BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi akhir-akhir ini dimana setiap organisasi publik diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi dalam pelaksanaan tugas dan funsinya, maka diharapkan organisasi publik dapat membuat suatu Rencana Stratejik (Strategic Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban Kinerja (Performance Accountability Report) organisasi yang dapat mencerminkan transformasi dan akuntabilitas tersebut. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi merupakan salah satu unit organisasi dilingkungan Pemerintahan Kota Jambi. Rencana kinerja (performance Plan) 2016 yang disusun ini merupakan suatu dokumen yang berisikan tentang uraian lebih lanjut dari rencana stratejik dimana sebagian isinya sudah tercantum dalam rencana stratejik. Rencana Kinerja merupakan uraian lebih mendetail dari rencana stratejik yang telah disusun sebelumnya. Rencana stratejik sebagaimana diketahui merupakan rencana umum lima tahun yang harus diuraikan lebih lanjut kedalam rencana tahunan agar program dan kegiatan lebih terfokus. Dengan adanya rencana kinerja yang tersusun dengan baik diharapkan kinerja organisasi dapat terangkat dan lebih terfokus. Rencana kinerja ini terdiri dari beberapa bab yang antara lain berisikan ringkasan dari rencana stratejik dan uraian lebih lanjut dari setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik dan strategi pencapaiannya. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota telah memberikan pembagian tentang kewenangan antara pusat dan daerah, sekaligus memberikan uraian tentang kewenangan yang menjadi urusan dari pemerintah dan daerah. Untuk melaksanakan urusan tersebut dituangkan pula dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi Perangkat Daerah. Sebagai tindak lanjut dari kedua peraturan pemerintah tersebut, Pemerintah Kota Jambi membentuk Dinas-dinas dan 1
lembaga teknis daerah, dengan PERDA Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Jambi. Salah satu lembaga teknis tersebut adalah Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi. Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Jambi, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi melaksanakan dua urusan, yaitu urusan ketahanan pangan dan urusan penyuluhan. Undang-undang Nomor 16 tahun 2007 menyatakan bahwa penyuluhan di kabupaten/kota merupakan pelaksanaan penyuluhan, sementara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 38 tahun 2007 menyatakan bahwa urusan penyuluhan termasuk ke dalam urusan wajib di tingkat kabupaten/kota. Sementara itu di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 2007 dinyatakan bahwa urusan ketahanan pangan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan di daerah. Ketahanan pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah dan mutunya, aman, merata dan terjangkau. Dalam mencapai kondisi tersebut ada 4 (empat) komponen pokok yang harus dicapai yaitu 1) ketersediaan pangan (produksi dan impor), 2) cadangan pangan nasional, 3) penganekaragaman konsumsi pangan, 4) pencegahan dan penanggulangan masalah pangan. Ketersediaan pangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga yang terus berkembang dengan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya, budaya dan kelembagaan lokal. Dalam implementasinya, upaya mewujudkan ketahanan pangan dilaksanakan dengan : (a) memanfaatkan potensi dari keragaman sumberdaya lokal yang dilaksanakan secara efisien dengan memanfaatkan teknologi spesifik lokasi dan ramah lingkungan ; (b) mendorong pengembangan konsumsi yang beragam, bergizi dan berimbang melalui pemberdayaan masyarakat, peningkatan cita rasa dan citra pangan khas Indonesia serta pengembangan produk dan mutu produk pangan bergizi ; (c) mengembangkan perdagangan pangan. Perwujudan ketahanan pangan, bukanlah persoalan sederhana dan mudah dilaksanakan. Pada satu sisi, kebutuhan pangan terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli masyarakat dan perubahan selera. Di sisi lain pertumbuhan penduduk juga meningkatkan kebutuhan lahan untuk perumahan, industri, fasilitas ekonomi dan sosial, yang akan mendorong konversi lahan pertanian. 2
Masyarakat yang kebutuhan pangannya sudah terpenuhi akan lebih mampu berperan serta dalam menggerakkan roda pembangunan, apakah itu pembangunan ekonomi, sosial, budaya, keamanan, dan ketertiban. Di sisi lain masyarakat yang ketahanan pangannya terganggu, jelas akan menimbulkan berbagai gejolak sosial yang berdampak kurang baik terhadap ketentraman masyarakat. Oleh karena itu pembangunan ketahanan pangan merupakan suatu program yang memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh dari semua pihak. Ketahanan pangan terwujud apabila secara umum telah terpenuhi dua aspek sekaligus. Pertama adalah tersedianya pangan yang cukup dan merata untuk seluruh penduduk, kedua setiap penduduk mempunyai akses fisik dan ekonomi terhadap pangan untuk memenuhi kecukupan gizi guna menjalin kehidupan yang sehat dan produktif dari hari ke hari. Ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga merupakan landasan bagi ketahanan pangan masyarakat yang selanjutnya menjadi pilar ketahanan pangan daerah. