BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1.

PERBAIKAN PROSES BISNIS UKM KERUPUK KENTANG IBU RISTY UNTUK MEMENUHI KRITERIA CPPB-IRT DAN SERTIFIKASI HALAL MENGGUNAKAN METODE BPI

PERBAIKAN PROSES BISNIS UKM PELANGI RASA UNTUK MEMENUHI KRITERIA CPPB-IRT DAN SERTIFIKASI HALAL MENGGUNAKAN METODE BPI

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU no. 18, th Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk

BAB V PENUTUP. Implementasi kebijakan sertifikasi keamanan pangan pada Industri Rumah

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

BAB I PENDAHULUAN. Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa makan dan minum yang

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

g. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

BAB I PENDAHULUAN. gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek

PERBAIKAN PROSES BISNIS PADA USAHA KECIL MENENGAH NUTRITY MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT

BAB I PENDAHULUAN. Toko Daging & Swalayan Sari Ecco merupakan salah satu industri

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, makanan harus baik, dan aman untuk dikonsumsi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERIZINAN PIRT (PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA)

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

INFORMASI LABEL KEMASAN MOCHIBO INFORMATION OF "MOCHIBO" AS A FOOD LABELLING ABSTRACT ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi perdagangan pangan sudah mulai meluas ke berbagai

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah yang baik agar masyarakat dapat merasa lebih aman dan terjamin dalam

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengawasan agar produk pangan yang dihasilkan sesuai

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kegemaran masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi

SERTIFIKASI DAN PENGEMBANGAN KEMASAN TAPE. Jl. Sisingamangaraja Barat, Pematangsiantar

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman dan biaya yang wajar ( Herjanto, 2008 ). dengan mutu yang berstandar maka perusahaan tersebut akan sulit untuk

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

INDIKATOR KINERJA UTAMA SKPD DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR TAHUN 2015

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

BAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini membahas tentang implementasi kebijakan sertifikasi keamanan

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

A.PENDAHULUAN B.SKEMA PENJAMINAN KEAMANAN DAN MUTU BERDASARKAN PP NO. 28 TH.2004 C.SKEMA PENJAMINAN MUTU LAINNYA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peringkat pertama dari sederet kebutuhan lain. Setiap individu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2016

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pendayagunaan teknologi khususnya teknologi informasi. Penjualan elektronik atau yang akrab di sebut e-commerce ( electronic

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk

EVALUASI PENULISAN LABEL PANGAN YANG TIDAK LENGKAP DAN IKLAN PANGAN MENYESATKAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013

SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah

AUDIT INTERNAL UNTUK MENJAWAB 11 KRITERIA SJH

MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ]

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

2016, No Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

HASIL DAN PEMBAHASAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pangan adalah bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

MANUAL Sistem Jaminan Halal

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Atas Makanan Kemasan. Industri Rumah Tangga Tanpa Izin di Boyolalin

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang penting untuk mencapai sasaran dalam bidang kesehatan.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM JAMINAN HALAL (S J H)

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

BAB I PENDAHULUAN. Pemasangan iklan merupakan hal yang utama untuk memasarkan sebuah

Manual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan

Advertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT)

BAB I PENDAHULUAN. santan dan gula kelapa. Dalam bidang pariwisata gudeg menjadi aset yang

