Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado. * korespondensi:

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Pengambilan Data

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Suaka Margasatwa Muara Angke yang di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENANGIN (Eleutheronema tetradactylum Shaw) DI PERAIRAN DUMAI

ANALISIS ISI USUS IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA PERAIRAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

Beberapa contoh air, plankton, makrozoobentos, substrat, tanaman air dan ikan yang perlu dianalisis dibawa ke laboratorium untuk dianalisis Dari

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

KEBIASAAN MAKAN DAN HUBUNGAN PANJANG BOBOT IKAN GULAMO KEKEN (Johnius belangerii) DI ESTUARI SUNGAI MUSI

POSTER KERAGAMAN JENIS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI OGAN, SUMATERA SELATAN 1 Marson 2

KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN PANTAI SEKITAR MERAK BANTEN DAN PANTAI PENET LAMPUNG

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

8 POSISI JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DALAM PIRAMIDA MAKANAN 8.1 PENDAHULUAN

BAB III BAHAN DAN METODE

KEANEKARAGAMAN DAN DOMINANSI PLANKTON DI ESTUARI KUALA RIGAIH KECAMATAN SETIA BAKTI KABUPATEN ACEH JAYA

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Pertanian, Univeritas Sumatera Utara, ( Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

KEBIASAAN MAKANAN IKAN HASIL TANGKAPAN DIPERAIRAN MANGROVE SUAKA MARGASATWA MUARA ANGKE PROVINSI DKI JAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurus C.V) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR PROVINSI RIAU

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: ), Juni 2018

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

TINJAUAN PUSTAKA. daerah yang berlumpur dan pada ekosistem mangrove. Ikan gelodok hanya

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

Latar Belakang (1) Ekosistem mangrove Produktivitas tinggi. Habitat berbagai organisme makrobentik. Polychaeta

Variasi Zooplankton di Kolam Budi Daya Ikan Air Tawar di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara

Fudoh Nurhidayah, Moh. Mustakim dan S. Alexander Samson

Kebiasaan makanan benih ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878)

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

3. METODE PENELITIAN

Metodologi Penelitian Biologi Laut

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian Sumber Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

STUDI BIOEKOLOGI IKAN GELODOK (FAMILI : GOBIIDAE) DI PANTAI BALI DESA MESJID LAMA KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

BAB 2 BAHAN DAN METODA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kerang yang banyak terdapat di wilayah Kabupaten Cilacap yaitu jenis

HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN FITOPLANKTON DENGAN ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR JEMBATAN SURAMADU KECAMATAN LABANG KABUPATEN BANGKALAN

J. Sains & Teknologi, Agustus 2017, Vol. 17 No. 2 : ISSN

Stomach Content Analysis of Mystacoleucus padangensis in Waters Naborsahan River and Toba Lake, Tobasa Regency, North Sumatra Province.

BAB I PENDAHULUAN. Kendal merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang secara geografis

FOOD HABITS KUALITAS DAN KUANTITAS MAKANAN YANG DI MAKAN IKAN - BESARNYA POPULASI IKAN DI TENTUKAN MAKANAN YG TERSEDIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

KARAKTERISTIK FISIKA KIMIA PERAIRAN DAN KAITANNYA DENGAN DISTRIBUSI SERTA KELIMPAHAN LARVA IKAN DI TELUK PALABUHAN RATU NURMILA ANWAR

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS DANAU (Ompok hypophthalmus, Bleeker 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

2.2. Struktur Komunitas

KEBIASAAN MAKANAN IKAN KRESEK (Thryssa mystax) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

STUDI PENYEBARAN MAKROZOOBENTHOS BERDASARKAN KARAKTERISTIK SUBSTRAT DASAR PERAIRAN DI TELUK JAKARTA WAHYUNINGSIH

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Tahapan Penelitian Persiapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PENGAMBILAN, IDENTIFIKASI, DAN PENGHITUNGAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

STUDI KELIMPAHAN DAN SEBARAN PHYTOPLANKTON SECARA HORIZONTAL (KASUS SUNGAI KURI LOMPO KABUPATEN MAROS) Abdul Malik dan Saiful ABSTRAK

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PANTAI KARTIKA JAYA KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

I. PENDAHULUAN. penting dalam ekosistem perairan termasuk danau. Fitoplankton berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan...

