RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMAKAIAN KACAMATA LAS TERHADAP KELUHAN PENGLIHATAN PADA PEKERJA LAS KARBIT DI WILAYAH KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS

BAB 1 PENDAHULUAN. besar (Priatna,1997 dalam Carissa, 2012). Bengkel pengelasan merupakan salah satu

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA TERHADAP KETAJAMAN PENGLIHATAN PEGAWAI BENGKEL LAS DI WILAYAH TERMINAL BUS WISATA NGABEAN KOTA YOGYAKARTA

GAMBARAN TAJAM PENGLIHATAN PADA PEKERJA LAS DI BEBERAPA TEMPAT LAS DI KOTA MANADO Dewina Tipagau*, Woodford B. S. Joseph*, Jootje M. L.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah di bidang kesehatan dan keselamatan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.1 Latar Belakang. Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya

KELUHAN SUBJEKTIF PHOTOKERATITIS PADA MATA PEKERJA LAS SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN CIRENDEU DAN CIPUTAT TANGERANG SELATAN

Astin,W., Mulyadi, A., Suyanto 2016 : 10 (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160

GANGGUAN KESEHATAN MATA PADA PEKERJA DI BENGKEL LAS LISTRIK DESA SEMPOLAN, KECAMATAN SILO, KABUPATEN JEMBER

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di Perusahaan Pembuatan dan Perbaikan Kapal

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN EFISIENSI TAJAM PENGLIHATAN PADA PEKERJA LAS LISTRIK DI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh tenaga kerja di bengkel las (Widharto, 2007). Industri pengelasan merupakan industri informal yaitu industri yang

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 6, No. 2 Desember 2017

Hubungan Pemakaian Kacamata Las dengan Terjadinya Gangguan Mata pada Pekerja Bengkel Las

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan baik di perusahaan maupun di bengkel-bengkel kecil,

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN KOMPUTER BORDIR DI KELURAHAN CILAMAJANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM

NASKAH PUBLIKASI. Fajar Fatkhur Rohman J Disusun oleh :

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PEKERJA LAS DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MATA. Di Industri Pengelasan Wilayah Kabupaten Ponorogo

PUBLICATION MANUSCRIPT NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

PEMERIKSAAN VISUS MATA

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pelaku pembangunan dapat merasakan dan menikmati hasil dari pembangunan

ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

HUBUNGAN TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN MATA PADA PEKERJA LAS HOME INDUSTRY DI KARTASURA

Pengaruh Pemakaian Welding Shield dan Faktor Individu Terhadap Gangguan Refraksi Mata Pada Pekerja Pengelasan di PT.Pipa Baja

HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN, MASA KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN KACAMATA LAS TERHADAP KETAJAMAN PENGLIHATAN PADA PEKERJA LAS KARBIT DI KECAMATAN KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

KUESIONER PENELITIAN. PT. Adhi Karya Tbk Duri, Riau kerja dengan gejala photokeratitis pada pekerja las PT. Adhi Karya Persero Tbk Duri, Riau

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer

HUBUNGAN TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN MATA PADA PEKERJA LAS HOME INDUSTRY DI KARTASURA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

SKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KATARAK SENIL DAN KOMPLIKASI KEBUTAAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2011

Standar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer

BAB III METODE PENELITIAN. paparan masing masing subjek kasus dan kontrol. Penelitian ini merupakan

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kerja di setiap sektor kerja termasuk sektor kesehatan, dalam rangka menekan

TUGAS AKHIR. Oleh : Anto Maryadi R

Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Faktor Intensitas Penerangan Lokal Terhadap Kelelahan Mata Di Industri Pembuatan Sepatu X Kota Semarang

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN KB HORMONAL DAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

KAJIAN FAKTOR RISIKO STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU RSUD CILACAP TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HANG TUAH MEDICAL JOURNAL

PAPARAN FISIS PENCAHAYAAN TERHADAP MATA DALAM KEGIATAN PENGELASAN (STUDI KASUS : PENGELASAN DI JALAN BOGOR)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENGGUNAAN GADGET

