BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut yaitu dengan cara memperoleh pendanaan tambahan. Kebijakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Statistik Pasar Modal Minggu ke-2 Desember 2012, Bapepam

BAB I PENDAHULUAN. semua produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut harus dapat mengikuti

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi demi memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri dan pinjaman. Untuk memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham menjadi indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan. Pertumbuhan industri makanan dan minuman akan tetap baik bahkan

: Yoga Wicaksana NPM :

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. modal Indonesia dianjurkan lebih gencar mempersiapkan diri meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Omzet Penjualan Sektor Food And Beverage Tahun (dalam Triliun Rupiah) Tahun

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kredit oleh perbankan, Oleh karena itu, disini manager diberi kepercayaan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan atau mengontrol kegiatan operasional berjalan secara efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

digunakan untuk ekspansi perusahaan melalui berbagai kegiatan dimasa terus meningkat setiap periodenya agar mendapat laba terus-menerus demi

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan bangsa membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimiliki perusahaan secara efisien dan efektif, selain itu juga dituntut untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

MUHAMMAD HARIS ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi di pasar modal agar bisa mengambil keputusan tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan globalisasi yang terjadi saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. yang melintasi batas negara ini telah menuntut bangsa kita untuk terus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut cenderung akan bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian tidak akan pernah lepas dari kegiatan investasi. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Houston, 2010: 294). Nilai perusahaan merupakan hal yang harus terus

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan foods and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini. konsumen terhadap produk.namun, industri manufaktur di Indonesia belum

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang semakin pesat. Dengan adanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Aditama, 2013). Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Ini tercermin dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam berinvestasi. Contoh investasi yang diminati oleh berbagai kalangan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menimbulkan persaingan yang ketat antar perusahaan. Perusahaan berlomba-lomba untuk melakukan inovasi produk, teknologi dan sumber daya manusia agar memiliki keunggulan untuk dapat bersaing di dunia bisnis. Untuk memiliki keunggulan bersaing tersebut, perusahaan harus memiliki modal yang cukup besar agar dapat membiayai kegiatan operasional perusahaan tersebut yaitu dengan cara memperoleh pendanaan tambahan. Kebijakan pendanaan tersebut dapat diperoleh dari sumber internal dan eksternal. Sumber modal internal dapat diperoleh dari laba yang ditahan sedangkan modal eksternal dapat diperoleh dari hutang. Salah satu sumber modal yang sering digunakan oleh perusahaan adalah hutang. Hutang merupakan tambahan dana yang dipinjam dari pihak ke tiga atau investor. Kebijakan hutang adalah salah satu keputusan dari manajer untuk mendapatkan tambahan pendanaan yang berasal dari pihak bank atau investor guna membiayai kegiatan operasional perusahaan agar dapat berjalan sesuai rencana bisnis perusahaan. Para kreditur atau pemberi pinjaman dapat memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan dua pilihan hutang antara lain: hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek merupakan hutang yang harus dilunasi lebih 12

kurang satu tahun oleh peminjam sedangkan hutang jangka panjang merupakan hutang dengan jangka waktu pelunasan lebih dari satu tahun. Keputusan dari pemilihan jenis hutang tergantung dari kemampuan perusahaan sendiri. Semakin lama jangka waktu hutang yang digunakan dan jumlah hutang yang besar maka akan semakin banyak juga risiko yang terjadi seperti kenaikan tingkat bunga, kenaikan kurs bunga dan sebagainya sehingga dapat mengakibatkan semakin banyaknya jumlah hutang harus dibayar kepada kreditur dan juga bisa mengakibatkan perusahaan masuk ke dalam krisis (financial distress). Beberapa perusahaan yang termasuk dalam kelompok perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 2012 menggunakan hutang sebagai dana tambahan perusahaan. Jumlah hutang yang digunakan perusahaan berbeda beda setiap tahunnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Total Hutang Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2010 2012 (Dalam Jutaan Rupiah) No. Nama 2010 2011 2012 Perusahaan Hutang Ekuitas Hutang Ekuitas Hutang Ekuitas 1 ADES 224.615 99.878 190.302 125.746 179.972 209.192 2 SKLT 81.070 118.301 91.337 122.900 120.263 129.482 3 MYOR 2.358.692 1.991.294 4.175.176 2.424.669 5.234.655 3.067.850 4 CEKA 201.933 444.140 444.700 490.065 670.149 570.691 5 MLBI 541.717 308.752 418.302 405.058 564.289 463.402 6 STTP 665.714 471.221 690.545 530.268 822.195 329.853 Sumber: IDX, 2014 (Data Diolah) 13