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka salah satu prioritas utama pembangunan ketahanan pangan adalah memberdayakan masyarakat, agar mampu menanggulangi masalah pangannya sendiri serta mewujudkan ketahanan pangan rumah tangganya secara berkelanjutan. Melalui proses pemberdayaan, masyarakat ditingkatkan kapasitasnya untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatannya, baik melalui usahatani maupun melalui usaha lainnya. Peningkatan pendapatan akan menambah kemampuan daya beli, sehingga menambah keleluasaan masyarakat untuk memilih pangan yang beragam, disamping meningkatkan ketersediaan pangan dalam rumah tangga, juga memberikan konstribusi terhadap ketersediaan pangan di daerah yang selanjutnya merupakan kontribusi terhadap ketersediaan panagan nasional. Untuk mewujudkan itu semua sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi perlu disusun rencana strategis yang merupakan proses sistematis yang terarah, bertahap dan berkelanjutan, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisifatif dari berbagai pihak yang terlibat, mengorganisasikan sistem yang ada dan mengatur hasilnya melalui umpan balik yang terintegrasi. Rencana strategis ini harus merupakan integrasi antara keahlian sumberdaya manusia dan 3
pemanfaatan sumberdaya lain agar mampu menjawab perkembangan lingkungan strategik dalam waktu 5 (lima) tahun mendatang. 1.2. Landasan Hukum Yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan Rencana Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi Tahun 2016 adalah : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 20) ; 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009; 4
8. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2008 Nomor 11); 9. Peraturan Walikota Jambi Nomor 08 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Jambi Tahun 2013-2018; 1.3. Maksud Dan Tujuan a. Maksud : Rencana Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi (BKPP) adalah perangkat untuk mencapai harmonisasi perencanaan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan yang terintegrasi, efisien dan sinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi badan. b. Tujuan : 1) Menjamin adanya konsistensi perencanaan dan pemilihan program dan kegiatan prioritas Badan ketahanan Pangan dan Penyuluhan sesuai dengan Kebutuhan daerah. 2) Sebagai pedoman dan indikator prestasi kerja bagi pimpinan dan pelaksanaan Badan ketahanan Pangan dan Penyuluhan kota Jambi dalam melaksanakan tugasnya. 3) Sebagai bahan untuk menyusun pertanggung jawaban bagi Kepala Badan ketahanan pangan dan Penyuluhan Kota Jambi dalam menyampaikan laporan akuntabilitas kinerja (LAKIP), setiap akhir tahun anggaran. 1.4. Sistematika Penulisan Rencana Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi ini dituangkan dalam 4 (empat) BAB. Adapun materi yang termuat pada setiap BAB tersebut adalah sebagai berikut : 5
BAB I. PENDAHULUAN Memuat penjelasan umum yang melatarbelakangi perlunya penyusunan Rencana Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi dan memuat pula tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Kinerja tersebut. Disamping itu BAB ini memuat tentang landasan hukum dari penyusunan Rencana Kinerja serta hubungannya dengan perencanaan lainnya. BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU BAB ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (Tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian taget Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya. Juga berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007. Selain itu juga menguraikan tentang isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD mengenai sejauh mana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan permasalahan/hambatan yang dihadapi, serta dampaknya terhadap pencapaian visi misi kepala daerah. BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Memuat penjelasan tentang telaahan terhadap kebijakan nasional, tujuan dan sasaran SKPD serta Program dan Kegiatan SKPD. BAB IV. PENUTUP 6
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD Kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Rencana Kinerja SKPD tahun 2014 dan perkiraan capaian tahun berjalan (2015), mengacu pada APBD tahun berjalan yang sudah disyahkan. Kemudian dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya sebagaimana disajikan dalam Tabel-2.1. 2.2 Analisa Kinerja Pelayanan SKPD Pencapaian kinerja pelayanan SKPD Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) meliputi : 1. Meningkatnya Cadangan Pangan Pemerintah Kota Jambi berupa ketersediaan cadangan beras sebanyak 60 ton. 2. Terpenuhinya ketersediaan energi dan protein perkapita : - Energi : 2.971 kal/kapita/hari - Protein : 97,6 gram/kapita/hari 3. Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat Kota Jambi sebanyak 2,5 % per tahun. 4. Meningkatnya jumlah pangan segar hasil pertanian aman konsumsi sebanyak 2,5 % 5. Tersedianya informasi stabilitas harga dan pasokan pangan di Kota Jambi. 6. Meningkatnya kecukupan pangan rumah tangga rawan pangan 10 % per tahun. 7. Meningkatnya kelas kemampuan kelompok tani sebanyak 16,5 % pertahun. 7
