BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. (variabel dependen) dilakukan pada saat yang sama yaitu tiap subyek hanya

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelational untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional dengan. rancangan cross sectional, dengan mengukur variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

34 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap sejumlah subyek menurut keadaan sebenarnya, tanpa ada intervensi dari peneliti. Rancangan penelitian ini adalah rancangan cross sectional study. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 4 SD di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian 1. Populasi target Populasi target adalah semua siswa kelas VI SD yang rata-rata berumur 11-12 tahun yang mendapat pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut serta SD yang tidak mendapat pelayanan asuhan. 2. Populasi terjangkau Populasi terjangkau penelitian yaitu siswa kelas VI SD yang rata-rata berumur 11-12 tahun yang mendapat pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut

35 serta SD yang tidak mendapat pelayanan asuhan di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Pemilihan siswa kelas VI SD sebagai populasi penelitian karena digunakan untuk memantau penyakit karies gigi secara global (global caries monitoring age) untuk dibandingkan secara international serta untuk memantau perkembangan dari penyakit gigi (Depkes RI, 1994). Kelompok ini sangat penting karena pada usia 12 tahun umumnya anak-anak akan meninggalkan sekolah dasar, sehingga diharapkan siswa kelas VI SD sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang cara-cara pemeliharaan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut. 4.3.2. Sampel 1. Besar sampel Besar sampel diambil dengan menggunakan rumus untuk populasi penelitian yang diketahui (Zainudin, 1999) yaitu: d 2 N Z PQ N 1 Z PQ n 2 2 Keterangan: N = populasi penelitian P = perkiraan proporsi (prevalensi) penyakit gigi dan mulut pada siswa sekolah dasar 62% (0,62) (Budayani, dkk., 2010). Q = 1 - P Z = nilai Z pada α 5% = 1,96 d 2 = simpangan ditetapkan sebesar 50% (0,5)

36 n = besar sampel n = 173 x (1,96) 2 x 0,62 x 0,38 (0,05) 2 x (173-1) + (1,96) 2 x 0,62 x 0,38 = 117,29 dibulatkan menjadi 118 siswa Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel yang diperoleh sebanyak 118 orang sebagai sampel penelitian dan ditambahkan 10% (10 siswa) untuk mengganti bila sampel tidak masuk/tidak bersedia menjadi sampel. Jadi total sampel yang akan diambil sebanyak 128 siswa. 2. Tehnik pengambilan sampel Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel, diperoleh sampel sebanyak 128 orang. Untuk memperoleh 128 sampel maka dipilih 4 SD, karena masingmasing SD mempunyai rata-rata siswa 45 orang. Dua SD telah ditetapkan yaitu SD yang mendapat pelayanan asuhan, sedangkan 2 SD dipilih dari 11 SD UKGS yang mendapat pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut minimal 1 kali sebulan. Pemilihan SD ini dilakukan secara simple random sampling. Jumlah siswa kelas VI yang terpilih sebagai sampel dibuat list, pemilihan unit sampel dilakukan secara systematic random sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak sistematis. Caranya adalah membagi jumlah anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan. Hasilnya adalah interval sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar nama anggota populasi dan diberi nomor urut. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan yaitu: I = N/n = 173/128 = 1,3. Setelah diketahui intervalnya, dilakukan randomisasi untuk mendapatkan unit sampel yang pertama,

37 misalnya yang keluar nomor urut 1+1,3= 2,3, jadi yang menjadi sampel pertama adalah siswa dengan nomor urut 2. Untuk berikutnya diambil menurut kelipatan interval dari data yang telah diurutkan sebelumnya sampai mencapai jumlah 128 anggota sampel. 3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi a. Kriteria inklusi - Secara tertulis bersedia mengikuti penelitian secara penuh - Lama siswa mendapat pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut - Siswa rata-rata berumur 11-12 tahun b. Kriteria esklusi - Siswa yang datanya tidak lengkap (misalnya umur) - Tidak berada ditempat sewaktu penelitian dilakukan 4.4. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer yaitu melalui observasi dengan menggunakan lembar kuesioner terstruktur untuk memperoleh data pengetahuan, sikap serta perilaku siswa. Data status kesehatan gigi dan mulut berupa nilai OHI-S dan nilai DMF-T dikumpulkan dengan cara melakukan pemeriksaan langsung di dalam rongga mulut dengan menggunakan alat-alat pemeriksaan dan hasilnya dicatat pada lembar kartu status. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu oleh tenaga kesehatan gigi (perawat gigi). Sebelum pengumpulan data, dilakukan pelatihan untuk memperoleh persamaan persepsi dari para pengumpul data,

