BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Program Penelitian Konsep dasar dari penelitian ini adalah adanya perbedaan nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan berat dan sepeda motor pada suatu simpang bersinyal dalam MKJI 1997 dengan nilai ekivalen mobil penumpang untuk pergerakan belok kanan untuk kedua jenis kendaraan tersebut. Dalam menyusun metodologi penelitian nilai EMP kendaraan berat dan sepeda motor pada suatu kondisi arus jenuh, penulis menimbang perlunya menyusun tahapan penyelesaian penelitian dan metodologinya. Pada penelitian ini langkah awal yang dilakukan adalah melakukan survey pendahuluan pada simpang-simpang bersinyal untuk melihat keadaan di lapangan guna memudahkan penyusunan strategi penempatan surveyor dalam pengumpulan data primer yang diperlukan. pada tahap ini telah ditetapkan tujuan studi sehingga masalah yang dihadapi jelas guna perencanaan survey dan analisis data. Adapun langkah-langkah penelitian selengkapnya yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar 3.1. 3.2 Studi Literatur Studi literatur merupakan tahap awal dalam menentukan tujuan, metode, analisis maupun pembahasan dari penelitian yang dilakukan. Dari tahap ini didapatkan gagasan tentang topik atau masalah yang akan dibahas untuk kemudian diinterpretasikan melalui pustaka pustaka yang mendukung penelitian yang akan dilakukan. Tahap ini dilakukan mulai dari tahapan survey sampai dengan analsis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah didapat, tahapan ini dilakukan didasarkan pada literatur literatur yang dapat dipertanggungjawabkan.
30 3.3 Pilot Survey / Survey Pendahuluan Survey pendahuluan adalah survey awal yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung dilapangan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui keadaan lapangan 2. Untuk mengetahui karakteristik arus lalu lintas 3. Untuk menentukan metode survey yang cocok dilakukan di lapangan 4. Untuk mengetahui letak kamera yang sesuai di lapangan 5. Menaksir kebutuhan ukuran sampel 6. Untuk menentukan periode & waktu pengamatan Hal ini sangat penting karena merupakan studi pendahuluan pemilihan lokasi dan kondisi lapangan sebelum survey utama dilaksanakan. Fungsi utama survey pendahuluan ini adalah untuk menetukan lokasi pengamatan yang cocok di simpang dan ruas dan untuk penempatan kamera video agar lalu lintas yang diamati dapat dilihat dengan jelas. Disamping itu fungsi lain yang diperoleh dari survey pendahuluan adalah untuk mengetahui kondisi karakteristik geometrik simpang berupa : 1. Jumlah lajur jalan dan distribusinya 2. Lebar masing-masing lajur 3. Lebar bahu jalan 4. Marka, gradien dan fasilitas simpang yang lainnya Untuk selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah yang memadai untuk merumuskan dan merancang metode survey dan siap diaplikasikan dalam survey skala besar. 3.4 Pemilihan Lokasi Penelitian Seperti telah dijelaskan pada bab 1, dimana pada studi ini ditentukan suatu simpang yang mempunyai komposisi arus lalu lintas tiap lengan yang bervariasi mulai dari kendaraan berat sampai sepeda motor, sedemikian sehingga hasil penelitian bisa mewakili beberapa kondisi yang diharapkan dalam menentukan besarnya ekivalen mobil penumpang (emp ) untuk kedua jenis kendaraan tersebut. sedangkan untuk beberapa kondisi lain, yang akan diperhitungkan dalam penentuan arus jenuh simpang, ditentukan berdasarkan kondisi setempat sesuai gambaran pada bab 1 proposal tesis ini.