8. Meningkatnya jumlah kelembagaan tani (kelompok tani, gapoktan dan pokdakan) sebanyak 2%. 9. Meningkatnya jumlah kelembagaan penyuluhan meliputi BP3K, Posluhkan dan Posluhdes 12 % per tahun. 2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan/tugas Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi adalah sebagai berikut : 1. Adanya alih fungsi lahan pertanian ke sektor non pertanian/pemukiman. 2. Terbatasnya modal yang dapat diakses petani untuk pengadaan Saprodi. 3. Sulitnya petani mendapatkan pupuk bersubsidi terutama Urea. 4. Minimnya sarana dan prasarana yang dimilki kelembagaan BKPP untuk melaksanakan tugas dan fungsinya. 5. Status kepemilikan lahan usaha tani yang bukan milik sendiri dan luas lahan usaha tani yang relatif kecil. 6. Adanya wilayah-wilayah tertentu yang rawan terhadap gangguan bencana alam. 7. Fluktuasi harga pangan yang tinggi terutama untuk komoditas tanaman pangan. 8. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang mengkonsumsi pangan B3 (beragam, bergizi dan berimbang). 9. Masih lemahnya pengawasan terhadap peredaran bahan pangan (segar) yang beredar di pasar. 10. Belum adanya pemahaman yang sama tentang penyuluhan yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2007. 11. Belum sinerginya kegiatan penyuluhan dengan kegiatan program di tingkat lapangan. 12. Masih kurangnya sarana dan prasarana penyuluh. 13. Masih lemahnya kemampuan manajemen kelembagaan kelompok tani dan lambatnya peningkatan kemampuan kelas kelompok tani. 8
BAB III TUJUAN, SASARAN. PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaah terhadap Kebijakan Nasional Pembangunan ketahanan pangan bersifat multikomkpleks yang memerlukan pendekatan multisektoral. Dengan demikian koordinasi lintas sector menjadi bagian penting dari efektifitas pembangunan ketahanan pangan nasional dan wilayah di Indonesia. Berdasarkan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ditegaskan bahwa pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota berperan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan. Pasal 3 ayat (1) huruf (m) PP 3/2007 tentang Laporan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, dan Pasal 7 ayat (2) huruf (m) PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi bahkan menetapkan bahwa ketahanan pangan adalah urusan wajib bagi setiap daerah. Keberhasilan urusan wajib ketahanan pangan tercermin berdasarkan target capaian jenis pelayan dasar dan indikator Standar Pelayanan Minimal bidang ketahanan pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Mengingat pentingnya pembangunan ketahanan pangan dan peranan kelembagaan pangan yang menanganinya, maka upaya-upaya penguatan kelembagaan tersebut dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya harus terus ditingkatkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut dipandang perlu untuk dilakukan suatu telaahan tentang eksistensi dan efektifitas kinerja kelembagan Dewan Ketahanan Pangan dan Badan Ketahanan Pangan yang informasinya akan digunakan untuk penguatan kelembagaan tersebut agar ke depan dapat meningkatkan kinerjanya sesuai tugas pokok dan fungsinya. 3.2 Tujuan dan sasaran Renja SKPD Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah ataupun masyarakat/stakeholders agar tercapai 9
kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Adapun tujuan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi adalah : 1. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat. 2. Meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha/pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan. 3. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan para pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan. 4. Meningkatkan layanan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Adapun sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi adalah : 1. Terpenuhinya kecukupan pemenuhan pangan dan gizi masyarakat. 2. Meningkatnya kemandirian pangan masyarakat. 3. Tersedianya pasokan pangan ke seluruh wilayah. 4. Berkurangnya daerah rawan pangan. 5. Meningkatnya usaha agribisnis komoditas unggulan. 6. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas pertanian, perikanan dan kehutanan. 7. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku usaha dan pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan. 8. Meningkatnya kemampuan lembaga petani. 9. Meningkatnya dukungan prasarana dan sarana penyuluhan pertanian, pertanian dan kehutanan. Adapun strategi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi adalah : 1. Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi (P2KPG). 10
2. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan yang bergizi, beragam, berimbang, sehat dan aman dikonsumsi. 3. Pengembangan desa mandiri pangan. 4. Melakukan pengkajian kebutuhan bahan pangan pokok. 5. Tersedianya aksebilitas masyarakat terhadap kebutuhan pangan. 6. Pemberdayaan pelaku usaha dan pelaku utama dalam pengembangan agribisnis komoditas unggulan. 7. Meningkatkan kapasitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan. 8. Pelatihan dan pendampingan penerapan teknologi bagi pelaku utama dan pelaku usaha. 9. Penguatan kelembagaan tani, (pertanian, perikanan dan kehutanan). 10. Meningkatkan jumlah prasarana dan sarana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Adapun kebijakan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi adalah : 1. Pengembangan penganekaragaman (diverifikasi), pengolahan dan konsumsi pangan berbasis sumberdaya pangan lokal. 2. Pemantapan ketahanan masyarakat berbaisi keanekaragaman sumberdaya pangan lokal. 3. Peningkatan desa mandiri pangan. 4. Pemantauan analisa ketersediaan pangan melalui penyusunan neraca bahan pangan. 5. Meningkatkan pengamanan situasi pangan dan gizi melalui penyediaan data dan informasi. 6. Peningkatan penyuluhan dan pendampingan pelaku uatama dan pelaku usaha. 7. Peningkatan profesionalisme aparatur dan kualitas SDM pertanian, perikanan dan kehutanan. 11
