi Menyusu Dini () mempunyai banyak keuntungan bagi Ibu dan Bayi yaitu : 1. Bagi Ibu Meningkatkan jalinan kasih sayang ibubayi, merangsang produksi oksitosin pada ibu, membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan lebih rendah, merangsang pengeluaran kolostrum, penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi, Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya, merangsang produksi prolaktin dalam tubuh, meningkatkan produksi ASI, membantu ibu mengatasi stress,mengatasi stress adalah fungsi oksitosin, mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu, menunda ovulasi. Dari tabulasi silang antara dengan kontraksi uterus ibu bersalindidapatkan bahwa responden yang dilakukan sebanyak 29 dimana hampir seluruhnya (86,7) dengan kontraksi uterus baik, 3,3 kontraksi uterus jelek sedangkan responden yang tidak dilakukan sebanyak 3,3 mengalami kontraksi uterus lemah. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan hasil uji Regresi Logistik yaitu signifikasi 0,000 yang artinya didapatkan signifikasi hasil 0,05 berarti ho ditolak (ada hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini dengan kontraksi uterus ibu bersalin), korelasi positif (+) berarti semakin banyak responden yang dilakukan maka semakin banyak pula responden dengan kontraksi uterus baik, dan nilai koefisien korelasi 0,793 berarti korelasi antara Inisiasi Menyusu Dini () dengan kontrasi uterus ibu bersalin memiliki keeratan sangat kuat. 2. Bagi Bayi Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi, kontak memastikan perilakuoptimum menyusu berdasarkan insting dan bisa diperkirakan, menstabilkan pernafasan, mengendalikan temperature tubuh bayi, memperbaiki / mempunyai pola tidur yang lebih baik, mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif, meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya lebih cepat), meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi, tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama, menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu didalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi, bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir, kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya, makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolustrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi, memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi, meningkatkan kecerdasan, membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas, meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi, mencegah kehilangan panas, merangsang kolostrum segera, mengurangi 22 kematian bayi berusia 28 hari kebawah, meningkatkan keberhasilan menyusui secara ekslusif dan meningkatkan lamanya bayi disusui, merangsang produksi susu,memperkuat reflek menghisap bayi, Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir. KESIMPULAN Setelah melakukan proses penelitian, maka dalam bab ini penulis akan mencoba untuk menarik suatu kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Identifikasi keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini () di BPS wilayah Kecamatan Bluto Tahun 2013 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (96,7) responden dilakukan.

Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 15 2. Identifikasi kontraksi uterus ibu bersalin di BPS wilayah Kecamatan Bluto 2013 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (86,7) responden dengan kontraksi uterus baik. 3. Ada hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini () dengan kontraksi uterus ibu bersalin. SARAN 1. Bagi Peneliti Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang dan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman secara langsung, serta dapat meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini () dengan kontraksi uterus ibu bersalin. 2. Bagi Profesi Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan persalinan Nakes dan penggalakan program untuk membantu mengurangi kematian Ibu bersalin, Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi profesi untuk meningkatkan kualitas layanan kebidanan pada ibu bersalin dalam memberikan penyuluhan tentang hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini () dengan kontraksi uterus ibu bersalin. 3. Bagi Institusi pendidikan Perlu dijadikan bahan dokumentasi ilmiah dalam pengembangan ilmu kebidanan dan memberikan masukan terutama dalam materi perkuliahan. 4. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan sebagai sumber informasi atau wacana bagi masyarakat, khususnya pada ibu bersalin tentang Inisiasi Menyusu Dini. 7. Notoadmodjo. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. 8. Riordan, Jan (2000). Buku Saku Menyusui Dan Laktasi. Jakarta, EGC 9. Ida Bagus Gde manuaba (2001).Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan.Jakarta.ECG 10. Saifudin, Abdul, Bari (2004) Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 11. Saifudin, Abdul, Bari (2004) Buku Acuan praktis pelayanan kesehatamaternal dan neonatal. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 12. Wiknjosastro, Hanifah (2005).Ilmu Kebidanan.Jakarta, Yayasan Bina Pustaka DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto (1998) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. 2. Farrer, Helen (1999). Perawatan Maternitas. Jakarta EGC 3. Goelam, S A (1990).Ilmu Kebidanan. Jilid 1. Jakarta, Balai Pustaka. 4. Hamilton, Mary (1998). DasardasarKeperawatan Maternitas. Jakarta, EGC 5. Huliana, Mellyna (2003). Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta 6. Mochtar, Rustam (1998). Sinopsis Obstetri.Jilid 1. Jakarta EGC