31 3.5 Kebutuhan Data Data-data yang dibutuhkan diantaranya berupa data geometrik tiap kaki simpang, data volume arus lalu lintas, komposisi dan distribusi arah pergerakan yang melewati garis henti dalam satuan waktu tertentu. Disamping data-data tersebut data lain yang dibutuhkan diantaranya data tentang waktu hijau dan waktu siklus dari pengaturan waktu sinyal serta data geometrik simpang ( lebar pendekat, lebar keluar, lebar masuk, lebar bahu jalan serta data geometrik lainnya). 3.5.1 Pemilihan Metode Survey Pemilihan metode survey adalah merupakan bagian penting guna memperoleh efisiensi dari upaya survey secara keseluruhan ( Taylor, 1996 ). Metode yang dipilih merupakan titik temu antara tujuan dengan ketersediaan sumber daya ( biaya, waktu dan personil ). Kualitas data yang dihasilkan tergantung dari metode survey yang dipilih dan kontrol kualitas yang dilakukan. Tetapi biasanya teknik survey yang lebih teliti dengan kontrol kualitas yang lebih baik akan memerlukan sumber daya yang lebih banyak. Kuantitas data yang didapatkan secara langsung berkaitan dengan jumlah sampel yang diambil dan makin banyak sampel yang diambil, makin banyak waktu, biaya dan personil yang dibutuhkan. 3.5.2 Peralatan dan Surveyor yang dibutuhkan Untuk keperluan ini, setiap surveyor dipersiapkan dan diberi petunjuk yang jelas agar survey terlaksana dengan baik. Petunjuk yang diberikan termasuk didalamnya waktu dan tempat dimana data diambil dan hal-hal lainnya secara detail. Penelitian lalu lintas biasanya membutuhkan sejumlah data untuk dikumpulkan dan dianalisis. Teknik fotografi dan video merupakan perangkat berguna dalam pengumpulan data lalu lintas ( Taylor, 1988 ). Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa : 1. Video Kamera 2. Monitor TV 3. Casette Video / CD 4. Meteran
32 5. Payung 6. Tripod 7. Stop watch digital 8. Alat-alat tulis 3.5.3 Data Geometrik Pengambilan data geometrik dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu : pertama dengan mengukur langsung di lapangan dan yang kedua adalah dengan memperoleh dari instansi yang berkait misalnya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Data-data yang dibutuhkan adalah : 1. Gradien dan kondisi permukaan jalan 2. Lebar masing-masing pendekat 3. Denah simpang 3.6 Pengolahan Data dan Reduksi Data Data yang diperoleh dilapangan terlebih dahulu diolah dan direduksi apakah data-data tersebut dapat digunakan secara keseluruhan atau apakah ada data yang tidak valid. Bila ada data yang tidak bisa digunakan akibat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi maka data tersebut harus dibuang. Pekerjaan pengolahan dan reduksi ini dapat dikatakan adalah dalam rangka mengiterprestasikan data sehingga dapat dibaca dan dimengerti dalam bentuk tabel dan grafik. Adapun langkah langkah pengolahan data yang akan dilakukan sebagai berikut : 1. Mencatat data lalu lintas pada formulir yang telah dipersiapkan saat pemutaran kembali rekaman video di laboratorium. 2. Kolom waktu pada formulir saat berakhirnya kondisi jenuh setiap siklus diberi tanda tertentu, untuk keperluan pengukuran arus jenuh. 3. Mengukur besar nilai arus jenuh rata-rata lengan simpang. 4. Mengkonversikan data lalu lintas ke dalam satuan mobil penumpang (penentuan nilai EMP masing-masing kendaraan) dan mencari ukuran ukuran statistik data. 5. Menyusun data data tersebut untuk keperluan analisis selanjutnya.
33 Berdasarkan interpretasi diatas, data hasil pengamatan biasanya ada yang menyimpang atau meragukan, untuk itu data harus direduksi untuk mendapatkan data lajur belok kanan dan lurus. Adapun kasus yang sering terjadi biasanya berupa : Adanya kendaraan yang menempati lajur belok kanan tetapi setelah lepas dari stop line melakukan pergerakan lurus atau sebaliknya. Adanya tiga buah kendaraan yang berjajar berdampingan pada lajur kanan dan lajur lurus dan lepas pada stop line pada waktu yang bersamaan Adanya kendaraan yang mogok di tengah jalan Perlengkapan yang diperlukan Perlengkapan dan staf yang diperlukan di laboraturium untuk keperluan pengolahan data adalah sebagai berikut : Formulir untuk mencatat pergantian lampu dan lalu lintas kendaraan Tiga buah Handtallies untuk mencatat distrbusi arah arus lalu lintas Alat alat tulis Montor TV dan Video Recorder Stopwatch 3.7 Analisis Elemen yang paling penting dari proses perencanaan lalu lintas adalah analisa data lalu lintas ( Taylor, 1996 ). Analisis secara statistik digunakan untuk memperoleh kesimpulan yang jelas dari hipotesa yang ditetapkan, pengumpulan data dan pengujian hipotesanya. Statistik utamanya difokuskan pada pengujian hipotesa. Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk penelitian ini dilakukan dengan menetapkan arus jenuh lapangan, yang akan digunakan untuk mencari EMP kendaraan belok kanan dan EMP kendaraan lurus. Metode segmentasi (Soegondo et al, 1983) digunakan untuk keperluan ini. langkah kerjanya adalah sebagai berikut :