2018, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lemb

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Data BPS tahun 2006-2010 menunujukkan bahwa UKM mengalami peningkatan yang sangat pesat, karena UKM berhasil menyumbangkan 57% dari PDB yang mampu menyediakan lapangan kerja sebesar 99,04% (Sastrosoenarto, 2006). UKM yang mengalami peningkatan salah satunya adalah UKM sektor pangan olahan yang naik sebesar 12,76%. Disamping itu, konsentrasi penyebaran UKM terbesar di Indonesia adalah Pulau Jawa sebesar 60%, diantaranya Jawa Barat yang memiliki UKM sekitar 11,5% (Triamita, 2012). UKM di daerah Bandung merupakan UKM yang berada di Jawa Barat memiliki jenis usaha dalam sektor kacang tanah, budidaya ikan hias, pakaian jadi, wisata religi, bimbingan belajar, dan kuliner (Koran Tempo, 2013). Sektor UKM yang berkembang pesat di daerah Bandung adalah UKM pangan, salah satunya adalah UKM Kerupuk Kentang milik Ibu Risty Dewi yang didirikan pada tahun 2012 dengan dua orang pegawai untuk membantu proses produksi. Kapasitas produksi kerupuk kentang setiap bulan dapat mencapai 500-600 kantong berukuran 100 gram. Sedangkan permintan konsumen terhadap produk kerupuk kentang setiap bulan dapat mencapai 400-500 kantong berukuran 100 gram. Sehingga penjualan yang dapat dilakukan oleh UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty setiap bulan sebanyak 80% dari total produksi. Jalur distribusi produk kerupuk kentang yang telah dilakukan oleh UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty meliputi warung-warung sekitar rumah produksi, beberapa rumah makan di daerah Bandung, beberapa pusat oleh-oleh di Bandung, beberapa acara pameran produk pangan, dan pesanan langsung dari konsumen yang berada di daerah Bandung dan Jakarta. Dalam pengelolaan produksi UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty telah memiliki sertifikat SPP-IRT dan Halal sejak awal usaha didirikan yang tercantum pada kemasan produk. Namun pada tahun 2014, masa aktif kedua sertifikat tersebut telah melampui batas yang ditentukan dari masing-masing lembaga terkait. Sehingga UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty harus memperpanjang masa aktif sertifikat SPP-IRT dan Halal jika ingin melanjutkan

usaha produksi kerupuk kentang. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperpanjang masa aktif sertifikat SPP-IRT dan Halal adalah menunjukkan sertifikat awal dan bukti dokumentasi yang berkaitan dengan produksi produk. Akan tetapi dikarenakan kurangnya perhatian dari pemilik UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty terkait penyimpanan dokumen bukti-bukti catatan pengelolaan UKM serta sertifikat SPP-IRT dan Halal, maka UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty tidak dapat memperpanjang sertifikat SPP-IRT dan Halal. Oleh karena itu untuk kelangsungan pengelolaan produksi UKM, UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty harus mengajukan beberapa persyaratan yang terkait agar dikeluarkan sertifikat SPP-IRT dari Dinas Kesehatan Bandung dan sertifikat Halal dari MUI Bandung Di sisi lain, pemasaran produk yang telah dilakukan selama proses produksi produk oleh UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty, menunjukkan bahwa konsumen yang belum mengetahui keberadaan produk kerupuk kentang sebesar 93,3% konsumen. Akan tetapi, tanggapan dari konsumen setelah dilakukan uji coba terhadap produk kerupuk kentang menunjukkan sebesar 86,7% menyukai rasa dari produk kerupuk kentang. Hal ini dikutip berdasarkan surei pendahuluan dengan konsumen terhadap produk kerupuk kentang melalui wanwancara mendalam. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan peluang bagi UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Berdasarkan surei terhadap konsumen tentang produk kerupuk kentang, pemilik UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty memiliki keinginan untuk memperluas pemasaran ke pasar modern dalam rangka menaikkan penjualan produk kerupuk kentang. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasukkan produk kerupuk kentangnya ke beberapa minimarket atau supermarket di wilayah Bandung. Akan tetapi terdapat standar persyaratan produk yang harus dipenuhi oleh UKM Kerupuk Kentang untuk memasukkan produknya ke dalam beberapa minimarket atau supermarket, standar persyaratan produk terhadap kerupuk kentang dapat dilihat berupa checklist pada Tabel I.1.

Tabel I. 1 Checklist Pemenuhan Standar Persyaratan Produk Masuk Ke Pasar Modern No. Jenis Persyaratan Sudah Belum Keterangan Sumber 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. ukuran berat dalam kemasan regristasi dari Departemen Kesehatan/terkait tanggal kadarluarsa sertifikat Halal barcode izin usaha PIRT Produk mencantumkan alamat & nama produsen Produk mencantumkan komposisi produk dalam kemasan tanggal regristasi Kriteria sudah terpenuhi, pada kemasan kerupuk kentang memiliki satuan berat 100 gram dan 250 gram karena UKM harus memiliki proses produksi yang standar berdasarkan kriteria dari BPOM Kriteria sudah terpenuhi, pada kemasan sudah terdapat tanggal kadarluarsa kerupuk kentang karena jangka waktu kepemilikan sertifikasi Halal sudah tidak alid karena UKM belum memenuhi persyaratan produk untuk masuk ke pasar modern karena jangka waktu kepemilikan SPP-IRT sudah tidak alid karena pada kemasan produk eksisting hanya mencantumkan nama produk dan berat produk karena UKM harus memiliki proses produksi standar dan higienis karena produk harus terdaftar pada BPOM Packaging House (2013) Packaging House (2013) Packaging House (2013)

