PERBEDAAN SKOR WORK ENGAGEMENT GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN DENPASAR UTARA PADA KELOMPOK MASA KERJA 1-4 TAHUN, 5-19 TAHUN, DAN LEBIH DARI 20 TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...

PERBEDAAN SKOR WORK ENGAGEMENT PADA GURU YANG BERSERTIFIKASI DENGAN GURU YANG BELUM BERSERTIFIKASI DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN DENPASAR UTARA

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN OUTSOURCING DIVISI KARTU KREDIT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN BERDASARKAN USIA DAN MASA KERJA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

HUBUNGAN KEMAMPUAN KERJA DAN ANGKA MANGKIR KERJA KARYAWAN HOTEL BINTANG TIGA BAGIAN HOUSEKEEPING DI DENPASAR ABSTRAK

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

ABSTRAK. Kata-kata kunci: motivasi kerja, kepemimpinan, budaya organisasi, kepuasan kerja. Universitas Kristen Maranatha

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi, khususnya

BAB IV METODE PENELITIAN

: deskriptif, work engagement, dosen, Kota Bandung

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGGI HAK SEPATU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PRAMUNIAGA DI LIPPO MALL BADUNG BALI

BAB 4 METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA SERUM DAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA DENGAN PENUNDAAN PEMERIKSAAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

HUBUNGAN KELELAHAN DENGAN KEMAMPUAN KERJA KARYAWAN BAGIAN HOUSEKEEPING HOTEL BINTANG TIGA DI DENPASAR

SKRIPSI AUTO STRETCHING

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

INTERVENSI BALANCE STRATEGY EXERCISE

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PEDAGANG PASAR KLEWER PASCA KEBAKARAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

SKRIPSI HUBUNGAN CHILD ABUSE DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 10 SUNGAI SAPIH KOTA PADANG TAHUN Penelitian Keperawatan Anak

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. X

BAB IV METODE PENELITIAN

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA UMUR TAHUN DI SMP. K. HARAPAN DENPASAR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN GERIATRI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG YANG MENDAPAT PERAWATAN GIGI DAN TIDAK MENDAPAT PERAWATAN GIGI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

i Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

HUBUNGAN ANTARA ESTIMASI KAPASITAS CRANIUM DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA LAKI-LAKI DI SMP NEGERI 19 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2011

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

Prosiding Psikologi ISSN:

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... ABSTRAK...

PERBEDAAN DEPRESI ANTARA GURU SMA BERJENIS KELAMIN PRIA YANG BEKERJA DENGAN TUGAS TAMBAHAN DAN YANG BEKERJA SECARA REGULER DI SMA NEGERI SURAKARTA

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT. The result of this study shows that the socialization of new job description doesn t enhance the level of work engagement in CV X Bandung

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

ABSTRAK HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA

NI MADE AYU SRI HARTATIK

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat keparahan gingivitis pada tunanetra dan tidak tunanetra usia 9-14 tahun.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Bank BTPN Madiun

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KOMITMEN BERPACARAN ANTARA DEWASA MUDA YANG MEMILIKI SELF-MONITORING TINGGI DAN SELF-MONITORING RENDAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA ANAK DI SDN CEMARA DUA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

SKRIPSI. Oleh : Luh Putu Ayu Wulandari Nim

BAB III METODE PENELITIAN

TIKA ANJAR PAMUNGKAS NIM:

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak khususnya bidang nutrisi,

vi Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

Keywords : Work motivation, Labor productivity

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

LAMPIRAN 23 DATA HASIL PELAKSANAAN EES 2016 TRANSMISI JATIMBALI

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

Transkripsi:

PERBEDAAN SKOR WORK ENGAGEMENT GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN DENPASAR UTARA PADA KELOMPOK MASA KERJA 1-4 TAHUN, 5-19 TAHUN, DAN LEBIH DARI 20 TAHUN Putu Gita Indraswari 1, I Nyoman Adiputra 2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 1 Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 ABSTRAK Work engagement dipengaruhi oleh beban kerja, sumber-sumber kerja, dan sumbersumber pribadi. Namun, terdapat perbedaan hasil penelitian terdahulu mengenai faktor lain yang dapat mempengaruhi work engagement yaitu masa kerja. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya perbedaan skor work engagement guru pada kelompok masa kerja 1-4 tahun, 5-19 tahun, dan lebih dari 20 tahun. Penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional dilakukan di SMP Negeri yang terletak di Kecamatan Denpasar Utara, meliputi SMPN 2 Denpasar, SMPN 3 Denpasar, SMPN 4 Denpasar, SMPN 5 Denpasar, SMPN 10 Denpasar, dan SMPN 12 Denpasar. Total subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 147 orang. Skor work engagement dihitung dengan menggunakan Utretch Work Engagement Scale (UWES). Masa kerja guru diklasifikasikan menjadi 1-4 tahun, 5-19 tahun, dan lebih dari 20 tahun. Total skor Work Engagement dibandingkan dengan menggunakan uji Kruskal Wallis dengan tingkat kemaknaan 0,05. Didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rerata skor work engagement yang signifikan pada kelompok masa kerja 1-4 tahun dengan rerata 79,66±12,98 dan kelompok masa kerja lebih dari 20 tahun dengan rerata skor 87,01±7,99 (p<0.05). Hasil yang signifikan juga didapatkan pada kelompok masa kerja 5-19 tahun dengan rerata 80,84±8,75 dan masa kerja lebih dari 20 tahun dengan rerata skor 87,01±7,99. Namun, berdasarkan hasil uji korelasi tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara masa kerja dan work engagement. Dari hasil penelitian ini, disarankan untuk melakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan work engagement pada kelompok guru dengan masa kerja 1-4 tahun dan 5-19 tahun. Kata kunci : masa kerja, guru, work engagement DIFFERENCES WORK ENGAGEMENT SCORE ON JUNIOR HIGH SCHOOL TEACHERS IN NORTH DENPASAR WITH 1-4 YEAR, 5-19 YEAR, AND MORE THAN 20 YEAR LENGTH OF SERVICE ABSTRACT Work engagement is influenced by job demand, job resources, and personal resources. However, there are differences in the results of previous studies on the relationship of length of service with work engagement. This study aims to prove the difference of work engagement score on junior high school teachers in North Denpasar with 1-4 year, 5-19 year, and more than 20 year length of service. It has been implemented an observational study with cross-sectional design, conducted at the Junior High School, 37

located in North Denpasar District, include SMPN 2 Denpasar, SMPN 3 Denpasar, SMPN 4 Denpasar, SMPN 5 Denpasar, SMPN 10 Denpasar, and SMPN 12 Denpasar. Total subjects were used in this study were 147 people. Work engagement scores were calculated using Utretch Work Engagement Scale (UWES). The length of service is classified into 1-4 years, 5-19 years, and more than 20 years. Total Work Engagement Scores were compared using Kruskal-Wallis test with a significance level of 0.05. Showed that there was an increase in mean scores significantly in group 1-4 years length of service with a mean of 79.66 ± 12.98 and group over 20 years with a mean score of 87.01 ± 7.99 (p <0.05 ). A significant result was also obtained in the group of 5-19-year length of service with mean score 80.84 ± 8.75 and group with over 20 years with a mean score of 87.01 ± 7.99. However, based on the correlation test, the association between engagement and length of service is not a significant. It was concluded that there was difference in mean scores significantly in group work period of 1-4 years and group over 20 and also group of 5-19-year length of service with and group with over 20 years. So that should be efforts to improve work engagement in the group of teachers with of 1-4 years and 5-19 years length of service. Keyword : length of service, teacher, work engagement I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperanan penting dalam seluruh sektor kehidupan. Kualitas pendidikan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Di Indonesia, guru sebagai garda terdepan dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang esensial dalam menentukan kualitas peserta didik. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa kinerja guru yang optimal akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. berkaitan dengan peningkatan kinerja guru, termasuk work engagement pada guru menjadi hal yang patut mendapat perhatian. Work engagement diartikan sebagai suatu keadaan mental yang positif, memuaskan, dan berhubungan dengan pekerjaan yang dicirikan dengan kekuatan (vigor), dedikasi (dedication), dan pengabdian (absorption). Work engagement seseorang dipengaruhi oleh tuntutan-tuntutan kerja (job demands), sumber-sumber kerja (job resources), Oleh karena itu, segala hal yang 38