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

BAB 2 BAHAN DAN METODA

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan lokasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

3. METODE PENELITIAN

STRUKTUR POPULASI Assiminiea brevicula PADA ZONA AVICENNIA HUTAN MANGROVE DESA SUNGAI BATANG KABUPATEN OKI. Dewi Rosanti

FITOPLANKTON DI PERAIRAN AREAL PERTAMBANGAN NIKEL BULI HALMAHERA TIMUR PHYTOPLANKTON IN NICKEL AREA GULF OF BULI EAST HALMAHERA

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Kebiasaan Makanan Ikan Gelodok (Periophthalmus sp.) di Kawasan Mangrove Pantai Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara (The Food Habit of Mudskipper Fish, Periophthalmus sp. in Mangrove Areas of Meras Beach, Bunaken District, Manado City, North Sulawesi) Lidyana Maya Gosal 1),Deidy Yulius Katili 2), Marina F O Singkoh 2),Jan EWS Tamanampo 3) 1) Alumni Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado 2) Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado 3) Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan Manado *Email korespondensi: lidya_gosal@yahoo.com Diterima 25 Juli 2013, diterima untuk dipublikasikan 5 Agustus 2013 Abstrak Telah dilakukan penelitian untuk mengamati kebiasaan makanan ikan gelodok di kawasan mangrove Pantai Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Kebiasaan makanan ikan gelodok menyangkut jenis-jenis makanan, persentase nilai dari suatu jenis makanan dan nilai bagian terbesar dari komposisi makanannya. Metode yang digunakan di lapangan adalah metode random sampling dengan 30 individu ikan sebagai sampel. Identifikasi jenis-jenis makanan ikan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100x. Hasil analisis dengan menggunakan Indeks Bagian Terbesar didapatkan bahwa makanan utama adalah Crustacea, makanan pelengkap adalah zooplankton, fitoplankton, Polychaeta dan makanan tambahan adalah Hexapoda. Kata kunci : Ikan gelodok, kebiasaan makanan Abstract A study to observe the food habit of mudskipper fish in mangrove areas of Meras Beach, Bunaken District, Manado City, and North Sulawesi was conducted. This feeding manner included food types, the percentage value of a particular food and the largest value of food composition. The random sampling method using 30 fish was applied in the site location. The food type of this fish was identified using a microscope with 100x magnification. Results of this research showed that the main food was crustacean, the complementary food was zooplankton, phytoplankton, Polychaeta, and the supplementary food was Hexapoda. Keywords : mudskipper fish, food habits PENDAHULUAN Ikan gelodok termasuk dalam Family Gobiidae dan Subfamily Oxudercinae. Ikan gelodok merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki adaptasi terhadap dua habitat yang berbeda. Jenis ikan ini lebih menyerupai amfibi daripada ikan (Garbutt dan Prudente 2006). Ikan gelodok memiliki beragam jenis namun memiliki banyak kesamaan secara morfologi. Perbedaan jenis makanan dapat menunjukkan perbedaan jenis dari ikan gelodok. Beberapa jenis mengambil lumpur ke dalam mulut, menyimpan materi alga dan membuang sisanya. Beberapa omnivora, memakan crustacea kecil