Tabel I.1 Checklist Pemenuhan Standar Persyaratan Produk Masuk Ke Pasar Modern (Lanjutan) No. Jenis Persyaratan Sudah Belum Keterangan Sumber 10. 11. kualitas yang standar Produk mencantumkan kandungan gizi karena pada proses produksi eksisting UKM masih menggunakan peralatan yang sederhana, sehingga produk yang dihasilkan tidak konstan karena UKM harus memiliki proses produksi standar sesuai dengan persyaratan BPOM dan mendaftarkan ke BPOM Berdasarkan Tabel I.1 dapat disimpulkan bahwa UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty belum memiliki persyaratan standar masuk ke pasar modern. Dari persyaratan diatas, yang harus dipenuhi oleh UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty adalah memiliki SPP-IRT sebagai bukti izin usaha produksi dan sertifikat Halal terhadap produk kerupuk kentang yang dihasilkan dari UKM. Hal ini dikarenakan dalam pemenuhan sertifikat SPP-IRT dan Halal sudah dapat memenuhi persyaratan lainnya seperti memiliki barcode, kualitas produk standar, dan lainlain untuk memasuki pasar modern. SPP-IRT dapat diperoleh dengan cara menerapkan kriteria yang tercantum dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.04.12.2206 tentang Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga, yakni salah satu faktor penting untuk memenuhi standar mutu dan persyaratan keamanan pangan (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2012). Sertifikat Halal dapat diperoleh melalui Sertifikasi Halal dengan cara menerapkan kriteria SJH (Sistem Jaminan Halal) MUI yang tercantum dalam aturan HAS 23000:1 untuk penjaminan hasil produksi. Berdasarkan pernyataan Wakil Direktur LPPOM MUI, sertifikasi Halal dinilai penting pada setiap produk pangan mengingat sebagian penduduk Indonesia beragama Islam dan sikap kritis konsumen tentang produk makanan Halal. Sehingga UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty penting memiliki

sertifikat SPP-IRT dan Halal apabila ingin melanjutkan pengelolaan UKM serta memperluas pemasaran ke pasar modern. Sertifikat SPP-IRT dan Halal dapat dipenuhi oleh UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty apabila UKM menerapkan proses bisnis dengan standar kriteria CPPB-IRT dan Halal. Untuk mengetahui proses bisnis yang telah diterapkan, dilakukan surei pendahuluan kepada pemilik UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty. Dari surei pendahuluan pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty, proses bisnis UKM belum sesuai dengan kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal. Proses bisnis eksisting yang diterapkan di UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty dapat digambarkan dalam sampel ketidaksesuaian kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal pada Tabel I.2. Tabel I. 2 Sampel Ketidaksesuaian Kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal No. Kriteria Peryaratan Pemenuhan Keterangan Kriteria CPPB-IRT 1 Lingkungan IRTP Belum Selokan sekitar UKM tidak berfungsi dengan baik Pemilik UKM belum 2 Pengendalian Produksi Belum menerapkan proses produksi pangan yang baku (belum ada standardisasi tertulis) 3 Sanitasi Belum Program higiene dan sanitasi UKM belum menjamin secara keseluruhan, seperti belum tersedianya fasilitas cuci tangan bagi pegawai UKM 4 Dokumentasi Belum Pemilik belum melakukan kegiatan dokumentasi pada proses produksi Kriteria Sertifikasi Halal 1 Kebijakan Halal Belum Pemilik UKM belum memiliki kebijakan tertulis untuk memproduksi produk secara Halal 2 Pelatihan dan Edukasi Belum Belum terdapat prosedur tertulis terkait pelatihan dan edukasi Halal 3 Fasilitas Produksi Belum Belum terdaftar di lembaga MUI