GEJALA FOTOKERATITIS AKUT AKIBAT RADIASI SINAR ULTRAVIOLET (UV) PADA PEKERJA LAS DI PT. PAL INDONESIA SURABAYA

LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis)

Dian Kemala Putri BAHAN AJAR PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB VI HASIL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI BANK X KOTA BANGKO

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KERJA SPS 2 DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16

PENGARUH PENCAHAYAAN DAN MASA KERJA BERDASARKAN WAKTU KERJA TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PENGRAJIN SULAMAN KERAWANG UKM

Transkripsi:

RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA RAKHILLA PINASTI 1) ANDIK SETIYONO 2) ANTO PURWANTO 3) Students of the Faculty of Occupational Safety and Health Specialisation Siliwangi University (rakhillapinasti10@gmail.com 1 ) Section Supervisor Occupational Health and Safety Siliwangi University Faculty of Health Sciences Welding jobs is one of the types of jobs that are prone to accidents. Welding can cause harmful radiation effects for eye health workers welding goggles consumption can affect the visual acuity in welder workers. Purpose of this study was to determine the relationship of the use of welding goggles on visual acuity in electric welding workers in Tasikmalaya. Samples were welding workers in Tasikmalaya were 72 people from 87 populations were taken by purposive sampling. Based on the results of the decreased visual acuity were 36 people (50%) and who did not experience a decrease in visual acuity as many as 36 people (50%). The statistical test used is the chi-square test for independent variables and the dependent variable of ordinal shape. Statistical test results obtained with the chi-square p value = 0.000 with α = 0.05 and OR = 12.4. Probability value is less than α, it can be concluded that there is a connection to the use of welding goggles visual acuity in electric welding workers in Tasikmalaya. Suggestions for welding workers are welding workers should always wear welding goggles in accordance with the standards established by the government to avoid interference in visual acuity. Keywords : Worker welding, use welding glasses, visual acuity. Libraries : 24 (1990-2011)

Hubungan Pemakaian Kacamata Las Terhadap Ketajaman Penglihatan Pada Pekerja Las Listrik di Kota Tasikmalaya RAKHILLA PINASTI 1) ANDIK SETIYONO 2) ANTO PURWANTO 3) Mahasiswa Fakultas Ilmu Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas siliwangi (rakhillapinasti10@gmail.com 1) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan dan keselamatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi () Pekerjaan las merupakan salah satu jenis pekerjaan yang rawan terhadap kecelakaan kerja. Pengelasan dapat menimbulkan efek radiasi yang berbahaya bagi kesehatan mata pekerja Pemakaian kacamata las dapat berpengaruh terhadap ketajaman penglihatan pada pekerja las.tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pemakaian kacamata las terhadap ketajaman penglihatan pada pekerja las listrik di Kota Tasikmalaya. Sampel penelitian adalah pekerja las di Kota Tasikmalaya sebanyak 72 orang dari 87 populasi yang diambil secara purposive sampling. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang mengalami penurunan ketajaman penglihatan sebanyak 36 orang (50%) dan yang tidak mengalami penurunan ketajaman penglihatan sebanyak 36 orang (50%). Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square karena variabel terikat dan variabel bebas berbentuk ordinal. Hasil uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p value = 0,000 dengan α= 0,05 dan OR=12,4. Nilai probabilitas kurang dari α maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pemakaian kacamata las terhadap ketajaman penglihatan pada pekerja las listrik di Kota Tasikmalaya. Saran untuk pekerja las yaitu pekerja las sebaiknya selalu memakai kacamata las sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menghindari gangguan ketajaman penglihatan. Kata kunci : Pekerja las, pemakaian kacamata las, ketajaman penglihatan. Pustaka : 24 (1990-2011)