dan sumber-sumber pribadi (personal resources)(schaufeli & Bakker, 2004). Tuntutan-tuntutan kerja (job demands) mengacu pada aspek fisik, psikologis, sosial, atau organisasi dari pekerjaan yang memerlukan usaha fisik dan atau psikologis secara terus menerus dan dihubungkan dengan pengeluaran secara fisiologis dan atau psikologis tertentu (Schaufeli & Bakker, 2004). Sumber-sumber kerja (job resources) mempengaruhi work engagement melalui proses motivasional, meliputi dukungan dari rekan kerja dan atasan, umpan balik terhadap kinerja, keterampilan yang beragam, otonomi, dan kesempatan belajar (Handari-Adiputra, 2013). Sumber sumber pribadi merupakan evaluasi diri yang positif, yang berhubungan dengan kegembiraan dan perasaan individu terhadap kemampuannya dalam mengontrol dan memberi dampak pada lingkungannya dengan sukses. Sumber-sumber pribadi (personal resources) meliputi optimisme, efikasi diri, harga diri, ketahanan dan active coping style (Bakker & Leiter, 2010). Hal lain yang diduga berkaitan dengan work engagement adalah masa kerja seseorang. Sementara itu, faktor usia, ras, dan jenjang karir dikatakan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement (Sarkisian, 2011). Masa kerja menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masingmasing pekerjaan atau jabatan. Menurut Rahmat (dalam Dewi & Paramita, 2013) klasifikasi masa kerja untuk guru yang didasarkan pada kemampuannya mengajar, terbagi menjadi masa kerja yang terdiri atas 1-4 tahun dan 5-19 tahun, dan lebih dari 20 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wilson (2009), didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan work engagement yang signifikan antara kelompok masa kerja 39

tertentu. Sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh Wulandari dan Gustomo (2002) menunjukkan hasil yang berbeda, dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa variabel masa kerja berpengaruh terhadap tingkat engagement dosen di ITB, melalui peningkatan kompensasi. Pada penelitian tersebut terlihat bahwa seiring peningkatan masa kerja, besaran kompensasi akan semakin meningkat dan berbanding lurus dengan peningkatan work engagement. Berbeda dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Wulandari & Gustomo pada tahun 2002, teori yang dikemukakan oleh Gallup (2004) menyatakan bahwa work engagement akan menurun seiring berjalannya waktu. Guru dengan masa kerja kurang dari satu tahun adalah kelompok yang paling terikat (enganged), yakni sebanyak 35,1%. Keterikatan kerja turun menjadi 30,9% pada guru dengan masa kerja satu sampai tiga tahun, sedangkan guru dengan masa kerja tiga sampai lima tahun memiliki persentase 27,9%. Keterikatan kerja semakin menurun bagi para guru yang mengajar lebih dari lima tahun. Perbedaan hasil penelitian tersebut menimbulkan sebuah permasalahan yang harus diselesaikan mengingat work engagement pada guru merupakan salah satu faktor yang nantinya akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis melakukan sebuah penelitian cross-sectional yang diberi judul Perbedaan Skor Work Engagement Guru SMP Negeri di Kecamatan Denpasar Utara pada Kelompok Masa Kerja 1-4 Tahun, 5-19 Tahun, dan Lebih dari 20 Tahun. II. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional (non eksperimental) dengan pendekatan analitik cross-sectional. Penelitian ini 40