Gosal dkk., Kebiasaan makanan. 45 dan materi tumbuhan. Beberapa karnivora, memakan kepiting, insekta, siput dan bahkan beberapa ikan gelodok lainnya (Whitten et al. 2000). Ikan gelodok merupakan ikan yang hanya dapat ditemukan di lingkungan mangrove karena ketersediaan makanan di mangrove yang melimpah dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi. Makanan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisme ikan. Makanan menentukan luas penyebaran suatu jenis dan dapat mengontrol besarnya suatu populasi. Organisme hidup, tumbuh dan berkembang karena energi yang berasal dari makanan. Makanan pada lambung dikelompokkan sebagai makanan utama dan makanan tambahan. Makanan suatu jenis ikan menentukan kedudukan ikan di lingkungan yaitu sebagai predator atau kompetitor (Ibrahim et al. 1871). Menurut Effendi (1978) kebiasaan makanan ikan (food habits) menyangkut kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan. Selanjutnya Nikolsky(1963) mengemukakan bahwa suatu organisme dapat hidup, tumbuh dan berkembang karena adanya energi yang berasal dari makanan, sehingga Beckman (1962) menyatakan bahwa makanan merupakan faktor pengontrol penting dalam menghasilkan sejumlah ikan di suatu perairan dan kekurangan makanan merupakan faktor pembatas terhadap populasi ikan di perairan umum. Penelitian tentang kebiasaan makanan ikan gelodok di kawasan mangrove Pantai Meras belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan mengenai kebiasaan makanan ikan gelodok seperti penelitian dari Manuel (2011), dengan hasil penelitian diperoleh jenis-jenis makanan terdiri atas Crustacea, serangga, Polychaeta dan Alga; Penelitian Udo (2002) diperoleh jenis-jenis makanan ikan gelodok terdiri dari Alga, Arachnida, Crustacea, detritus, ikan, Moluska, Chilopoda, Insekta, zat-zat makrofit, Nematoda, butiran pasir dan Fungi. Untuk itu, maka perlu dilaksanakan penelitian mengenai kebiasaan makanan ikan gelodok di kawasan mangrove desa Meras sehingga dapat diketahui variasi jenis makanan dari ikan gelodok yang diperoleh di pantai Meras.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai kebiasaan makanan ikan gelodok yang menyangkut jenis-jenis makanan, presentase nilai suatu jenis makanan untuk mengetahui makanan utama, tambahan dan pelengkap. METODE Pengambilan data dan analisis data hasil penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2013. Lokasi penelitian dilaksanakan di kawasan mangrove Pantai Meras Kecamatan Bunaken dan Laboratorium Hidrobioekologi dan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi. Alat-alat yang digunakan pada saat pengambilan data di lapangan yaitu alat tulis-menulis, kertas ph, thermometer, Salinometer, jaring, ember, Kamera digital (Samsung DV 100), plastik sampel. Alat-alat yang digunakan di laboratorium untuk pemeriksaan jenis makanan adalah cawan petri, mikroskop, pipet, gunting dan botol roll film. Bahan yang digunakan adalah sampel ikan gelodok (Periophthalmus sp.). Bahan kimia yang digunakan adalah etanol 70% dan formalin 40%. Metode yang digunakan di lapangan adalah metode random sampling dan untuk mengidentifikasi jenis-jenis makanan