PENDAHULUAN Pekerjaan las merupakan salah satu sektor informal yang jenis pekerjaannya rawan terhadap kecelakaan kerja, sebab para pekerja berhadapan dengan peralatan kerja dan objek kerja yang berpotensi mendatangkan kecelakaan. Pekerja las harus memperhatikan semua bahaya yang bersumber dari sinar pada saat pengelasan baik sinar yang terlihat dan sinar yang tidak terlihat. Pengelasan yang memakai sinar laser dan las Argon sinarnya sangat terfokus dengan kuat cahaya yang tinggi, dan hal ini dapat menyebabkan penglihatan terganggu serta menghasilkan sinar ultraviolet yang mengakibatkan fotoelektrika, apalagi jika terpapar cahaya langsung dapat membuat mata perih dan kadangkala bisa menimbulkan buta sesaat jika mata terkena sinar las dalam waktu yang tertentu. Sinar yang tampak yang biasanya dipantulkan oleh dinding atau permukaan yang licin atau mengkilat dapat membuat mata sakit bagi mereka yang tidak memakai kacamata pelindung las (Danggur, 2012). Pelindung mata digunakan untuk menghindari pengaruh radiasi energi seperti sinar ultraviolet, inframerah dan lain-lain yang dapat merusak mata. Pemaparan sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat atau pemaparan sinar ultraviolet intensitas rendah dalam waktu cukup lama akan merusak kornea mata. Para pekerja yang kemungkinan dapat terkena bahaya dari sinar yang menyilaukan, seperti sinar dari las potong dengan menggunakan gas dan percikan dari las sinar yang memijar harus menggunakan pelindung mata khusus. Pekerja pengelasan juga menghasilkan radiasi inframerah tergantung pada temperatur lelah mental (Direktorat Hilir Bidang Pemasaran dan Niaga, 2002:860) Ketajaman penglihatan seseorang dapat berkurang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab gangguan ketajaman penglihatan antara lain : 1. Kuat penerangan atau pencahayaan 2. Waktu paparan 3. Umur 4. Kelainan refraksi 5. Riwayat penyakit Sinar yang ditimbulkan pada waktu mengelas bila langsung mengenai mata tanpa menggunakan kacamata las sangat berbahaya. Sinar-sinar yang membahayakan tersebut adalah sinar tampak, sinar inframerah dan sinar ultraviolet (Nurdin, 1999:7).

Semua sinar tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Cahaya ini bila terlalu kuat maka akan segera menjadi kelelahan pada mata (Nurdin, 1999:7). Kelelahan pada mata berdampak pada berkurangnya daya akomodasi mata. Hal ini menyebabkan pekerja dalam melihat mencoba mendekatkan matanya terhadap obyek untuk memperbesar ukuran benda, maka akomodasi lebih dipaksa. Keadaan ini menimbulkan penglihatan rangkap dan kabur. Pengaruh sinar inframerah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya peyakit cornea, presbiovia yang terlalu dini dan kerabunan (Nurdin, 1999:7). Radiasi dapat menimbulkan kerusakan sel pada lensa mata sehingga sel-sel itu tidak mampu melakukan peremajaan. Akibatnya, lensa mata dapat mengalami kerusakan permanen. Lensa mata yang terpapari radiasi dalam waktu cukup lama akan berakibat pada fungsi transparasi lensa menjadi terganggu sehingga penglihatan menjadi kabur. Penyinaran yang mengenai mata dengan dosis 2-5 Sv dapat mengakibatkan terjadinya katarak pada lensa mata. Radiasi lebih mudah menimbulkan katarak pada usia muda dibandingkan dengan usia tua (Akadi, 2000:145). Sinar ultraviolet akan segera merusak epitel kornea. Pasien yang telah terkena sinar ultraviolet akan memberikan keluhan 4-10 jam setelah trauma. Pasien akan merasa mata sangat sakit, mata seperti kelilipan atau kemasukan pasir, fotofobia, blefarospasme, dan konjungtiva kemotik (Nurdin, 1999:8). Kornea akan menunjukkan adanya infiltrat pada permukaannya, yang kadangkadang disertai dengan kornea yang keruh dan uji fluorensin positif. Keratitis terutama terdapat pada fisura palpebra. Pupil akan terlihat miosis. Tajam penglihatan akan terganggu. Keratitis ini dapat sembuh tanpa cacat, akan tetapi bila radiasi berjalan lama kerusakan dapat permanen sehingga akan memberikan kekeruhan pada kornea (Ilyas, 2004:275). Akibat dari sinar-sinar tersebut tidak akan lama apabila pekerja las telah memenuhi persyaratan bekerja, yaitu dengan menggunakan kacamata pelindung yang ditentukan, oleh karena itu kacamata las sangat penting digunakan pada saat mengelas karena dapat melindungi mata dari radiasi ultraviolet, sinar tampak dan sinar inframerah (Suratman, 2001:20). Kacamata las dapat menghindari mata pekerja las dari paparan langsung sinar tampak, sinar inframerah, serta sinar ultraviolet yang berbahaya bagi mata karena