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perusahaan Akasha Wira Tbk (ADES) pada tahun 2010 menggunakan hutang sebanyak Rp. 224.615 juta dan ekuitasnya berjumlahrp. 99.878 juta. Pada tahun 2011 jumlah hutang menurun menjadi 190.302 juta dan jumlah ekuitas meningkat menjadi Rp. 125.746 juta.tahun 2012 penggunaan hutang menurun kembali menjadi Rp 179.972 juta dan ekuitas Rp 209.142 juta. Dapat disimpulkan bahwa jumlah penggunaan hutang dan pertumbuhan ekuitas di perusahaan ini berfluktuasi. Pada tahun 2010 penggunaan hutang di perusahaan Sekar Laut Tbk (SKLT) sebanyak Rp. 81.070 juta dan ekuitasnya sebesar Rp. 118.301 juta. Pada tahun 2011 jumlah hutang meningkat menjadi Rp. 91.337 juta dan jumlah ekuitas meningkat menjadi Rp. 122.900 juta. Pada tahun 2012 jumlah hutang meningkat kembali menjadi Rp. 120.263 juta dan ekuitas yang meningkat menjadi Rp. 129.482 juta. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini lebih banyak menggunakan modal sendiri daripada hutang dapat dilihat dari pertumbuhan modal yang lebih besar jumlahnya daripada penggunaan hutang. Pada tahun 2010 perusahaan Mayora Indah Tbk (MYOR) menggunakan hutang sebanyak Rp. 2.358.692 juta dan ekuitas sebanyak Rp. 1.991.924 juta. Pada tahun 2011 penggunaan hutang meningkat menjadi Rp 4.175.176 juta dan ekuitas yang meningkat menjadi Rp. 2.424.669 juta. Tahun 2012 jumlah hutang meningkat menjadi Rp. 5.234.655 juta dan ekuitas yang meningkat menjadi Rp. 3.067.850 juta.dapat disimpulkan bahwa perusahaan Mayora Indah Tbk menggunakan lebih banyak hutang daripada modal sendiri. 14

Pada tahun 2010 perusahaan Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) menggunakan hutang sebanyak Rp. 541.717 juta dan ekuitas sebanyak Rp. 308.752 juta. Pada tahun 2011 mengalami penurunan penggunaan hutang menjadi Rp. 418.302 juta dan peningkatan pada ekuitas menjadi Rp. 405.058 juta.tahun 2012 mengalami peningkatan hutang menjadi Rp. 564.289 juta dan ekuitas meningkat menjadi Rp. 463.402 juta.dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini menggunakan lebih banyak hutang daripada ekuitas. Pada tahun 2010 perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) menggunakan hutang sebanyak Rp. 665.714 juta dan ekuitas sebanyak Rp. 471.221 juta. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan pada hutang menjadirp 690.545 juta dan ekuitas meningkat menjadi Rp. 530.268 juta.tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi Rp. 822.195 juta dan ekuitas menurun menjadi Rp. 329.853 juta.dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini menggunakan hutang lebih banyak dari ekuitas dilihat dari penggunaan hutang yang semakin meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2010 perusahaan Siantar Top Tbk (STTP) menggunakan hutang sebanyak Rp. 201.933 juta dan ekuitas sebanyak Rp. 444.140 juta. Pada tahun 2011 penggunaan hutang meningkat menjadi Rp. 444.700 juta dan ekuitas yang meningkat menjadi Rp. 444.700 juta.tahun 2012 penggunaan hutang meningkat menjadi Rp. 670.149 juta dan ekuitas meningkat menjadi Rp. 570.691 juta. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan ini menggunakan lebih banyak hutang daripada ekuitas. Bagi perusahaan sendiri penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat dijadikan alat ukur untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menentukan 15