46 JURNAL BIOS LOGOS, AGUSTUS 2013, VOL. 3 NOMOR 2 ikan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100x. Ikan gelodok yang dianalisis diambil dari stasiun pengambilan contoh yaitu kawasan mangrove pantai Meras. Ikan gelodok ditangkap menggunakan alat tangkap berupa jaring. Kemudian ikan yang ditangkap dimasukkan ke dalam plastik sampel yang berisi alkohol 70 % dan selanjutnya dianalisis di laboratorium. Jumlah ikan gelodok digunakan untuk analisis kebiasaan makanan berjumlah 30 individu. Metode yang dipakai adalah metode frekwensi kejadian dan presentase nilai satu jenis makanan dan Indeks Bagian Terbesar (Index of Preponderance). Setiap individu ikan gelodok dibedah, diambil lambung dan ususnya untuk pemeriksaan jenis makanannya. Makanan yang ada dalam lambung dan usus ikan tersebut dikeluarkan dan ditampung dalam cawan petri. Isi lambung dan usus dariikan gelodok diawetkan dengan formalin 40% dan dimasukkan ke dalam botol roll film. Identifikasi jenis makanan dan penentuan persentase nilai dari setiap jenis makanan dikerjakan dengan menggunakan alat bantu mikroskop cahaya. Jenis makanan yang terlihat dalam mikroskop dipotret sampai seluruh jenis makanan diambil gambarnya. Hal ini dikerjakan sampai 30 individu sampel. Hasil potret jenis makanan dari setiap individu disusun dan dinilai besaran makanannya berdasarkan jenis-jenis makanan dalam persentase. Data frekwensi kejadian dan persentase nilai suatu jenis makanan dari 30 individu sampel ikan gelodok digunakan untuk mendapatkan Indeks Bagian Terbesar (Index of Preponderance). Indeks ini merupakan gabungan dari metode frekwensi kejadian dan metode nilai (modifikasi dari Natarajan dan Jingran, 1961) dalam Effendi (1979) dengan rumus : I i = Indeks Bagian Terbesar N i =Persentase nilai satu jenis makanan F i =Persentase kejadian satu jenis makanan = Jumlah N i x F i dari semua jenis makanan HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di kawasan hutan mangrove sekitar Desa Meras Kecamatan Bunaken Kota Manado. Wilayah sampling terletak pada titik koordinat 1 0 32 56.93 LU, 124 0 49 02.56 BT. Kawasan mangrove ini didominasi jenis bakau yaitu Avicennia sp., Sonneratia sp. dan Rhizopora sp. dengan substrat lumpur berpasir. Kadar garam (salinitas) perairan berkisar 17-18 dan temperatur antara 33-35 o C, kadar ph air sebesar 8. Kadar salinitas yang sedang menunjukkan adanya pengaruh air tawar, sedangkan ph menunjukkan pengaruh air laut. Parameter di lingkungan tersebut di atas merupakan kisaran toleransi bagi kehidupan ikan gelodok di kawasan hutan mangrove Meras. Makanan dan Kebiasaan Makan Berdasarkan analisis terhadap isi usus dan lambung dari 30 individu ikan gelodok (Periophthalmus sp.) yang ditangkap diperoleh 5 kelompok besar makanan yaitu Crustacea terdiri dari kepiting (Scylla sp.) dan udang (Penaeus sp.), Zooplankton terdiri dari Larva kepiting (Scylla sp.), Copepoda (Euterpina sp.),larva kerang

Gosal dkk., Kebiasaan makanan. 47 (Bivalvia), dan embrio ikan, Fitoplankton terdiri dari Coscinodiscus sp., Ulothrix sp., Surirella sp., Polychaeta yaitu Lepidasthenia sp dan Hexapoda yaitu Semut (Lasius sp.). Komposisi jenis makanan ikan gelodok diperoleh berdasarkan Indeks Bagian Terbesar yang dapat dilihat pada Tabel 1, disajikan pula dalam bentuk histogram (Gambar 1). Berdasarkan Tabel 1, nilai F i atau persentase kejadian satu jenis makanan menerangkan bahwa Crustacea, Zooplankton, Polychaeta dan Fitoplankton sering ditemukan dalam usus dan lambung ikan. Hal ini menunjukkan bahwa makanan ini cukup banyak tersedia di lingkungan. Kondisi ini juga menandakan bahwa tekanan pemangsaan ikan gelodok hampir menyeluruh terhadap semua makanan di lingkungan. Nilai N i atau persentase nilai satu jenis makanan, menunjukkan bahwa makanan yang ukurannya besar dalam usus dan lambung ikan yaitu terdiri dari Crustacea, Zooplankton dan Polychaeta sedangkan yang paling sedikit ditemukan adalah Fitoplankton dan Hexapoda. Ikan yang dianalisis isi saluran pencernaan berukuran dewasa, sehingga berdasarkan frekwensi kehadiran makanan dan persentase nilai jenis makanan dalam usus dan lambung, ikan gelodok dewasa dapat digolongkan sebagai karnivora. Tabel 1. Perhitungan Nilai Indeks Terbesar No Jenis Makanan F i (%) N i (%) I i (%) 1 Crustacea 83.3 51.6 54.5 2 Zooplankton 90 23.2 26.5 3 Fitoplankton 70 8.1 7.2 4 Polychaeta 63.3 13.3 10.7 5 Hexapoda 23.3 3.8 1.1 Gambar 1. Komposisi jenis makanan ikan gelodok Hal ini sesuai dengan yang dikatakan (Barnes et al. 2005) bahwa ikan gelodok yang termasuk dalam genus Periophthalmus adalah karnivora. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa ikan gelodok selektif dalam