pemaparan langsung sinar-sinar tersebut ke mata dapat mengakibatkan gangguan ketajaman penglihatan pada mata. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan desain kasus kontrol, penelitian jenis ini dilakukan apabila menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisis kesehatan) tertentu dengan faktor faktor risiko tertentu.populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja las di Kota Tasikmalaya dengan jumlah 36 kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, kasus adalah responden yang mengalami gangguan ketajaman penglihatan sebanyak 36 kasus, sedangkan kontrol adalah responden yang tidak mengalami gangguan ketajaman penglihatan sebanyak 36 kontrol, yang memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok kasus. Jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 72 responden. Hasil pengumpulan data melalui wawancara dan observasi dengan responden menggunakan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum Hasil Penelitian Sejumlah 72 responden menurut proporsi umur didapatkan bahwa umur tenaga kerja rata rata 35 tahun dengan umur termuda 20 tahun dan umur tertua 39 tahun. Seluruh pekerja las bekerja selama 10 jam perhari yaitu 9 jam bekerja dan 1 jam istirahat. b. Gambaran Khusus Hasil Penelitian a) Pemakaian Kacamata Las Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemakaian Kacamata Las pada Pekerja Las di Kota Tasikmalaya 2014 Pemakaian Kacamata Las Frekuensi Persentase (%) Selalu memakai 29 40,3% Tidak Selalu Memakai 43 59,7% Jumlah 72 100% Tabel 4.1 diatas diketahui bahwa pekerja yang selalu memakai kacamata las sebanyak 29 orang (40,3%) dan pekerja yang tidak selalu memakai kacamata las sebanyak 43 orang (59,7%).

b) Hasil Pengukuran Ketajaman Penglihatan Hasil pengukuran ketajaman penglihatan pada pekerja dengan menggunakan kartu snellen dan kartu baca dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Ketajaman Penglihatan pada Pekerja Las Listrik di Kota Tasikmalaya Tahun 2014 No Hasil Pemeriksaan Efisiensi Ketajaman Frekuensi Persentase Snellen Jaeger Penglihatan (%) (orang) (%) 1 6/6 J1 100 20 27,8 2 6/6 J2 100 6 8,3 3 6/7,5 J1 97,5 5 6,9 4 6/7,5 J2 97,5 5 6,9 4 6/12 J3 75 4 5,6 5 6/12 J11 50 3 4,2 6 6/24 J6 55 10 13,9 7 6/24 J7 50 8 11,1 8 6/30 J6 50 2 2,8 9 6/30 J7 55 1 1,4 10 6/60 J11 17,5 6 8,3 11 6/60 J14 12,5 2 2,8 Jumlah 72 100 Hasil pengukuran tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa sebagian besar hasil ketajaman penglihatan responden sebesar 100% (6/6,J1) dengan banyak responden 20 orang (27,8%), 55%(6/24,J6) dengan banyak responden 10 orang (13,0%), dan 50% (6/24,J7) dengan banyak responden 8 orang (11,1). c) Hubungan Pemakaian kacamata las terhadap ketajaman penglihatan