pendanaan dan kemampuan dalam melaksanakan kewajibannya. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah struktur aset. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Steven dan Lina (2011), struktur aset memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan manufaktur. Struktur aset dapat dijadikan faktor karena dapat membuktikan bahwa sebuah perusahaan mempunyai aset yang cukup untuk melaksanakan kewajibannya. Selain itu, profitabilitas perusahaan bisa dijadikan sebagai salah satu faktor. Menurut penelitian Steven dan Lina (2011), profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang di perusahaan manufaktur. Karena semakin rendah profitabilitas yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dan membutuhkan dana eksternal seperti hutang. Sebab biaya-biaya tetap yang terjadi dalam perusahaan akan terus berjalan, sehingga perusahaan tersebut membutuhkan dana eksternal untuk membiayai biaya biaya tersebut. Demikian juga ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor penyebabnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Surya dan Rahayuningsih (2012) ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang di perusahaan non keuangan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena semakin besar perusahaan maka penggunaan hutang juga akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan, karena semakin besar perusahaan maka akses ke pasar modal akan semakin mudah serta didukung kemudahan kreditur dalam mengakses data internal perusahaan. Umur perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu faktor.menurut penelitian yang dilakukan oleh Ezoha (2008), usia perusahaan memiliki pengaruh terhadap 16

kebijakan hutang. Semakin rendahnya usia perusahaan maka, perusahaan akan membutuhkan dana tambahan agar perusahaan mereka dapat berkembang dan dapat bertahan lama. Berikut ini adalah data rasio faktor faktor kebijakan hutang pada perusahaan makanan dan minuman periode 2010 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.2 No Tabel 1.2 Debt to Equity Ratio, Struktur Aset, Rasio Profitabilitas (BEP) dan Ukuran Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Periode 2010 2012 Nama Perusahaan 1 ADES 2 SKLT 3 MYOR 4 CEKA 5 MLBI 6 STTP Periode DEBT (%) Struktur Aset (%) BEP (%) Ukuran Perusahaan (Rp juta) Umur Perusahaan (Tahun) 2010 69.22 31.10 71.97 324.493 25 2011 60.21 32.46 9.37 299.409 26 2012 46.25 28.16 19.69 476.638 27 2010 40.66 48.65 30.96 314.145 25 2011 42.63 46.83 3.74 344.435 26 2012 48.15 40.73 4.67 401.724 27 2010 53.62 33.86 14.97 7.224.164 33 2011 63.26 30.89 9.49 9.453.865 34 2012 63.05 34.42 11.56 1.510.625 35 2010 63.70 23.19 4.74 718.204 42 2011 50.80 24.64 15.82 1.238.169 43 2012 54.91 19.74 8.15 1.123.519 44 2010 58.56 46.51 52.25 1.790.164 81 2011 56.56 44.82 55.74 1.858.750 82 2012 71.37 56.67 52.74 1.566.984 83 2010 31,44 49.14 7.00 649.273 23 2011 47,50 62.03 6.45 934.765 24 2012 53,60 52.11 7.45 1.249.840 25 Sumber: IDX (Data Diolah) Dilihat dari sisi debt to equity ratio perusahaan Akasha Wira Tbk (ADES) mengalami penurunan pada periode 2010-2012. Pada perusahaan Sekar Laut Tbk 17