38 pelatihan pengisian formulir pemeriksaan status karies gigi serta kuesioner yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas dilakukan terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan dengan formula alat bantu komputer yaitu dengan melihat output pada kolom corrected item-total Statistics yang merupakan nilai r hitung untuk masing-masing pertanyaan, kemudian membandingkan dengan nilai r tabel. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang dipergunakan dan dilakukan pada kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan rumus product moment (Korelasi Pearson). Penggunaan alat ukur ini telah diuji dengan melakukan uji coba pada 20 orang responden di wilayah penelitian dan bukan merupakan bagian dari sampel. 4.5. Variabel dan Definisi Operasional 4.5.1. Variabel penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, pengetahuan, sikap dan perilaku, variabel terikat adalah status kesehatan gigi dan mulut 4.5.2. Definisi operasional penelitian Definisi operasional masing-masing variabel yang diteliti diberikan batasan sesuai dengan tujuan penelitian tertuang dalam beberapa batasan operasional. 1. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi

39 berupa peningkatan kesehatan gigi dan mulut dengan memberikan penyuluhan, pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan sikat gigi massal, kumur-kumur dan topikal aplikasi dengan larutan fluor, serta memberikan pengobatan sederhana berupa penambalan gigi yang berlubang dan pencabutan gigi susu. 2. UKGS adalah upaya pemeliharaan kesehatan gigi serta pencegahan penyakit gigi dan mulut ditujukan tidak hanya untuk anak di lingkungan sekolah saja, tetapi menjangkau mereka yang berada di luar lingkungan sekolah (tidak sekolah) maupun anak cacat fisik dan mental di usia tersebut. 3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa tentang pemeliharaan, pencegahan, serta pengobatan penyakit gigi dan mulut. 4. Sikap adalah respon atau tanggapan siswa terhadap pencegahan serta pengobatan penyakit gigi dan mulut. 5. Perilaku adalah bentuk nyata dari kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk memelihara, mencegah serta mengobati gangguan gigi dan mulut. 6. Status kesehatan gigi dan mulut siswa adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan mulut yang diukur berdasarkan DMF-T dan OHI-S dengan menghitung rataratanya. 7. Indeks OHI-S adalah angka yang menunjukkan tingkat kebersihan gigi dan mulut responden, yang diperoleh dengan menjumlahkan debris indeks dan calculus indeks, dengan melakukan pemeriksaan langsung. - Debris indeks adalah nilai (skor) dari hasil pemeriksaan terhadap endapan lunak yang berupa sisa-sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi. - Calculus indeks adalah nilai (skor) dari endapan keras yang terjadi karena pengerasan dari debris akibat pengapuran.

40 7. Indeks DMF-T adalah angka yang menyatakan lubang, kehilangan gigi dan tumpatan yang baik pada gigi permanen/tetap. 4.6 Metode Pengukuran a. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut Semua pelayanan dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi di bawah bimbingan tenaga kesehatan gigi yaitu perawat dan dokter gigi sejak tahun 2001 yang dilaksanakan 2 kali seminggu setiap hari Senin dan Rabu. b. Pengetahuan Pengukuran variabel pengetahuan didasarkan pada jawaban responden terhadap 10 pertanyaan dengan alternatif jawaban a, b dan c. Apabila jawaban responden benar, maka diberi skor 1 dan bila jawaban salah diberi skor 0. Kategori pengetahuan baik apabila responden bisa menjawab pertanyaan 5, sedangkan kategori pengetahuan buruk apabila responden menjawab pertanyaan < 5. c. Sikap Variabel sikap diukur dengan 10 pertanyaan, apabila jawaban Setuju mendapat skor 2, Kurang Setuju mendapat skor 1 dan bila jawaban Tidak Setuju mendapat skor 0. Kategori sikap baik apabila responden menjawab pertanyaan 5, dan kategori buruk bila responden menjawab pertanyaan < 5. d. Perilaku Variabel perilaku diukur dengan 6 pertanyaan, apabila jawaban Benar mendapat skor 2 dan bila jawaban Salah mendapat skor 1. Kategori perilaku baik apabila responden menjawab pertanyaan 3, dan kategori buruk bila responden menjawab pertanyaan < 3.

