BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil penelitian pembuatan produk Brownies Roll Cake, Pound Cup Cake dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB II KAJIAN TEORI. Swahili), kacang Mongo, moong, Moog (penuh)/ Moog dal (split) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. bertanam selain itu sebagian masyarakat Indonesia hampir setiap hari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. pokok saja seperti halnya beras, jagung, ketela dan sebagainya. Akan tetapi

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Lampiran 1. Hasil Penerimaan Produk cinnamon bothe cake oleh Panelis. Penerimaan Panelis Ya Tidak 1 Enak Rasa. 7 Cinnamon kurang terasa Rasa

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya berkaitan erat dengan budaya masyarakat setempat. Pangan lokal

BAB I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi tahun Tahun Angka pertumbuhan (%) , , , , ,3

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara agraris (Simatupang et al, 2002)

KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

I PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN

LOGO BAKING TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang perlu mendapat perhatian, karena kekurangan. (prevalensi xeropthalmia <0,5%) (Hernawati, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sekarang ini, industri kuliner berkembang pesat di dunia, khususnya di

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri bakery di tanah air terus berkembang, mulai dari industri roti rumahan hingga outlet modern yang berstatus waralaba dari luar negeri ketat bersaing untuk memperebutkan para pelanggan. Melihat pesatnya perkembangan bakery di Indonesia, perlu untuk memunculkan produk baru yang lebih inovatif agar semakin menarik, salah satunya ialah membuat produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. Ketahanan pangan lokal Indonesia kini semakin digalakkan pemerintah atau instansi lain dengan memberi nilai tambah dan mengangkat bahan pangan lokal agar kian dikenal masyarakat luas. Untuk itu perlu adanya inovasi yang diberikan dalam proses produksi bahan pangan yang sifatnya bisa ditambah unsur modern agar menarik khalayak luas. Hal ini dilakukan sebagai upaya diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal. Salah satu sumber daya pangan lokal yang dapat dijadikan alternatif usaha diversifikasi pangan adalah kacang hijau (Phaseolus Aureus). Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Di Indonesia sebaran daerah produksi kacang hijau adalah 1

Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pulau Jawa merupakan penghasil utama kacang hijau di Indonesia, potensi lahan kering daerah tersebut yang sesuai ditanami kacang hijau sangat luas. Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara yang dikenal sebagai tauge. Kecambah kacang hijau (tauge) mengandung vitamin E yang tidak ditemukan pada kacang tanah dan kedelai (Purwono, 2012 : 11). Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur yang kemudian diolah menjadi tepung dan disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue tradisional dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun. Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 22% dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. 2

Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan (sumber : www.id.wikipedia.org). Dengan banyaknya persaingan produk cake yang ada di pasaran maka diperlukan sebuah peningkatan untuk tetap mempertahankan produk tersebut dengan meningkatkan segi penyajian, pengemasan dan tentunya formula baru yang menarik perhatian. Penambahan tepung kacang hijau pada produk cake dapat menambah daya tarik konsumen selain pada produknya juga pada kacang hijau yang selama ini hanya dipandang sebelah mata. Kacang hijau umumnya hanya diolah menjadi burjo (bubur kacang ijo) ataupun isian pada kudapan seperti onde-onde dan bakpia. Padahal kacang hijau ini setelah diolah menjadi tepung dapat digunakan sebagai bahan subtitusi tepung terigu pada berbagai macam olahan produk bakery. Dengan upaya pemanfaatan tepung kacang hijau tersebut dapat meningkatkan daya guna tepung dari biji-bijian sehingga dapat menekan kebutuhan terigu impor dan dapat menaikkan nilai gizi cake. Salah satu alternatif pemanfaatan tepung kacang hijau adalah sebagai subtitusi tepung terigu dalam pembuatan cake. Selain itu juga dapat diterapkan dalam produk bakery lainnya seperti cookies dan roti. Produk bakery meliputi 3

roti, cookies dan cake merupakan produk yang banyak dikonsumsi (Bakke dan Vickers, 2007). Dengan penambahan tepung kacang hijau dalam produk cake dapat dapat menekan kebutuhan terigu impor sebagai upaya meningkatkan daya guna tepung dari biji-bijian dan dapat menaikkan nilai gizi cake. Pengembangan produk Brownies Roll Cake, Fruit Cake dan Pound Cup Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan penggunaan sumber bahan pangan lokal di Indonesia. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan berbagai masalah antara lain : 1. Industri bakery di Indonesia terus berkembang dengan memunculkan masalah yang sangat ketat, sehingga perlu untuk menciptakan produk baru yang lebih inovatif agar semakin menarik. 2. Belum diketahui pengembangan produk cake seperti Brownies Roll Cake, Fruit Cake dan Pound Cup Cake dengan substitusi tepung kacang hijau. 3. Belum diketahui formula dari Brownies Roll Cake subtitusi tepung kacang hijau yang bisa diterima oleh konsumen. 4. Belum diketahui formula dari Pound Cup Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau yang bisa diterima oleh konsumen. 5. Belum diketahui formula dari Fruit Cake subtitusi tepung kacang hijau yang bisa diterima oleh konsumen. 4