dilakukan pada bulan Maret hingga Nopember 2014 di SMP Negeri yang terletak di Kecamatan Denpasar Utara, meliputi SMPN 2 Denpasar, SMPN 3 Denpasar, SMPN 4 Denpasar, SMPN 5 Denpasar, SMPN 10 Denpasar, dan SMPN 12 Denpasar (Kemendikbud, 2014). Populasi target penelitian ini adalah guru SMP Negeri. Populasi terjangkau adalah guru SMPN 2 Denpasar, SMPN 3 Denpasar, SMPN 4 Denpasar, SMPN 5 Denpasar, SMPN 10 Denpasar, dan SMPN 12 Denpasar. Dengan kriteria inklusi memiliki kualifikasi pendidikan minimal D4/S1. Besar sampel ditentukan dengan rumus berikut (Sastroasmoro & Ismael, 2008) : n1=n2=n3 = 2 (zα + zβ)s 2 (x1-x2) n = besar sampel zα = 1,96 (α =0,05) zβ = 1,645 (β = 0,05) x1-x2 = rerata perubahan yang diharapkan (0,70) s = simpang baku (0,67) Jadi, total sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah minimal sebesar 72 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling, dimana jumlah sampel yang didapatkan digunakan seluruhnya untuk dapat mewakili setiap kelompok pada populasi. Dalam penelitian ini seluruh subjek yang memenuhi kriteria inklusi akan diberi penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian terlebih dahulu, kemudian diminta menandatangani informed consent apabila bersedia menjadi subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner UWES (Utrecth Work Engagement Scale) yang terdiri dari 17 buah pertanyaan, 6 buah mencakup aspek vigor (kekuatan), 5 buah pertanyaan mencakup dedication (dedikasi) dan 6 buah pertanyaan mencakup absorption (pengabdian). 41

Masing-masing pertanyaan memiliki 6 buah pilihan jawaban dengan skor, meliputi tidak pernah, hampir tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, sangat sering dan selalu. Skor akhir diperoleh dengan menjumlah skor pada setiap pertanyaan (Handari-Adiputra, 2013). Data yang telah didapat dianalisis statistik dengan menggunakan program SPSS 20.0. 1) Analisis deskriptif dilakukan untuk menampilkan rerata, simpangan baku, dan rentangan umur subjek penelitian. Selain itu juga dilakukan deskripsi terhadap distribusi jenis kelamin serta pendidikan terakhir subjek penelitian. 2) Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk data total skor work engagement pada masa kerja dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis karena data tidak berdistribusi normal dan varian data tidak homogen. 4) Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara masa kerja dengan work engagement pada masing-masing kelompok masa kerja. Uji yang dilakukan adalah Spearman karena data tidak berdistribusi normal. III. HASIL PENELITIAN Total subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 147 orang, yang terdiri dari 24 orang guru dengan masa kerja 1-4 tahun, 25 guru dengan masa kerja 5-19 tahun, dan 98 orang guru dengan masa kerja lebih dari 20 tahun. Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. setiap kelompok masa kerja guru. 3) Uji beda rerata work engagement pada masing-masing kelompok 42

Tabel 1. Umur Subjek Penelitian Variabel Simpang Baku Renta ngan Umur 47,41 10,941 22-60 Berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa rata-rata umur subjek 47,41±10,941 tahun dengan rentangan 22-60 tahun. Tabel 2. Jenis Kelamin dan Pendidikan Subjek penelitian Jenis Kelamin Pendidikan Ratarata Lakilaki Perempuan D4/S1 Diatas S1 Frekuensi 46 101 126 21 Persentase 31% 69% 86% 14% Berdasarkan Tabel 2 didapatkan bahwa 31% sampel terdiri dari laki-laki dan 69% sisanya perempuan. 86% Sampel memiliki pendidikan terakhir D4/S1 dan sebanyak 14% sisanya diatas S1. Sebelum melakukan uji beda rerata skor work engagement dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varian yang disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Uji Normalitas Data Work Engagement Variabel Masa Kerja Rata-rata± Simpang Baku Total skor work engagement 1-4 tahun 5-19 tahun lebih dari 20 tahun p 79,66±12,98 0,200 80,84±8,75 0,200 87,01±7,99 0,010 *data berdistribusi normal p> 0,05 Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai p work engagement pada kelompok masa kerja 1-4 tahun dan 5-19 tahun adalah 0,200, sedangkan nilai p work engagement untuk kelompok >20 tahun adalah 0,010. Karena terdapat satu kelompok yang memiliki nilai p< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data nilai total skor work engagement tidak berdistribusi normal. Tabel 4. Uji Homogenitas Varian Work Engagement Variabel p Total skor work engagement *varian homogen pada p>0,05 0,010 Pada Tabel 4, nilai p work engagement adalah 0,010. Karena nilai 43