Berdasarkan Tabel I.2 dapat disimpulkan bahwa UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty belum memiliki proses bisnis standar berdasarkan kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal untuk memasarkan produk ke pasar modern. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa kendala sebagai berikut dari masing-masing kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal. a. Lingkungan IRTP, pada kondisi eksisting UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty memiliki selokan yang tidak berfungsi dengan baik seperti terdapat sampah dan air selokan tergenang. b. Pengendalian produksi dan Dokumentasi, pada kondisi eksisting UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty belum menerapkan proses produksi baku dan belum terdapat dokumentasi atau prosedur tentang proses produksi. c. Sanitasi, pada kondisi eksisting UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty belum terdapat fasilitas cuci tangan bagi pegawai UKM. d. Kebijakan Halal, pada kondisi eksisting UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty belum memiliki kebijakan tertulis untuk memproduksi kerupuk kentang secara Halal. e. Pelatihan dan Edukasi, pada kondisi eksisting UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty belum pernah melakukan pelatihan terhadap pentingnya memproduksi Halal. f. Fasilitas produksi, pada kondisi eksisting UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty belum didaftarkan kembali ke MUI. Sehingga untuk memenuhi standar proses bisnis berdasarkan kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal, perlu dilakukan perbaikan proses bisnis eksisting UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty. Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan metode BPI karena terdapat proses bisnis yang harus disederhanakan atau dihapus untuk mempermudah pegawai UKM menerapkan proses bisnis dengan benar. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty dapat memproduksi produk pangan yang berkualitas dan Halal.

I.2 Perumusan Masalah Seiring dengan meningkatnya sikap kritis konsumen dalam kebutuhan kiteria kebersihan, kesehatan, dan halal pada produk makanan yang harus dipenuhi, maka diadakan penelitian proses bisnis tentang standardisasi CPPB-IRT dan sertifikasi Halal. Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi proses bisnis yang diterapkan pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty? 2. Bagaimana penerapan kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal yang telah dipenuhi pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty? 3. Apa saja kriteria CPPB-IRT dan sertifkasi Halal yang harus dipenuhi oleh UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty? 4. Bagaimana rancangan proses bisnis pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty untuk memenuhi standardisasi kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal? 5. Bagaimana rancangan SOP pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty untuk membantu pegawai UKM menerapkan proses bisnis usulan? I.3 Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Memetakan kondisi proses bisnis eksisting pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty. 2. Mengidentifikasi kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal yang sudah diterapkan pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty. 3. Mengetahui kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal yang harus dipenuhi oleh UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty dari analisis gap antara kedua pedoman tersebut yang sudah dijalankan oleh UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty. 4. Memetakan proses bisnis usulan pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty agar dapat memenuhi standardisasi CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal. 5. Memetakan SOP dari rekomendasi proses bisnis usulan yang berdasarkan kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal untuk menjalankan aktiitas dalam pengelolaan UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty.

I.4 Batasan Masalah Adapun batasan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya berfokus pada tahap perancangan SOP proses bisnis usulan UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty untuk memenuhi standardisasi kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal. 2. Penelitian ini tidak membahas kriteria ketidaksesuaian CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal yang tidak berkaitan dengan proses bisnis. 3. Penelitian ini tidak menganalisis waktu proses dalam aktiitas proses bisnis UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty. I.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Memberikan rekomendasi penerapan standar krieria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal yang membantu UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty agar dapat memasuki pasar modern. 2. Memberikan rekomendasi rancangan proses bisnis usulan pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty sehingga dapat mendukung dalam penerapan kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal. 3. Memberikan rekomendasi SOP dari rancangan proses bisnis usulan pada UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty sehingga dapat meminimasi terjadinya kesalahan kerja pada aktifitas kritis produksinya. 4. Membantu memperoleh sertifikat SPP-IRT dan Halal untuk memasuki pasar modern guna meningkatkan penjualan dan memperluas pemasaran produk UKM Kerupuk Kentang Ibu Risty.

I.6 Sistematika Penelitian Sistematika Penelitian pada penilitan ini sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang penjelasan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisi literatur yang relean dengan permasalahan yang diteliti. Bab ini membahas hubungan antar konsep yang menjadi kajian penelitian dan uraian kontribusi penelitian. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini menjelaskan tentang metode konseptual penelitian dan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: studi literatur, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan teknik penarikan kesimpulan. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini dijelaskan tentang data data yang dibutuhkan dalam penelitian yang nantinya akan dianalisis pada bab V. Bab V Analisis dan Rekomendasi Pada bab ini dijelaskan hasil analisis beserta usulan yang diberikan oleh Peneliti setelah melakukan analisis. Bab VI Kesimpulan dan Saran Pada bab ini dibuatkan kesimpulan dan saran dari seluruh rangkaian penelitian yang telah dilakukan.