6. Belum diketahui cara penyajian Brownies Roll Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau yang menarik untuk dikonsumsi. 7. Belum diketahui cara penyajian Pound Cup Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau yang menarik untuk dikonsumsi. 8. Belum diketahui cara penyajian Fruit Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau yang menarik untuk dikonsumsi. 9. Belum diketahui tingkat kesukaan dan penerimaan remaja terhadap Brownies Roll Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau. 10. Belum diketahui tingkat kesukaan dan penerimaan remaja terhadap Pound Cup Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau. 11. Belum diketahui tingkat kesukaan dan penerimaan remaja terhadap Fruit Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat diambil beberapa permasalahan : 1. Bagaimana formula Brownies Roll Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau? 2. Bagaimana formula Pound Cup Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau? 3. Bagaimana formula Fruit Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau? 4. Bagaimana cara penyajian Brownies Roll Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau yang menarik untuk dikonsumsi? 5

5. Bagaimana cara penyajian Pound Cup Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau yang menarik untuk dikonsumsi? 6. Bagaimana cara penyajian Fruit Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau yang menarik untuk dikonsumsi? 7. Bagaimana tingkat kesukaan dan penerimaan remaja terhadap produk Brownies Roll Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau? 8. Bagaimana tingkat kesukaan dan penerimaan remaja terhadap produk Pound Cup Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau? 9. Bagaimana tingkat kesukaan dan penerimaan remaja terhadap produk Fruit Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Menemukan formula produk Brownies Roll Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau. 2. Menemukan formula produk Pound Cup Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau. 3. Menemukan formula produk Fruit Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau. 4. Mengetahui cara penyajian produk Brownies Roll Cake subtitusi tepung kacang hijau yang menarik untuk dikonsumsi. 5. Mengetahui cara penyajian produk Pound Cup Cake subtitusi tepung kacang hijau yang menarik untuk dikonsumsi. 6

6. Mengetahui cara penyajian produk Fruit Cake subtitusi tepung kacang hijau yang menarik untuk dikonsumsi. 7. Mengetahui tingkat kesukaan dan penerimaan remaja terhadap produk Brownies Roll Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau. 8. Mengetahui tingkat kesukaan dan penerimaan remaja terhadap produk Pound Cup Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau. 9. Mengetahui tingkat kesukaan dan penerimaan remaja terhadap produk Fruit Cake dengan subtitusi tepung kacang hijau. E. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Brownies Roll Cake Kacang Hijau merupakan produk kombinasi antara roll cake (sponge cake) dengan brownies. Sponge cake adalah jenis cake yang relatif mudah membuatnya, yang utama hanya diperlukan telur, gula dan terigu. Disini, sponge cake nantinya akan dikombinasikan dengan brownies yang merupakan salah satu jenis cookies. Karakteristik sponge cake pandan yaitu memiliki tekstur yang ringan dan lembut, warnanya hijau cerah dan rasanya manis dikombinasikan dengan brownies yang memiliki karakteristik tekstur renyah di luar dan lembut di dalamnya, warna coklat pekat, rasa manis dan aroma khas cokelat. Pound Cake dan Fruit Cake adalah jenis butter cake tradisional Inggris. Butter cake diawali dengan pengocokan gula dan margarin hingga pucat dan lembut lalu masukkan telur satu persatu sambil terus dikocok. Hasilnya adalah cake yang padat dengan remah kasar. Untuk mengurangi kepadatannya, putih telur dikocok secara terpisah. Pada proyek akhir ini, peneliti mengembangkan 7

produk butter cake yaitu Pound Cup Cake Kacang Hijau dan Fruit Cake Kacang Hijau. Karakteristik dari pound cake sendiri memiliki tekstur yang padat dengan aroma khas butter. Untuk fruit cake dengan karakteristik tekstur lembut dan berpori kecil, warna kuning cerah dengan rasa dan aroma buah dikarenakan menggunakan kismis dan orange juice. Dalam penelitian Proyek Akhir ini ketiga produk cake yaitu Brownies Roll Cake, Pound Cup Cake dan Fruit Cake penggunaan tepung terigu akan disubtitusi dengan tepung kacang hijau. Namun dengan subtitusi tersebut tidak mengubah dari karakteristik masing-masing produk aslinya, diharapkan hasil yang didapatkan lebih baik. F. Manfaat Pengembangan Manfaat yang diharapkan dari pengembangan produk ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan tambahan tentang pemanfaatan tepung kacang hijau. 2. Bagi jurusan sebagai reverensi bagi civitas akademika mengenai pemanfaatan tepung kacang hijau yang dapat dikembangkan menjadi berbagi olahan pangan. 3. Bagi masyarakat yaitu memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat bahwa tepung kacang hijau dapat digunakan sebagai subtitusi tepung terigu dalam pembuatan cake. 8

4. Memberikan nilai lebih terhadap kacang hijau dalam bidang produk olahan makanan dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku import yaitu tepung terigu dengan memanfaatkan bahan baku lokal biji-bijian yang ada di Indonesia. 9