(SKLT) mengalami fluktuasi, dapat dilihat dari periode 2010-2011 yang mengalami penurunan tetapi pada tahun 2012 mengalami peningkatan. Perusahaan Mayora Indah Tbk (MYOR) debt to equity ratio mengalami penuruan pada tahun 2010-2011 dan tahun 2011-2012 rasionya stabil. Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) mengalami fluktuasi, pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan dan tahun 2011-2012 mengalami peningkatan. Perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) mengalami fluktuasi, pada tahun 2010-2011 debt to equity ratio mengalami penurunan dan tahun 2011-2012 mengalami peningkatan. Perusahaan Siantar Top Tbk (STTP) mengalami kenaikan rasio debt to equity ratio setiap tahunnya. Dari sisi struktur aset, perusahaan Akasha Wira Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012.Perusahaan Sekar Laut Tbk mengalami fluktuasi pada struktur aset periode 2010-2012.Pada periode 2010-2012, perusahaan Mayora Indah Tbk mengalami fluktuasi. Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk mengalami fluktuasi pada periode yang sama hal yang sama seperti perusahaan yang lain. Perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk juga mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012.Struktur aset perusahaan Siantar Top Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Dari sisi basic earning power, perusahaan Akasha Wira Tbk mengalami penurunan pada tahun 2010-2012 dan mengalami kenaikan ditahun 2012. Hal yang sama terjadi juga pada perusahaan Sekar Laut Tbk pada tahun 2010-2012. Perusahaan Mayora Indah Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Perusahaan Multi Bintang 18

Indonesia Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Perusahaan Siantar Top Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total penjualan tiap tahunnya. Dari sisi ukuran perusahaan, perusahaan Akasha Wira Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012.Perusahaan Sekar Laut Tbk mengalami peningkatan penjualan setiap tahunnya pada periode 2010-2012.Perusahaan Mayora Indah Tbk mengalami kenaikan penjualan setiap tahunnya pada periode 2010-2012. Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk mengalami fluktuasi pada periode 2010-2012. Perusahaan Siantar Top Tbk mengalami kenaikan penjualan pada periode 2010-2012. Umur perusahaan dapat dilihat dari tahun didirikannya perusahaan tersebut.dari sisi umur perusahaan, Perusahaan Multi Bintang Indonesia merupakan perusahaan yang tertua diantara ke enam perusahaan ini. Perusahaan Cahaya Kalbar Tbk berada pada posisi ke dua tertua.perusahaan Mayora Indah Tbk berada pada posisi ke tiga tertua. Perusahaan Akasha Wira Tbk dan Sekar Laut Tbk berada pada posisi ke empat dan ke lima. Sedangkan umur perusahaan yang paling muda adalah perusahaan Siantar Top Tbk. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kebijakan hutang di perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013 dengan menggunakan variabel yaitu, struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Peneliti ingin meneliti apakah ke empat faktor tersebut mempunyai 19

pengaruh terhadap kebijakan hutang di perusahaan sektor makanan dan minuman. Perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI menjadi objek penelitian karena makanan dan minuman menjadi suatu kebutuhan pokok untuk masyarakat luas. Masyarakat membutuhkan makanan dan minuman olahan untuk menunjang aktivitas sehari hari mereka. Semakin berkembangnya waktu, teknologi, gaya hidup dan pertumbuhan masyarakat, makanan dan minuman juga mengalami inovasi yang dibuat guna memudahkan dan memenuhi konsumsi masyarakat. Perusahaan harus bisa membuat suatu produk makanan dan minuman sehingga mempunyai nilai dan berguna untuk masyarakat luas, selain itu perusahaan harus mampu untuk memenuhi permintaan kebutuhan dari konsumennya. Oleh sebab itu, perusahaan membutuhkan jumlah modal yang besar untuk dapat memenuhinya antara lain dengan menggunakan hutang sebagai tambahan modal untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis ingin melakukan penelitiandengan judul Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kebijakan Hutang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalahnya adalah apakah struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan dapat berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 20

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari faktor-faktor seperti struktur aset, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan sektor makanan dan minuman untuk membantu perusahaan dalam mengambil keputusan kebijakan hutang perusahaan. 2. Bagi Kreditur Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi kreditur untuk memberikan pinjaman atau hutang kepada perusahaan sektor makanan dan minuman. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan hutang di perusahaan sektor makanan dan minuman. 21

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumber informasi bagi calon peneliti yang selanjutnya akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang. 22