p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Tabel 6. Analisis Post Hoc ada perbedaan varians data antara kelompok data yang dibandingkan. Karena data tidak berdistribusi normal dan varians data tidak homogen, maka uji komparabilitas yang dipergunakan adalah uji Kruskal Wallis. Uraian Kelompok masa kerja 1-4 tahun dan 5-19 tahun Kelompok masa kerja 1-4 tahun dan lebih dari 20 tahun Kelompok masa kerja 5-19 tahun dan lebih dari 20 tahun *signifikan pada p<0,05 p 0,896 0,011 0,003 Tabel 5. Uji Komparabilitas Skor Work Engagement pada Masing-Masing Kelompok Masa Kerja Variabel p Total skor 0,002 work engagement *p signifikan pada p<0,05 Dengan uji Kruskal Wallis, diperoleh p=0,002. Oleh karena p<0,05, maka dapat diambil simpulan bahwa paling tidak terdapat perbedaan skor work engagement antara dua kelompok. Selanjutnya, untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan, maka dilakukan analisis Post Hoc. Tabel 6 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan skor work engagement pada kelompok masa kerja 1-4 tahun dengan lebih dari 20 tahun dan kelompok masa kerja 5-19 tahun dengan lebih dari 20 tahun. Setelah mengetahui adanya perbedaan skor work engagement yang signifikan, selanjutnya akan dilakukan uji korelasi skor work engagement pada masing-masing kelompok untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara masa kerja dengan skor work engagement dalam kelompok tersebut. Uji korelasi yang dilakukan didahului oleh uji normalitas yang hasilnya disajikan pada Tabel 7. 44

Tabel 7. Uji Normalitas Data Masa Kerja dan Total Skor Work Engagement Variabel Masa Kerja 0,000 Total Skor Work Engagement *p signifikan pada p<0,05 p 0,010 Berdasarkan Tabel 7, didapatkan p< 0,05 untuk variabel masa kerja dan total skor work engagement hal ini berarti data masa kerja dan total skor work engagement tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji korelasi yang dilakukan adalah Spearman. Masa Kerja Tabel 8. Uji Korelasi Masa Kerja dan Work Engagement r 0,116 p 0,163 n 147 *p signifikan pada p<0,05 Skor Work Engagement Berdasarkan Tabel 8 didapatkan hasil bahwa p>0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan work engagement pada kelompok masa kerja 1-4 tahun, 5-19 tahun, maupun lebih IV. PEMBAHASAN Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai p rerata skor work engagement pada kelompok guru dengan masa kerja 1-4 tahun dan 5-19 tahun adalah sebesar 0,896. Hal ini berarti bahwa rerata skor work engagement pada guru dengan masa kerja 1-4 tahun, yaitu 79,66±12,98 dan rerata skor yang diperoleh guru dengan masa kerja 5-19 tahun, yaitu 80,84±8,75 tidak berbeda secara bermakna (p>0,05). Berbeda halnya dengan nilai p rerata skor work engagement pada kelompok guru dengan masa kerja 1-4 tahun dan lebih dari 20 tahun. Berdasarkan Tabel 6 nilai p untuk kelompok guru dengan masa kerja 1-4 tahun dan lebih dari 20 tahun adalah sebesar 0,011 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata skor work engagement pada guru dengan masa kerja 1-4 tahun, yaitu 79,66±12,98 dan guru dengan dari 20 tahun. 45