8. Peningkatan kesejahteraan pelaku uatama dan pelaku usaha. 9. Meningkatkan kemampuan kelembagaan tani (pertanian, perikanan dan kehutanan) 10. Pemenuhan prasarana dan sarana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. A. PROGRAM. Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi Pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat atau yang merupakan partisipasi masyarakat guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Program program yang akan dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kota Jambi adalah sebagai berikut : 1). Program Pelayanan administrasi perkantoran. 2). Program Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur. 3). Program Peningkatan Disiplin Aparatur. 4). Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. 5). Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan. 6). Program Pengembangan Data dan Informasi 7). Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat dan Pemberdayaan Petani. B. KEGIATAN. Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh Instansi pemerintah dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan program yang telah ditetapkan. Kegiatan dapat juga dilakukan oleh masyarakat sebagai respon terhadap kebijaksanaan/program yang dikembangkan instansi pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Rencana kegiatan Badan Ketahanan Panagan dan Penyuluhan (BKPP) adalah sebagai berikut : 12
1). Program Pelayanan administrasi perkantoran. a. Penyediaan Jasa Surat menyurat. b. Penyediaan Jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik c. Penyediaan jasa administrasi keuangan. d. Penyediaan jasa kebersihan kantor. e. Penyediaan alat tulis kantor. f. Penyediaan barang cetakan dan pengadaan. g. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor. h. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan. i. Penyediaan makanan dan minuman. j. Perjalanan Dinas. 2). Program Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur. a. Pembangunan Gedung Kantor. b. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional. c. Pengadaan perlengkapan gedung kantor. d. Pengadaan Meubiler. e. Pengadaan peralatan perkantoran. f. Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor. g. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional. h. Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kantor. i. Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 3). Program Peningkatan Disiplin Aparatur. a. Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya. 4). Program Peningkatan kapasitas Sumberdaya Aparatur. a. Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan. 5.) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD. 6) Program Pengembangan Data Dan Informasi. a. Pengembangan Data dan Informasi 7). Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat dan Pemberdayaan Petani. a. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani b. Pengembangan Cadangan Pangan Pemerintah c. Pengembangan Desa Mandiri Pangan. d. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan e. Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif. 13
f. Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluhan Pertanian/Perkebunan g. Penyuluhan dan Pendampingan bagi pertanian/perkebunan. h. Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan i. Rakor Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Tingkat Kota Jambi. j. Pengembangan Unit Usaha Agribisnis berbasis komoditas unggulan Rumusan rencana program dan kegiatan SKPD Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi Tahun 2016 sebagaimana disajikan dalam tabel.1.1 14
BAB IV PENUTUP Demikian Rencana Kinerja Tahunan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi ini disusun sebagai pedoman untuk Pengembangan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya memuat tentang program program Pengembangan Ketahanan Pangan dan Penyelenggaraan Penyuluhan untuk mencapai Visi dan Misi Pemerintah Kota Jambi. Disadari bahwa Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi merupakan lembaga yang baru dibentuk tahun 2009 ini berdasarkan PERDA Nomor 11 Tahun 2008 sebagai implementasi PP NO 41 Tahun 2007, kami sadari penyusunan Rencana Kinerja Tahunan ini belum optimal, oleh karena itu Rencana Kinerja Tahunan ini dapat ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan ketentuan dan tantangan kedepan. Oleh karena itu diharapkan kepada setiap SKPD terkait dalam pengembangan Ketahanan Pangan dan Penyelenggaran Penyuluhan dapat berkoordinasi dan mengacu kepada rencana strategis yang dibuat Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi. 15