Tabel 4.3 Hubungan Pemakaian Kacamata Las terhadap Ketajaman Penglihatan pada Pekerja Las Listrik di Kota Tasikmalaya tahun 2014 Tidak Normal Pemakaian kacamata normal Total n % n % n % Memakai 24 66,7 5 13,9 29 40,3 Tidak selalu memakai 12 33,3 31 86,1 43 59,7 Total 36 100 36 100 72 100 Tabel 4.3 diatas Uji statistik yang digunakan adalah Uji chi-square karena variabel terikat dan variabel bebas berbentuk ordinal. Hasil uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai p value 0,000 dengan α = 0,05. Nilai probabilitas kurang dari α dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pemakaian kacamata las terhadap ketajaman penglihatan pada pekerja las listrik di Kota Tasikmalaya. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 12,4 artinya pekerja las yang tidak selalu memakai kacamata las memiliki peluang 12,4 kali untuk mengalami penurunan ketajaman penglihatan. penurunan ketajaman penglihatan menjadi 2 kategori yaitu kategori normal dan tidak normal, kategori tidak normal terdiri dari penggabungan kategori hampir normal, low vision sedang dan low vision berat. d) Distribusi Frekuensi Hasil Pengukuran Ketajaman Penglihatan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pengukuran Ketajaman Penglihatan pada Pekerja Las Listrik di Kota Tasikmalaya Tahun 2014 Kategori Frekuensi Persentase (%) Normal 36 50 Hampir Normal 4 5,6 Low vision sedang 24 33,3 Low vision berat 8 11,1 Jumlah 72 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas pekerja yang mengalami ketajaman penglihatan normal sebanyak 36 orang (50%) dan pada kategori hampir normal sebanyak 4 orang (5,6%), Low Vision sedang sebanyak 24 orang (33,3%), Low Vision berat sebanyak 8 orang (11,1%) Ada hubungan pemakaian kacamata las terhadap ketajaman penglihatan pada pekerja las listrik di Kota Tasikmalaya menunjukkan kesesuaian dengan teori-teori pendukung lainnya mengenai hubungan pemakaian kacamata las terhadap ketajaman penglihatan pada pekerja las. Pemakaian kacamata digunakan untuk menghindari pengaruh radiasi energi seperti sinar ultraviolet, sinar inframerah dan lain-lain yang dapat merusak mata. Pemaparan sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat atau pemaparan sinar ultraviolet intensitas rendah dalam waktu cukup lama akan merusak kornea mata. Para pekerja yang kemungkinan dapat terkena bahaya dari sinar yang menyilaukan, seperti sinar dari las potong dengan menggunakan gas dan percikan dari las sinar yang memijar harus menggunakan pelindung mata khusus. Pekerja pengelasan juga menghasilkan radiasi inframerah tergantung pada temperatur lelah mental (Direktorat Hilir Bidang Pemasaran dan Niaga, 2002:860) PENUTUP Simpulan 1. Pemakaian kacamata las pada pekerja las listrik di Kota Tasikmalaya berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dari 72 sampel sebanyak 29 orang pekerja selalu memakai kacamata las (40,3%) dan 43 orang pekerja tidak selalu memakai kacamata las (59,7%). 2. Hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan kartu snellen dan kartu baca diketahui bahwa pekerja las listrik di Kota Tasikmalaya diperoleh hasil sebagai berikut : ketajaman penglihatan responden normal sebanyak 36 orang (50%) dan pada kategori hampir normal sebanyak 4 orang (5,6%), low vision sedang sebanyak 24 orang (33,3%), low vision berat sebanyak 8 orang (11,1%). 3. Ada hubungan pemakaian kacamata las terhadap ketajaman penglihatan pada pekerja las listrik di Kota Tasikmalaya.

Saran 1. Bagi pekerja las diharapkan selalu memakai kacamata las sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menghindari gangguan ketajaman penglihatan. 2. Bagi pemilik bengkel las penyediaan APD yang tepat dan jumlah yang cukup untuk pekerja. 3. Periksakanlah mata ke tempat pelayanan kesehatan setempat apabila mengalami gangguan penurunan ketajaman penglihatan DAFTAR PUSTAKA