48 JURNAL BIOS LOGOS, AGUSTUS 2013, VOL. 3 NOMOR 2 memilih makanan. Fitoplankton yang termakan diduga terikut bersama jenis makanan yang utama diambil oleh ikan gelodok, sehingga perlu dikaji kembali apakah fitoplankton dicerna di usus dan lambung ikan. Penelitian tentang jenis makanan ikan gelodok yang berada di dalam rektum sejauh ini belum ada publikasinya. Hal ini akan membuktikan bahwa jenis makanan dalam rektum tidak dicerna dan bukan merupakan makanan ikan. Menurut Effendi (1978), umumnya makanan yang pertama kali diambil oleh ikan dalam mengawali hidupnya adalah plankton yang berukuran kecil yang sesuai dengan ukuran mulut. Oleh karena dalam penelitian ikan gelodok yang diambil berukuran dewasa, maka komposisi makanan yang terdapat dalam pencernaan dapat menerangkan bahwa ikan gelodok lebih menyukai makanan hewani sebagai makanan utama ikan ini. Hasil analisis dengan menggunakan Indeks Bagian Terbesar menyatakan bahwa makanan utama adalah Crustacea, makanan pelengkap adalah Zooplankton, Fitoplankton, Polychaeta dan makanan tambahan adalah Hexapoda. Hal ini sesuai dengan Nikolsky (1963) yang membedakan jenis makanan ikan menjadi tiga golongan menurut Indeks Bagian Terbesar (IBT), yaitu : a) Makanan utama, jika nilai IBT > 40%, b) Makanan pelengkap, jika nilai IBT 4 40 %, dan c) Makanan tambahan, jika nilai IBT < 4 %. Berdasarkan frekwensi kejadian Zooplankton dan Crustacea merupakan makanan yang paling banyak ditemukan di saluran pencernaan ikan. Subfilum hexapoda merupakan jenis makanan yang paling sedikit ditemukan dibandingkan makanan utama dan pelengkap. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis pada lambung dan usus ikan gelodok (Periophthalmus sp.) maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan terdiri dari Crustacea, Zooplankton, Fitoplankton, Polychaeta dan Hexapoda. Crustacea merupakan makanan utama dengan persentase sebesar 54.5%, Zooplankton (26.5%), Fitoplankton (7.2%), Polychaeta (10.7%) merupakan makanan pelengkap dan Hexapoda (1.1%) merupakan makanan tambahan. DAFTAR PUSTAKA Barnes H, Ansell A, Gibson R, Barnes M (2005) Oceanography and marine biology: an annual review, Volume 31. UCL Press. London Beckman WC (1962) The Freshwater fishes of Syria and their general biology and management. FAO. Rome Effendi MI (1979) Metoda biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor (1978) Biologi perikanan (Bagian I: Studi natural history). Fakultas Perikanan Institut Pertanian. Bogor Garbutt N, Prudente C (2006) Wild Borneo: the wildlife and scenery of Sabah, Sarawak, Brunei and Kalimantan. New Holland Publishers. London Ibrahim A, Saleh R, Hasriani (1871) Aspek Kebiasaan Makanan Ikan Kurisi Bali (Pristipmoides multidens) yang tertangkap di Perairan Derawan dan sekitarnya. Borneo University Library (1): 1-6 Manuel F (2011) Food and feeding ecology of the Mudskipper

Gosal dkk., Kebiasaan makanan.49 Periopthalmus koelreuteri (PALLAS) Gobiidae at Rumuolumeni Creek, Niger Delta, Nigeria. Agric Biol J North America 2(6): 897-901 Nikolsky, GV (1963) The Ecology of Fishes. Academic Press, New York and London. Udo M (2002) Trophic attributes of the mudskipper, Periophtalmus barbarous (Gobiidae : Oxudercinae) in the mangrove swamps of Imo River Estuary, Nigeria. J Environ Sci 14(4): 508-517 Whitten T, Damanik S, Anwar J,Hisyam N (2000) The Ecology of Sumatra. Periplus Edition. Singapura