34 1. Tiap siklus dibuat time slice 5 detik (t 1 t n ) 2. Pada slice t1 dan t n ada data yang tidak dipakai, karena arus lalu lintas tidak konstan 3. Pilih slice t1 t n yang semuanya mengandung kendaraan ringan (LV) untuk mendapatkan arus jenuh. Pemilihan pada slice tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa sangat jarang sekali pada suatu siklus tertentu kendaraan yang lepas dari stop line adalah kendaraan kendaraan ringan (LV) semua. Juga diasumsikan bahwa pada slice t 2 t n-1 arus lalu lintas begerak secara konstan, sehingga arus jenuh dapat dipilih diantara slice tersebut. 4. Untuk mendapatkan emp sepeda motor (EMPMC), pilih beberapa siklus yang tidak mengandung kendaraan berat (HV), persamaan yang digunakan adalah : LV + MC.emp MC x 3600 i. N potongan waktu = S (3.1) 5. Untuk mendapatkan EMP kendaraan berat (EMP HV ), hitung semua jumlah kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV) dan sepeda motor (MC) pada beberapa siklus yang ditentukan. EMP MC hasil perhitungan digunakan untuk mengubah kedalam satuan mobil penumpang, rumus yang digunakan adalah : LV + HV.EMP HV + MC.EMP MC x 3600 = S (3.2) i. N potongan waktu Dimana : N = jumlah siklus terpakai dan S = arus jenuh (smp/jam) Prosedur statistik bisa dikelompokan kedalam empat tahap, yaitu pengumpulan data, pengujian hipotesa, penentuan hubungan dan pengolahan data ( Taylor, 1996 ). Dalam konteks pengumpulan data, telah dipaparkan sebelumnya berkaitan dengan kuantitas dan kualitas data. Pengujian hipotesa biasanya menggunakan analisis statistik sebagai langkah lanjutan, hal ini tergantung pada jenis data yang akan dianalisis. Uji
35 hipotesa bisa dilakukan untuk membandingkan distribusi dari dua atau lebih kumpulan data, yang dapat dihitung dengan analisis korelasi dan varian. Prosedur selanjutnya adalah penentuan hubungan antara variabel variabel. Prosedur yang umum digunakan adalah regresi linear. Teknik ini biasanya digunakan untuk menentukan hubungan variabel bebas dan variabel tak bebas. 3.8 Ukuran Sampel Tiga faktor utama yang mempengaruhi besar sampel yang diambil dari suatu populasi sehingga dapat merepresentasikan kondisi seluruh populasi tersebut, yaitu : 1. Tingkat variabilitas dari parameter yang ditinjau dari populasi yang ada. 2. Tingkat ketelitian yang dibutuhkan untuk mengukur parameter. 3. Besarnya populasi dimana parameter akan di survey. Apabila nilai parameter populasi mempunyai tingkat variabilitas yang tinggi, maka jumlah sampel yang ditarik terlampau sedikit tidak akan mampu merepresentasikan kondisi sebenarnya suatu populasi. Ditinjau dari tingkat ketelitian dari nilai parameter yang diukur, maka makin tinggi tingkat ketelitian yang diinginkan maka makin besar jumlah sampel yang dibutuhkan. Sedangkan ditinjau dari besarnya populasi, maka makin besar populasi akan makin besar pula jumlah sampel yang dibutuhkan. Besarnya sampel dari populsi dapat dirumuskan sebagai berikut : N = (z xsd/(x-μ))2...3.3 dimana : N = Jumlah sampel z = nilai distribusi z α = tingkat konfidensi yang digunakan Sd = Standar deviasi (X-μ)) = Selisih rata2 sampel dgn rata2 populasi Setandar deviasi menggambarkan tingakat variabilitas yang diperoleh dari hasil pilot survey ataupun dari survey yang pernah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian dapat ditentukan jumlah minimum data kendaraan yang
36 diambil sebagai acuan untuk menentukan nilai ekivalen mobil penumpang ( EMP ) untuk kendaraan berat dan sepeda motor.
37 Mulai Identifikasi Masalah Pilot Survey (Survey Pendahuluan) Studi Literatur Pengumpulan Data : - Survey Volume Lalu Lintas - Survey Geometri simpang - Peta situasi simpang dan kondisi lingkungan - Survey Pencatatan waktu Kompilasi Data Lalu lintas Pengolahan & Reduksi Data Lalu lintas Data Cukup Tidak Ya Data arus Lalu lintas pada lengan terpilih Menghitung Arus Jenuh Lapangan Mencari EMP arus belok kanan kendaraan berat & sepeda motor Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Bagan Alir Program Penelitian
38 Data Arus Lalu Lintas pada lengan terpilih Perekapan data arus lalu lintas dilakukan dengan bantuan Program PASS Dihitung berdasarkan nilai Arus Jenuh Dasar dan faktor penyesuaian kondisi lapangan Menghitung Arus Jenuh tiap lengan Dipilih dari slice berurutan yang hanya mengandung kendaraan ringan (LV) saja, dimana dipilih slice kedua dan seterusnya Menghitung Arus Jenuh MKJI 1997 Menghitung Arus Jenuh Lapangan dengan metode Kumulatif Analisis Lebar Pendekat Jari 2 tikungan Perhitungan EMP HV dan MC tiap lengan dengan Metode Segmentasi Penentuan EMP rata-rata Penentuan prosentase komposisi HV dan MC per siklus Analisis pengaruh prosentase komposisi terhadap nilai EMP Gambar 3.2 Detail Bagan Alir Perhitungan Arus Jenuh dan EMP