masa kerja lebih dari 20 tahun dengan rerata skor 87,01±7,99. Perbedaan yang bermakna terhadap rerata skor work engagement juga terdapat pada kelompok guru dengan masa kerja 5-19 tahun dan lebih dari 20 tahun. Berdasarkan tabel di atas, nilai p adalah 0,003 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata skor work engagement pada guru dengan masa kerja 5-19 tahun, yaitu 80,84±8,75 dan guru dengan masa kerja lebih dari 20 tahun dengan rerata skor 87,01±7,99. Adanya perbedaan rerata skor work engagemet yang signifikan antara kelompok masa kerja 1-4 tahun dengan >20 tahun dan 5-19 tahun dengan >20 tahun dapat dijelaskan sebagai berikut. Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seseorang lebih merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seseorang akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Hewitt (dalam Mujiasih & Ratnaningsih, 2012) mengemukakan bahwa engagement juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penghargaan (total rewards), kondisi perusahaan (company practices), kualitas kehidupan (quality of life), kesempatan (opportunities), aktivitas pekerjaan yang dihadapi (work) dan orang lain di sekitar pekerjaan (people). Keenam hal tersebut berhubungan dengan work engagement yang tinggi. Seseorang dengan masa kerja yang lama memiliki skor work engagement yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan seseorang yang baru bekerja. Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua serta tingginya imbalan yang dapat diperoleh seseorang, seiring dengan peningkatan masa kerja. Selain itu, masa kerja yang lama akan memberi 46

peluang untuk mendapat penghargaan. Dalam hal ini, penghargaan yang diperoleh guru dapat berupa penghargaan dari instansi tempat bekerja maupun program sertifikasi yang merupakan penghargaan dari pemerintah bagi guru di Indonesia saat ini. Selain itu, opportunities juga dikatakan dapat mempengaruhi work engagement. Masa kerja seseorang yang lama akan memberi kesempatan atau peluang bagi orang tersebut untuk menduduki jabatan atau posisi yang lebih tinggi (Mujiasih & Ratnaningsih, 2012). Teori lain menyebutkan bahwa work engagement dapat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu tuntutan pekerjaan, sumber-sumber kerja, dan sumbersumber pribadi. Dalam hal ini, masa kerja secara tidak langsung akan berpengaruh pada sumber-sumber kerja. Masa kerja seseorang yang lama akan semakin memberi peluang besar bagi orang tersebut untuk menerima tugastugas yang lebih menantang, memberi keleluasaan bekerja, memberi keterampilan yang beragam, otonomi, dan kesempatan belajar yang lebih besar (Schaufeli & Bakker, 2004). Setelah mengetahui adanya perbedaan skor work engagement yang signifikan pada kelompok masa kerja 1-4 tahun dengan kelompok masa kerja lebih dari 20 tahun dan kelompok masa kerja 5-19 tahun dengan kelompok masa kerja lebih dari 20 tahun, selanjutnya akan dilakukan uji korelasi skor work engagement pada masingmasing kelompok untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara masa kerja dengan skor work engagement dalam kelompok tersebut. Berdasarkan Tabel 8 didapatkan hasil bahwa p>0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan work engagement pada kelompok masa kerja 1-4 tahun, 5-19 tahun, maupun lebih 47