41 e. Indeks OHI-S Pengukuran OHI-S dilakukan dengan menjumlahkan debris indeks dan calculus indeks, yaitu dengan melakukan pemeriksaan langsung. OHI-S diukur dari skor debris indeks dan calculus indeks dengan rentang nilai: 0,0-1,2 (baik), dan 3,1-6,0 (buruk). f. Indeks DMF-T Pengukuran indeks DMF-T didasarkan pada hasil pemeriksaan dokter dan perawat gigi dengan menggunakan sonde dan kaca mulut, dicatat pada formulir pemeriksaan. Indeks DMF-T merupakan penjumlahan lesi karies (D), gigi yang sudah dicabut karena karies (M) dan gigi yang sudah ditambal (F), kemudian dibagi dengan jumlah responden yang diperiksa. Pengukuran DMF-T menggunakan standar WHO yang sudah dimodifikasi. Responden yang memiliki indeks DMF-T < 4,4 dimasukkan ke dalam kategori baik, bagi responden dengan indeks DMF-T 4,4 dimasukkan ke dalam kategori buruk. 4.7 Instrumen Penelitian Pada penelitian ini pengambilan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner, alat diagnostik (diagnostic set), lembar status pemeriksaan dan bahan pewarna yang disebut disclosing agent. Adapun alat ukur tersebut dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kuesioner data pribadi yaitu: umur, alamat, jenis kelamin. 2. Kuesioner untuk mengukur pengetahuan, sikap dan perilaku. 3. Alat diagnostik, bahan pewarna untuk pemeriksaan OHI-S dan DMF-T. 4. Lembar status pemeriksaan untuk mencatat hasil pemeriksaan.

42 4.8. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan yaitu melakukan pengurusan ijin penelitian 2. Tahap pelaksanaan. Penelitian dilakukan pada sampel yang merupakan populasi dari penelitian ini. 3. Penelitian ini melibatkan 5 orang perawat gigi untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat diagnostik dan bahan pewarna (disclosing agent) untuk mendapatkan data tentang status kesehatan gigi dan mulut yaitu indeks OHI-S dan indeks DMF-T. 4. Dengan menggunakan kuesioner, tenaga perawat gigi melakukan wawancara terhadap siswa kelas VI sekolah dasar, untuk mendapatkan data tentang pengetahuan, sikap serta perilaku siswa yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut siswa.

43 Gambar 4.8 Bagan alur penelitian Siswa kelas VI SD Siswa SD Negeri SDN 13 Sesetan UKGS + Pelayanan asuhan SDN 4 Sesetan UKGS + Pelayanan asuhan SDN 7 & SDN 10 Sesetan + pelayanan UKGS Pengukuran OHI-S & DMF-T Analisis Data Laporan penelitian

44 4.9 Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS v.15 untuk Windows, sebelumnya dilakukan proses pengolahan data untuk memeriksa kebenaran, kelengkapan pengisian dan kejelasan jawaban yang meliputi: a. Editing data yaitu penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan ada kuesioner yang belum terisi. b. Coding data yaitu pemberian kode dan scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan proses entry data. c. Entry data yaitu memasukkan data ke komputer dengan menggunakan program komputer. d. Cleaning data yaitu pengecekan dan perbaikan terhadap data yang sudah masuk. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat, analisis multivariat meliputi: 4.9.1 Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum terhadap variabel pengetahuan, sikap dan perilaku siswa SD kelas VI disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

45 4.9.2 Analisis Bivariate Analisis yang dilakukan terhadap variabel bebas dan variabel terikat, dengan menggunakan analisis korelasi Chi-square, untuk mengetahui kebermaknaan dari hasil pengujian tersebut dilihat significane constants. Dikatakan bermakna bila lebih kecil dari cut value 0,05 dan analisis digunakan dengan menggunakan komputer. 4.9.3 Analisis Multivariate Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel yang paling dominan dalam pola hubungan antara variabel bebas yang meliputi pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap variabel terikat yaitu status kesehatan gigi dan mulut siswa. Analisis menggunakan Regresion Logistic Analysis. Kriteria hubungan berdasarkan p value (probabilitas) yang dihasilkan dengan nilai kemaknaan yang dipilih, dengan kriteria sebagai berikut: 1) Jika p value > 0,05 maka Ho diterima (tidak ada hubungan) 2) Jika p value 0,05 maka Ho ditolak (ada hubungan)

46