dari 20 tahun. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut, dalam penelitian ini terdapat sampel dengan masa kerja lebih rendah yang memiliki skor work engagement yang sama atau lebih tinggi dari skor work engagement yang dimiliki oleh guru dengan masa kerja yang lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila guru dengan masa kerja yang lebih rendah memiliki sumber-sumber kerja yang baik, seperti mendapat dukungan dari rekan kerja dan adanya umpan balik dari atasan. Selain itu, sumber-sumber pribadi yang merupakan suatu keadaan psikologis berupa optimisme juga turut berpengaruh. Begitupula sebaliknya, guru dengan masa kerja yang lebih tinggi dapat memiliki skor work engagement yang rendah apabila tidak memiliki sumber-sumber kerja dan sumbersumber pribadi yang baik. Jika dikaitkan dengan uji komparabilitas yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skor work engagement yang signifikan pada kelompok masa kerja 1-4 tahun dengan kelompok masa kerja lebih dari 20 tahun dan kelompok masa kerja 5-19 tahun dengan kelompok masa kerja lebih dari 20 tahun. Namun, berdasarkan hasil uji korelasi tidak didapatkan hubungan yang bermakna pada masing-masing kelompok kerja. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa guru dengan masa kerja lebih dari 20 tahun lebih enganged dengan pekerjaannya jika dibandingkan dengan guru yang memiliki masa kerja 1-4 tahun dan 5-19 tahun. Namun tidak dapat dikatakan bahwa peningkatan masa kerja akan meningkatkan skor work engagement seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti masih belum memperhitungkan penghargaan sebagai salah satu variabel yang dapat mempengaruhi work engagement. Penghargaan yang dimaksud adalah adanya sertifikasi. V. SIMPULAN 48

1. Terdapat perbedaan skor work engagement antara kelompok guru masa kerja kerja 1-4 tahun dengan lebih dari 20 tahun dan 5-19 tahun dengan lebih dari 20 tahun. 2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan work engagement pada kelompok masa kerja 1-4 tahun. 3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan work engagement pada kelompok masa kerja 5-19 tahun. 4. Tidak terdapat hubungan yang Jenis Kelamin dan Masa Kerja) Guru SDN Inklusi di Surabaya. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan 1. Vol. 2 : 1-9. Gallup. 2014. In U.S., Newer Teachers Most Likely to Be Engaged at Work, Engagement falls about four percentage points after one year at work. [serial online] [diakses 9 Januari 2014] Diunduh dari: URL:<http://www.gallup.com/poll/1 63745/newer-teachers-likelyengaged-work.aspx > Handari-Adiputra, L. M. I. S. 2013. signifikan antara masa kerja dengan Ergo-Psikofisiologi Menurunkan work engagement pada kelompok masa kerja lebih dari 20 tahun. DAFTAR PUSTAKA Bakker, A. B. & Leiter, M. P. 2010 Work engagement : A Handbook of Essential Theory and Research. New York: Psychology Press. Dewi, S. L. & Paramita, P. P. 2013. Tingkat Burnout Ditinjau dari Karakteristik Demografis (Usia, Respon Fisiologis, Meningkatkan Kesigapan, Kemampuan Kerja, dan Work Engagement Karyawan Bagian Akuntansi Hotel Bali Hyatt Di Denpasar. [disertasi]. Denpasar: Universitas Udayana. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Daftar Satuan Pendidikan (Sekolah) per Kecamatan Denpasar Utara. [serial online] 49

[diakses 8 Februari 2014]. Diunduh dari : URL :<http://referensi.data.kemdikbud.go. id/index11_smp.php?kode=226004& level=3> Mujiasih, E. & Ratnaningsih, I. Z. 2012. Meningkatkan Work Engagement Melalui Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi. Semarang: Universitas Diponegoro. Engagement : A Multi-Sample Study. J. Organiz. Vol. 6: 293 315. Wilson, K. 2009. A Survey of Employee Engagement. [disertasi]. Columbia: University of Missouri. Wulandari, P. & Gustomo, A. 2002. Analisis Pengaruh Total Returns terhadap Tingkat Engagement Dosen Institut Teknologi Bandung. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Sarkisian, N. 2011. Effects of Country & Age on Work Engagement, Job Satisfaction & Organizational Commitment Among Employees in the United States. Chestnut Hill, MA: Sloan Center on Aging & Work at Boston College. Sastroasmoro, S. & Ismael, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto. Schaufeli, W. B. & Bakker, A. B. 2004. Job Demands, Job Resources, and Their Relationship with Burnout and 50